Juli 08, 2011

Satu Bintang


{IF: Moment persiapan upacara sakral pernikahan Maya dan Masumi di desa plum, kampung bidadari merah}




Kau begitu sempurna...
di mataku kau begitu indah...
Kau membuat diriku akan selalu memujamu...

Di setiap langkahku...
Ku kan slalu memikirkan dirimu...
Tak bisa kubayangkan, hidupku tanpa cintamu...

Janganlah kau tinggalkan diriku...
Takkan mampu menghadapi semua...
Hanya bersamamu ku akan bisa...

Kau adalah darahku...
kau adalah jantungku..
Kau adalah hidupku...lengkapi diriku...
O..sayangku kau begitu...
Sempurna...sempurna...

Kau genggam tanganku...
Saat diriku lemah dan terjatuh...
Kau bisikkan kata dan hapus semua sesalku...

(cuman khayal Masumi main gitar n nyanyiin lagu ini...)

*****



Besok adalah hari pernikahan Maya dan Masumi...


Sejak berita itu tersebar, desa plum, kampung bidadari merah dikunjungi banyak sekali wartawan dan peliput media massa yang ingin menyaksikan upacara sakral pernikahan mereka.


Jauh sebelum nya, Eisuke telah meminta ijin kepada Sensei Mayuko untuk membangun jalan menuju desa itu. Berbagai cara dan memohon-mohon kepada Sensei Mayuko, Eisuke benar-benar melakukannya.


Dengan berat hati akhirnya Sensei Mayuko mengijinkannya. Semua itu demi murid kesayangannya, Maya.


Selain itu, Eisuke juga memperbaiki berbagai fasilitas penginapan dan beberapa kuil yang berdekatan dengan tempat itu.


Semuanya benar-benar kejutan bagi Maya dan Masumi. Semua terlihat sibuk dan ikut gembira menyambut hari bersejarah bagi keduanya.


*****

Dan malam ini adalah malam terakhir Maya sebelum dia menyandang predikat sebagai 'nyonya Masumi Hayami'.

Maya duduk di balkon penginapan itu. Pandangannya menyeruak bintang-bintang di langit cerah malam itu. Mencari cahaya untuk menenangkan kegelapan hatinya karena gugup menghadapi esok..

Maya masih tak percaya akan semua peristiwa yang terjadi padanya. Semua nya bagai mimpi...

Aku hanya pernah meminta padamu...bintang...
Beri aku kesempatan bertemu dengan belahan jiwaku...
Belahan jiwa yang akan senantiasa membuatku dapat memandangmu dengan tersenyum...

Dan saat itu bayangan Masumi lah yang muncul...
Hanya bayangannya yang hadir dalam setiap bintangku...
Bintang mimpiku...

Dan besok aku akan menyerahkan seluruh jiwa dan ragaku padanya......

Aku bahagia...sangat bahagia...
Trimakasih Masumi...
Kau percayakan hatimu padaku...

Aku mencintaimu...
Terlalu mencintaimu...
Aku...

Tiba-tiba...

Maya menghentikan lamunannya. Rei menghampirinya untuk mengajaknya makan malam.

"Eh...kau Rei..." ucap Maya agak terkejut.

Rei diam menatap Maya yang kembali memandang ke langit. 

"Maya..." panggil Rei sambil tersenyum.

"Rei...aku begitu gugup" sahut Maya pelan tanpa menoleh ke arah sahabatnya itu.

Rei menyentuh jemari tangan Maya. Berusaha menenangkan sahabatnya tersebut.

"Berdoalah, semoga semua akan berjalan lancar. Aku akan selalu membantumu, Maya" ucap Rei bijaksana.

Maya diam dan menganggukkan ucapan Rei...

Mereka pun makan malam bersama dengan yang lainnya. Selesai makan, semua berkumpul di ruang pertemuan penginapan untuk berdoa bersama.

Mata mereka berkaca-kaca semuanya. Satu persatu memberikan nasehat dan masukan pada Maya. Bu Mayuko tampak terharu dengan keadaan ini. Begitu pun Rei, Sayaka, Nina juga anggota teater Ikkakuju. Mereka semua berkumpul di malam terakhir sebelum Maya menikah.

Tepat pukul 8 malam itu. Satu persatu keluar dari ruang pertemuan. Tinggallah Maya dan Bu Mayuko.

