Juli 15, 2011

Story about You -part 8-



Dengan langkah tergesa Masumi memasuki rumahnya dan langsung ke belakang menuju kamar para pelayan.


Asa mengikutinya cemas. Dia menyuruh semua pelayan berkumpul. 


Masumi masuk ke kamar pelayan satu persatu. Dan menggeledahnya. Lalu tiba-tiba...


"Tuaann...maafkaan akuuu..." teriak seorang pelayan sambil menjatuhkan tubuhnya di dekat kaki Masumi.


Masumi tajam menatap pelayan itu. Dan menarik kerah bajunya kesal.


"Mana kamarmu?" tanya Masumi dingin.


Pelayan itu berjalan diikuti Masumi dan Asa menuju ke salah satu kamar pelayan.


Pelayan itu mengeluarkan sebuah kunci dari saku bajunya dan membuka pintu kamarnya...


Dan...


Masumi tercengang melihat isi ruangan kecil itu. Sungguh mengerikan...


"Kau...." gumam Asa geram melihatnya.


Ruangan kecil itu begitu pengap dan berbau bakaran dupa. Terlihat beberapa botol kecil di dekat meja kecil. Lalu yang lebih kaget lagi, Masumi mendapati photonya dan Maya dipajang di sana.


"Maafkan aku tuan, aku melakukannya karena...karena..." terang pelayan itu mencari alasan.


Masumi menatapnya marah. Dia tidak mempercayai dengan apa yang dilihatnya.


Masumi tidak pernah percaya pada hal-hal yang tidak masuk akal. Namun pelayan itu mengatakan sesuatu:


"Teh yang tuan minum...aku...aku...memberinya kekuatan..." ucap pelayan itu kemudian.


Masumi dan Asa sontak saling pandang...


"Apa maksudmuu...?" tanya Masumi dingin.


"Kekuatan yang bisa mengelabui semuanya...segalanya...apapun yang kau rasakan...akan pergi..." ujar pelayan itu terisak.


Masumi semakin geram mendengarnya. Dia pun berniat melayangkan sebuah tamparan ke arah pelayan tua itu.


Namun...


"HENTIKAAN MASUMIII..!!!" teriak Lola dari belakang.


Semua pun menoleh ke arahnya...


"KAU...." sahut Masumi dengan tatapan tajam pada istri keduanya.


"Aku yang memintanya melakukan itu!" aku Lola sedih.


"Anakku..." desis pelayan itu pilu.


Dan seketika itu juga Masumi kaget mendengar panggilan pelayan itu pada Lola.


"Apa? Anak?" tanyanya bingung.


Tampak Lola mengangguk sedih, perlahan dia mendekati pelayan itu dan memeluknya.


"Ayah...maafkan aku...maafkan aku..." isaknya sedih.


Masumi lemas mendengar semuanya. Mengapa jadi seperti ini?


Masumi tak berkata apa-apa lagi. Dia benar-benar shock mengetahui begitu banyak orang yang berusaha menghancurkan pernikahannya.


Masumi berlalu meninggalkan mereka dengan gelengan kepalanya dia masih tidak bisa menerima semuanya...


Masumi terduduk di ruang kerjanya. Mengambil sesuatu dari lacinya dan meminta Asa memberikannya pada Lola.


Tak berapa lama, Asa kembali dengan surat yang diberikan Masumi tadi padanya.


Ketika itu Masumi masih termenung menerawang langit-langit ruang kerjanya.


Tiba-tiba...


Tok..tok..tok..


Masumi tak menjawabnya, hingga seseorang masuk begitu saja ke ruangan itu.


"Tuan...aku mohon, aku hanyalah seorang ayah...yang sangat ingin membahagiakan putriku..." akunya memohon.


"Dan aku juga mencintai...ibu dari tuan Koji...dia cinta pertamaku...aku harus menebus kesalahanku karena....karena telah meninggalkannya...waktu itu....tuaaann...." ujar pelayan itu berusaha menjelaskan kejahatannya.


Masumi sudah tak perduli mendengarkan apapun.


Tiba-tiba Lola datang mengikuti sang ayah...


"Masumi...aku akan pergi. Maafkan aku telah memperdayamu. Tapi sungguh aku begitu mencintaimu" jelas Lola pilu.


Masumi menatapnya dingin...


"Masumi...sejak kecil aku selalu memperhatikanmu. Kau pasti tidak tahu itu. Jauh sebelum kau...kau mengenal Maya...." ujar Lola mencari pembenaran.


Masumi menggelengkan kepalanya pelan. Dan menyuruh Asa membawa keluar dua orang itu.


"Masumi, dengarkan aku...Masumi...aku mohoooonn..." teriaknya terus hingga dia meninggalkan kediaman itu.


