Juli 12, 2011

Story about You -part 3-





Koji berniat akan menemui Maya di kediamannya. Keberanian itu muncul seiring berjalannya waktu. Selain itu Koji merasa tidak boleh membiarkan Maya lebih menderita lagi.


Walau Maya adalah milik Masumi, namun Masumi tidak boleh semena-mena padanya.


"Kau tidak boleh seperti ini lagi...lihat saja akan kubuat kau cemburu pada ku" gumam Koji ketika baru saja melajukan mobilnya. 


Selang berapa lama Koji tiba di depan pekarangan keluarga Hayami. Dengan otomatis pintu pagar itu terbuka dan tertutup sendiri.


Koji turun dari mobilnya, seorang pelayan mempersilahkannya masuk dan menunggu di ruang tamu.


Kebetulan hari ini adalah hari libur. Pastilah semuanya ada di rumah, pikir Koji mengambil ancang-ancang.


Tak berapa lama, Maya pun datang menghampiri Koji di ruang tamu. Diikuti Yuriko yang sejak dari pintu sudah tersenyum kepada Koji.


Koji langsung menggendong putri kecil itu dan mengacuhkan Maya yang senang memperhatikan putrinya bahagia.


"Ah...kau sudah berpaling pada putriku ya, Koji" sapa Maya bergurau.


Koji terbahak karenanya dan menurunkan Yuriko dari pangkuannya.  Tak berapa lama mereka sudah asyik mengobrol. Maya dan Yuriko tampak tertawa mendengar candaan pria tampan itu.


Tanpa mereka ketahui, Asa mengintip nya dari balik pintu. Wajahnya terlihat sedih menatap nyonya dan putrinya.


"Nyonya...semoga kehadiran pria itu bisa membuatmu tersenyum kembali" gumamnya lirih.


Asa mulai terkenang saat-saat dimulainya kesedihan di rumah tuannya tersebut.


>>>


Asa sudah sangat mengkhawatirkan Maya sejak Eisuke tiada. Menginjak usia pernikahan mereka yang kedua, Eisuke meninggal dunia. Yuriko masih berusia belum genap setahun. Sejak itulah Masumi mulai mabuk-mabukan karena depresi ditinggal sang ayah.


Karena merasa putus asa, Masumi memutuskan pergi dari Tokyo menuju Paris untuk melanjutkan pendidikan. 2 tahun dia hidup terpisah dengan Maya dan Yuriko. Namun kala itu hubungan keduanya masih harmonis. Hingga Masumi kembali ke Tokyo, barulah terdengar kabar bahwa dia telah menikahi seseorang di sana. 


Maya tak percaya dengan semuanya. Suami yang dinantikannya kembali, saat itu membawa wanita lain dari Paris. Maya pun semakin jatuh ke dalam jurang yang dalam dan terjal. Matanya selalu terlihat sembab. Hari-harinya menjadi kelabu. Berulang kali dia ingin mengakhiri hidupnya, namun Asa selalu menghalanginya.


"Jangan, nyonya, saya mohon kuatkan diri anda demi Yuriko" Asa memohon di suatu ketika Maya dalam keadaan depresi berat.


Maya menangis tersedu...


"Pak Asa, aku merasa sudah tidak sanggup lagi. Aku ingin hidup normal seperti keluarga lainnya. Tapi mengapa...mengapa...mengapaaaaaa....." isak Maya tertunduk lesu di ruang keluarga.


"Nyonya...demi Yuriko dan tuan Eisuke. Beliau berpesan untuk menjaga kalian berdua padaku" ujar Asa haru.


Tatapan Maya begitu kosong. Wanita itu benar-benar berusaha keras agar bisa berdiri dan tetap tegar hingga saat ini.


<<<


"Aku mohon kau bisa membahagiakannya..." gumam Asa kembali mengharapkan Koji bisa menyenangkan nyonya dan putrinya.


Dia pun kembali melanjutkan aktifitasnya seperti biasa dan membiarkan Maya dan putrinya bersama dengan Koji di ruang tamu.


*****

Koji, Maya dan Yuriko sedang asyik becanda. Suasana rumah megah itu sedikit ceria dan menyenangkan. Tapi Koji menyadari sedari tadi mengapa tidak melihat Masumi.


Mungkin jika Masumi ada, pastilah dia tidak akan membiarkan ada pria yang mendekati istrinya.


Tiba-tiba...


Terdengar suara mobil masuk ke pekarangan rumah. Sepertinya mobil itu dikendarai dengan sangat kencang. Suara rem yang melengking jelas terdengar dari mobil tersebut.


