Juli 13, 2011

Story about You -part 5-







Hari masih pagi...


Koji bangkit menuju meja dan diarynya. Entah berapa banyak kalimat yang dia tulis tentang wanita itu. Mungkin ada beberapa lembar jadinya.


Dengan senyum yang menawan, Koji melamunkan Maya. Memeluk diary tebal itu dan memandang keluar jendela.


Sinar mentari mulai menyapa harinya pagi itu...


Tiba-tiba lamunannya terhenti mendengar bunyi ponselnya...


Koji mengangkatnya dan...


"APA?!" suara Koji terdengar keras menyapa telpon dari seseorang.


Lalu bergegas meraih sweaternya dan berlari menuju mobil. Sang ibu melihat itu dan berusaha mengejar putranya. Namun sayang mobil itu begitu cepat melaju dan menjauh dari hadapannya.


Selang berapa lama pria tampan itu terlihat memberhentikan mobil di stasiun kereta. Di sana terlihat lelaki tua yang bernama Asa melambaikan tangannya.


Koji tergesa menghampiri lelaki tua itu dan seketika itu juga mereka tampak serius membicarakan sesuatu.


Tiba-tiba...


Koji langsung menggiring lelaki tua itu untuk berjalan dan masuk ke dalam mobilnya.


"Naiklah...kita akan menyusulnya" ucap Koji menenangkan Asa.


Wajah Asa terlihat cemas. Dengan guratan-guratan lelah dan menua, lelaki itu berusaha menahan kesedihannya. Membuang kecemasannya akan perginya nyonya dan putri kecilnya.


Koji melajukan mobil dengan kecepatan tinggi...


Sedangkan lelaki tua di sampingnya tampak berpikir keras memikirkan segalanya...


Dan saat ini memang Asa lah yang paling mengkhawatirkan Maya dan Yuriko. Asa pun terbayang saat-saat terakhir sebelum Maya pergi...


>>>


Malam sebelum Maya pergi...


Tampak Maya sedang duduk di teras menunggu suaminya...
Asa menghampirinya dan berusaha menghibur wanita itu...


"Nyonya, masuklah malam sudah larut..." sapa nya cemas.


Maya menoleh ke arahnya dan tersenyum...


"Aku hanya ingin menyambut dia pulang, pak Asa. Sudah lama sekali aku tak melakukannya..." sahut Maya pilu.


Asa tahu mata itu begitu rapuh, namun nyonya nya berusaha tegar di hadapannya.


"Pak Asa...besok aku akan pergi bersama Yuriko. Aku harap kau bisa merahasiakan ini" aku Maya sedih.


Asa terdiam mendengar pengakuan nyonya nya. Dia berusaha kuat untuk menyimpan rahasia itu.


"Nyonya...kemana nyonya akan pergi? Apa boleh saya tahu?" tanya Asa gugup.


Maya menatap lelaki tua itu dan menyentuh jemari tangannya.


"Yokohama, mimpiku telah usai. Aku harus kembali ke tempat asalku" balas Maya menerawang.


"Tapi nyonya...." cegah Asa bingung.


"Pak Asa apa anda tahu? Di Yokohama lah aku lahir dan berani bermimpi menjadi sukses....dan di sana juga....aku mendapatkan keberanian meraihnya...." terang Maya kembali.


Asa sangat mengerti maksud dari nyonya itu...


"Nyonya..." panggil Asa ragu.


"Aku berharap melupakan semuanya. Dan...dan keberanian itu akan muncul kembali tuk meraih masa depanku...bersama putriku...di sana..." ujar Maya pilu.


Nada suaranya begitu menusuk, kata-kata itu begitu penuh arti yang dalam. Arti dari kehancuran mimpinya. Mimpi yang telah usai dalam periode ini.


Saya berharap mimpi baru akan hadir dan segera anda raih, nyonya...


<<<


"Saya berharap, nyonya...." gumam Asa tersadar dari lamunannya...


Koji menoleh heran pada lelaki di sampingnya yang tiba-tiba bersuara, seperti orang mengigau dalam tidurnya...




*****


Sementara di tempat yang berbeda...