Masumi termenung lama...


"Maya......" gumam Masumi sendu.


Maya...aku akan memaafkanmu...
Pulanglah...


Masumi masih melamunkan apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Sampai terdengar suara ketukan dari pintu.


Tok...Tokk...Tok...


Masumi pun tak menyahutnya, dan seketika itu tampak seorang pria masuk menghampirinya.


Masumi kaget melihat siapa yang datang...


"Kau......." sapa Masumi kaku.


"Ya...aku..." balas Koji datar.


Keduanya saling tatap tajam. Ada dendam yang begitu membara di antara keduanya. Berulang kali mereka menelan ludah dan menarik nafas panjang.


Mereka berusaha meneradam kemarahan dan kebencian...
Koji mencoba tenang dan mengatakan sesuatu pada Masumi...


"Masumi...aku ingin meminta maaf padamu...dari lubuk hatiku..." Koji memelas.


Masumi mengingat pengkhiatan yang dilakukan oleh pria di hadapannya itu. Walau dia tahu semua itu terjadi karena ada hal yang diluar akal sehat mempengaruhinya.


"Seharusnya aku jujur padamu...sebelum pergi...aku mohon Masumi, Maya tidak bersalah...aku mohon maafkan dia..." pinta Koji tulus.


Masumi masih menatap Koji dingin...


Tiba-tiba...


Koji mengeluarkan selembar surat dari saku jasnya. Dan meminta Masumi untuk membacanya...


"Ini..." ujar Koji.


Masumi menatap Koji sejenak sebelum meraih lembaran itu dan membaca isinya...


Matanya terbelalak kaget dengan apa yang dibacanya...


Perlahan airmatanya menetes membasahi pipi...


"Benarkaah...." isak Masumi terharu tak percaya.


Koji menatapnya pilu...


Lalu Koji hendak meninggalkan Masumi sebelum dia teringat sesuatu...


"Masumi...Maya hanya mencintaimu...selamanya...maafkan segala kesalahannya..." ucapnya lirih.


"Koji...dimana dia dan....putriku Yuriko..." tanya Masumi tersedu.


"Desa Plum..." jawab Koji singkat dan pergi meninggalkan Masumi dalam keadaan kaku terharu.


Tak berapa lama, Masumi bergegas meninggalkan kediamannya bersama Asa.


Mereka pergi ke suatu tempat...


*****

Sore itu langit masih cerah. Maya dan Yuriko duduk di depan teras rumah Genzo.

Genzo kembali memanggil Maya, namun sedari tadi wanita itu melamun tanpa bergerak sedikitpun.

Maya...
Ada apa sebenarnya ini? Tapi....
Aku yakin semuanya akan kembali normal...
Aku sudah memberimu benda itu...

Percayalah...

Hari sudah beranjak gelap, Genzo mengajak Yuriko masuk. Sedang Maya masih terduduk di tangga teras rumah itu. Perlahan kakinya melangkah menjauh dari tempat nya duduk tadi.

Menjauh dan semakin jauh masuk ke dalam hutan Plum..

Kini dia tiba di depan jembatan menuju lembah itu. Kakinya seperti digerakkan sesuatu. Maya melangkah terus menyebrangi jembatan itu hingga tiba tepat di ujung jembatan.

Pikirannya ingin segera mendatangi pohon besar itu...

"Ya...tempat bersemayamnya sang belahan jiwa..." gumamnya lirih.

Masumi...kau akan tahu sebesar apa cintaku padamu...
Aku hanya berharap kau memaafkan semua kekhilafanku...

Aku sangat malu padamu...malu...

Aku tidak akan mengecewakanmu lagi, tidak akan...

Langkah Maya semakin menjauh dari ujung jembatan itu. Hingga..

Tiba-tiba...

"Maya...maya...hentikan..." panggil suara itu dari sebrang jembatan.

Maya menoleh perlahan, dia ingin mempercayai apa yang dilihatnya...

Dan...

Masumi...

"Masumi..." gumamnya kaget.

Tampak Masumi melangkah mendekati Maya, begitupun Maya berjalan menuju ke arah Masumi.

"Maya..." desis Masumi berurai air mata.

Keduanya berdekapan erat dan erat...

Begitu hangat pelukan itu. Pelukan yang sejak 8 tahun lalu hilang dan tak pernah ada.

Keduanya terisak haru. Perlahan Masumi membawa Maya kembali ke rumah Genzo.

Sebelum sampai di dekat rumah itu, Maya menahan lengan Masumi..

Dan...

Maya menjatuhkan tubuhnya dan berlutut di hadapan Masumi...