Maya masih menunduk dengan mata berlinang airmata. Tak jauh beda dengan bu Mayuko. Dia senang dengan pernikahan Maya.
Dia begitu terharu mengingat Maya yang dahulu. 

Gadis kecil yang mempunyai bakat akting luar biasa. Meninggalkan ibunya yang merupakan satu-satunya keluarganya di Yokohama. Dia mengejar impiannya menuju Tokyo. Berharap bisa menyalurkan bakat yang dimilikinya walau gadis mungil itu berusaha keras menghadapi berbagai kejahatan dan fitnah dari semua pesaingnya.

"Maya...aku bahagia melihatmu..." ucap bu Mayuko lembut.

Maya tak bisa membendung rasa harunya. Dia mendekap erat guru kebanggaannya itu.

Kau bukan hanya seorang guru...
Namun juga sudah kuanggap pengganti ibuku...
Guru...guru...

"Guru..." desis Maya dalam dekapan bu Mayuko.

Setelah beberapa saat berpelukan dan berbincang panjang lebar. Akhirnya bu Mayuko kembali ke kamarnya untuk beristirahat.

Maya pun berjalan kembali ke balkon sempit itu. Matanya kembali memandang langit dan bintang yang bertaburan.

"Masumi..." gumamnya penuh cinta.

Tiba-tiba...

Tubuhnya serasa hangat. Seseorang memberikan selimut hangat di bahunya. Maya menoleh...

"Masumi..." ucap Maya tersanjung.

Masumi memandangnya penuh cinta. Saat ini mereka saling memandang langit bersama.

Jemari Masumi menggenggam erat jemari Maya. Masumi tampak tidak bisa lebih lama lagi berjauhan dengan gadis mungil itu.

Tangannya mulai merangkul tubuh mungil di hadapannya. Maya merona malu. Namun dia sadar, ini belum waktunya. Dia tidak ingin merusak apapun.

"Masumi...sudah...kita harus istirahat untuk besok" ujar Maya lembut.

Ucapan Maya tak dihiraukan oleh Masumi. Dia semakin erat merangkul Maya. Melumat bibirnya mesra dan penuh kehangatan. Sesaat Maya begitu terlena dan membalas gairah Masumi.

Hingga nafas keduanya terengah-engah menahan segala hasrat yang membara malam itu...

"Masumi..." perlahan Maya melepaskan dekapan Masumi dan berlalu masuk ke kamar.

Masumi masih dengan mulut yang menganga nafsu...

Dia menatap Maya yang berlalu masuk ke kamar. Memejamkan matanya sekedar menenangkan bathinnya yang mulai tidak sabar dengan upacara sakral itu...

"Sabar Masumi...sabar..." desisnya kemudian.

Perlahan meninggalkan penginapan dan berjalan menyusuri jembatan kecil di depan penginapan tersebut.

Terdengar gemericik air di sungai kecil di bawah jembatan itu. Masumi mengambil rokok dan menghirupnya. Hingga habis beberapa batang.

Berkali dia menenangkan gemuruh asa di hatinya. Sebentar lagi semuanya akan menjadi milikku...

Mungiil...
Aku tak sabar menunggu esok...
Mungiil...
Aku begitu menginginkanmu...

Masumi masih melamunkan Maya ketika kembali masuk ke kamarnya. Hingga malam membawa semua asa itu ke dalam mimpinya. Mimpi yang akan segera terwujud bila terjaga esok pagi.
Yaa...esok pagi...

*****

Hari itu pun tiba...

Pernikahan sakral di musim gugur di desa lembah plum akan segera dilangsungkan...

Sejak pagi semua telah sibuk mempersiapkan segala sesuatunya. Kuil telah dibersihkan sejak kemarin dan dihias sederhana.

Masumi dan Maya sangat menginginkan pernikahan ini sakral dan terkesan tradisional.

Maya berdiri di depan cermin. Memejamkan matanya tak percaya. Dia begitu cantik dengan kimono putihnya. Dengan rambut yang disanggul dan dihiasi berbagai perhiasan. 
Lalu ditutup dengan Tsuno Kakushi atau kerudung.

Rei memandangnya dengan senyuman yang lebar. Maya membalasnya terharu.

Sementara Masumi pun masih berdiri di depan cermin di kamarnya.
Masumi terlihat gagah dengan balutan Hakama hitamnya.

Tampak Eisuke memperhatikan putranya bangga. Dia tak pernah membayangkan akan menikahkan nya dalam beberapa saat lagi.

