Mei 30, 2012

Buku Ini Aku Pinjam -8-






Jarum jam menunjukkan pukul 8 tepat...

Kediaman Hayami sudah terlihat sebuah mobil menunggu tuannya untuk pergi ke suatu tempat.

Eisuke sang pemilik rumah, sudah berada di teras, pria itu menanti putranya yang masih bersiap di kamarnya.

"Masumiiii, cepatlah sedikit!" panggilnya beberapa kali.

Tampak tuan Asa mendekati Eisuke dan sepertinya menanyakan sesuatu yang penting.

"Maaf tuan, apa ini akan berhasil? Apa maksud anda melakukan semua ini?" tanyanya sedikit gugup.

Eisuke menatap pria tua itu tajam, kemudian mengangguk santai.

Asa pun tak bertanya lagi, dia merasa anggukkan kepala tuannya sudah menjamin apa yang akan terjadi nantinya.

Tak berapa lama, Masumi pun turun dan menghampiri ayahnya...

"Ayah, aku sudah siap" ujarnya kaku.

Eisuke yang masih duduk, memandangi Masumi dengan seksama. Senyumnya begitu membuat Masumi heran dan semakin curiga.

"Kau tampak sangat gagah, nak! Hahahahaha....." ujarnya diakhiri tawa yang menggelegar seisi rumah.

Masumi tampak kikuk dengan tawa ayahnya, namun dia hanya bisa menghela nafas dan mengikuti ayahnya yang beranjak menuju mobil di teras.

BLLAMM!!!

Keduanya pun berangkat menuju suatu tempat!

Masumi meremas jemarinya dan melirik beberapa kali ke arah ayahnya. Ada perasaan curiga saat itu entah mengapa. Tapi mulutnya tak tahu harus bertanya apa.

Selang beberapa lama, mobil itu memasuki kediaman Kitajima...

Kitajima Residence!!!

Betapa terkejutnya Masumi ketika mengetahui hal itu. Badan tegapnya begitu tegang menyaksikan begitu ramainya di depan kediaman tersebut. Terparkir mobil-mobil mewah. Wajahnya langsung pucat. Eisuke menepuk pundaknya untuk mengajak Masumi keluar dari mobil.

"Ayo Masumi! Nanti kita terlambat" ajak ayah Masumi santai.

Masumi tampak seperti orang bingung...

"Ta...ta...ta..pi, tapi ayah...mengapa kita harus datang ke sini?" tanya Masumi gusar.

"Sudah, kau lihat saja nanti. Aku sudah pernah berjanji padamu! Dan aku pasti akan menepatinya!" kata Eisuke tegas.

Eisuke pun berjalan mendekati rumah tersebut. Seorang pelayan menyambutnya dan menuntunnya untuk masuk ke dalam. Masumi tak banyak bertanya lagi, dia mengikuti Eisuke dari samping.

Walau dalam hatinya, pria tampan itu sangat...sangat penasaran. Lututnya serasa terus bergetar memasuki kediaman itu. Hampir semua mata melirik kedatangannya bersama Eisuke. 

Dan seorang pria berusia 48 tahunan berjalan ke arah mereka...

DEG!!!

"BROTHER...." ucapnya sambil melebarkan kedua tangannya berjalan ke arah Eisuke.

"AAAHHH...MR.KITAJIMA" sahut Eisuke semangat.

Keduanya berpelukan sangat erat dan lama. Seperti sudah lama tidak bertemu. Masumi terheran-heran dengan keadaan itu. Dia tak pernah menyangka bahwa ayahnya sudah mengenal orang yang disebut sebagai Mr.Kitajima tersebut.

Setelah saling melepas rindu, Eisuke pun menoleh ke arah Masumi dan menariknya berhadapan langsung dengan Mr.Kitajima.

"Ini dia, putra yang sangat aku banggakan...MASUMI!!" kata Eisuke dengan nada sedikit angkuhnya.

