Juli 22, 2011

Honey..Honey..I Miss You..-part 9-








Maya dan Masumi masih berdekapan erat...


Hingga tiba-tiba pintu terbuka dan...


"Sayaaang..." sapa seorang gadis kaget melihat adegan keduanya.


Masumi pun langsung melepaskan dekapannya pada Maya. Mereka bertiga saling bertatapan kaku.


Maya tercengang melihat sikap Masumi yang tampak gugup ketika gadis itu masuk.


"Chiko...tunggu..." cegah Masumi ketika gadis manis itu hendak berlari pergi.


Wajahnya terlihat cemberut dan marah. Dengan manjanya gadis itu memukul dada Masumi.


Masumi berusaha menenangkannya dan menggiringnya duduk di sofa tepat di depan Maya duduk.


Maya masih tertunduk sedih...


"Maya...mungkin kalian belum saling kenal. Ini Chiko...." ucap Masumi datar.


Namun sebelum Masumi menjelaskan ucapannya, gadis bernama Chiko itu menimpalinya:


"Kekasih Masumi..." ucapnya lembut, sambil melirik Masumi yang duduk di sampingnya.


Masumi tahu pasti Maya sangat tertekan dengan situasi ini. Masumi pun menarik tangan Chiko dan menjulurkannya pada Maya.


Tanpa pikir panjang, Maya pun menyambutnya dengan senyum tipis. Gadis bernama Chiko itu menatap Maya tajam. Mata cemburunya seperti hendak menerkam Maya.


Karena merasa tidak nyaman, akhirnya Maya pun pamit untuk pergi.  Entah mengapa Masumi sama sekali tidak mencegahnya.


"Baiklah...aku masih harus syuting drama. Permisi" ujar Maya pamit.


"Mungil...nanti aku akan menghubungimu..." kata Masumi dari tempat duduknya di sisi Chiko.


Maya tak menghiraukannya...


Bllaaam!!


Dengan wajah lesu gadis mungil itu keluar ruangan Masumi. Mizuki mengejarnya.


"Maya...tunggu aku..." panggil Mizuki berlari.


Maya terus saja melangkah dengan tatapan kosong...


Hampir saja...kami bersama...
Dia sudah memaafkanku...
Trimakasih Masumi...


Tapi gadis itu...
Sepertinya tidak akan merelakanmu...
Mungkin kalian sudah terlalu dalam...
Seperti yang pernah kita lalui...


Baiklah...
Kali ini aku yang akan menunggumu...
Pilihan ada padamu...
Masumi...


*****

Hari itu Maya benar-benar tak konsentrasi dalam latihannya. Berulang kali sang pelatih memintanya untuk serius. Tapi tetap saja Maya tidak bisa. Mizuki pun akhirnya turun tangan dan meminta ijin kepada pelatih untuk membawa Maya menghirup udara segar sejenak.

Karena tidak ingin yang lain jadi terganggu, akhirnya pelatihpun mengijinkannya.

Mizuki membawa Maya ke sebuah taman tak jauh dari gedung Daito. Mereka duduk di sebuah bangku kayu. Ditemani kicau burung dan hembusan angin yang membuat dedaunan kering berterbangan menghapus debu yang ada di rumput taman tersebut.

Maya kembali menerawang...

Tatapannya begitu menyedihkan. Seolah saat ini gadis mungil itu telah kehilangan segalanya.

Melihat itu Mizuki mencoba memeluk punggung Maya...

"Maya...ceritakan padaku semua kegundahanmu. Aku akan mendengarkannya" ucap Mizuki menenangkan.

Namun Maya diam saja...
Malah sekarang airmatanya telah menetes di pipinya...

"Maya..." Mizuki mendesis sedih.

"Mizuki...aku akan menerima tawaran tuan Eisuke" ucap Maya tiba-tiba.

Mizuki memang sudah mengetahui rencana Eisuke, namun rencana itu hanya semata-mata untuk mendekatkan keduanya. Tapi sekarang menjadi berbeda kenyataannya.

"Eh Maya...apa kau serius? Untuk apa kau pergi lagi? Lalu bagaimana dengan Masumi?" tanya Mizuki bertubi-tubi.

Maya menatap Mizuki dalam...

"Sebenarnya hubungan kami telah lama berakhir. Jadi mungkin akan lebih baik bila aku pergi menjauhinya. Aku tidak boleh egois dengan keinginanku sendiri, kan?" jawab Maya lirih.

"Maksudmu?" Mizuki tak mengerti.

"Mizuki, sebelum kejadian pagi tadi. Aku memang punya keinginan...untuk mengejar kembali cintaku. Namun saat gadis itu datang...aku baru sadar....bahwa saat ini...Masumi sedang mengejar kebahagiaannya bersama....gadis itu" jelas Maya gugup.

"Maya...bukan begitu....Masumi...." sanggah Mizuki.