Kedua nya akan segera beriringan ke kuil.

Mereka berkumpul di depan penginapan tersebut.

Tampak Rei membantu Maya menuruni anak tangga teras penginapan. Masumi begitu tak percaya memandangi gadis mungilnya mengenakan Shiromuku. Maya terlihat sangat anggun.

Wajahnya begitu berseri memandangi Maya. Yang lain pun ikut tersenyum menyaksikan itu.

Kini semua keluarga, teman dan kerabat telah berkumpul. 

Maya berjalan mendekati tempat yang telah diatur. Yaitu berada di samping mempelai pria.

Bersama beriringan menuju kuil yang tak jauh dari penginapan. Perlahan langkah itu sampai juga di dalam kuil.

Seorang pendeta menyambut kedatangan mereka. Dan bersiap melaksanakan upacara ritual pernikahan.

Setelah semuanya berkumpul, Maya dan Masumi di beri aba-aba untuk berdiri di tengah-tengah diiringi lagu Kiyari.

Lalu pendeta tersebut melaporkan kepada para dewa bahwa kedua pasangan ini akan menikah dan berdoa untuk orang-orang yang sudah tiada.

Sesaat suasana begitu terasa sejuk. Angin semilir menerpa kuil dan masuk lewat celah-celah batu dan kuil yang tak berpintu itu.

Seakan para dewa pun ikut merestui bersatunya dua insan yang saling mencintai itu.

DAN tibalah giliran Masumi untuk membaca sumpah perkawinan kepada Maya. Kemudian keduanya meminum anggur bersama sebanyak tiga kali dan diulang lagi tiga kali.

Hening...

Di hadapan dewa, Masumi dan Maya mengucapkan janji nikah yang disaksikan oleh Eisuke, bu Mayuko, teman-teman Maya, termasuk Koji dan Shiory. Juga seluruh kerabat yang telah datang jauh-jauh dari Tokyo.

Janji itu telah terucap!!!

Maya dan Masumi resmi menjadi suami istri...

Semua orang bersujud syukur akan hal itu. Kini keduanya tampak masih berdiri di depan kuil. Saling pandang tak percaya.

"Maya..." ucap Masumi lembut.

Maya membalasnya dengan senyuman. Lalu keduanya berjalan menuju lembah Plum. Sebuah resepsi kecil akan dilaksanakan disana.

Masumi tak henti memandangi istri tercinta di sampingnya. Mereka duduk berdampingan menunggu persiapan resepsi yang masih dipersiapkan. 

Sedari tadi jemari Maya terasa dingin dan berkeringat. Begitupun Masumi sedikit gugup. Padahal ketika upacara sakral itu, dia baik-baik saja. Tidak gemetar sama sekali. Namun kini keduanya terlihat mulai gugup tak beralasan.


Tepat pukul 10 pagi itu, semua persiapan telah selesai. Dengan begitu upacara resepsi pun bisa segera dilaksanakan.


Dalam resepsi ini baik Maya maupun Masumi tidak ingin berganti pakaian. Malah Maya pun menguraikan rambutnya yang ikal panjang mengguntai di punggungnya.


Maya hanya memasangkan selendang berwarna merah muda untuk menutupi kepala dan rambutnya. Begitu pula selendang tersebut menutupi kepala pengantin pria.


Maya dan Masumi mengambil posisi tepat di samping pohon Plum yang paling besar di sana. Tampak daun-daun merahnya mulai jatuh mengiringi resepsi tersebut.


Sejenak seluruh tamu dan yang hadir disana terdiam menyaksikan betapa indahnya upacara tersebut.


Kemudian Masumi dan Maya pun diberi petunjuk untuk berdiri tepat di tengah-tengah kemegahan pohon Plum tersebut.


Sekali lagi Masumi menyulangkan minuman khas Jepang. Itu adalah petanda bahwa seluruh keluarga dan kerabat bersatu dalam upacara ini. Dengan begitu seluruh tamu bisa mulai mencicipi makanan dan minuman yang telah disajikan.


Maya dan Masumi saling tatap mesra. Mata keduanya mulai berkaca-kaca terharu dengan pernikahan yang begitu khidmat.


Tak terbendung rasa bahagia itu. Semua yang hadirpun ikut merasakan betapa besar dan tulus cinta Maya pada Masumi, begitu sebaliknya.


Upacara Resepsi pun dimulai...


