Juli 25, 2011

When You Come Back -part 2-







Kediaman Hayami, Tokyo...


Eisuke tampak gembira akan menyambut kepulangan Maya. Di ruang kerjanya dia sibuk memerintahkan Asa untuk mempersiapkan kedatangan Maya dan cucunya.


Dari mulai apartemen baru untuk Maya, lalu semua perabotan harus benar-benar bersih. Begitupun semua fasilitas bermain untuk cucu tersayangnya.


Semua itu harus segera dipersiapkan sebelum Maya sampai..


Dan pastinya semua itu harus dilakukan tanpa sepengetahuan Masumi, putranya...


"Huuuuhhft...kalau sudah begini, aku repot sendiri. Dan tidak tega melihat kecurigaan Masumi" gumamnya sedih.


Dengan sigap Asa menghubungi beberapa anak buahnya untuk mempersiapkan semuanya. Dari mulai penyamaran Maya dan Rai sejak dari bandara sampai ke apartemen, semuanya sudah diperhitungkan oleh Eisuke.


Begitupun Maya sedikit merubah penampilannya. Semuanya dipersiapkan dengan baik.


*****

Bandara Narita, Tokyo...

Maya berjalan dengan mendorong baby stroller yang membawa Rai. Sedangkan bu Naimura terlihat membawa satu tas saja. Sepertinya semua baju dan perlengkapan lainnya sengaja ditinggal di Amerika.

Mereka pun keluar dari gerbang Kedatangan. Terlihat Maya menerima ponselnya dari seseorang. Sampai sebuah mobil datang menghampiri mereka.

Brrraaakkk....

Pintu mobilpun tertutup. Maya aman...

Mobil itu melaju menuju apartemen baru Maya, Tokyo...

Maya menyandarkan kepalanya dan meremas jemari tangannya terharu...

Wanita itu tak percaya bisa menginjakkan kakinya kembali di Tokyo...

Perlahan dia mengusap airmata yang membasahi pipinya...

Trimakasih...ayah...
Aku merindukan tempat ini...
Harum tanah kelahiranku...
Tempat aku tumbuh...
Dan mengenal segalanya...
Tempat aku juga jatuh cinta...
Padamu...Masumi...

Maya memandangi setiap sudut kota yang dilewatinya. Wajahnya terlihat tersenyum bahagia...

Hingga mobil itu tiba di apartemen Maya yang baru, yang tentunya sudah dipersiapkan oleh Eisuke.

Mereka masih dalam penyamarannya, sampai tepat berada di depan pintu apartemen Maya...

Ting...tong...

Maya menekan bel...

Cekkleeekk...

Mereka langsung masuk...

Bllaaam!!!

Maya menghela nafasnya lega. Tampak Eisuke dan Asa sudah menunggunya di ruang tamu apartemen tersebut.

"Ayah..." sapa Maya bahagia.

Wanita itu membungkukkan badannya agar dapat memeluk Eisuke yang tersenyum dari kursi rodanya.

Eisuke pun membalas pelukan Maya terharu. Dengan menepuk punggung Maya. Dia dapat merasakan bagaimana wanita itu sangat sedih dengan semua ini.

"Sudahlah, sekarang kau bisa lebih tenang di sini" ucapnya menenangkan Maya.

Maya pun perlahan melepas pelukannya dan mengusap airmata yang membasahi pipinya.

Lalu Maya duduk di sofa tamu. Mereka memandangi Rai yang terlelap di kereta dorongnya.

Seulas senyum bahagia terpancar dari semuanya. Maya, Eisuke, Asa dan bu Naimura...

Bahagia dan lega...

*****

Seminggu telah berlalu...

Pagi itu Maya bangun untuk berjalan-jalan mengelilingi apartemennya. Tentunya Maya harus menyamar jika ingin meninggalkan apartemennya.

Bu Naimura menyapanya ramah...

"Nyonya...akan pergi?" tanyanya hormat.

Maya tersenyum dan mengangukkan kepalanya...

Lalu Maya kembali menatap Rai yang masih terlelap. Anak itu begitu tampan dan menggemaskan.

Tak terasa usianya hampir 3 tahun saat ini...

Lalu wanita itu pergi meninggalkan apartemennya...

