Juli 18, 2011

Honey..Honey..I Miss You..-part 2-







Akhirnya ponsel itu tak bersuara lagi...


Masumi dan Maya pun bersiap untuk kembali ke kediaman masing-masing agar bisa menjalankan segala aktifitas mereka.


Mungkin akan sangat susah bagi keduanya membagi waktu antara pekerjaan dan hubungan percintaan mereka.


Masumi akan menjalankan tugasnya sebagai direktur Daito dengan segala kesibukannya. Dan tentu saja Maya pun tak jauh beda. Beberapa bulan sebelum kepulangannya ke Tokyo, Mizuki sudah menyiapkan semua rutinitas yang harus Maya jalani.


Didukung oleh Daito tentu saja semuanya akan jauh lebih teratur dan banyak mendapat perhatian kalangan seni Jepang.


"Hmmm...saatnya sibuk kembali..." gumam Masumi ketika menuruni tangga teras villa.


Tangannya masih menggenggam jemari Maya. Dengan senyuman mereka melangkah menuju parkiran mobil.


Selang berapa lama, keduanya tlah duduk berdampingan di mobil.


Tampak tangan keduanya masih saling genggam erat. Seolah akan berpisah lama.


Mobil tiba di apartemen Maya yang mewah...


Masumi mengantar Maya sampai masuk apartemen...


Sebelum berpisah, Masumi memepetkan tubuh Maya ke pintu apartemen Maya.


Lalu bibirnya mulai mencium lembut bibir Maya.
Maya membalasnya...


Perlahan Masumi melingkarkan tangannya di pinggang gadis mungil itu. Begitupun Maya melingkarkan tangannya di leher Masumi.


Begitu lama........


Seolah tak ingin berpisah, keduanya menghabiskan waktu beberapa menit seperti itu...


Hingga seorang penghuni apartemen yang lain melewati mereka. Barulah keduanya tampak melepaskan ciuman dan tangannya masing-masing. Mereka terlihat malu-malu...


"Aku pulang dulu, mungil" bisik Masumi.


"Hati-hati ya sayang..." balas Maya manja.


Masumi pun melangkah pergi meninggalkan apartemen Maya. Tiba-tiba langkahnya terhenti mendengar teriakan dari gadis mungilnya..


"Honey...jangan lupa telepon aku ya!" pinta Maya dengan melambaikan tangannya.


Masumi berbalik dan menganggukkan kepalanya...


Maya masih memandangi punggung kekasihnya hingga hilang dari pandangan matanya.


Masumi...aku mencintaimu...
Sangat...


*****

Baru saja Maya masuk ke apartemennya, terdengar bunyi ponselnya. Maya segera mengangkatnya.

"Halo..." sapa Maya memulai.

"Maya...ah...mengapa aku begitu sulit menghubungimu?" kata seseorang di ujung telepon sana.

Maya berpikir sebentar, mengingat suara lawan bicaranya...

Matanya terbelalak ketika memandangi nama di layar ponselnya...

Ken....?!

"Ya...aku Maya. Kau dimana...Ken?" sahut Maya riang.

"Maya...aku tahu kau kembali ke Tokyo. Untuk itu aku menyusulmu. And nanti siang kita harus bertemu" ujarnya setengah memaksa.

Maya diam tak menjawabnya...

Hatinya terasa takut bagaimana bila Masumi tahu bahwa pria itu sangat menyukai dirinya.
Maya semakin kalut, ketika tahu bahwa pria peranakan tersebut berada di kota yang sama dengannya dan Masumi.

"Maya...aku menunggumu di depan gedung Daito siang nanti, okay" ujar Ken sambil memutuskan teleponnya.

"Aah...Ken...dengar du..." balas Maya pun terputus...

Tut..tut..tuuut...

Maya mulai gelisah, dia bingung bagaimana menjelaskannya kepada pria peranakan itu.

Ken...aku sudah mengatakannya padamu...
Mengapa kau belum paham juga...
Huuufffh bagaimana ini...
Untuk apa dia datang?

Ken...

Maya menarik nafas berulang-ulang, matanya kemudian melihat jam yang ada di dinding apartemennya.

"Jam 10, berarti masih ada waktu untuk menjelaskannya pada Masumi" pikir Maya.

Lalu dia bergegas mengganti pakaiannya...

