April 23, 2012

Buku Ini Aku Pinjam -7-





Hari telah cukup larut, namun Masumi masih saja duduk di sudut kafe kecil tersebut. Bathinnya tidak ingin beranjak dan meninggalkan kesempatan yang selama ini dia nantikan. Rasa ingin tahu dan kerinduannya pada sosok cinta pertamanya begitu membuat Masumi rela bersabar hingga kafe itu pun hampir tutup.


Seorang pelayan pria menghampirinya dan bertanya:
"Maaf tuan, kami akan segera tutup. Apa ada yang bisa kami bantu sebelumnya?"


Masumi merasa tidak enak, dia pun perlahan segera keluar dari kafe setelah membayar beberapa makanan dan minuman yang telah dia habiskan.


Namun kakinya berbelok ke samping kafe dan duduk dibawah pohon rindang untuk menunggu gadis pelayan yang seperti sosok Maya Kitajima.


Hampir 45 menit dia menunggu, akhirnya gadis itu keluar bersama beberapa pelayan lainnya yang telah berganti pakaian sebelumnya. Masumi menunggu suasana sepi...
Kini gadis itu berjalan sendiri menyusuri trotoar dengan disinari temaram lampu jalanan. Langkahnya begitu santai, sepertinya gadis itu sangat lelah.


Masumi membuntutinya dari belakang. Gadis itu tak menyadari apa yang dilakukan oleh Masumi. Hingga sebuah mobil datang menghampirinya. Masumi tercengang, karena tak mengira akan ada mobil yang membawa gadis itu.


BBLLAAMM!!!


Pintu mobil telah tertutup dan membawa serta gadis tadi. Masumi berdiri lemas karenanya. Dengan cepat dia menyetop sebuah taksi untuk segera mengikuti kemana mobil tadi.


"Ikuti mobil hitam itu, pak" perintah Masumi pada supir taksi.


Mobil hitam yang membawa gadis itu melaju dengan sangat cepat hingga tak berapa lama mereka telah sampai ke kediaman yang pernah Masumi kunjungi waktu itu.
Mobil itu masuk ke pekarangan dan dari kejauhan tampak seorang gadis mungil keluar dari sana. Tapi dengan pakaian yang seperti semula, gaun yang begitu menawan bak kalangan atas.


Masumi menyandarkan bahunya di jok mobil. Wajahnya terlihat bingung dengan semua yang dia lihat semalam ini. Jemarinya mengepal kaku.


Maya?
Kaukah itu?


Hingga dia meninggalkan kediaman mewah tersebut dan membaringkan tubuhnya di tempat tidurnya, malam itu Masumi tak jua bisa terpejam. Pikirannya galau, hatinya semakin pedih menahan segalanya.


Karena tak bisa tenang, akhirnya Masumi pun beranjak dari tempat tidurnya dan berganti pakaian. Dengan mengenakan mantel jubahnya dia berjalan dan meninggalkan kediamannya di tengah malam itu. Tujuannya adalah untuk mencari tahu siapa gadis itu sebenarnya. Tak berapa lama Masumi menghentikan mobilnya di depan kediaman Maya Kitajima.


Karena tidak biasa, seorang penjaga menegur keberadaan Masumi di sana. Dengan alasan yang cukup Masumi akhirnya bisa meyakinkan penjaga tersebut.


Dengan santai Masumi memperhatikan rumah megah itu. Setiap sudut bangunan, jendela kamar yang besar-besar. Hingga beberapa lampu kamar yang masih menyala. Entah mengapa matanya tertuju pada sebuah jendela kamar tepat di ujung bangunan itu. Hatinya yakin bahwa disanalah gadis itu berada. Dan keyakinanya mengatakan gadis itupun belum terlelap sama seperti dirinya saat ini.


Maya, bila aku memiliki sedikit keberanian...
Atau aku bisa menerawang setiap ruangan, aku...
Aku pasti bisa menemukanmu di sana...
Dan kita bisa bicara...


Yaa...bicara...