Maya berdiri dan berlalu ke teras rumah, terlihat suaminya baru saja kembali dari suatu tempat. Dan pastilah dari tempat wanita itu. Maya berusaha membantu suaminya keluar dari mobil bersama seorang pelayan.


"Pastilah dia mabuk lagi" gumam Maya sambil memapah Masumi masuk.


Koji dan Yuriko hanya melongo menatap Maya dan Masumi. Koji berusaha mengalihkan pandangan Yuriko dari keduanya.


Dan Maya terus membawa Masumi menuju kamarnya.


Blaam!


Maya membaringkan suaminya di tempat tidur. Membukakan sepatu dan dasi Masumi. Dalam bathinnya Maya benar-benar menangis melihat keadaan Masumi seperti ini.


Dalam keadaan setengah sadar, Masumi menatap istrinya lirih. Sepertinya ada sesuatu yang ingin dia sampaikan.


Maya memperhatikan itu...


"Masumi...ada apa?" tanya Maya khawatir.


Masumi masih memandangi istrinya dalam. Perlahan dia menyentuh jemari mungil Maya dan menciumnya.


Maya kaget setengah mati. Tak biasanya Masumi bersikap lembut padanya. Sudah lama sekali...


Namun bathinnya bertambah sedih melihat hal itu.


"Mungil...maafkan aku" ucap Masumi pilu.


Maya tak menjawabnya, dia hanya menganggukkan kepala dan berusaha menahan airmata yang terbendung di pelupuk matanya.


"Tidurlah sayang..." balas Maya lembut.


Entah mengapa hatinya selalu terenyuh jika Masumi bersikap lembut padanya. Ada kerinduan yang sangat besar pada pria itu, namun semuanya terhalang sesuatu.


Maya mengecup kening suaminya pelan sebelum dia meninggalkan nya di kamar.


*****

Satu bulan sudah Koji berada di Tokyo, begitu banyak hal yang dialaminya dengan Maya. Koji terlihat bahagia bisa bertemu Maya setiap hari. 

Apalagi dengan putri kecil yang sangat cantik itu, Koji mulai menyayanginya seperti anak sendiri. Hampir setiap hari, Yuriko meminta ibunya menghubungi Koji hanya untuk mengobrol di telepon.

"Mungkin dia merindukan sosok ayah" pikir Koji haru.

Dia baru saja selesai berbicara dengan Yuriko dan menutup ponselnya.

Koji tersenyum-senyum sendiri teringat senda gurau dan celoteh anak itu.

"Hhhmmm, benar-benar anak yang pintar. Masumi mengapa kau abaikan dia?" desis Koji kesal.

Malam itu sangat indah...

Koji memandangi bintang dari balkon kamarnya. Dia merasakan kedamaian merasuki hatinya saat mengenang wanita yang sangat dicintainya.

"Maya...aku mencintaimu" gumamnya sambil tersenyum.

Beribu khayalan muncul seketika dalam benaknya. Wajah pria tampan itu berseri-seri dengan tatapan mata yang menerawang ke angkasa.

Menghabiskan malam bersama khayalan yang tinggi sudah bisa mengobati kegundahan dan kerinduannya pada Maya. Biarlah...

Sementara Koji berkhayal dengan imaginasinya...


Maya terlihat sendiri menatap bintang di balkon kamarnya.
Tiada ceria seperti dahulu, saat dirinya sering menghabiskan waktu bersama Masumi di balkon ini.


Perlahan airmatanya jatuh jua...


Masumi...di sini kita sering menghabiskan malam...
Memandangi bintang yang bertebaran di langit...
Indah...indah sekali sayang...
Kapan...kita bisa...memandangnya bersama lagi...


Masumi...aku akan selalu menunggumu...
Sampai kapanpun...


Maya tersadar dari lamunannya ketika terdengar suara ketukan pintu...


Tok..tok..tok..


Cekleek...


Maya kaget dengan siapa yang datang. Dia menatap wanita di hadapannya yang saat ini sedang memapah suami tercintanya.


Dia...Lola...!!!


Wanita kedua di pernikahan kami...


Lola tersenyum sopan pada Maya. Maya pun membalasnya...


"Maaf Maya, dia mabuk lagi..." sapa Lola ramah.


Maya tak menjawabnya, dia membantu Lola memapah Masumi ke tempat tidur.


Mereka berdua terlihat akur membukakan sepatu Masumi. Dan membenarkan posisi tidur suami tercinta mereka berdua.