Terlihat seorang wanita berjalan bersama seorang putri kecilnya. Mereka baru saja turun dari sebuah kereta. Tangan putri kecil itu begitu erat menggenggam tangan ibunya. Dan dengan tegar wanita itu berjalan menyusuri tangga demi tangga stasiun.

Ekspresi wajahnya tidak menunjukkan sesuatu yang berlebihan. Dia Maya dan putri kecilnya. Perlahan dia duduk sejenak di kursi yang berjejeran di stasiun tersebut.

"Ibu, kita dimana?" tanya Yuriko ingin tahu.

Maya membelai rambut putrinya dengan lembut dan tersenyum.

"Kita di desa Plum, sayang" jawab Maya lembut.

Lalu Maya memandang jauh ke depan sana. Stasiun ini adalah stasiun terakhir menuju tempat itu. Dia harus berjalan lagi untuk sampai di lembah Plum.

Wajahnya menjadi lesu bila mengingat jarak yang lumayan jauh bagi putrinya.

"Hhhmmm..." desis Maya bingung.

"Ibu...apakah kita akan tetap disini?" tanya Yuriko lagi.

Maya menggeleng ragu. Dia kembali merangkul putri kecilnya.

Perlahan Maya pun berdiri dan menjulurkan tangannya pada Yuriko. Merekapun berjalan menuju sebuah lorong panjang dengan pohon-pohon rindang di sisi kanan dan kirinya.

Yuriko tampak menyukai tempat itu. Dia melepaskan genggaman tangan ibunya dan berlari kecil beberapa langkah ke depan.

Dengan wajah yang ceria, dia melemparkan senyumnya pada Maya.

Maya menatapnya haru, entah mengapa itu membuatnya sedih...

Airmatanya menggelembung di sudut matanya. Hingga perlahan menetesi pipinya. Maya mengusapnya pelan...

"Ibu...udaranya segar ya bu" ucap Yuriko sedikit teriak.

"Iya nak, jangan berlari terlalu jauh, tetaplah di dekat ibu, nak" sahut Maya mengingatkan.

Hampir 2 jam berjalan, tampak kelelahan di raut Yuriko. Maya pun meminta putrinya untuk naik ke punggungnya. Maya akan menggendong Yuriko yang sudah kelelahan.

"Tidak bu, aku masih kuat" balasnya polos.

Padahal Maya tahu bahwa putrinya sudah kelelahan. Dia mengangguk dan tersenyum melihat putrinya yang begitu menyayanginya.

Tak berapa jauh dari sana, terlihat sebuah rumah tua dan kecil. Maya segera mengajak putrinya untuk berlari ke tempat itu. 

Tak berapa lama terdengar suara gledek...

Daaaaaaarrrrrrrr!!!!

Mereka berdua terduduk lemah di teras rumah tersebut. Memandangi langit yang terlihat mendung. Maya memeluk Yuriko erat dan menutupi tubuhnya dengan baju hangat.

Hujanpun turun dengan derasnya...

Setelah beberapa saat, Maya tersadar bahwa putri kecilnya tertidur di sandaran bahunya. Maya mengangkatnya masuk ke dalam rumah tua itu dan membaringkan Yuriko di dekat sebuah tungku.

Perlahan Maya membelai rambut Yuriko dengan penuh sayang. Mengecup kening kecil itu dan mencium lembut pipinya.

"Ibu menyayangimu, sayang..." gumam Maya lirih.

Airmatanya menetes lagi. Maya berjalan menuju salah satu jendela di rumah tua tersebut. Memandangi derasnya hujan turun.

Matanya terlihat menerawang entah kemana. Pikirannya saat ini pasti kepada Masumi.

Masumi...aku disini...
Apa kau ingat tempat ini?
Lembah dan desa ini...
Adalah tempat bersemayamnya bidadari merah...

Apa kau ingat semuanya...
Saat bayangan raga kita menyatu?
Aku yakin itu bukan bayangan...
Itu adalah keinginan jiwa kita...
Panggilan jiwaku ada disini...

Yaa...ada disini...

Tak berapa lama, terlihat Maya pun tertidur kelelahan di samping putrinya. Melepaskan semua kepenatan setelah seharian meninggalkan Tokyo.

