Juli 24, 2011

When You Come Back


-Sequel fr: Honey..Honey..I Miss You..-


{Satu setengah tahun berlalu sejak kepergian Maya ke Amerika, membawa segala kekecewaan nya pada takdir yang memisahkannya dari pria yang sangat berarti sepanjang hidupnya. Akankah semuanya berakhir bahagia?}








Kediaman Hayami...


Masumi baru saja kembali dari kantornya. Dan langsung masuk ke kamar untuk beristirahat. Kini hari-hari nya benar-benar sendiri. Tiada seorang pun yang ada disisinya.


Sebulan setelah kepergian Maya ke Amerika, Masumi pun menikahi Chiko yang tengah mengandung 2 bulan. Namun malang tak dapat disangkal, saat tiba waktu melahirkan, Chiko meninggal dunia beserta bayi yang baru saja dilahirkannya.


Harapan Masumi bertambah hancur dengan kepergian keduanya. Pada waktu itu Masumi masih berharap bahwa anak Chiko nanti bisa menghiburnya dan mengisi kesepian pernikahannya.


Sedangkan Eisuke saat ini lebih sering bolak-balik meninggalkan Tokyo. Masumi sendiri tidak pernah tahu ada apa dengan ayahnya itu. Alasan klasik sang ayah hanyalah perjalanan bisnis. Dan Masumi pun tak pernah menanyakan lebih detail tentang kepergian ayahnya tersebut.


Begitu pula hubungannya dengan Maya sudah benar-benar terputus. Walau Masumi berusaha menghubunginya, namun wanita mungil itu selalu punya cara untuk menghindarinya.

Semua nomor ponsel dan alamat Maya sangat susah dilacak oleh orang suruhan Masumi.


Saat ini waktu terasa berjalan sangat cepat, sudah satu setengah tahun perpisahan itu. 


Tak jarang pria tampan itu terlihat mabuk-mabukan dan menyendiri di kamarnya. Dalam kegelapan malam dan keheningan mencekam Masumi mencoba menghapus dan menghilangkan bayangan Maya dalam benaknya, namun semuanya mentah.


Tak bisa...
Tak akan pernah bisa...
Mungiil...aku merindukanmu...


Betapa aku menyadari kekhilafanku...
Menduakanmu...
Namun kini semuanya kembali sendiri...
Tanpa cinta...tanpa mu...


Pulanglah mungil...
Ketuklah pintu kamar ini...
Berbaringlah di ranjangku...


Dan bangunkan aku di pagi hari...
Dengan senyuman terindahmu...
Mungiiil...


*****

Apartemen Maya, Amerika Serikat...

Ting...Tong...

"Bu...bu...." suara cadel seorang anak laki-laki berusia sekitar satu tahun lebih yang memanggil sang ibu.

Anak laki-laki itu berlari dengan langkah yang belum stabil untuk mencoba membukakan pintu. Namun apa daya tangan mungilnya tak dapat menyentuh gagang pintu kayu tersebut.

Hingga seorang wanita cantik menghampiri dan mengendongnya...

"Iya sayang, sini ibu bantu bukakan pintu yaa. Itu pasti kakekmu!" ucap wanita tersebut yang tak lain adalah Maya Kitajima.

Gadis mungil yang dulu pergi meninggalkan Tokyo untuk melanjutkan pendidikannya. Namun itu adalah hanya salah satu alasan saja untuk menyembunyikan kehancuran hatinya setelah pria yang dia sangat cintai harus bertanggung jawab menikahi gadis lain yang telah mengandung anaknya.

Walau akhirnya ternyata Maya pun mengandung anak dari Masumi. Namun semuanya sudah terlambat. Maya berusaha menerima semuanya. Dan merahasiakan apapun dari Masumi.

Wanita mungil itu hanya tidak ingin mengungkit luka lama yang berusaha ia kubur sedalam mungkin dalam hidupnya.


Namun hubungan nya bersama ayah dari Masumi masih terjalin sangat baik. Bahkan berkat beliaulah, Maya dan putranya begitu menikmati kehidupan di negara tersebut. Segala kebutuhan dan fasilitas sudah dipenuhi oleh Eisuke.