Keduanya kini duduk di tepi pembaringan dan saling diam.


Tiba-tiba...


Lola menyentuh jemari Maya erat...


Maya pun kaget dengan sentuhan Lola...


"Maya...maafkan aku" ucapnya dingin.


Ada nada kesedihan dari bibirnya. Matanya berkaca-kaca. Maya tak mengerti mengapa wanita itu begitu.


Maya masih menatapnya kaku. Hampa dan tak bersemangat.


Wanita itu pun sadar dengan keacuhan Maya, dia segera pamit dengan membungkuk hormat pada Maya.


Maya mengantarnya sampai ke teras. Seorang supir sudah menunggunya.


Sekali lagi dia menoleh ke arah Maya dan tersenyum tulus. Maya pun baru membalasnya sopan.


Ternyata senyuman Maya membuat wanita itu berbalik dan...


Dia memeluk erat Maya. Dia menangis...dan menangis sejadinya!!!


Namun Maya menanggapinya kaku. Maya merasa airmatanya sudah kering dengan penderitaan selama ini yang menimpanya.


"Maaf...maafkan kami, Maya" ucapnya terisak.


Lalu dia pergi...


*****


Maya kembali ke kamarnya dengan lesu. Tampak Asa berusaha ingin menghiburnya. Namun Maya enggan mendengarnya. Maya menolak dengan sopan ajakan Asa.


"Trimakasih, pak Asa. Aku baik-baik saja. Selamat malam" ucap Maya sambil berlalu menuju kamarnya.


Bllaaamm!!


Maya membaringkan tubuh kurusnya di samping suami tercinta. Matanya menerawang memandangi langit-langit kamar besar itu. Pikirannya kembali terkenang masa-masa indah bersama Masumi.


Perlahan Maya membelai pipi suaminya lembut. Dan memandanginya dengan penuh kasih.


"Sayang...aku memang lelah, tapi aku akan mencoba bertahan di sisimu" gumam Maya tulus.


Airmata itu terjatuh lagi...


Dengan bibir bergetar, Maya menahan tangisnya agar Masumi tak terbangun.


Wanita malang itu benar-benar menangis pilu di samping suaminya yang tertidur lelap...


Seandainya aku mampu menghalau kepergianmu...
Semuanya tak akan seperti ini...
Masumi...maafkan aku tak bisa ikut bersamamu 8 tahun lalu...
Aku yang egois...membiarkanmu dalam kesedihan di Paris...
Maafkan aku sayang...


Sepanjang malam wanita mungil itu bergumam melamunkan nasibnya. Berulang kali dia menyeka airmatanya, hingga tak terdengar lagi gumamannya...


Dia terlelap lelah...


*****

Koji baru saja terbangun dari tidurnya pagi itu. Sinar mentari masuk melalui celah jendela dan menyilaukan penglihatannya.

Dia pun bangkit dan duduk di kursi kerjanya. Kembali dia menorehkan tinta pulpennya dan menceritakan semua yang dia alami selama di Tokyo.

Dear Diary...

Saat ini bathinku begitu bahagia karenanya. Walau aku tahu dia tidak akan menjadi milikku. Namun hanya dengan melihat dan dekat dengannya, aku sudah merasa memilikinya...
Dia adalah milikku...
Haaaahhhh...maaf bila khayalanku hanya tentangnya...
Dari dulu hingga kini, aku rasa kau bosan mendengarnya...
Tapi itulah isi hatiku, semuanya dipenuhi oleh wanita itu. Dalam relung jiwaku sampai yang terdalam, masih lah namanya yang bersemayam...
Maya...i love you...


Pria itu pun selesai dengan diary nya pagi itu, bergegas dia mandi dan menyantap sarapan yang telah disajikan ibunya.

Sang ibu menatapnya dengan senyuman, karena wajah putranya terlihat lebih muda dan berenergi.

"Kau bahagia, nak?" tanya ibu mengawali sapaannya di pagi hari.

Koji menghentikan suapannya, dan tersenyum pada ibunya. Lalu menyantap sarapan itu sampai habis.

"Apa kau ada rencana hari ini?" tanya ibu ingin tahu.

"Ah..iya bu, aku akan ke tempat latihan Maya. Hari ini Maya akan memulai drama terbarunya" terang Koji semangat.

Sang ibu tersenyum menatap kegembiraan putranya. Namun dalam hati kecilnya, ada kekhawatiran dengan perasaaan putranya pada seorang wanita yang telah bersuami.

Sang ibu menarik nafas panjangnya, ketika baru saja mengantar putra tersayangnya pergi.

