Juli 21, 2011

Honey..Honey..I Miss You..-part 5-








Sejak saat itu Maya kehilangan kontak dengan Masumi. Tak sekalipun kekasihnya itu menghubunginya. Walaupun dia latihan dan masih dalam naungan Daito, namun itu tidak membuatnya bisa bertemu dengan direktur muda tersebut.


Tentu saja itu membuat Maya sangat sedih. Belum lagi dia harus menjaga perasaan Ken yang saat ini sangat membutuhkannya. Waktu berjalan begitu cepat, sudah hampir 2 minggu yang lalu, pernikahannya batal karena ulahnya sendiri.


Malam itu...
Maya baru saja kembali dari syuting untuk iklan terbarunya. Mizuki mengantarnya sampai ke depan pintu apartemennya.


Sebelum Mizuki pergi, Maya menahannya sebentar...


"Mizuki...apa dia baik-baik saja?" tanya Maya ragu.


Mizuki menatap Maya kasihan...


"Maya, kau akan tetap ada di dalam hatinya...percayalah!" jawab Mizuki sambil berlalu meninggalkan Maya yang masih berdiri kaku mendengar ucapannya.


Dengan lesu, Maya membuka pintu apartemennya...


Blaam...


Gadis itu menghempaskan tubuhnya di sofa tamu. Matanya terlihat sayu mengingat semua peristiwa yang telah terjadi pada dirinya dan Masumi.


"Hhhhuuuuffffftt...." desah Maya tak berdaya.


Masumi...
Mengapa kau tak menghubungiku?
Aku rindu...
Benar-benar merindukanmu...


Masumi...
Bukan begini maksudku...
Mengapa kau tak mengerti?


Bukan perpisahan...
Bukan Masumi...
Aku hanya butuh waktu...
Untuk Ken 2 bulan ini...
Hanya itu...


Tapi aku ingin kita selalu berhubungan selama itu...
Masumiiiiiiiii....
Aku merindukanmu....


Maya terisak sedih di apartemennya!!


*****

Malam itu Masumi baru saja kembali dari ruang rapat. Dan dia berniat akan segera kembali ke kediamannya.

Suasana kantor telah sepi, hampir semua karyawan telah pulang. Begitupun Mizuki sudah kembali dari tadi setelah mengantar Maya.

Masumi membuka laci meja kerjanya... 

Menatap sebuah photo kecil. Photo itu saat dirinya mengantarkan Maya sebelum berangkat ke Korea beberapa tahun lalu.

Tampak mereka bergandengan tangan mesra...

Masumi menyusuri wajah Maya di photo itu...

Mungiill...sedang apa kau saat ini?
Mengapa kau tak menghubungiku?
Tak inginkah kau tahu kabarku setelah semuanya menjadi seperti ini?

Maya...
Apakah dia sangat penting bagimu?
Hingga kau membatalkan pernikahan kita?
Pernikahan yang telah kunanti bertahun lamanya...

Maya...aku meindukanmu...sangat rinduuu...

Perlahan Masumi pun meraih jasnya dan meninggalkan ruangannya untuk pulang.

Di dalam mobil Masumi masih terlihat sedih dan merana...

Dia menyuruh supir untuk ke suatu tempat...

Apartemen Maya!!

Mobil itu terlihat berhenti tepat di sebrang apartemen gadis mungil itu. Masumi memandangi jendela dan balkon apartemen Maya sendu...

Namun apartemen itu terlihat gelap gulita. Sepertinya malam-malam begini Maya tidak berada di apartemennya.

Masumi menjadi risau, dia begitu ingin menanyakan langsung kepada gadis itu. Namun rasa cemburu dan kecewanya masih terlalu tinggi untuk melakukannya.

Hingga akhirnya Masumi menangkap sosok kekasihnya itu berjalan dari arah yang berlawanan dengan mobilnya.

"Mungiill..." desis Masumi kaget.

Gadis itu berjalan sendiri dengan wajah yang sangat kusut. Sepertinya dia baru saja menangis.

Dan tak jauh di belakangnya, terlihat seorang pria mengejarnya...

Dia Ken Fernando!!!

Masumi memperhatikan keduanya...

"Maya, tunggu aku...dengarkan aku dulu!" teriak Ken cemas.

Namun Maya tidak menghiraukan teriakan pria peranakan itu. Dia terus saja melangkah. Hingga tiba-tiba...!!!

Brrruuukk...

Maya menoleh ke arah suara itu...

Ken Terjatuh!!!

Ken...

"KEN......!!!" teriak Maya menghampiri pria itu.

Tubuh pria itu terlihat terkulai lemah dan dari hidungnya keluar darah segar yang terus mengalir.