Dan itu semua adalah perjanjiannya dengan Maya. Dua bulan setelah keberangkatan Maya ke Amerika, Eisuke menyusulnya. Karena entah mengapa firasat pria tua itu mengatakan bahwa Maya pasti akan mengandung cucunya.


Oleh karena itulah dari mulai kehamilan Maya hingga proses kelahirannya, sang kakek selalu berada di negeri paman Sam tersebut.


Maya mau menerima pertolongan Eisuke asal pria tua itu, berjanji bahwa dia akan merahasiakan semuanya dari Masumi. Termasuk tentang keberadaan putra semata wayangnya. Demikian juga Maya mengingatkan Eisuke untuk tidak mengungkit-ungkit tentang Masumi lagi di depannya. Dengan berat hati harus mengikuti semua keinginan Maya, demi cucu tercintanya.


Cucu tercinta itu diberi nama 'Rai' yang berarti 'keyakinan'. Maya berharap Rai bisa menguatkan keyakinannya untuk tetap bertahan menjalani hidup sendiri tanpa Masumi. Sedang nama belakangnya tentu saja Hayami. Dialah cucu dari keluarga Hayami pemilik perusahaan besar 'Daito'. Rai Hayami....


Akhirnya beginilah yang terjadi, pria tua itu lebih sering menghabiskan waktunya di Amerika. Tentu saja itu tanpa sepengetahuan Masumi.


Ceekklleekk...


"Halloooo...kakek datang..." kata Eisuke ramah.


Dengan cepat Asa menggendong Rai dan meletakkannya di atas paha Eisuke. Lalu pria tua itu kembali mendorong kursi roda yang diduduki Eisuke masuk ke apartemen Maya.


Tampak wajah Maya gembira sekali dengan kunjungan Eisuke. Entah apa yang akan terjadi bila pria tua itu tak memperhatikannya. Pasti saat ini Maya masih dalam keadaaan shock dan patah hati.


"Ah ayah...apa kau tidak lelah? Bolak balik Jepang dan Amerika?" sapa Maya senang.


Eisuke tersenyum lebar sambil memandangi cucu kecilnya yang terlihat sibuk memegangi tombol-tombol yang ada di kursi rodanya itu.


"Tidak akan lelah bila untuk Rai....hahahaha" tawa Eisuke renyah dan menggema ke seluruh ruangan.


Maya pun membawakan dua cangkir teh hangat untuk kakek dari putranya. Juga untuk pak Asa yang selalu setia dan membantu Eisuke.


Mereka minum teh bersama sembari memperhatikan tingkah laku Rai yang menggemaskan.


Eisuke selalu berharap bahwa dirinya bisa membawa kembali Maya dan cucunya ke Tokyo. Namun Maya selalu berusaha menolak dengan halus. Eisuke pun tetap mengerti perasaan Maya.


"Trimakasih ayah, sudah mau mengerti aku" ucap Maya tertunduk.


Eisuke menatap Maya dalam-dalam...
Rasa sedih itu begitu sering hadir bila melihat Rai tumbuh tanpa kasih sayang ayahnya. Tak jarang kakek tua itu menitikkan airmata kala memandangi Rai bermain.


"Maya...aku hanya berharap Rai dapat tumbuh dengan normal, seperti anak lain yang tinggal bersama ayah ibunya" bujuk Eisuke lagi.


Maya tersenyum tipis...
Matanya menerawang ke setiap sudut apartemennya. Menghindari kontak mata dengan Rai, karena airmata telah terbendung di pelupuk matanya yang indah.


"Ayah, aku belum siap untuk itu..." jawab Maya bingung.


"Tenang saja, masih ada waktu enam bulan sebelum perkuliahanmu usai, bukan? Jadi kau bisa mempertimbangkan semuanya" ucap Eisuke menenangkan.


Maya mengangguk kepalanya...



Setelah Rai tertidur, barulah Eisuke bisa membelai rambut cucunya itu penuh kasih. Dengan tatapan pilu, Eisuke begitu terhanyut ingin membawa Rai kembali ke Tokyo. Namun itu harus bisa dia tahan untuk menjaga perasaan ibunya.