Menyambar tasnya dan hendak pergi ke gedung Daito...

Cekklleeek...

Maya membuka pintunya dan...

Seorang Mizuki tersenyum pada Maya tepat di depan pintu apartemennya.

Maya kaget setengah mati...

"Mizuki...kau mengagetkanku tahu!" sapa Maya gugup.

"Selamat datang kembali, Maya" sahut Mizuki sopan dengan membungkuk hormat.

"Trimakasih Mizuki...bagaimana kabarmu?" tanya Maya ramah.

Kemudian Maya berpikir mengapa Mizuki sudah datang menjemputnya.

"Ah...Mizuki, bukankah jadwalku nanti jam 2 siang?" tanya Maya heran.

Mizuki tak menjawab pertanyaan gadis itu, dia langsung saja membawa Maya pergi meninggalkan apartemennya.


Di dalam mobil, Maya terlihat gelisah. Sepertinya dia ingin membagi kegelisahannya dengan Mizuki. 


Maya menarik nafas panjang...


"Mizuki...apa kita bisa berhenti sebentar? Aku ingin mengatakan hal yang penting padamu.." ujar Maya gugup.


Mizuki menatap Maya tajam dengan kening yang mengernyit. Mizuki mencoba mendengarkan apa yang dikatakan Maya.


"Jadi maksudmu sekarang kau ingin aku membantumu?" tanya Mizuki belum mengerti.


"Iya Mizuki, aku mohon. Kau tahu kan bagaimana Masumi..." jelas Maya beralasan.


Mizuki menganggukkan kepalanya.


*****


Maya tiba di gedung Daito. Beberapa pegawai terlihat sangat sopan padanya. Mizuki berjalan di belakang Maya. Maya melangkah menuju ruangan Masumi.


Entah mengapa jantung Maya berdebar kencang. Sepertinya gadis itu takut mengatakan hal yang sebenarnya.


Dia sangat takut Masumi salah paham dengan apa yang akan dia katakan nanti.


Tok...tok...tok...


Maya mengetuk pintu ruangan Masumi.
Namun Mizuki langsung membukakan pintu itu untuk Maya.


Blllaaam...


Maya berdiri di depan meja Masumi. Saat itu Masumi sedang menerima telepon. 


Dia tersenyum manis sekali pada Maya...
Dan memberi isyarat agar Maya mendekatinya.


Maya menggelengkan kepalanya dan memilih duduk di sofa menunggu Masumi selesai bicara.


Maya terlihat meremas-remas kesepuluh jemarinya...


Masumi memperhatikan kegelisahan kekasihnya. Tak berapa lama, diapun menutup teleponnya.


Perlahan Masumi menghampiri Maya dan langsung menggelayut di tubuh gadis mungil itu.


"Sayang...sepertinya kau gelisah karena merindukanku, bukan?" goda Masumi.


Maya menatap Masumi ragu. Lalu dia menyentuh tangan pria tersebut. Dan berkata:


"Sayang...ada yang harus kuceritakan padamu" ujar Maya gugup.


Masumi hanya menyandarkan diri di sofa dan berusaha menarik tubuh Maya. Namun Maya bersikeras menahannya.


"Masumiii...dengarkan aku. Ini sangat penting!" ucap Maya lagi.


Barulah Masumi memandangi kekasihnya ragu...


"Ada apa, mungil?" tanya Masumi lembut.


"Masumi...kau tahu kan aku sangat mencintaimu" terang Maya kaku.


Masumi semakin menatap Maya dalam...


"Ada apa denganmu, Maya? Baru kutinggal beberapa jam, kau sudah aneh" jawab Masumi tak sabar.


"Masumi...sewaktu aku di korea...aku...aku..." ucap Maya terbata-bata.


Masumi mengernyitkan keningnya dan semakin mendekati wajah Maya.


Maya pun menunduk takut...


"Mungiiill...waktu di korea, ada apa denganmu?" tanya Masumi penasaran.


Maya menghela nafas gugup...


"Aku pernah menolong seorang teman...hanya seorang teman..." kata Maya bingung menjelaskan.


Masumi pun mulai curiga...


"Lalu..." sahut Masumi datar.


"Aku hanya menolongnya, hanya itu. Tidak ada niat yang lainnya" terang Maya semakin kalut.