Maya panik sekali. Dia berusaha mencari pertolongan. Namun malam itu sudah benar-benar sepi. Tiada seorangpun disana...

Kecuali...

Masumi masih menatap mereka diam dan kaku...
Hingga sang supir memanggil namaya...

"Tuan Masumi, apa kita harus menolongnya?" tanya supir itu khawatir.

Masumi sadar akan hal itu. Dengan langkah cepat dia bergegas menghampiri Maya dan Ken yang sudah terkulai tak berdaya.

Tak...tak...takkk...

Maya menoleh ke arah suara langkah sepatu yang kian lama kian dekat...

"Masumi...." gumam Maya gugup.

Seketika itu juga Masumi dan supir segera membawa Ken masuk ke dalam mobil untuk dibawa ke RS. Maya pun mengikutinya dari belakang.

Sepanjang perjalanan ke RS, semuanya diam...


Hanya isak tangis Maya yang terdengar mencemaskan keadaan Ken yang semakin lama semakin pucat.

Selang berapa lama mereka tiba di RS. Beberapa perawat langsung sibuk membantu mereka membawa Ken ke dalam untuk diberikan pertolongan pertama.


Masumi duduk di beberapa kursi yang ada di ruangan emergency tersebut. Sementara Maya mondar-mandir dengan meremas-remas jemarinya khawatir dengan Ken.


Masumi menatap tajam pada Maya yang terlihat mencemaskan pria peranakan tersebut.


Rasa cemburu dan kesal tampak dari wajah Masumi. Tentu saja dia tidak suka jika kekasih hatinya mencemaskan pria lain selain dirinya.


"Maya...duduklah" panggil Masumi dingin.


Maya menoleh ke arah Masumi, namun dia mengabaikan ajakan Masumi tadi. Dan itu membuat Masumi marah. Dengan tenaga nya yang besar, dia menarik tangan Maya untuk duduk di sampingnya.


Brraaaak!!


Maya duduk dengan terpaksa. Gadis itu terlihat tidak suka dengan perilaku Masumi barusan. Dia menatap Masumi tajam.


Melihat tatapan Maya yang tampak kesal, Masumi pun membalasnya kaku.


"Mengapa? Kau marah aku paksa duduk? Apa kau tidak tahu bahwa aku kesal melihatmu begitu?" bisik Masumi emosi.


Maya tertunduk dengan mulut yang cemberut kesal...


"Mengapa kau tidak menghubungiku, Masumi?" tanya Maya tiba-tiba.


Masumi tercengang mendengar pertanyaan Maya. Baru saja dia hendak menjawabnya, tiba-tiba dari pintu masuk datanglah kedua orang tua Ken.


Maya pun berdiri untuk menyambut mereka. Diikuti Masumi...


"Maya..." isak ibu Ken sedih.


Dia memeluk Maya erat. Sedangkan ayah Ken tampak berbicara dengan seorang dokter jaga yang ada di sana.


Lalu seorang perawat datang dan...


"Apa ada yang bernama Maya?" tanyanya melihat ke arah Maya dan ibu Ken.


Maya pun maju menghampiri perawat itu. Dan mereka masuk ke tempat Ken...


Maya membuka tirai ruangan itu...


Tampak Ken terkulai lemah dan menatapnya sayu...


"Ma..ya........" sapanya sambil tersenyum yang terlihat sulit dia lakukan.


Maya langsung menggenggam erat jemari pria tampan itu. Ken pun membalasnya lemah.


"Ken...aku disini. Maafkan aku tadi yaa?" ucap Maya lirih.


Mereka saling pandang...


Pandangan keduanya begitu menyedihkan. Airmata membasahi pipi keduanya.


Lalu tak berapa lama perawat itu meminta Maya meninggalkan ruangan itu, karena Ken akan di check kembali.


Dengan berat Maya melepaskan genggamannya pada tangan pria itu.


Ken memandanginya hingga Maya menutup tirainya kembali...


Tampak ibu Ken mendekati Maya dan mengajak gadis itu untuk duduk karena dia ingin mengatakan sesuatu pada Maya.


Di sana tentu saja ada Masumi yang masih setia menunggu...


Maya duduk di antara Masumi dan ibu Ken...


Kemudian perlahan tangan ibu Ken menggenggam jemari mungil Maya sambil terisak menangis...


"Ma..ya, trimakasih...kau sudah mau..menerima...putraku. Aku tahu..kau berat melakukannya" ucapnya terbata-bata.


"Ibu...aku senang bisa menemaninya...jangan sungkan" balas Maya sedih.


"Tidak Maya. Ken tahu bahwa kau akan menikah. Oleh karena itu, dia senang sekali" ujar ibu kemudian.


Maya tak percaya mendengarnya...