Hingga malam, Eisuke baru kembali ke apartemen pribadinya yang hanya berselang 2 ruangan dari apartemennya.


Bllaaam...


Kini Maya sendiri di apartemennya...


Matanya kembali memandangi putra kecilnya yang terbaring lelap di ranjangnya.


Perlahan Maya membelai pipi Rai dan menciumnya lembut...


"Anakku...trimakasih kau telah menemani ku selama ini" gumam Maya lirih.


Maya pun membaringkan tubuhnya di samping Rai. Memeluk tubuh kecil anaknya yang sangat menenangkannya. Sampai matanya terpejam menyambut mimpi indahnya malam itu.


Mimpi tentang rindunya pada masa-masa indah dirinya bersama kekasih hatinya...
Membawanya melayang-layang di atas kesadaran seorang wanita manapun...


Membuatnya yakin akan datangnya suatu keajaiban dalam hidupnya..
Keajaiban yang akan membawa kebaikan dan kebahagiaan yang hakiki...


*****

Setelah selama satu minggu Eisuke berada di dekat cucu tercintanya. Akhirnya pria tua itu kembali ke Tokyo. Wajahnya selalu bertambah ceria bila kembali dari Amerika.

Terkadang Masumi heran sendiri dengan sikap sang ayah yang terlihat mempunyai rahasia. Walau Eisuke tidak muda lagi, namun kepandaiannya dalam taktik dan rencana, tidak diragukan lagi.

Masumi tak berdaya dengan kecurigaannya pada ayahnya sendiri.

Seperti pada pagi itu...

Masumi sarapan bersama sang ayah. Masumi menatap tajam pada Eisuke untuk menyelidik pria tua itu.

"Ayah,apa aku boleh tahu kemana ayah pergi selama seminggu ini?" tanya Masumi curiga.

Dan seperti biasa, pria tua itu tertawa terbahak-bahak sebelum menjawab pertanyaan putranya.

"Hahaha....hahaha...." tawa Eisuke membuat Masumi kikuk.

Masumi menajamkan tatapannya pada Eisuke...

"Ayah..." panggil Masumi kesal.

"Kau tidak perlu tahu kemana aku pergi, yang penting kepergianku itu adalah untuk masa depan Daito. Jadi kau tenang saja!" jawab Eisuke meyakinkan putranya tersebut.

Masumi menggelengkan kepalanya tak percaya...

"Kenapa Masumi? Apa kau tak mempercayaiku?" tanya Eisuke kemudian.

"Baiklah ayah, aku tidak akan bertanya lagi. Terserah kau saja!" jawab Masumi kaku.

Tak lama kemudian Masumi sudah hendak berdiri meninggalkan ruang makan, namun sebelum dia pergi....sang ayah menanyakan sesuatu yang membuatnya kaget...

"Masumi...apa kau masih memikirkan Maya?" selidik Eisuke ingin tahu.

Masumi terdiam sesaat, sebelum menjawabnya...

"Tidak..." jawabnya singkat.

Lalu Masumi pergi dan berlalu untuk berangkat ke kantornya...

Sedangkan Eisuke hanya mengangkat bahunya mendengar jawaban dari putranya.

"Huuuhh...dasar anak itu. Gengsinya masih saja tidak berubah! Bagaimana dia bisa bahagia kalau terus begini? Bodoh!!!" gumam Eisuke kesal dengan sikap putranya.

*****

Masumi baru saja tiba di kantornya...

Terdengar bunyi ponselnya berulang-ulang...

Masumi mengangkatnya...

"Tuan...ini aku Hijiri" sapa Hijiri dari ujung ponsel sana.

"Hhmm...ada apa?" sahut Masumi ingin segera tahu.

Selama ini Masumi meminta Hijiri mencari tahu tentang keberadaan Maya, namun selalu gagal oleh orang suruhan Eisuke.

Kali ini sepertinya Hijiri menemukan titik cerah tentang Maya...

"Tuan...kemarin malam, saya mendapati ayah anda baru saja kembali dari Amerika" ungkap Hijiri.