Bertepatan dengan kepergiannya, Eisuke pun sudah datang di apartemen Maya. Itulah kegiatan kakek itu selama hampir seminggu kepulangan cucunya ke Tokyo.

Datang pagi-pagi dan menghabiskan waktunya seharian hanya bersama Rai. Maya sangat bahagia dengan itu.

Namun sampai kapan dia harus menyembunyikan diri dari Masumi. Ingin rasanya Maya berteriak mengungkapkan kelelahannya pada keadaan ini.

Dan siang itu, mereka pun makan siang bersama seperti biasa...

Usai makan siang, mereka duduk santai di ruang televisi...

Eisuke melihat kegelisahan di mata Maya...

"Maya, apa kau memikirkan sesuatu?" tanya Eisuke iba.

Maya tertunduk lesu...

"Ayah...apa aku boleh tahu tentang Masumi?" tanya Maya mengagetkan.

Eisuke tercengang mendengar pertanyaan dari Maya. Dia tak percaya bahwa wanita itu ternyata ingin mengetahui kabar Masumi. Padahal dulu perjanjian itu masih jelas terngiang bahwa Maya lah yang ingin merahasiakan semuanya dari Masumi.

"Maya..." desis Eisuke sambil tersenyum bahagia.

Maya menatap Eisuke lirih...

"Aku sudah memikirkannya, ayah. Entah mengapa aku merasa bersalah dengan itu. Aku juga merasa lelah dengan persembunyianku ini" jelas Maya putus asa.

Eisuke menganggukkan kepalanya...

"Aku senang mendengarnya. Mulai besok kau bisa kemana pun kau suka dengan penampilan biasamu. Tanpa penyamaran..." jawab Eisuke lega.

"Ayah, aku berpikir...cepat atau lambat, semuanya akan terungkap. Aku ingin segera menyelesaikan ini. Biarlah semuanya berjalan apa adanya" terang Maya kemudian.

"Ya...kau benar Maya. Masumi akan tahu dari orang-orang suruhannya tentang keberadaanmu" balas Eisuke yakin.


"Tapi..." ucap Maya ragu.


"Tapi apa, Maya?" Eisuke penasaran.


"Biarkan aku kembali berakting, ayah. Aku harus bisa mengurus dan memenuhi kebutuhan putraku sendiri" terang Maya memelas.


Eisuke tampak sedih dengan pernyataan Maya...


"Maya, bila itu keinginanmu, maka aku akan mengikuti nya" balas Eisuke.


"Tapi ayah...aku..." kata Maya ragu lagi.


"Maya, ada apa? Jika kau belum siap untuk itu, akupun akan menurutinya" terang Eisuke bingung.


Maya terlihat ragu dengan keputusannya. Satu sisi dia takut akan kenangannya yang terungkap kembali bila harus bergabung dengan Daito kembali.


Maya belum mampu untuk bertemu dengan Masumi dalam keadaannya yang sekarang. Apalagi membayangkan Masumi dengan pernikahannya.


Juga soal keberadaan Rai yang akan sangat menguras tenaganya. Jika Masumi tahu bahwa itu adalah putranya, pasti Masumi akan membawa Rai.


Beribu pikiran muncul dalam benak Maya...


Tak sanggup menatap mata Masumi bila bertemu...
Tak sanggup melihat Masumi dengan pernikahannya...
Tak sanggup bila Rai direbut oleh ayahnya...
Tak sanggup bila harus...


"Tidak...aku belum sanggup...." gumam Maya lagi.


"Maya, bicaralah yang ada dalam hatimu..." ujar Eisuke iba.


"Ayah, untuk sementara ini, aku akan menghadapi Masumi saja. Akan kembali ke Daito. Tapi tolong jangan sampai Masumi tahu siapa Rai dan hubungannya denganku" kata Maya serius.


Setelah sekian lama dia mempertimbangkan, bolak-balik dengan keputusannya, akhirnya dia memutuskan untuk berakting kembali di Daito dan sebagai Maya Kitajima yang masih sendiri.


Eisuke pun menyusun persiapannya untuk membuat Maya nyaman bekerja kembali untuk Daito. Dia segera menghubungi Mizuki.
Dengan begitu Maya tak perlu sendirian menghadapi Masumi.