*****

Sudah seharian Koji dan pak Asa mencari ke Yokohama.Hampir semua tempat sudah mereka datangi. Mulai dari restoran mie, tempat Maya dan ibunya tinggal dulu.

Bahkan sempat bertemu dengan Sugiko, anak pemilik restoran tersebut. Saat ini dialah yang meneruskan dan menjalankan restoran tersebut.

Ibu dan ayahnya telah lama tiada. Namun sama sekali Sugiko tidak mengetahi tentang Maya dan putrinya. 

Koji dan Asa pun akhirnya kembali ke Tokyo. Dengan wajah yang khawatir, mereka berdua bertanya dari satu orang ke orang yang melintasi jalanan Tokyo-Yokohama.

Namun semuanya sia-sia hingga mereka tiba di Tokyo, tepat di depan kediaman Hayami.

Koji diam sejenak memandangi rumah megah itu. Lalu Asa mengajaknya singgah terlebih dahulu. Tapi Koji menolaknya sopan.

"Maaf pak Asa, aku harus pulang dulu. Mungkin ibuku cemas menunggu" ucapnya hormat.

"Baiklah tuan. Besok aku akan mencarinya lagi" jawab lelaki tua itu yakin.

Koji memandanginya bangga...

"Tolong bawa aku bila anda akan pergi mencarinya, tuan" ujarnya kemudian.

Sambil menunduk hormat, Asa pun pamit memasuki gerbang dan menghilang dari pandangan Koji.

Koji terhenyak sejenak di jok mobilnya. Kembali tatapannya ke arah rumah megah itu, sebelum akhirnya meninggalkan nya dan kembali ke kediamannya.

*****

Asa baru saja masuk ke rumah, ketika seseorang menahannya...

"Apa sudah bertemu?" suara itu adalah suara tuannya.

Asa terkejut mengetahui tuannya sudah duduk dan menunggunya di ruang tamu.

Asa hanya menunduk ragu akan menjawabnya. Dan Masumi masih saja menatap tajam ke arah lelaki tua itu.

"Pak Asa, aku bertanya padamu..." ulang Masumi kesal.

Asa menjawabnya dengan menggelengkan kepala. Dia tidak berani menatap mata tuannya. Entah mengapa dia merasa asing dengan tuannya itu beberapa tahun belakangan.

"Pak Asa...maafkan aku. Mungkin kau tidak akan mengerti mengapa semua ini bisa terjadi..." terang Masumi panjang.

Dan itu membuat Asa terkejut dan seketika itu juga dia menatap pria tampan di depannya.

"Tuan...apa maksud anda?" tanya Asa ragu.

"Tapi kau tenang saja, ini akan segera berakhir" ucap Masumi kaku.

Asa semakin bingung mendengar perkataan dari Masumi. Semakin lama semakin tidak masuk akal, pikir Asa.

Lalu Masumi menepuk bahu lelaki tua itu dan berlalu menuju kamarnya.

Asa masih berdiri kaku mengingat perkataan Masumi...

Apa maksudnya?
Berakhir?
Semua akan berakhir?
Apa....tuan Masumi?

Lelaki tua itupun masuk ke kamarnya dan merenungkan semua perkataan tuannya. Dia tidak mengerti apa itu. Dengan kepalannya dia semakin yakin ada hal yang tidak masuk akal terjadi di rumah besar ini.

"Besok aku akan pergi mencari anda, nyonya..." gumamnya yakin.

Asa bertekad tidak akan berhenti berusaha untuk menyelidiki semuanya. Dan akan membawa kembali nyonyanya pulang.

*****

Koji tiba di rumahnya...

Tampak suasana rumah sudah gelap. Dengan perlahan Koji memarkirkan mobilnya dan masuk ke rumah. Dia tidak ingin mengganggu tidur ibunya.

Seperti seorang pencuri Koji mengendap-endap masuk dan menutup pintu dengan hati-hati sekali.

Tiba-tiba...

Tiiiiiiiiikk!!! Lampu menyala...

Koji berhenti dan berdiri kaku di depan tangga menuju kamarnya...

"Kau darimana, nak?" suara ibu begitu khawatir menyapanya.

Koji membalikkan tubuh dan menghampiri sang ibu...

"Aku ke Yokohama bu..." jawab Koji ragu.