Maya menggelengkan kepalanya lemah...

"Mizuki...aku akan tetap menunggunya. Sampai dia bisa benar-benar melepaskan kebahagiaannya bersama gadis itu. Dan kembali padaku..." ujar Maya kemudian.

"Maya...apa kau tahu bagaimana perihnya Masumi melewati hari-harinya tanpamu?" tanya Mizuki mulai menjelaskan.

Maya diam saja dengan pandangan tetap menerawang...

"Apa kau sadar Maya bahwa Masumi sangat menderita" kata Mizuki lagi.

Maya menoleh ke arah Mizuki...
Namun lagi-lagi tatapan itu masih hampa...

"Aku tahu itu! Dan bila aku bersamanya pun akan membuatnya menderita lagi. Jadi lebih baik aku pergi, sampai dia bisa melupakan semua kesalahanku padanya" ujar Maya lirih.

Maya berdiri lalu menggenggam tangan Mizuki, dan...

"Mizuki, bawa aku menemui paman Eisuke!" pinta Maya bersemangat.

Mizuki jadi bingung karenanya...

"Maya...tunggu dulu" cegah Mizuki setengah berlari mengejar langkah Maya yang mulai cepat.

Gadis itu pun berjalan menjauh dari gedung Daito dan taman tadi. Mizuki memanggil supir untuk membawa mereka ke kediaman Hayami.

Selang berapa lama, Mizuki sudah berada di mobil dan menyusul Maya yang berjalan sangat cepat.

"Maya, naiklah!" ajak Mizuki sambil membukakan pintu untuk Maya.

Maya pun menuruti Mizuki. Mobil pun segera melaju menuju kediaman Hayami.

*****


Di Ruangan Masumi...


Masumi masih diam terpaku memandangi pintu ruangannya.
Maya pergi...


Dan dia tidak berusaha mencegahnya...


Chiko tahu apa yang dipikirkan kekasihnya....


Dengan manja, dia pun menggelayut di dada Masumi yang kokoh...
Masumi berusaha membuat Chiko tidak curiga. Masumi membelai rambut gadis manis itu mesra.


Masumi harus menyadari bahwa dirinya sudah tidak mungkin kembali bersama Maya!


Keadaannya sudah berbeda kini, tapi lebih jelas lagi bahwa keadaan itu telah berbeda sejak Maya menerima tawaran mendiang Ken...


Masumi belum mengetahui yang sebenarnya. Sampai detik ini pria itu masih menyimpan sakit hati yang sangat dalam akan kenangan tersebut.


Baik Maya maupun Masumi tidak pernah berusaha bicara dan menjelaskan semuanya. Hingga keadaan menjadi semakin runyam...


Dan hubungan mereka pun semakin jauh dari kata 'bersatu'...


Juga karena alasan itulah, akhirnya Masumi mencoba menjalin hubungan dengan seorang gadis.


Karena kesepian dan kekosongan hatinya, akhirnya hubungan itu terjalin lebih dalam dari yang dibayangkan...


Malah mereka sangat dekat hingga akhirnya terjadilah keintiman itu. Dan itu terjadi berulang-ulang...


Entah mengapa Masumi pun begitu terlena dengan Chiko. Namun yang pasti berkat Chiko-lah, Masumi bisa menikmati kebahagiaan cinta dari seorang wanita.


Namun hal itu pula yang membuat Masumi menjadi bingung sendiri menghadapinya.


Di lubuk hatinya, tetaplah Maya yang dia cintai. Namun sekarang itu tidak mungkin lagi...


Karena Masumi harus bertanggung jawab dengan janin yang tengah dikandung oleh Chiko.


"Sayaaaang...." panggil Chiko mesra.


"Ah...iya, sekarang kau harus segera pulang. Kau harus jaga kesehatanmu" balas Masumi lembut.


Chiko hanya mengangguk dan menuruti permintaan kekasihnya...


Akhirnya Masumi pun mengantar Chiko kembali ke kediamannya. Di perjalanan Chiko terus membicarakan bagaimana harus menutupi kehamilannya.


Dan kata sepakat yang diputuskan adalah 'menikah'. Chiko tampak gembira sekali dengan hal itu. Gadis manis itu sangat ingin segera meresmikan dirinya sebagai istri dari direktur muda Daito yang tampan tersebut.


*****

Sementara itu...
Mobil yang membawa Maya dan Mizuki pun memasuki pekarangan kediaman Hayami.


Tampak tangan Maya gemetar karena gugup. Gadis mungil itu kembali meremas jemarinya sendiri. Mizuki memperhatikan kegugupan Maya.


"Maya...kau kenapa? Apa keputusanmu ini membuatmu takut?" tanya Mizuki menebak.


Maya diam saja...


Mobilpun berhenti tepat di depan teras rumah megah itu. Maya menarik nafasnya dalam-dalam.