Satu hal lagi yang Maya belum ketahui bahwa Masumi sudah lama sendiri. Pernikahannya sudah lama pupus dengan meninggalnya Chiko dan anaknya.


Namun Eisuke merasa biarlah wanita itu tahu dengan sendirinya dan menyadari bahwa dia dan Masumi masih saling membutuhkan.


"Biarlah..." desis Eisuke mengingat lamunannya.


Sementara Maya hanya menganggap angin lalu desisan Eisuke tadi...

Setelah mengobrol seharian...
Sampai larut malam, akhirnya Eisuke kembali ke kediamannya...

Dan disambut dengan wajah curiga oleh Masumi...

"Ayah, darimana saja?" sambut Masumi curiga.

Eisuke berlalu saja bersama Asa...
Kursi roda itu terhenti setelah Masumi menghadang di depannya dengan merentangkan kedua tangannya.

"Ayah, jawab aku..." desak Masumi lagi.

"Aku berjalan-jalan untuk bisnisku. Itu saja!" balas Eisuke tenang.

"Aku tahu kau berbohong kan?" selidik Masumi.

"Ooohh...sekarang kau mulai mengkhawatirkanku? Bagus kalau begitu...hahahaha...." sahut Eisuke bahagia membuat putranya kikuk.

Masumi melangkah ke samping untuk memberi jalan pada Eisuke. Dia merasa tidak ada gunanya menanyakan langsung pada pria tua itu. Lebih baik dia cari tahu sendiri...

"Hahahaha...." tawa Eisuke masih terdengar hingga dia masuk ke kamarnya.

Begitupun Masumi langsung masuk ke kamarnya...

BLAAMM!!

Masumi membanting kuat pintu kamarnya. Dia kesal, benar-benar kesal dengan sikap ayahnya.

"Keterlaluan dia, membuatku seperti orang bodoh!" dengus Masumi marah.

Masumi melangkah menuju balkon kamarnya. Memandangi langit yang begitu indah bertaburan bintang malam itu.

Namun tiba-tiba entah mengapa...

Pikiran dan bathinnya ingin menuju ke suatu tempat...

Dengan tergesa, Masumi menyambar jas besarnya dan keluar kamar. Tampak Asa berusaha menanyakan hendak kemana tuan mudanya. Namun Masumi tak menggubrisnya.

Dia pun melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi...
Menjauh dari kediaman Hayami...

*****

Sementara itu di apartemen Maya...

Tampak bu Naimura gelisah berjalan mondar-mandir karena menunggu Maya, yang sejak tadi keluar dan belum kembali.

Sementara waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam itu...

Dan jauh dari apartemen Maya yang baru, terlihat wanita itu sedang berjalan-jalan sendiri tanpa tujuan. Dia melangkahkan kakinya terus menyusuri kota Tokyo yang hanya diterangi lampu jalan dan beberapa gedung.

Langkahnya terhenti di depan sebuah gedung...

Gedung Daito!!!

Maya memandangi bangunan megah itu, menyusuri jendela lantai demi lantai dengan matanya.

Tatapannya begitu sayu dan sedih...

Airmata itu mengalir lagi...dan lagi...

Masumi...aku tlah kembali...
Apa kau tahu?
Maaf aku tidak bisa menemuimu...
Aku tidak ingin mengusik kebahagiaanmu...

Maya masih menangis terisak sambil melangkah menjauhi gedung tersebut. Terus menjauh dan kembali ke apartemennya.

Sementara Maya tiba apartemennya...

Masumi baru saja tiba di gedung Daito. Entah mengapa tadi dia sangat ingin ke kantornya itu. Seolah ada yang memberitahunya bahwa dia akan menemukan seseorang di sana.

Namun sayang Masumi terlambat!!!

Pria itu sempat berkeliling di sekitar gedung, sebelum tiba-tiba ponselnya berbunyi...

"Ya...halo" sapanya dingin.

"Tuan, nona Maya telah kembali ke Tokyo!" ucap suara itu mengejutkan Masumi.

"APA?!" teriak Masumi tak percaya.