Masumi menjadi bingung dengan apa yang dikatakan Maya.


"Mungil...kau bicara apa? Aku tidak mengerti dari tadi!" balas Masumi mulai kesal.


Dia bangun dari duduknya dan berputar mengelilingi sofa yang diduduki Maya.


Kemudian...


"Menolong? Teman? Lalu apalagi? Kau bicara yang jelas, sayang" ujar Masumi membelalakkan matanya ke arah Maya.


"Baiklaaaahhh...." sahut Maya.


"Masumi...di Korea, aku pernah menolong seorang pria yang sedang sekarat karena ditinggal kekasihnya yang bunuh diri" jelas Maya gugup.


Masumi mendengarkan sepatah demi sepatah dari bibir Maya penuh tanda tanya.


"Lalu..." balas Masumi ingin tahu.


"Aku tak pernah tahu dari pertolonganku itu, ternyata dia jatuh cinta padaku..." ucap Maya gemetaran.


Seketika itu juga pria jangkung itu terdiam dan menatap dalam kekasihnya.


Lama...


Maya menjadi risih dengan tatapan Masumi...


Berkali Maya mencuri pandang ke arah Masumi, namun berkali pula dia tertunduk takut.


"Mungiill...apa pria itu 'Ken Fernando'?" tanya Masumi tiba-tiba menebak.


Maya kaget luar biasa. Matanya melotot ke arah Masumi tak percaya.


"Masumiii...bagaimana kau...tahu...namanya...?" tanya Maya heran.


Masumi tersenyum tipis...


Lalu dia mendekati Maya dan menarik lembut tangan mungil itu ke dalam dekapannya.


"Trimakasih sayang...kau sudah jujur padaku..." ucapnya tenang.


Maya masih tak percaya dengan sikap kekasihnya yang sangat tenang dan jauh dari perkiraanya.


"Masumiii...apa kau sungguh-sungguh tidak marah?"tanya Maya bingung.


Masumi malah mengeratkan dekapannya pada Maya.


"Maya...aku tahu kau sudah dewasa, aku percaya padamu...Maafkan sikapku selama ini terlalu cemburuan..." terang Masumi penuh kasih.


Maya membalasnya dengan senyuman...


"Siang ini aku akan bertemu dengannya...Kau mengijinkannya bukan?" tanya Maya lagi.


Masumi mengangguk sambil tersenyum...


Entah apa yang dia pikirkan saat itu, namun yang pasti dia sangat bersikap manis hari ini. Jauh dari sikapnya yang cemburuan dan berlebihan pada Maya.


*****

Blaaam...

Maya sudah meninggalkan ruangan Masumi...

Masumi menghempaskan tubuhnya di kursi kerjanya...

"Hhhmmm...Masumi apa kau lakukan?" gumam Masumi sendiri.

Matanya menerawang mengingat apa yang tadi dia katakan pada kekasihnya itu. Dia begitu baik dan pengertian...

Heeeh...bodohnya aku...
Mengijinkannya bertemu si Ken itu...
Agar aku terlihat baik dan dewasa...

Ayolaaaah....Masumiii...
Sabar...aku harus sabar...
Mencoba menjadi kekasih yang pengertian...
Sangat pengertian...

Masumi berjalan mondar-mandir di dalam ruangannya. Tak lama kemudian dia memanggil Mizuki.

"Mizuki, bersiaplah. Aku ingin ke suatu tempat" ajak Masumi buru-buru.

Dengan penuh tanda tanya Mizuki melangkah mengikuti atasannya tersebut.

Kemana dia akan membawaku?
Bagaimana ini...
Maya...apa yang harus kulakukan...
Cepatlah Maya...
Sebelum dia berubah pikiran...



***continue to -part 3-***

4 komentar:

  1. Tq sista.....lanjutkan ....tq

    BalasHapus
  2. waaaah, makin penasaran nih. ceritanya baguuuuus, lanjutkaaan....

    BalasHapus
  3. eh tumben MH bisa tenang n berpikiran waras xixxixiixixi.... gmn jadinya ya setelah liat Ken lgsg.... :) heeem

    BalasHapus
  4. pasti maw memata2i maya
    apdet yg banyak ya sis tq

    -mia-

    BalasHapus

Frens, pliz comment in here...