"Doaku selalu menyertaimu, nak" gumam sang ibu mendoakan putranya.

*****

Pagi itu Maya baru saja mengantarkan Yuriko untuk berangkat sekolah dan diantarkan oleh supir. Lalu Maya bersiap akan latihan drama terbarunya di gedung Daito. Seorang pelayan menghampirinya dan menyampaikan pesan bahwa saat ini Maya ditunggu Masumi di ruang kerja. Maya pun bergegas kesana. Terlihat Masumi duduk menunggunya di meja kerjanya.

"Kau ingin bicara denganku?" tanya Maya sopan pada suaminya.

"Ya, duduklah..." balas Masumi kaku.

Keduanya duduk berhadapan seperti atasan dan bawahan. Maya tertunduk lelah. Entah mengapa mereka tak pernah bisa berbicara lembut sejak kepulangan Masumi dari Paris.

Bila salah satu telah terlelap, barulah Maya merasa benar-benar mengasihi pria di depannya tersebut. Begitupun sebaliknya...

Tiba-tiba...

"Ini..." Masumi menyodorkan sebuah kertas di atas meja.

Maya tak tahu kertas apa itu. Perlahan Maya meraih dan membacanya.

DEG!!!!!!!!!

Maya menatap Masumi tajam. Masumi membalas tatapan Maya dengan tatapan sedih.

Tanpa terasa airmata Maya menetes deras di pipinya. Masumi pun menatapnya pilu.

"Baiklah...bila ini yang terbaik untuk kita" ucap Maya terbata-bata.

Maya berusaha untuk tidak terisak dan merengek di depan Masumi.

"Mungil...aku tidak ingin membuatmu lebih menderita lagi" ujar Masumi dingin.

Maya mengangguk dengan senyum tipis yang dipaksakan...

"Aku...mengerti....Masumi..." sahut Maya.

Lalu Maya mengambil sebuah pulpen di meja itu. Dan tanpa ragu Maya membubuhi kertas itu dengan tandatangannya.

Tangannya gemetar, begitu juga bibirnya...

Maya mencoba tegar dengan keputusan yang diambil Masumi. Toh itu adalah keputusan terbaik. Agar semuanya lebih jelas dan berakhir dari derita.

Ini yang terbaik untuk kita...
Aku akan kuat...kuat...
Lebih kuat dari sebelumnya...

Inikah akhirnya?
Akhir cinta kita, Masumi...
Yaa...aku mengerti...
Sangat mengerti...

Kini semuanya telah ditandatangani. Surat cerai itu masih dipandangi keduanya di atas meja.

Baik Maya maupun Masumi menunduk menatap selembar kertas yang bisa memisahkan keduanya, namun selembar kertas itu pula yang bisa mengakhiri penderitaan dan kesedihan di dalam rumah megah itu.




***continue to -part 4-***




4 komentar:

  1. hehehehe suka nih ama yg angsty2 gini

    BalasHapus
  2. Aku juga suka, yah, cinta tak selamanya manis dan memiliki. Hiks,

    BalasHapus
  3. Aku sebenernya penasaran dengan "seandainya aku mampu menghalau kepergianmu...
    Semuanya tak akan seperti ini...
    Masumi...maafkan aku tak bisa ikut bersamamu 8 tahun lalu...
    Aku yang egois...membiarkanmu dalam kesedihan di Paris..."

    Kira2 alasan apa ya sampe mereka mustitinggal terpisah padahal mereka juga baru nikah kan.....

    Yg paling kasian Yuriko ya......sedihnya, liat situasi kyk gini, Tapi Maya musti bisa kuat buat pertahanin cintanya dia dong......

    Masumi sadar dong (plakplakplak) :)

    BalasHapus
  4. huaaahuaaaa.Bercerai???aduh Masumi tolong dong.....buka pikirannya....gak inget apa gmn lama n susahnya buat dapetin cinta Maya tapi kenapa sekrang disia2kan....

    Tapi penasaran deh sama kata2 Maya: "
    Seandainya aku mampu menghalau kepergianmu...
    Semuanya tak akan seperti ini...
    Masumi...maafkan aku tak bisa ikut bersamamu 8 tahun lalu...
    Aku yang egois...membiarkanmu dalam kesedihan di Paris...
    Maafkan aku sayang.."

    Emang apa ya yg buat Maya gak ikut MH ke Paris, secra mereka kan baru nikah.......

    Sista chapt 4 GPL ya....penasarannnnn

    BalasHapus

Frens, pliz comment in here...