Masumi mengernyitkan dahinya...

"Amerika? Apa kau tidak salah?" elak Masumi tak percaya.

"Iya tuan, saya kemarin menyempatkan menanyai seorang petugas bandara. Dan itu tentunya setelah keadaan aman, tuan" jelas Hijiri lagi.

Masumi tampak berpikir tentang kebenaran ayahnya ke Amerika. Bukahkah Amerika adalah tempat Maya berada. 

"Satu lagi tuan...." ucap Hijiri.

"Ya...apa itu" sahut Masumi mencoba tenang.

"Sepertinya ini ada hubungannya dengan nona Maya..." ujar Hijiri meyakinkan bos-nya.

"Baiklah, selidiki lagi tanpa sepengetahuan orang-orang ayahku" perintah Masumi.

Tuut...tuut...tuuut...
Telepon ditutup...

Masumi terlihat berpikir keras tentang apa yang tadi dikatakan Hijiri padanya.

"Amerika? Bukankah ayah bilang, perjalanan bisnisnya ke Korea? Apa dia menyembunyikan sesuatu? Apa benar ada hubungannya dengan Maya?" gumam Masumi kebingungan sendiri.

Ayahnya begitu pandai menyembunyikan rahasia kepadanya. Susah sekali melacaknya, karena selalu digagalkan oleh orang-orang ayahnya sendiri.

Tangan Masumi mengepal kaku...

Apa ada hubungannya denganmu, Mungil?


*****

Apartemen Maya, Amerika Serikat...


Maya baru saja kembali dari perkuliahannya...


Dengan langkah yang ceria dia tak sabar kembali ke apartemennya untuk melihat jagoan kecilnya.


Namun sebelum Maya masuk apartemennya, terlihat Rai berlari-lari menyambutnya dari sebuah taman bermain di sekitar apartemen mewah itu.


"Ah...jagoanku..." sambutnya gembira.


Seorang wanita jepang setengah baya terlihat mengikuti langkah putranya. Dia adalah orang yang menjaga Rai selama Maya berada di Amerika. Maya memanggilnya 'Bu Naimura'. Dan beliau pun tentu pemberian dari Eisuke untuk menjaga Rai.


"Nyonya..." sapa bu Naimura ramah.


Maya tersenyum tulus pada wanita setengah baya itu. Dan menggendong Rai, lalu ketiganya masuk ke apartemen.


Setibanya di apartemennya, Maya menghempaskan tubuhnya di tempat tidurnya...


Terkadang rasa sepi dan lelah menghampiri wanita cantik itu. Jauh di lubuk hatinya, dia masih sangat merindukan Masumi Hayami, ayah dari putra semata wayangnya.


Masumi...
Apa kau bahagia saat ini bersamanya?
Bila itu benar...aku senang...


Apa kau ingin tahu tentangku?
Aku telah melahirkan buah cinta kita...
Dia lah harapanku...


Di dirinya...aku melihat mu...
Matanya, tatapannya...
Semuanya mengingatkanku padamu..
Persis seperti dirimu, sayang...


Mata wanita itu menerawang ke langit-langit kamarnya. Airmata pun membasahi pipi dan hatinya...


Itulah hal yang sering terjadi hingga saat perkuliahannya berakhir. Waktunya kembali ke Tokyo. Namun Maya belum memutuskan untuk kembali. Padahal Eisuke sudah mengajaknya berulang kali. Membujuk Maya siang dan malam lewat ponselnya.


Hingga waktu berjalan di tahun ketiga...


Akhirnya Maya pun memutuskan kembali ke Tokyo. Dengan membawa serta Rai dan tentunya bu Naimura.


Mereka kembali ke Tokyo...






***continue to -part 2-***

3 komentar:

  1. alamak, 3 tahun, lama bangets :)
    heppi ending ya sis
    kasian dah pisah2an mlulu

    -mia-

    BalasHapus
  2. iyaaa sis kasian pisah-pisah mulu..cepet2 disatuin ya..

    BalasHapus
  3. takutnya Masumi nanti cemburu ma ayahnya...

    widya

    BalasHapus

Frens, pliz comment in here...