Juli 23, 2011

Honey..Honey..I Miss You..-part 10-







Maya menangis di hadapan Eisuke...


Eisuke menepuk punggung gadis mungil itu untuk menenangkannya.


"Maya...apa kau masih mencintainya? Jawablah dengan jujur" tanya Eisuke kemudian.


Maya menatap Eisuke ragu...


"Paman...aku sangat mencintainya...jauh sebelum kepergian Ken, aku selalu mencintainya" ucap Maya lirih.


"Maya, aku dengar kau menerima tawaran untuk menemani Ken semalaman sebelum kepergiannya. Apakah itu terjadi?" tanya Eisuke lagi.


Sementara itu Eisuke sudah mengetahui bahwa Masumi ada di dekat pintu. Untuk itulah dia sengaja mengorek semua yang menjadi penghalang keduanya. Karena Eisuke yakin bahwa Maya dan Masumi masih gengsi untuk berterus terang.


Maya menggelengkan kepalanya...


"Mengapa kau hanya menggeleng, nak. Ayo katakan padaku apa yang terjadi malam itu?" selidik pria tua itu.


"Aku memang bersamanya semalaman. Aku tidur di dekapannya karena dia memintaku untuk mendekat. Wajahnya sangat pucat, paman...." terang Maya sedih.


"Lalu..." tanya Eisuke tak sabar.


"Aku pun tertidur di pelukannya. Hingga pagi aku tersadar bahwa Ken telah pergi untuk selamanya..." isak Maya haru.


Eisuke lega mendengar penuturan gadis mungil itu. Dia hanya ingin memastikan...


"Itu berarti tidak ada yang terjadi kan?" tanya Eisuke lagi.


Maya memandang Eisuke sedih...


"Tidak paman, aku yakin Ken pun tahu bahwa aku tidak mencintainya. Dia mengerti itu, paman..." jawab Maya.


Sebelum Eisuke memutuskan untuk mengakhiri pembicaraan dengan Maya...


Tiba-tiba...


Tak..tuk..tak..tuk..


Terdengar suara langkah sepatu yang semakin mendekati mereka...


Seketika itu jua, Maya dan Eisuke menoleh ke arah langkah sepatu itu...


Maya kaget luar biasa melihat bahwa Masumi ada di sana...


Mungkinkah...
Dia mendengar semuanya?
Apa yang harus aku lakukan?


Sedangkan Eisuke tersenyum puas dengan kedatangan Masumi. Rencana keduanya berhasil...


Lalu dia memberi isyarat kepada Asa yang telah berdiri di sudut lain, untuk membawanya pergi meninggalkan Maya dan Masumi dalam ruangan itu.


BLAM!!!


"Masumi..." desis Maya kikuk.


Masumi memandangi gadis mungil itu dalam...


Ada rasa sesal dalam hatinya, mengapa tidak dari dulu dia menanyakannya pada gadis mungil tersebut.


Jika saja...


Mungkin semua tidak akan menjadi penderitaan panjang seperti sekarang ini...


"Mungiilll...mengapa kau tidak mengatakannya?" tanya Masumi pilu.


Namun Maya masih terisak dan shock mengingat semuanya...
Bibirnya gemetar menahan kesedihannya...


"Maafkan aku Masumi, aku takut...dan malu padamu..." jawab Maya sedih.


Masumi semakin dipenuhi penyesalan. Namun semuanya sudah terlambat. Dia pun kesal dengan situasi itu...


Tangannya terkepal geram dengan keadaan dan kebodohannya...


"Mengapa? Mengapa....mungiiilllll" isak Masumi sedih.


Dia menjatuhkan dirinya tepat di depan lutut Maya. Maya pun bertambah kaget dan grogi.


"Masumi...bagaimana aku bisa mengatakannya padamu. Sementara....sementara kau sendiri... tidak pernah menghubungiku dan datang ke apartemenku......" isak Maya tak tahan lagi.


Masumi bertambah benci situasinya....


"MUNGIIIILLLLL......." teriak Masumi kesal.


Maya tampak ketakutan dengan teriakan pria itu...


Tubuhnya gemetar...


"Masumiiii..." desis Maya takut.


"Apakah harus aku yang mendatangimu? Haaah....apakah harus selalu aku yang mengerti dirimu?" tanya Masumi bertubi-tubi melepaskan kekesalannya selama ini.