Mr.Kitajima pun tersenyum dan mengangguk-anggukkan kepalanya. Kemudian dengan ramah dia menyalami Masumi. Matanya tajam menatap Masumi seperti sedang menyelidikinya.

"Kaukah...Masumi Hayami itu?" tanyanya pelan.

"Oh..iya tuan, saya lah Masumi Hayami. Senang berkenalan dengan anda tuan Kitajima" jawab Masumi sedikit gugup.

Mr.Kitajima tersenyum puas karenanya. Kemudian dia membawa Eisuke dan Masumi ke ruangan lain.

Masumi masih shock dengan semua yang dia alami malam itu. Namun dia mencoba bertahan mengikuti kemana Mr.Kitajima membawa dirinya dan ayahnya.


*****

Perhelatan di kediaman Kitajima semakin ramai. Banyak kalangan atas khususnya sedang berbincang di setiap sudut ruangan. Baik di dalam rumah megah tersebut maupun di tenda-tenda di halaman rumah.

Tak jauh beda dengan mereka, Eisuke dan Masumi pun kini berada di dalam sebuah ruangan yang cukup besar. Keduanya saling pandang tatkala Mr.Kitajima membuka sebuah ruangan lagi. Masumi menelan ludahnya berulang kali. Kening pria muda itu mengeluarkan butiran-butiran keringat dingin. Entah mengapa saat itu sepertinya Masumi mengalami rasa cemas yang berkelebihan.

TIBA-TIBA!!!

"Masuklah, Masumi! Putri cantikku sudah lama menunggumu!" perintah Mr.Kitajima mengejutkan.

Eisuke memandangi Masumi dan menganggukkan kepalanya sebagai isyarat agar putranya segera mengikuti perintah Tuan Kitajima.

"Apa maksudnya ini, ayah?" tanya Masumi ragu.

"Sudah masuklah, nak!" kata Eisuke memberi semangat.

Tuan Kitajima tersenyum...

DEG!!!

Masumipun masuk ke dalam ruangan tersebut!

DEG!!!

Dengan langkah perlahan Masumi mengelilingi ruangan besar itu dengan matanya.
Pandangannya terhenti pada sesosok wanita berbusana kimono dengan hiasan kepala menyerupai mahkota bermata berlian.

"MAYA...KAUKAH ITU??!!!" gumam Masumi kaget.

Sosok itu tepat duduk di depan sebuah meja rias. Dia memandangi Masumi dari cermin di depannya. Namun tatapan itu begitu hampa dan dingin.

Masumi melangkah mendekati gadis itu dengan gemetar. Lututnya terasa ada yang menarik dari belakang. Begitu berat...

Maya...
Apakah kau tidak mengenalku?
Tatapan itu begitu kaku...
Bukan...
Kau bukan Maya yang kukenal...
Aku yakin itu!

Aku sangat yakin!!

Keduanya saling tatap, sangat lama. Baik Masumi maupun gadis itu diam terpaku pada tatapan masing-masing. 
Kemudian gadis itu berdiri dan mendekati Masumi...

DEG!!!

EEHH!!!

Masumi mundur selangkah! Gadis itu pun maju selangkah mengikuti Masumi.

Beberapa langkah telah mereka lakukan, sampai akhirnya Masumi terpojok di salah satu sudut.

Mereka saling tatap kembali. Entah mengapa kali ini Masumi merasakan betapa gadis di depannya sangat kesepian. Tatapannya berubah lembut dan sayu.

Saat itulah Masumi memberanikan diri untuk mengulurkan tangannya menyalami gadis itu.

Masumi sudah mengulurkan tangannya beberapa detik yang lalu, namun gadis itu masih saja memandangi Masumi dalam. Sangat dalam.
Masumi dapat merasakannya...

MAYA...
KAU MAYA!
TATAPAN ITU...
YAAA...KAU MEMANG DIA...
KAU MAYA KITAJIMA YANG KUKENAL!