"Saya menerima kabar dari salah satu teman kuliahnya di Amerika. Dia mengatakan bahwa nona Maya sudah meninggalkan Amerika sekitar seminggu yang lalu" terang pria yang bernama Hijiri itu.

Jemari Masumi mengepal kaku. Dia mulai mengerti dengan semuanya kini. Dia merasa yakin bahwa ayahnya mengetahui semua ini. Namun merahasiakannya...

"Pasti ayah tahu!!" gumamnya geram.

Pria itu segera kembali ke kediamannya...

Semalaman matanya tak bisa terpejam, mengingat apa yang dikatakan Hijiri padanya. Ingin rasanya dia menanyakan langsung pada Eisuke detik itu juga. Namun pastilah Eisuke telah terlelap..

Sampai malam membawa fajar kembali menyambut keesokan harinya...

*****

Pagi itu Masumi hendak sarapan, namun dia tidak mendapati ayahnya di meja makan. Tampak Asa sedang mempersiapkan sarapan untuk dirinya.

Kecurigaannya semakin menjadi...

"Pak Asa...kemana ayahku?" tanya Masumi santai.

Pria tua itu tampak tenang menjawab pertanyaan Masumi...

"Tuan sedang berjalan pagi, tuan muda" jawabnya singkat.

Masumi pun merasa tak berguna menanyakan apa-apa lagi pada orang kepercayaan ayahnya tersebut.

Dia langsung menyantap sarapan yang telah disiapkan oleh Asa tadi.

Dan usai sarapan, pria tampan itu segera menuju kamarnya untuk mandi dan bersiap ke kantornya.

Saat sedang mengancing kemejanya, Masumi mendengar suara anak kecil dari ruang keluarga. Diikuti gelak tawa sang ayah...

"Ayah sudah pulang..Darimana dia...?!" gumamnya ragu.

Tapi suara anak kecil itu terus mengoceh melawani ayahnya. Masumi penasaran ingin melihat langsung ke bawah.

Perlahan Masumi menuruni tangga dan terus menuju arah suara itu. Setibanya di pintu ruang keluarga...

Langkahnya terhenti melihat ayahnya sedang bersenda gurau dengan seorang anak laki-laki kecil.

Masumi menatap anak itu lekat dan terus menatapnya. Sampai Eisuke menyadari kehadiran putranya.

"Ah...kau belum berangkat Masumi?" tanya Eisuke santai.

Masumi tak langsung menjawabnya. Dia berjalan mendekati Eisuke dan anak kecil itu yang tak lain adalah 'Rai' putranya sendiri.

Masumi berlutut untuk memperhatikan Rai. Menatapnya lekat. Dan tentu saja itu membuat Rai takut dan berlari mendekap Eisuke, sambil memanggilnya:

"Kakek......." kata Rai takut.

Eisuke memeluknya erat...

Masumi bengong dengan sebutan 'Kakek' dari mulut kecil Rai.

"Kakek?!" tanya Masumi heran.

Eisuke tidak menjawabnya. Dia hanya mengerlingkan matanya pada Masumi yang kebingungan.

"Sudahlah, kau nanti terlambat ke kantor" perintah Eisuke mengusir Masumi.

Namun Masumi tak bergeming dengan perintah itu. Dia ingin tahu mengapa ada anak kecil di rumahnya. Dan itu datang bersama ayahnya.

"Apa dia cucumu?" tanya Masumi memancing reaksi ayahnya.

"Tentu saja, dia jagoan kecilku sekarang...hahaha..." balas Eisuke riang.

Terlihat Masumi duduk di sofa memandangi Rai yang sudah kembali bermain dengan beberapa mainan yang ada di dekatnya.

Masumi semakin bertanya, ada apa ini. Sekarang ada anak kecil di rumahnya, bahkan mainannya pun ada di rumahnya.

"Ayah...katakan sesuatu. Siapa dia? Mengapa dia memanggilmu 'Kakek'?" selidik Masumi lagi.

"Memang kenapa? Apa aku belum pantas dipanggil dengan sebutan itu? Bila tak pantas, artinya aku lebih muda darimu, kan?! Hahahaha...." jawab Eisuke bergurau meledek Masumi.

Masumi mencibirkan bibirnya...
Dia kesal dengan jawaban dari ayahnya...