*****

Beberapa hari sudah berlalu, Masumi selalu menghabiskan waktunya untuk memata-matai kegiatan nona Maya Kitajima. Walau ayahnya Eisuke Hayami telah beberapa kali memperingatinya. Namun Masumi masih saja tak menghiraukan. Seperti pagi itu di kediaman Hayami. Seusai sarapan Eisuke meminta Masumi untuk segera datang ke Daito dan rapat dengan beberapa relasi.

"Masumi, aku ingin kau hari ini datang ke kantor dan mengikuti beberapa kegiatan perusahaan!" perintah Eisuke datar.

Masumi melenggang saja keluar ruangan tanpa mengucapkan kata-kata. Eisuke menyusulnya dengan segera dan menahan langkah Masumi.

"Apa kau tidak mendengarku, MASUMI!!" suara Eisuke sedikit mengeras.

Masumi pun berhenti dan menatap ayahnya kaku...

"Aku sudah bilang pada ayah, bahwa aku belum mau untuk berjibaku dengan Daito. Aku ingin..." ucapan Masumi terpotong oleh perkataan Eisuke kemudian.

"Ingin terus mengamati gadis itu?! Apa aku belum menceritakan sesuatu padamu tentangnya???!!!" 

Mendengar ucapan ayahnya, Masumi penasaran. Wajahnya mengeras dengan mata yang terbelalak.

"Apa maksud ayah? Apa ada sesuatu yang terjadi selama aku ke luar negeri?" tanya Masumi ingin tahu.

Namun sayang Eisuke membalas perlakuan anaknya, diapun melengos saja berlalu dan masuk ke dalam mobil. Rupanya perlakuan Eisuke itu memancing penasaran yang semakin tinggi bagi Masumi.
Pria berusia 22 tahun itupun setengah berlari mengejar ayahnya dan masuk ke dalam mobil yang sama.

Eisuke menatap lurus ke depan dengan tersenyum puas sudah berhasil membawa Masumi berangkat bersama ke Daito.

Seharian akhirnya Masumi bersama sang ayah menangani perusahaan. Masumi banyak belajar tentang Daito hari itu. Semua rapat penting dan urusan administrasi dia pelajari dari beberapa orang kepercayaan ayahnya. Demi sebuah informasi tentang Maya, dia rela lakukan apapun.




*****

Kitajima Residence...

Kediaman Kitajima tampak sibuk, di pagi hari itu beberapa pelayan tampak dan staf terlihat mondar-mandir menyiapkan tenda dan meja dan kursi.

Sepertinya akan ada suatu perayaan atau satu acara yang megah. Tenda berwarna emas berpadu dengan merah marun sudah mulai dikembangkan di sekitar teras rumah. Beberapa pelayan katering keluar masuk dari samping dengan membawa peralatan parasmanan.

Dan pagi itu, mobil Masumi terparkir tepat di samping kiri kediaman tersebut. Dengan seksama Masumi memperhatikan kediaman tersebut. Pria tampan itu semakin penasaran dengan apa yang akan terjadi di kediaman Kitajima.

Ada apa ini? Apa mereka akan mengadakan suatu acara? Sepertinya sebuah perhelatan yang meriah...
Maya...
Bagaimana aku harus menghadapi ini?
Bertahun sudah aku merasakan kesendirian ini...
Begitu lama aku harus memendam semuanya?

Aku hanya ingin tahu bagaimana kabarmu?
Apa kau masih mengingatku?
Apakah masih Maya?
Maya Kijtajima....

Tiba-tiba, Masumi dikejutkan oleh suara handphonenya...!!!

"YA...HALLOO!!!" nada Masumi ketus.

"KAU DIMANA? HARI INI ADA RAPAT PENTING! CEPAT...AKU MENUNGGUMU DI KANTOR!!!" sebuah suara memerintahkan pemuda itu dengan lebih ketus.

Aaah...ayaah...selalu saja!

Masumi menggaruk kepalanya sembari menutup telpon genggamnya dengan kesal. Dirinya masih sangat ingin berlama-lama disana. Di depan kediaman Kitajima tentunya...

Tapi apa boleh buat, ada rutinitas dan perjanjian dengan sang ayah yang harus dia patuhi. Semuanya itu untuk satu informasi mengenai Maya Kitajima!