SEKARANG AKU YAKIN!

Tanpa bicara lagi, Masumi langsung mendekap gadis itu erat, sanagt erat. Gadis itu pun membiarkan Masumi melakukannya. Keduanya berdekapan sangat lama...

Tiba-tiba!!

Masumi merasakan ada sesuatu yang membasahi dadanya. Gadis itu menangis!

Dia menangis??!!!
Mengapa??

"Maya...ada apa denganmu?" tanya Masumi lembut.

Tapi pertanyaan Masumi membuat gadis itu semakin menenggelamkan tubuh mungilnya ke dalam dekapan Masumi.

Perlahan Masumi melepas dekapannya dan menarik wajah gadis itu. Dia tertunduk lesu...

"Maya, katakan bahwa kau masih mengingatku, bukan?" 

Namun gadis itu masih bungkam...

"Maya, please katakan sesuatu padaku! Apa ada yang bisa aku lakukan untukmu?" tanya Masumi kemudian.

Namun sayang bibir gadis itu masih saja bungkam!

Ada apa dengannya?
Mengapa jadi seperti ini?
Sangat berbeda dengan Maya yang dahulu!
Maya...Maya....Maya!

Mata keduanya saling tatap cukup lama. Hingga satu persatu airmata gadis mungil itu mulai kering. Masumi pun menghapusnya perlahan hingga benar-benar kering.

TIBA-TIBA!!!

"Masumi, maafkan...a..aku telah mmem...membohongimu selama ini, membuatmu..me..menunggu terlalu lama dan...dan sudah banyak membuatmu memikirkanku" kata gadis itu terbata-bata.

MAYA...MAYA...MAYA!!!

Masumi begitu bahagia mendengar gadis itu memanggil namanya dan bicara padanya, sampai-sampai bibirnya melongo dengan mata yang tak berkedip memandangi gadis tersebut.

"Iya...ya...aku tahu, kau adalah Maya Kitajima, bukan? Teman SMA ku dulu dan teman wanita yang pernah membuatku selalu ingin tahu apa yang dilakukannya" terang Masumi terharu.

Tubuhnya pun mendekap erat gadis mungil itu, namun sayang...

"Lepaskan aku Masumi!!!" bentak gadis itu serius.

Masumi yang sedang gembira pun terdiam sontak mendengar apa yang diucapkan gadis mungil di dekapannya.

"Apa maksudmu, Maya? Apa aku berlebihan, apa...apa kau kesakitan dengan dekapanku? Atau...atau...kau..." sanggahan Masumi terhenti.

"Aku bilang tolong lepaskan!!!" perintah gadis itu kembali.

Kali ini Masumi pelan melepaskan dekapannya dari gadis tersebut. Mata itu, mata pria yang langsung memancarkan kesepian selama ini yang dia sembunyikan.

Mereka bertatapan kembali...

Ada apa Maya?

Kemudian...

"Tolong pergilah dari hadapanku...Masumi!" ucap nya pelan.

"Apa?!" gumam Masumi heran sekaligus shock mendengarnya.

"Aku...aku...bukanlah Maya Kitajima. Apa kau tidak mengetahuinya?" kata gadis itu sedikit keras.

"Apa maksudmu? Tentu aku tahu bahwa kau adalah Maya... Yaa Maya temanku beberapa tahun lalu" jawab Masumi serius dan semangat yang begitu membara untuk menjelaskan.

Gadis itu mundur perlahan, beberapa langkah dari hadapan Masumi.

Lalu...

"Hheeeehh!!!" gumamnya dengan bibir yang tersungging tipis mencibir memandangi Masumi.

DEG!!!

Masumi mulai merasakan ada yang tidak beres dengan gadis di depannya tersebut. Sikapnya yang seolah tidak berdaya beberapa saat yang lalu, kini berubah 360% menjadi gadis muda yang sadis dan sangat angkuh.

Tatapannya sangat menusuk hati Masumi. Masumi menjadi lemas sendiri dengan keadaan itu.