Tiba-tiba...!!!


Terdengar suara gemuruh dari balik pohon besar itu. Seketika itu juga menerbangkan selendang yang menutupi kepala Maya dan Masumi.


Semua mata tertuju pada pengantin wanita itu. Masumi masih memperhatikan pohon plum besar di sampingnya. Bathinnya seperti melihat bayangan sedang menutupi kawasan resepsi itu dari gemuruh yang baru saja terjadi.


Namun berbeda dengan Maya. Dia masih tertunduk tak bergeming dengan gemuruh dan angin sesaat barusan.


Masumi menoleh ke arah Maya cemas...


"Sayang...apa kau...?" tanya nya terhenti melihat wanita di sampingnya bukan seperti Maya yang dikenalnya. Mata Maya merah dan wajahnya menjadi pucat pasi.


Seketika itu juga Masumi melompat kaget. Para tamu dan kerabatpun menjadi heboh.


Ada apa ini?


Tak berapa lama terdengar gemuruh yang kedua. Semua yang hadir di sana tak memperhatikan bahwa ada seseorang yang sedang melawan suara gemuruh itu.


Dia bu Mayuko...!!!


Wanita hebat itu duduk di salah satu sudut tempat resepsi. Bibirnya terlihat berulang kali mengucapkan sesuatu. Seperti sedang berbicara dengan seseorang.


Kumohon jangan ganggu acara ini...
Aku hanya meminjamkan tempat istimewa ini pada mereka...
Mereka pun sama seperti kita, Ichiren...
Mereka adalah belahan jiwa yang terpisah...


Dan kini belahan jiwa itu akan bersatu...
Seperti kita yang sebentar lagi akan bersama...


Ichiren...sabarlah terlebih dahulu...
Beri aku waktu sedikit lagi...
Aku mohon...


Semua mata pun tertuju pada wanita yang selalu berpakaian hitam itu.


Perlahan mata bu Mayuko menjadi merah menahan semua kekuatan yang sudah dia keluarkan untuk menenangkan arwah Ichiren. Bu Mayuko meraba dadanya yang terlihat semakin sesak dan kesakitan.


Namun beberapa saat kemudian, keadaan mulai tenang kembali. Suara gemuruh itu perlahan menghilang. Angin musim gugur pun kembali normal menghembuskan dedaunan kering di sekitar area resepsi. Semilir angin itu seperti membawa para tamu untuk kembali duduk tenang.


Angin yang damai menyejukkan...


Masumi masih saja mengamati istrinya. Perlahan Maya tertunduk lesu. Namun genggaman tangan Masumi membuatnya kuat. Mata nya kembali seperti biasa, dengan wajah yang merona dan tampak semakin mempesona.


"Maya...apa kau baik-baik saja?" cemas Masumi.


Maya tersenyum manis pada suaminya.


Melihat suasana sudah normal kembali, lalu sang pendeta pun menutup acara resepsi dengan pengucapan doa untuk kelanggengan pernikahan Maya dan Masumi.


Upacara Resepsi pernikahan pun selesai...


Masumi masih saja menggenggam jemari mungil di sampingnya...


Sedang Rei dan teman yang lain, terlihat memapah bu Mayuko ke penginapan.


Satu persatu para tamu dan kerabat pun berpamitan setelah berjabat tangan kepada kedua pengantin.


Dan tinggallah Eisuke yang ditemani Asa, mereka duduk memandangi Maya dan Masumi.


Sebaliknya Maya dan Masumi membalas tatapan itu dengan senyuman.


Keduanya menghampiri lelaki tua tersebut. Guratan bahagia tampak jelas di kening Eisuke. Senyumnya terlihat lega karena semua sudah terlaksana.


Suasana menjadi hening...


"Ayah...trimakasih..." ucap Masumi terharu.


Ayah dan anak itu berpelukan erat. Maya sampai menitikkan airmata melihatnya. Begitupun Asa.


Lalu Eisuke menjulurkan tangannya kearah Maya. Maya menyambut uluran tangan ayah mertuanya tersebut.


Lalu tangan Maya dia satukan bersama tangan Masumi. 


"Masumi, jadilah suami yang mengayomi keluargamu. Dan kau Maya, jagalah anakku ini seperti kau menjaga...dirimu sendiri..." ucap Eisuke terhenti karena tak tahan dengan keharuannya.


Matanya menahan tangis. Dengan bibir yang bergetar, dia merangkul Maya dan Masumi.