Mobil Masumi-pun memutar untuk keluar dari gerbang Kitajima Residence. Melaju menuju Daito, tempatnya memulai karir.

Masumi baru saja tiba di kantornya...

Eisuke Hayami tampak sudah menunggunya dengan wajah seperti biasanya, kaku.

"Kau dari sana lagi??!!" tanya Eisuke menebak.

Masumi diam saja, kemudian dia menghampiri sang ayah dan menatapnya sayu.
Eisuke heran dengan tatapan itu, dia merasa iba karenanya...

"Masumi, ada apa? Tatapanmu tidak seperti biasanya..." ujar Eisuke lagi.

Masumi menunduk sambil meremas jemarinya...

"Ayah, aku mohon katakan sesuatu tentang gadis itu! Aku sudah berjanji akan menuruti semua keinginanmu, bukan?" kata Masumi lesu penuh harapan.

Lama Eisuke memandangi raut wajah putranya...

Mengapa dia begitu ingin tahu tentang gadis itu? Apa dia benar-benar mencintainya? Bukan hanya cinta monyet seperti dia rasakan dulu? Bagaimana aku harus memulainya? Hari ini...hari ini...
Masumi...kau sudah terlambat, nak....!!!!


*****


Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore, Masumi dan ayahnya baru saja selesai rapat. Masumi duduk termenung di ruangannya. Eisuke mengajak Masumi untuk keluar sebentar.

"Mau kemana ayah?" tanya Masumi bingung.

"Sudah...kau ikut saja kemana aku pergi. Malam ini kita akan menghadiri sebuah acara" kata Eisuke serius.

"Sebuah acara?" Masumi tak mengerti.

Dengan menghela nafas panjang, dia mengikuti langkah kaki sang ayah yang memasuki mobilnya.

BLLAMM

Keduanya pun sudah berada di dalam mobil saat ini. Eisuke memerintahkan supir untuk membawa mereka ke sebuah butik mewah.

"Butik? Untuk apa ayah?" tanya Masumi semakin bingung.

Eisuke hanya tersenyum tipis menanggapi pertanyaan Masumi. Dengan lirikannya yang santai, pria setengah baya itu menepuk pundak Masumi untuk tenang.

Masumi...ini saatnya kau ketahui semuanya...
Aku harap ini yang terbaik untukmu...
Terbaik untuk sekarang dan nanti...

Tenanglah nak, sampai malam ini dimulai!

Tak berapa lama...


Mobil telah tiba di depan sebuah butik mewah. Eisuke turun dengan santainya. Masumi pun mengikutinya dari belakang. Tanpa banyak bicara, pria muda itu melangkah masuk ke dalam butik tersebut.


Seorang pelayan sudah menyambut keduanya. Senyuman Eisuke seolah menandakan satu isyarat untuk pelayan itu. Dengan cepat dia mengambil dua buah setelan jas, lengkap dengan setelan lainnya.


"Ini, kau coba dulu, Masumi!" perintah Eisuke sambil menyerahkan  setelan jas dari pelayan tadi.


"Jas? Untuk apa?" tanya Masumi bingung.


"Sudah...kau coba saja dulu!" perintah Eisuke kemudian.


Dengan kesal dan bingung, Masumi meraih jas itu dan berjalan ke arah kamar pas, untuk memenuhi keinginan sang ayah.


Beberapa waktu kemudian...


Eisuke dan Masumi keluar dari butik tersebut...


BLLAAM..


"Kita ke rumah untuk bersiap!" kata Eisuke datar.


Secepat kilat sang supir menunduk, mengiyakan perintah darinya. Masumi yang duduk di sebelah ayahnya, diam saja dengan semua yang diperintahkan Eisuke.

Hari menjelang malam, sinar mentaripun perlahan menghilang diganti oleh rembulan.
Malam itu begitu indah, beribu bintang menghiasi langit Tokyo.
Namun entah apa yang akan terjadi. Eisuke menyembunyikan sesuatu pastinya.


Hati Masumi tak seterang dan secerah malam itu. Beribu pertanyaan sedang menggalaukan benaknya...






continue to Buku Ini Aku Pinjam -8-