Ibu menatapnya cemas dan curiga...

"Kau mencarinya? Apa kau sudah menemukannya?" tanya Ibu bertubi-tubi.

Koji menjadi heran dengan pertanyaan sang ibu. Dengan kernyitan dahinya Koji mencoba menyelidik mata sang ibu.

"Ibu...apa kau tahu sesuatu?" tanya Koji penasaran.

Ibu Koji menatap putranya. Tatapannya begitu hampa, dan itu membuat Koji semakin penasaran.

"Bu...katakan sesuatu padaku! Apa ibu tahu dimana Maya sekarang?" suara Koji begitu lirih.

Mata sang ibu mulai berkaca-kaca. Koji pun sedih karenanya. Dia semakin tidak mengerti dengan semua yang terjadi pada Maya.

"Koji...ibu yakin, dia akan kembali padamu. Jadi bersikap baiklah padanya" terang ibu percaya diri.

Koji menatap ibunya lekat. Dia sangat ingin menanyakan semua pada wanita di hadapannya. Namun Koji takut akan menyakiti perasaan wanita yang telah membesarkannya itu.

"Bu...aku benar-benar mencemaskannya. Jadi kumohon katakan, bila ibu memang tahu dia ada dimana..." ucap Koji putus asa.

Sang ibu memandanginya sedih. Dia membelai rambut Koji dan menyuruh putranya untuk segera beristirahat.

"Tidurlaah..." ujar ibu sambil meninggalkan Koji yang kebingungan.

Koji perlahan menuju kamarnya. Tubuhnya langsung terhempas di tempat tidurnya. Dia lelah sekali...

Maya...dimana kau?

Kalimat itu berulang-ulang muncul di benaknya hingga akhirnya kalimat itu pula yang menidurkan pria tampan itu terlelap. Membawanya ke dalam kedamaian mimpi. Mimpi tentang wanita yang selalu ada dalam hatinya.

Seluruh jiwa dan raga akan dia berikan demi wanita tersebut...

Seluruhnya...




***continue to -part 6-***

8 komentar:

  1. kuraaaaaaang, nambahhhhhh lagiii, masih penasaran, sebenarnya kenapa bisa jadi berantakan begini????

    BalasHapus
  2. semakin dibaca...semakin nahan napas sista...semakin larut sama perasaan nya Maya....semakin gak tahan buat tau kelanjutannya....sista....Lebih Cepat Lebih Baik ya....:)

    BalasHapus
  3. Apa masih ada kemungkinan ya buat Masumi n Maya rujuk n ngebenahin keluarga kecilnya lagi?????

    Kasian sih sama Koji ...klo cuma ngehibur Maya terus tapi gak bisa dapet cintanya Maya, tapi emang Maya cuma cinta sama MH kan dan apa iya MH gak akan cemburu liat Koji n Maya deket lagi???

    Ayo Koji n Maya buat MH cemburu n gila karena sadar klo dia tkut kehilangan Maya dan dah buat kesalahan besar dengan nikah lagi, ceraikan LOLA, campakkan dia hahahah jadi emosi jiwa nih sista....

    Lanjutannya lgi dong....huahuhauahauahuahua

    BalasHapus
  4. wahhh getting more n more angst ni cerita .me likey deh .hahaha ....

    bakal lebih dark ga ?
    klo di web khusus ff sih belon ada yg bikin versi dark-nya :(

    hmm kira2 si maya ada bikin salah ga sih ? kok sampe dia juga minta maaf. i think masumi has a reason for behaving like that .

    BalasHapus
  5. Huaaaaaaaa......jangan bikin makin penasaran...jd makin deg2an...kira2 kenapa masumi sama maya koq jadi cuek2an ya...

    BalasHapus
  6. mudah mudahan baikan lagi ya...seperti dulu....

    BalasHapus
  7. hadeeeeeeeeehhhhhh bikin penasaran emangnya kesalahan apa sih yg dilakukan Maya ampe Masumi tdk memaafkan ????? knp Masumi bisa Married lagi ?

    BalasHapus
  8. Yaaaahhhh kok dikit sih sis white rose??? penasarannn...masumi kok jadi jahat gitu sih?

    BalasHapus

Frens, pliz comment in here...