Masumi...semuanya tlah usai...
Penantianmu kini berakhir bahagia...
Aku sangat gembira...
Selamat putraku...


*****

Setelah kondisi bu Mayuko membaik, akhirnya semua kembali ke Tokyo.

Maya kembali memeluk guru tercintanya itu. Mayuko menjadi risih dibuatnya.

"Maya, sudahlah...Masumi sudah menunggumu" ujar bu Mayuko sambil perlahan melepas pelukan Maya.

Masumi sudah menunggunya di dalam mobil. Dengan langkah yang berat, Maya pun masuk ke dalam mobil. Matanya berair harus meninggalkan gurunya di desa itu.

Supirpun melajukan mobilnya. Maya masih melambaikan tangannya walaupun desa Plum sudah hilang dari pandangan mata.

Masumi mendekap istrinya mesra. Menenangkan kesedihan Maya karena harus berpisah dengan wanita yang dianggap sebagai pengganti ibunya tersebut.

Hingga Maya pun tertidur di dekapan Masumi. Masumi memandangi wajah mungil istrinya. Mengecup kening Maya dengan penuh perasaan.

Kini kau adalah milikku...
Seutuhnya dan selamanya...
Maya...mungilku...

Waktu sudah lewat senja, mobil yang membawa Maya dan Masumi pun memasuki area kediaman Hayami. Namun Maya masih tertidur pulas.

Maya kelihatan kelelahan setelah melewati acara resepsi tadi pagi. Masumi berusaha membangunkan istrinya, namun Maya tak jua terbangun.

Akhirnya Masumi pun menggendong Maya hingga masuk ke kamar Masumi. Yang kamar itu telah dihias oleh Eisuke menjadi sangat istimewa.

Masumi kaget ketika menginjakkan kakinya. Seorang pelayan menghampirinya dan membantunya menidurkan Maya di pembaringan.

Dengan cekatan pelayan itu membawakan minuman hangat dan meletakkannya di atas meja rias.

"Kau boleh pergi, trimakasih" ucap Masumi sopan.

Pelayan itu membungkuk hormat dan berlalu keluar kamar.

Blaamm...

Kini tinggal Masumi dan Maya berdua di kamar pengantin mereka. Masumi menatap Maya yang masih tertidur pulas.

Perlahan dia membelai wajah mungil istrinya. Mengecup lembut kening dan bibir Maya.

Jantungnya mulai berdetak kencang. Masumi duduk sejenak menahan hasrat. Mencoba menarik nafas panjang berulang kali.

"Huuuffhh...bagaimana ini?" gumam Masumi bingung.

Dia terlihat mondar-mandir di depan tempat tidur mewah itu. Tangannya mengepal karena tak bisa berbuat banyak. 

Maya masih pulas dengan tidurnya. Masumi tidak tega membangunkannya hanya untuk...

Akhirnya Masumi meraih rokoknya dan melangkah ke arah balkon. Menghirup udara malam yang semakin menusuk relung jiwanya untuk segera....

Waktu sudah menunjukkan pukul 11.30 malam. Entah berapa batang rokok yang sudah habis diisapnya.

Masumi memandangi bintang di langit...
Matanya terpejam mengenang kisahnya bersama Maya...

Keinginan itu pernah kuucapkan...
Aku mengira semuanya tak kan terkabul...
Tapi kini itu hanya keputus-asaan yang tak terwujud...
Trimakasih bintang, kau mendengarkan permohonanku...

Permohonan yang kupinta bertahun-tahun bila memandangimu...
Trimakasih...

Masumi masih memejamkan matanya, ketika Maya melingkarkan tangannya di pinggang Masumi.

Masumi pun tersadar dan segera membalikkan tubuhnya menatap Maya.

"Mungill, kau sudah bangun?" tanya nya lembut.

Maya hanya mengangguk dengan senyuman yang membuat Masumi melayang.

Masumi menelan ludahnya berkali-kali. Perlahan dia mendekatkan wajahnya pada gadis yang kini menjadi istrinya.

Pipi Maya merona seketika. Hembusan nafas lelaki itu begitu dekat dan terasa hangat masuk ke dalam hatinya.

"Masumi..." desis Maya pelan.

Masumi mengecup lembut bibir mungil Maya. Dan perlahan menggiring Maya ke tempat tidur.

Deg...deg...deg...