Masumi begitu iba menatap Maya. Lalu dia mengeluarkan sesuatu dari jas besarnya.

Selembar kertas. Yaa...kertas yang pernah Maya tandatangani...

Maya mendesis sambil memandangi kertas itu...

Tiba-tiba Masumi merobek kertas itu, membiarkannya terhembus angin dan membawanya pergi.

Pergi membawa semua kegundahannya selama ini...
Terbanglah semua kenestapaan...
Penderitaannya selama ini...
Pergilaahh...

Masumi mengangkat tubuh Maya perlahan dan mendekapnya erat...

"Sayang...aku sudah memaafkanmu...jauh sebelum semua ini aku ketahui..." ucap Masumi tulus.

"Masumi...masumi...Yuriko..." ujar Maya ingin menjelaskan sesuatu.

Masumi menutup bibir Maya dengan telunjuknya dan mengecupnya lembut.

Lalu pria tampan itu menganggukkan kepalanya dan berkata:

"Aku tahu sayang, dia...putriku...anak kita..." ucap Masumi lembut.

Maya menganggukkan kepalanya dan dengan bibir yang bergetar dia memanggil suaminya mesra...

"Masumiiiiiiii.......aku sungguh mencintaimu....aku tak bisa hidup tanpamu...tak sanggup...aku..." Maya benar-benar melampiaskan perasaannya pada pria itu.

Sebelum Maya meneruskan kata-katanya...Masumi telah menciumi bibir mungil itu dengan lembut dan mesra.

Keduanya begitu terbawa suasana kerinduan dan kebahagiaan lepas dari semua derita selama ini...

Tanpa mereka sadari Yuriko memandangi kedua orang tuanya haru. Asa dan Genzo tampak menitikkan airmata tak kuasa melihat peristiwa itu.

Maya dan Masumi baru sadar ada seseorang yang memandangi mereka sendu.

Keduanya menatap Yuriko penuh cinta...

"Putriku..." ucap Masumi sembari mendekati Yuriko.

Yuriko merasa aneh dengan sikap ayahnya yang selama ini begitu acuh padanya.

"Ibu..." panggilnya takut.

Maya pun menghampiri keduanya dan menyatukan tangan keduanya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Sayang...semuanya sudah berakhir. Kau tak perlu takut lagi" ucap Maya menenangkan putrinya.

Masumi menganggukkan kepalanya terharu dan dengan sigap dia mendekap Yuriko. Dengan mata dan bibir yang bergetar, Masumi menumpahkan semua kerinduannya ingin mendekap putri kecil itu.

"Anakku...kau anakku..." desisnya bahagia.

Maya pun memeluk keduanya dengan tangisan bahagia. Semuanya telah kembali...

Genzo dan Asa memandangi keluarga kecil itu dengan terharu bahagia...

"Benda itu benar..." gumam Genzo yakin...

Asa hanya menatap gumaman Genzo heran. Tak ingin berpikiran yang bukan-bukan.

Dia hanya berharap semuanya akan berjalan normal..
Seperti sedia kala...

Rumah megah itu akan bersinar kembali...
Kenyamanan dan kedamaian akan terpancar...
Mengubur dalam semua kekuatan buruk...
Semuanya...

Dan keluarga kecil itu akan selalu bahagia...
Bersama ku sepanjang hidupku...
Akan kujaga...
Selama aku hidup...
Tuan....
Nyonya...


***the end***




7 komentar:

  1. akhirnya hepi ending
    hehehehe..
    tq sis

    -mia-

    BalasHapus
  2. waaah...akhirnya hepi end.....baguuus sist white rose....ide ceritanya diluar dugaan.....ga bisa ditebak.....siiip....

    BalasHapus
  3. aaahhh...yokattaaaaa.....setuju dengan mba sinta...keyeeennn ceritanyaa mba rose...bikin lagi yaaaa....

    BalasHapus
  4. Waaaah...sweet ending...unpredictable story..bagus sis. Thank you for the story

    BalasHapus
  5. makasih ya, ini crita br yg udh jd, rencananya siang nanti br di share...
    skrg lg di edit dl...

    BalasHapus
  6. tuuuhkkaaaan sesuai dugaan ada campur tangan ibunya Koji...XD

    senangnya HE...makasih ya mba Rose ^0^

    BalasHapus
  7. waaaah bernafas lega deh.........Untung Yuriko bener anaknya Masumi.....

    Kok bisa ya ibunya Koji sejahat itu.....ya tapi namya juga ibu pasti dia ngarepin anaknya bisa bahagia ya.....

    hua......thanx sista buat cerita yg nguras air mata xixixixixix lebay.com

    BalasHapus

Frens, pliz comment in here...