"Sudahlah, tidak ada gunanya" desis Masumi sembari berdiri akan pergi.

Namun langkahnya berhenti ketika Rai menanyakan sesuatu pada Eisuke:

"Kakek, apa nanti ibu akan datang menjemputku?" tanya Rai polos dengan suaranya yang belum begitu fasih dalam bahasa inggrisnya.

"Inggris-Amerika...anak ini tak bisa bahasa Jepang?" gumam Masumi.

Masumi membalikkan tubuhnya dan mendekati Rai. Lalu menggendong anak kecil itu.

Entah mengapa Rai diam saja. Malah anak kecil itu tersenyum pada Masumi yang tak lain adalah ayah kandungnya.

"Kau siapa?" tanya Rai dalam bahasa inggrisnya yang lucu.

Masumi tersenyum tulus pada Rai. Walau baru saja bertemu ada rasa yang begitu dalam bila dia menatap mata mungil Rai.

Melihat itu, Eisuke terharu dan ingin mengatakan yang sebenarnya pada Masumi. Namun dia berpikir belum saatnya...

Masumi tak menjawab pertanyaan Rai padanya tadi. Diapun menurunkan Rai dari gendongannya. Dan membelai lembut rambut ikal Rai.

Rambut itu mengingatkannya pada seseorang...


Tunggu...


DEG!!!


Mungil...


Masumi meyakinkan dirinya itu hanya kebetulan saja. Tapi rasa penasaran itu masih ada. Hingga dia bertanya sekali lagi pada ayahnya...


"Ayah, tolong jawab yang sejujurnya?" paksa Masumi.


Eisuke menatap lekat putranya...


"Apalagi yang masih ingin kau ketahui?" balas Eisuke mengejek Masumi.


Masumi menghela nafasnya kesal...


"Siapa anak ini?" tanya Masumi singkat.


"Baiklah, agar kau tenang, maka akan kuberitahu siapa jagoan kecilku ini" jawab Eisuke santai.


Wajah Masumi berubah menjadi serius memperhatikan apa yang akan diucapkan pria tua di hadapannya...


"Dia...adalah anak dari seorang ibu muda yang sudah kuanggap sebagai putriku sendiri. Apa kau puas?" terang Eisuke.


Masumi memikirkan sejenak apa yang diucapkan oleh ayahnya...
Namun dia tampak malas untuk membahasnya lagi..


Akhirnya Masumi pun meninggalkan Eisuke dan Rai di ruangan tersebut. 


Aku bisa gila dengan teka-tekinya...
Orang tua itu selalu saja...


Cucu darimana dia bilang?
Huuuuh...
Putrinya? Sejak kapan dia punya seorang putri?
Omongannya sudah ngelantur..


Ayah...ayah...
Maafkan aku...
Sepertinya kau sudah tak sabar...


Maafkan aku...



*****

Masumi baru saja tiba di kantornya...

Tiba-tiba terlihat beberapa wartawan sedang berkerumun di dekat lobby Daito.

"Ada apa ini? Mengganggu saja pagi-pagi begini" gumam Masumi tidak suka dengan kehadiran wartawan.

Melihat kedatangan Masumi, 2 orang wartawan tadi langsung berlari menghampiri Masumi.

Dan langsung mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak dimengerti oleh direktur muda tersebut.

"Kalian ini kenapa? Gosip dari mana itu?" sanggah Masumi sambil terus melangkah menuju lift.

Langkahnya terus sampai tak mendengar suara berisik wartawan tadi karena pintu lift tertutup dan membawanya ke atas menuju ruangannya.

Masumi menghempaskan tubuhnya di kursi kerjanya.

"Hhuuuh..." Masumi menghela nafasnya lega.

Namun pikirannya kembali merenungkan pertanyaan beberapa wartawan tadi.

"Mereka menanyakan kembalinya Maya? Bagaimana mereka tahu? Apa Hijiri memancing gosip ini? Sampai sekarang saja dia belum bisa menemukan dimana Maya berada, walau dia ada di Tokyo" gumam Masumi bingung.

Pria tampan itu semakin bingung dengan sikap ayahnya yang membawa seorang anak kecil pagi ini. Raut wajah yang dingin begitu jelas tergambar dari Masumi.

