Juli 12, 2011

Bukan Mimpi

>>><<<:flashback
----------

[Perasaan Maya semakin lama semakin mencintai pria yang selama ini dia benci. Maya berusaha untuk melupakan rasa yang telah merasuki hatinya. Namun seberat apapun usahanya, perasaan itu tak bisa hilang]

----------

Maya melangkah kebingunan sore itu ketika pulang dari studio tempatnya berlatih. Bersama Rei dan teman yang lainnya, mereka menyusuri jalanan di  gang-gang kecil kota Tokyo.

Pikiran gadis itu kembali pada peristiwa tadi pagi ketika dia baru saja tiba di studio.

>>>

"Ah..kau sudah datang mungil" sapa Masumi padanya ramah namun tetap dengan wajah yang mengejek.

Maya langsung cemberut melihat direktur Daito itu ada di tempatnya berlatih.

Maya pergi begitu saja meletakkan tas dan sepatunya di loker.

Tentu saja Masumi tidak suka diacuhkan seperti itu. Dengan kekuatan tangannya yang besar, dia langsung menarik Maya keluar studio.

Mereka hanya berdua saat ini...

Sementara yang lain menatap heran dari balik jendela kaca studio tersebut.

"Lepaskan tanganku, pak Masumi!" berontak Maya kesal.

Masumi menatap Maya tajam, namun entah mengapa tatapan itu membuat pipi Maya merona tersipu.

Dan tentu saja Masumi senang melihatnya. Dengan wajah tersenyum dia mendekatkan wajahnya ke Maya.

Saat itu jantung Maya pun berdetak kencang, namun Masumi belum menyadari bahwa gadis mungil yang selalu digodanya itu mulai merindukannya.

"Aku tidak akan melepaskanmu, Mungil" ujar Masumi memulai rayuannya.

"Apa? Baiklah aku akan berteriak sekuatnya" ancam Maya kesal.

Namun Masumi masih saja menggenggam erat tangan Maya. Dengan memandangi wajah gadis mungil di depannya, Masumi tersenyum geli.

"Baiklah Mungil, bila tanganmu ingin aku lepaskan, maka ada syaratnya" Masumi memasang taktiknya.

Maya menatap Masumi curiga. Dia pun menganggukkan kepalanya dengan terpaksa.

Masumi membisikkan sesuatu ke telinga Maya. Tanpa waktu lama, keduanya pun berlalu menuju suatu tempat.

Seisi studio memandangi mereka heran. Terutama Rei dan Koji. Namun pak Kuronuma segera memulai latihannya.

Sementara itu Masumi membawa Maya ke sebuah restoran kecil. 

Saat ini mereka duduk berhadapan. Maya kelihatan grogi, dia berusaha mengalihkan pandangannya dari Masumi.

"Hey, Mungil, apa wajahku kurang tampan? Sehingga kau memalingkan wajahmu dariku?" goda Masumi.

Sepertinya Masumi tahu bahwa Maya gugup bertatapan dengannya. Dan itu tentu saja tidak seperti biasanya.

Mungkin Masumi curiga dengan perasaan gadis mungil di depannya.

Maya semakin grogi dengan tatapan Masumi. Dia pun hanya menunduk saja.

Setelah sarapan usai, Maya bergegas berdiri hendak pergi. Namun sekali lagi tangan Masumi menahannya.

Dan tangan itu pula yang membawanya masuk mobil dan melaju ke sebuah tempat, tepatnya berhenti di sebuah pantai.

Maya menjadi heran dengan sikap pria yang bersamanya. Maya merasa tidak tenang karenanya.

"Maaf pak Masumi, tapi aku harus latihan. Jadi aku harus kembali sekarang" ucap Maya ragu.

Di satu sisi, dia mulai merasa nyaman bersama pria di sampingnya tersebut. Tapi di sisi lain, Maya merasa takut bila berlama-lama dengan pria itu, maka perasaannya akan terbongkar.

"Kau tak usah khawatir, aku sudah meminta ijin pada pelatihmu. Jadi kau akan kukembalikan setelah makan siang nanti" terang Masumi sembari menarik tangan Maya.

Dan saat ini mereka berdua seperti sepasang kekasih yang sedang menyusuri indah pasir putih di pagi cerah hari itu.

Degdegdeg!!!

Maya meraba dadanya, berusaha menahan detak jantungnya. Masumi menyadari hal itu dan menghentikan langkahnya.

Pria itu memandang Maya lembut. Kini keduanya saling berhadapan. Maya selalu menghindar bertatapan langsung.

Tidak...ini tidak boleh terjadi...
Aku tidak ingin dia tahu perasaanku..
Pasti dia akan menertawakanku..
Dan mengejekku habis-habisan..

Huuuuhh...menyebalkan...

Tiba-tiba tangan Masumi menahan dagu Maya dan mengucapkan sesuatu yang membuat Maya melayang.

"Mungil...aku menyukaimu" ucap nya lembut.

Maya masih terperangah dengan ucapan lembut dari bibir pria di hadapannya.

Dia benar-benar tak mempercayainya. Tak percaya!!

Masumi menatapnya penuh cinta. Maya masih shock dengan semuanya, hingga tidak ada kata yang keluar dari bibirnya.

"Mungil, besok kita ke pesta dansa bersama. Kau mau kan menemaniku?" ajak Masumi penuh ketulusan.

"Apa? Pak Masumi, aku mohon jangan permainkan perasaanku" sanggah Maya tak percaya.

Maya ingin mempercayai perkataan pria tadi, namun dia takut kecewa nantinya, bila Masumi hanya mempermainkannya.

Maya pun berusaha melepaskan genggaman tangan Masumi dan berlari menjauhinya.

"Maya...tunggu!!!" ucap Masumi berlari mengejar Maya.

Maya berlari sekuatnya, namun langkahnya kalah oleh Masumi yang memang mempunyai langkah lebih panjang dari dirinya.

Masumi kembali menahan tangan itu dan...

Dia memeluk gadis mungil itu!!!

Semakin lama pelukannya semakin erat. Maya merasakan ketulusan dari dekapan Masumi.

"Pak Masumi..." Maya tersipu.

Masumi masih mendekapnya erat. 

"Mungil...aku sungguh-sungguh menyukaimu" Masumi mengatakannya sekali lagi.

Akhirnya Maya pun membalas pelukan pria itu erat. Mereka seperti sepasang kekasih yang melepas rindu setelah lama terpisah.

"Mungil, percayalah padaku" Masumi kembali menegaskan.

Maya pun mengangguk mengerti semua yang dikatakan pria itu.

Semuanya...

<<<

Maya masih melamunkan pria yang dibencinya tersebut. Dan besok adalah hari dimana kencan pertamanya dimulai.

Di pesta dansa...

Ini bukan mimpi..
Besok mimpi itu akan menjadi nyata..
Perasaanku disambut dengan tangan terbuka..
Dia menyukaiku..

Pak Masumi...
Aku pun sungguh menyukaimu...
Sungguh-sungguh...




***the end***

2 komentar:

Frens, pliz comment in here...