Jantung keduanya berdegup kencang. Keduanya tampak grogi. Mereka terduduk di tepi peraduan itu.

Baik maya maupun Masumi mencoba menenangkan dirinya masing-masing.

Maya meraba dada kirinya. Begitupun Masumi mengepalkan tangannya gugup.

Keduanya menoleh dan saling pandang mesra...

Masumi mendekatkan tubuhnya ke samping Maya. Maya tertunduk malu. Jemari Masumi perlahan menggenggam jemari Maya. Masumi meremas jemari Maya erat. Maya membalasnya.

Akhirnya Masumi pun mencium bibir mungil itu perlahan. Maya membalasnya lembut.

Gairah itu semakin menaiki tangga yang lebih tinggi lagi. Terus meninggi hingga kedua tubuh pengantin baru itu terbaring di tempat peraduan mereka.

Helai demi helai terjatuh di lantai. Masumi melumat bibir Maya mesra. Menciumi wajah istrinya dengan penuh kemesraan. Maya terlihat mendesah. Kenikmatan itu begitu membumbung tinggi ke angkasa.

Seluruh jiwa dan raga telah bersatu saat ini...

Malam semakin larut seperti kedua insan itu yang semakin khidmat di malam pertama mereka.

Terdengar rintihan dan desahan kenikmatan memecah keheningan malam. Memecahkan relung hati yang terhimpit begitu lama...

"Maya..." desis Masumi tak kuasa menahan nikmatnya.

"Masumi..." balas Masumi tak berdaya dalam kenikmatan yang baru pertama dirasakannya.

Keduanya terus bergumul di peraduan. Melepaskan seluruh asa yang selama bertahun-tahun terpendam. Melampiaskan segala kegundahan hati yang terus saja meradang menanti saat-saat ini...

Perlahan Masumi menyentuh dagu gadis itu dan menyusuri lekuknya hingga ke dada Maya. Dan...

Semuanya begitu jelas terlihat...

"Ooohhh..." gumam Masumi dengan pipi yang merah.

"Aahhhh...." desah Maya lembut.

Hasrat itu telah terpenuhi...

Keduanya tampak kelelahan nikmat. Guratan bahagia terlihat dari wajah mereka yang masih merah menahan birahi.

Bersama satu bintang tempat memohon segala keinginan yang ada dalam hati...
Bersama bintang jua semua bisa terkabul...
Dan bintang itulah yang membawa mereka ke angkasa kenikmatan duniawi...

Seluruh jiwa dan raga serasa melayang terbang menuju langit malam...
Membawa kedamaian kepada kedua insan di mabuk asmara itu...

Menebarkan aroma cinta dan kesetiaan...
Menggugah hasrat manusia yang tak terkendali...
Menyatukannya bersama ke dalam keabadian cinta...
Ketulusan hati...
Dan kesempurnaan cinta...




***the end***

















9 komentar:

  1. lha?bersambung? tak kirain one shot..jadi deg-degan..smoga gak terjadi sesuatu sebelum pernikahan maya masumi. apdetannya jangan lama2 ya
    sis hehehe...

    BalasHapus
  2. aduh, awal2 ini ff terlalu bahagia ngeri nih ngebayangin cerita selanjutnya mdh2an ga terjadi apa2....>0<

    BalasHapus
  3. wah kenapa semua berfikir bakan ada something bad ya????jangan dong mudah2an semua lancar sampe selesai...... ahhhh gak sabar tunggu lanjutannya......GPL ya sista...... :P

    BalasHapus
  4. harus lancaarrrrrr dari awal sampe akhiirrr...hohohohowww....lanjudkan kak rose!!!

    BalasHapus
  5. ini bakalan super duper romantic kan? *ngarep sangat*

    BalasHapus
  6. hah baiknya ? terserah yg bikin ff dah kita mah ngikut ajah bagaikan air mengalir....XDDD

    BalasHapus
  7. aku ga sbr MP MM. Masumi dah ga sabar tuh.kasian.
    jgn2 ntar maya kelabakan nandingin hasrat suaminya.secara dah nunggu 7 thn gitchu.kelamaaa...an!r maya kelabakan nandingin hasrat suaminya.secara dah nunggu 7 thn gitchu.kelamaaa...an!

    BalasHapus
  8. wiiiiiiiiiiiii HE, btw ada sekuelnya ga ini ?...*ngarep* makasih apdetnya mba Rose :)

    BalasHapus

Frens, pliz comment in here...