Maya dan Mizuki turun dan langsung menuju ruang tamu. Maya berjalan di belakang Mizuki. Wajahnya tampak pucat dan sangat ketakutan.


Mizuki mundur selangkah untuk bisa merangkul gadis mungil itu dan menenangkannya.


Mereka tiba di ruang tamu...


Tampak Eisuke sudah menunggu kedatangan Maya...
Dia tersenyum tulus pada gadis mungil tersebut...


Maya pun membalasnya dengan hormat membungkukkan tubuhnya sedikit.


"Duduklah, menantuku..." sambut Eisuke.


Maya melongo sejenak mendengar kata 'menantu' yang diucapkan oleh pria tua tersebut.


Maya pun duduk tepat disamping kursi roda Eisuke...


Lalu Eisuke memberi isyarat kepada Mizuki untuk mendekat ke dirinya. Mizukipun dengan sigap menghampiri Eisuke dan mendekatkan telinganya ke wajah pria tua itu.


Eisuke membisikkan sesuatu pada Mizuki!


Tak berapa lama, Mizuki meninggalkan ruangan itu. Dan tinggallah Maya dengan Eisuke berdua saat ini.


Maya terlihat masih meremas-remas jemarinya gugup. Eisuke tersenyum melihat kegugupan Maya.
Dia mencoba mencari kata yang bisa membuat Maya lebih nyaman..


"Baiklah, Maya...apa yang hendak kau sampaikan padaku?" tanya Eisuke memulai.


Maya menghela nafasnya sebelum menjawab pertanyaan Eisuke...


"Paman...aku...akan pergi ke Amerika....seperti jawabanku pagi tadi, aku serius..." jawab Maya terbata-bata.


Eisuke menatap kesedihan gadis mungil di hadapannya...


Pria tua itu paham bahwa sebenarnya Maya tidak ingin jauh dari Masumi. Begitupun sebaliknya. Namun Eisuke juga tidak bisa mengabaikan Chiko.


Karena sebelumnya, Masumi telah menceritakan semuanya tentang hubungan antara dirinya dengan Chiko.


Namun Eisuke selalu berharap ada keajaiban dan keberanian dari Masumi dan Maya untuk bisa meluruskan benang yang kusut antara mereka berdua.


Ternyata itu sia-sia...


"Baiklah Maya, semuanya akan segera diselesaikan oleh anak buahku. Keberangkatanmu akan dijadwalkan 2 hari lagi" jelas Eisuke sedih.


Maya tertunduk lesu...


"Trimakasih paman..." balas Maya pilu.


"Tapi Maya, kau bisa mengubah keputusanmu kapan saja. Kau pergi atau tidak itu akan sangat berpengaruh pada hubungan mu dan putraku. Aku tahu bahwa kau pun tahu betapa Masumi masih sangat mencintaimu. Cobalah bicarakan ini baik-baik. Ambil jalan terbaik bagaimana cara menyelesaikannya" terang Eisuke.


"Paman...aku...merasa tidak pantas...tetap mengharapkan cinta Masumi....karena aku...telah begitu membuatnya menderita" Maya berusaha menahan tangisnya.


Eisuke memahami itu...


"Menangislah nak...itu akan membuatmu merasa lebih lega. Dan ingat sebelum kau pergi, kau harus dan harus bicara 4 mata dengan putraku yang egois itu yaa!" ucapnya menegaskan.


Maya hanya mengangguk...dan menunduk...


Sementara itu tanpa Maya sadari, tadi Eisuke menyuruh Mizuki untuk segera pulang ke kediamannya. Dengan alasan bahwa Maya sedang menunggunya dan ingin bicara.


Seketika itu juga Masumi pulang. Dan saat ini dia telah berada di dekat pintu dan mendengar semua pembicaraan antara ayahnya dan gadis mungilnya.


Mungiil...
Jangan pergi...
Tunggulah aku...


Tidak kau tidak boleh pergi...


*****


***continue to -part 10-***

5 komentar:

  1. Aduh gantian deh....MM knp jadi begini ya...tq sista u/ updatenya btw byk sekaliii idenya...

    BalasHapus
  2. Hohohohoho jadi uber2an kayak film india..(Ak ada shiori chiko pun jadi hehehehe sista kenapa jadi aku ikutan nangis n deg2an ya ayo sist lanjuuut :)

    BalasHapus
  3. Yaaaa...Mayaaa jgn putus asa doong....chiayooo.....

    BalasHapus
  4. Maya lawan dong Chiko kah atau Chiki kah siapapun itu....tunjukkan kekeraskepalaanmu....rebut Masumiiiii...trims sis White Rose ff nya...lanjut...

    BalasHapus
  5. apa Chiko hamil???oh noooo jadi yg gak bisa nahan diri malah masumi kan....makanya Maya ngomong dong........gmn nih,

    Sista yg chap 10 donggggg

    BalasHapus

Frens, pliz comment in here...