Maya pun menutupi telinganya dengan kedua tangannya. Maya sudah tidak ingin mendengar apa-apa lagi tentang kesalahannya di masa lalu.


"Sudah cukup, Masumi....kau jangan membentakku seperti itu lagi" jawab Maya letih.


"Apa? Cukup? Apanya yang cukup! Kita harus selesaikan ini sekarang juga!" perintah Masumi pilu.


"Semuanya sudah selesai Masumi. Jika saja kau mau lebih mengerti aku waktu itu..." ucap Maya tak ingin kalah.


Masumi semakin mendekati wajah Maya...


Jantung Maya begitu berdebar kencang. Dan sudah pasti pipinya merona merah muda...


"Apanya yang selesai, mungilll? Kau menghancurkan ku! Kau tidak menjelaskan apa-apa padaku? Mengapa kau begitu egois!" ucap Masumi lembut sambil terisak.


Mata keduanya masih saling tatap penuh sesal rindu...


"Masumiii...aku memang egois...maafkan aku...tapi aku...sungguh...sungguh mencintaimu...lebih dari apapun...kumohon...kembalilah...padaku...." Maya memelas penuh harap.


Kata-kata itu membuat Masumi semakin mencintai gadis mungil itu. Keterus terangan itu tidak pernah dia bayangkan sebelumnya..
Dia sangat bahagia mendengarnya!!!


"Mungiiiillll...." desis Masumi tak percaya.


Maya merasa kata-kata tadi diluar kesadarannya. Maya berusaha menutup mulutnya karena tak percaya dengan apa yang dikatakannya.


Dia mengakui semuanya di depan pria itu...


Wajah Maya semakin merah padam...


Perlahan Masumi mendekatkan wajahnya lebih dekat lagi ke wajah gadis mungil itu.
Hingga kedua hidung mereka beradu...


"Masumi..." gumam Maya gugup.


Masumi mulai dengan lembut mengecup bibir Maya. Lalu menatap mata gadis mungil itu lekat.
Kini mereka saling menatap mesra...


"Aku sangat merindukanmu, Masumi..." ucap Maya lembut.


Mendengar itu Masumi bertambah bahagia...Dia lupa akan janjinya pada Chiko tentang pernikahannya.


"Maya...tetaplah disini. Bersamaku selamanya..." balas Masumi penuh kasih.


Lalu pria itu mendaratkan kembali bibirnya di bibir mungil Maya. Maya membalasnya. Masumi pun melumatnya dan melumatnya berulang-ulang.


Maya melingkarkan tangannya di leher pria itu begitu erat. Begitupun Masumi merangkul pinggang gadis mungil yang dia cintai lembut.


Masumi masih berlutut di hadapan Maya. Dan adegan itu masih berlangsung lama setelahnya.


Kecupan demi kecupan terdengar jelas dari ruangan besar tersebut. Keduanya melepaskan kerinduan setelah kesalahpahaman dan keegoisan mereka sendiri.


Sampai akhirnya Masumi bangkit dan mengangkat gadis itu ke sebuah sofa panjang yang cukup besar untuk keduanya.


Mereka bertindihan lekat. Bergumul dengan nafas yang sangat dekat dan terengah-engah. 


Sore telah menjadi gelap, karena malam pun semakin larut. Keduanya masih saja berada di dalam ruangan yang sama.


Suasana gelap seolah mengijinkan mereka untuk melakukan apapun demi melampiaskan kerinduan yang mereka tahan selama ini.


"Masumiii..." desah Maya manja.


"Hhmmmm...." sahut Masumi tak kuasa menahan semua hasratnya..


Perlahan Masumi melepaskan semua pembatas antara tubuh nya dan Maya. Mereka melakukannya lagi...dan lagi...dan lagi...
Untuk kedua kalinya...


Begitu bergairah...
Dengan cinta yang terpendam selama ini...
Memuaskan segala hasrat...
Menghempaskan kekesalan dan keegoisan...


Meraih semua cinta yang hilang...
Merangkul kasih yang terabaikan karena kebodohan...
Segala bentuk egois dan dendam...
Hanyalah masa lalu yang akan mereka lupakan...




Masumi...
Aku akan selalu mencintaimu...selamanya...
Aku akan menunggumu...
Itu janjiku padamu...






Mungilll...
Aku akan menyelesaikan semuanya...
Tunggulah aku...
Karena cintaku hanya untukmu..
Aku bersumpah untuk itu...








***continue to -part 11-***



1 komentar:

Frens, pliz comment in here...