"Bu...sebenarnya Ken sakit apa? Mengapa akhir-akhir ini dia selalu menyuruhku pergi menjauhinya?" tanya Maya penasaran.


Kembali ibu Ken mengeratkan genggaman tangannya pada gadis itu...


"Dia...dia...Ken...menderita..." isak ibu Ken terputus karena airmata begitu deras mengaliri pipinya.


Maya bertambah sedih melihatnya...


Begitupun Masumi yang sedari tadi mendengar pembicaraan keduanya terlihat mulai merasakan kepedihan yang dialami keluarga Ken Fernando.


"Apa bu? Ayo katakan padaku? Mengapa dia memintaku untuk bersamanya selama 2 bulan waktu itu?" tanya Maya semakin penasaran.


"Maya...Ken menderita...kanker otak stadium 4...." jawab ibu Ken lemas. Tubuhnya langsung menyandar di kursi yang didudukinya.


Maya dan Masumi terlihat shock mendengarnya...


Mereka diam dan diam merenungkan ucapan ibu Ken tadi...


Tak berapa lama, perawat itu datang untuk memanggil semuanya..


Mereka pun bergegas menghampiri perawat itu...


"Suster...apa boleh kami lihat Ken?" tanya ibu Ken lirih.


Suster itu mengangguk dan berkata:


"Silahkan bu..." jawabnya singkat.

Perlahan satu persatu masuk ke tempat Ken dirawat kecuali Masumi yang terlihat di ruang tunggu...


Ken memandangi mereka satu persatu...


"Maayaa......ibu......ayaaahh...." panggilnya lemah.


Ibu Ken menggenggam jemari tangan kiri putranya, sedang Maya menggenggam jemari tangan kanan Ken.


"Maya, maukah kau...menemaniku...malam...ini...di...kamarku?" tanya Ken terbata-terbata bicara.


Maya menatap wajah Ken dengan sangat sedih. Sebelum dia menjawab permintaan Ken, Maya melirik ibu dan ayah Ken.
Keduanya menganggukkan kepalanya tanda mengijinkan hal itu. Lalu Maya merasa harus membicarakan ini dengan Masumi.


Perlahan Maya melepaskan genggaman tangannya pada Ken, dan permisi sebentar pada ibu Ken. Mereka menyetujuinya...


Dengan langkah tergesa Maya menghampiri Masumi yang terlihat masih duduk menunggu.


Melihat Maya yang tergesa, Masumi langsung menyambut Maya untuk duduk di sampingnya.


Nafas gadis itu tampak terengah-engah. Masumi mencoba menenangkannya.


"Mungill, ada apa?" tanya Masumi ingin tahu.


Maya menatap Masumi dengan memelas. Masumi pun menjadi bingung.


"Masumi.....maafkan aku...." ucap Maya ragu mengatakannya.


"Ada apa? Katakanlah!" ujar Masumi cemas.


"Ken...memintaku...menemaninya....malam ini...di...kamarnya..." kata Maya gugup dan takut.


Mata Masumi langsung terbelalak mendengar permintaan Ken tersebut.


Kemudian dia menatap Maya dalam dan dengan lembut dia menggenggam jemari Maya.


Maya terisak karenanya...
Begitupun Masumi tampak sedih mengingat bahwa kekasihnya harus berduaan bersama pria lain malam ini.


Namun dengan kebesaran hatinya, direktur muda Daito itu memberi ijin pada Maya untuk melakukan yang terbaik sebelum Ken pergi.


Masumi pun menganggukkan kepalanya!!


Maya tercengang dengan reaksi Masumi...


"Masumiiii...." desis Maya kaget.


Masumi menghela nafasnya dalam, kemudian memberi isyarat pada Maya untuk segera menemui Ken kembali.


Maya pun terharu dengan kebesaran hati kekasihnya tersebut. Maya mendekap erat Masumi dan sangat erat...


"I Love You, Honey..." bisik Maya lembut.


"I Love You, too..." balas Masumi mesra.


Maya pun melepaskan dekapannya dan kembali ke tempat Ken. Sedangkan Masumi keluar dan pergi meninggalkan RS. Entah bagaimana perasaan pria tampan itu.


Langkahnya begitu lesu...
Mobil pun membawa dirinya meninggalkan RS dan kembali ke kediaman Hayami...


Maya...
Aku sudah berjanji padamu...
Akan tetap menunggumu...


Karena kau telah menjadi milikku...
Malam itu...
Dan selamanya...
Tetap akan menjadi milikku...


Mungiiillkuu...








***continue to -part 6-***

1 komentar:

  1. Mantaps Sist....ujian buat cinta MM....lanjut ya Sist...trims untuk ff nya yg selalu cantik....

    BalasHapus

Frens, pliz comment in here...