Dia jenuh dengan semua pertanyaan yang menganga di hatinya...

"Mungil, apa kau masih marah padaku? Aku mohon temui aku...aku begitu tersiksa selama ini...oooh....tidak....aku..." gumam Masumi semakin ngelantur.

Tiba-tiba...

Tok...tok...tok...

Ketukan pintu membuatnya bangun dari lamunannya...

"Masuk...." perintahnya dingin.

Cekklleeekk...

Mizuki masuk ke ruangannya dengan sedikit membungkuk hormat.

"Kau....ada apa?" sambut Masumi kaku.

"Ini ada hal penting yang harus anda tandatangani.." ucap Mizuki sembari menyerahkan 2 lembar kertas.

Kelihatannya seperti lembaran kontrak kerja...

Masumi selintas membacanya...

DEG!!!

Maya Kitajima!!

Masumi langsung menatap tajam pada Mizuki!

"Maya? Bagaimana...." kata Masumi gugup, namun dipotong oleh Mizuki.

"Maaf pak, ini perintah langsung dari ayah anda" terang Mizuki mencoba menjelaskan kebingungan Masumi.

Masumi mengepalkan jemarinya kesal...

"Ayaaaaah.....ada apa ini? Apa dia ingin menyiksaku?" ucapnya geram.

Mizuki bingung dengan sikap Masumi yang belum juga membubuhi tandatangannya di lembaran kontrak Maya tersebut.

"Maaf pak Masumi, saya sudah ditunggu oleh seseorang" desak Mizuki kemudian.

Seketika itu juga wajahnya menjadi merah. Dia merasa tidak dihargai oleh ayahnya sendiri. Apalagi wanita yang sangat dia rindukan itu tidak muncul di hadapannya untuk meminta tandatangannya.

"Siapa yang menunggumu? HAAAH?" tanya Masumi marah.

"Dan dimana dia sekarang?" Masumi bertanya lagi.

Mizuki sedikit gugup menghadapinya. Dia berusaha tenang dengan sedikit berbohong demi menjaga kepercayaan Eisuke dan Maya padanya.

"Begini pak Masumi, jika anda tandatangani hari ini, maka besok Maya sudah bisa bekerja dan memulai latihannya" terang Mizuki.

Masumi semakin menajamkan tatapannya pada Mizuki. Dan dengan cepat dia mencengkram kuat lengan Mizuki, lalu mengancam:

"Sekarang juga kau bawa aku bertemu MAYA KITAJIMA!!!" perintah Masumi emosi.

Sepertinya dia merasa di nomor duakan oleh Maya. Walau Masumi telah menyakiti Maya, namun ego nya begitu selalu ingin dihargai dan dinomor satukan.

Selain itu pria tampan tersebut benar-benar ingin segera bertemu dengan Maya, karena di relung hatinya dia masih sangat merindukan wanita itu. 

Benar-benar merindukanmu, Mungil....

Dengan berat hati, terpaksa Mizuki mengikuti langkah Masumi keluar ruangan. Dan segera ke parkiran mobil. Sedangkan tangannya masih mengcengkram lengan Mizuki seolah takut bila Mizuki kabur darinya.

Bagaimana ini tuan Eisuke...
Maya...
Aku takut menghadapinya kalau begini...
Pria ini begitu dingin dan kaku...

Aduuuhh...kemana aku harus membawanya?
Ke tuan Eisuke atau...
Kepadamu Maya....?!!!








***continue to -part 3-***





4 komentar:

  1. lebih cepat terungkap lebih baik
    maksa.com
    wuaaa i like it
    elf

    BalasHapus
  2. ke maya aja
    apdet cepet ya sis
    pensaran.com

    -mia-

    BalasHapus
  3. sekuel yg ini bikin cengar cengir sendiri :-) ngebayangin gimana kompaknya maya & eisuke...masumi gigit jari...hehehe...

    BalasHapus
  4. Bawa ke Maya, Mizuki....biar Masumi cepet tahu.......Sista senang sekali, apdetnya jgn lam2 dong..........

    Aku deg2an mampus nih heheheheheheh

    BalasHapus

Frens, pliz comment in here...