Maya? Maya?!!

"Aku tidak ingin melihatmu lagi! Apa itu cukup membuatmu jelas!!" ucap gadis itu sombong.

Masumi tidak menjawabnya, dia masih diam memperhatikan satu persatu kata yang keluar dari bibir mungil gadis itu. Dengan serius..

"Pergilah! Lebih cepat mungkin itu akan membuatmu bahagia! Aku tidak mau lagi hidup dengan bayang-bayang masa lalu! Termasuk masa laluku bersamamu!" jelas gadis itu datar.

DEG!!! DEG!!!

Mendengar itu hati Masumi seperti dicambuk sesuatu!

Mata pria muda itu mulai serius memandangi gadis mungil di hadapannya. Sedikit demi sedikit melotot ke arah yang sama. Dendam dan becutan itu membuat Masumi sadar. Sadar bahwa gadis yang kini tengah dia temui memang bukan Maya Kitajima yang dahulu.

Maya yang begitu menggemaskan dirinya...
Maya yang selalu membuatnya bisa tertawa sendiri...
Maya yang biasa ketus padanya namun tetap manja...
Maya yang selalu berdiri di depan kelas tanpa rasa malu...
Maya yang sangat ramah dan baik hati juga lugu...
Maya yang pernah membuatnya jatuh hati sampai sekarang...

Maya yang...
Maya yang...

Masih banyak lagi yang tak bisa dia ungkapkan tentang gadis mugil itu!!!

Keputusan Masumi pun bulat!!

"Baik, bila itu maumu, Maya! Aku tahu kau bukan Maya Kitajima yang dahulu. Aku...aku pun tahu bahwa kini kau sudah berbeda denganku dan dengan keadaanmu yang dulu"

"Aku tahu itu, Maya!"

"Namun satu yang belum berubah darimu...."

Masumi menghentikan ucapannya lalu menatap dalam ke arah Maya...

Sangat dalam...

"Selamat tinggal selamanya, Maya Kitajima"

"Mungkin waktunya memang salah"

"Tapi hatiku tak pernah salah mengingatmu"

"Yakinlah itu, Maya Kitajima!!!"

Kaki Masumi pun berbalik membelakangi Maya...

BLLAMM!!!

Pintu sudah tertutup!!!

Seperti hati keduanya yang telah terhalangi oleh beberapa dinding tebal rumah tersebut.

Masumi berjalan menyusuri lorong dan melewati begitu saja tamu-tamu yang hadir di sana.

Semuanya sudah berakhir...
Ingatan itu kini tak berguna lagi...
Untuk apa aku melakukan semua ini?!!
Bodohnya aku!!

Sementara dia memang tidak pernah memikirkanku!!
Bertahun aku melakukan hal yang bodoh!!

Kini aku mengerti!!!

Dari balik jasnya yang berwarna gelap itu, Masumi mengeluarkan sesuatu...

Sebuah buku!!!

Kemudian dia meletakkannya tepat di depan sebuah pot besar di dekat pilar rumah itu.

Buku itu bersampulkan plastik berwarna ungu muda. Buku yang terlihat sedikit usang.

"Maya, ini bukumu, yang aku curi diam-diam beberapa tahun lalu"

Masumi memandanginya sendu...

"Maaf baru bisa mengembalikannya sekarang"

"Selamat Tinggal Maya"

"Aku harap kau membaca pesanku beberapa tahun lalu yang aku sengaja tulis di buku itu"

"Aku tak akan pernah bisa menghapusnya, bila kau ingin menghapusnya...itu terserah padamu" ucap Masumi lirih.

Kemudian kakinya menjauh dari kediaman itu. Berjalan terus menyusuri jalanan Tokyo dengan membawa hati yang teriris...
Entah sampai kapan dia bisa melupakan Maya Kitajima. Sepertinya tidak akan pernah bisa!!

Tidak akan pernah bisa!!!








THE END