Juli 21, 2011

Honey..Honey..I Miss You..-part 7-







Bulan demi bulan telah berlalu. Dan saat ini tepat setahun sejak kepergian Ken. Hubungan Maya dan Masumi tidak terjalin seperti dahulu lagi. Semuanya berakhir tepat setelah meninggalnya Ken Fernando.


Kesepian tentu saja menyelimuti keduanya. Namun seiring berjalannya waktu, sedikit demi sedikit keduanya mulai terbiasa dengan perpisahan mereka.


Maya masih menjalani kehidupannya sebagai artis terkenal. Begitupun Masumi sibuk dengan pekerjaannya sebagai penerus tahta perusahaan Hayami.


Tak jarang mereka berpapasan, namun keduanya selalu saja menghindar dan acuh tak acuh. Belum lagi Maya telah pindah dari apartemen pemberian Masumi.


Saat ini dia memiliki sebuah apartemen mewah hasil dari keringatnya sendiri. Begitupun sebuah mobil mewah dengan seorang supir pribadi yang siap mengantarnya kemana saja dia mau.


Juga terdengar kabar bahwa saat ini Masumi sedang menjalin hubungan dengan seorang artis pendatang baru. Keakraban keduanya telah tercium media. Di setiap kesempatan, keduanya selalu tampak bersama. 


Kabar itu pun sampai juga akhirnya ke telinga Maya Kitajima. Yang pasti itu sangat membuatnya sedih. Namun gadis mungil itu menyadari bahwa antara dirinya dan Masumi sudah tidak apa-apa lagi.


Tidak ada yang tersisa...


Lupakan semuanya!!!


*****

Dan seperti malam itu, Maya baru saja turun dari mobilnya. Seharian ini dia sibuk syuting di beberapa kota sekitar Tokyo. Maya kembali ke apartemennya.

Namun beberapa menit kemudian, gadis mungil itu keluar lagi dari apartemennya. Dia berjalan terus menjauhi apartemen mewah itu. Langkah kakinya begitu ringan dan dengan wajah yang terlihat lelah, Maya menyandarkan tubuhnya di sebuah tiang listrik di tepi jalanan Tokyo.

Pikirannya kembali melayang pada berita tentang kedekatan Masumi bersama artis pendatang baru itu. 

Maya menghela nafas dalam...

Memandangi langit kota Tokyo yang semakin gelap dan sunyi...

Angin meniup rambut Maya yang panjang terurai...

Begitupun angin membuat perasaannya semakin lirih dengan semua pemberitaan itu. Rasa cemburu tentu masih ada dalam hatinya. Pria itulah yang telah memberinya arti cinta sebenarnya beberapa waktu lalu.

Masumi...benarkah semua itu?
Maaf aku masih memikirkanmu...
Maaf aku juga mengecewakanmu...

Aku hanya berharap yang terbaik untukmu...
Aku merindukanmu...
Sangat rindu...

Airmata pun menetesi pipinya...

Maya benar-benar menangisi Masumi...

Lalu Maya menyadari tangisannya, dia pun harus segera membeli sesuatu untuk mengalihkan kesedihannya. 
Maya berencana akan pergi ke taman sambil menghabiskan jajanan yang akan dia beli dan begadang di tempat itu.

Maya pun mendapati sebuah minimarket kecil masih buka. Sambil berlari kecil dia menuju tempat itu. Namun sebelum sampai disana Maya harus melewati sebuah cafe.

Dan di situlah pertama kali dia melihat kebersamaan Masumi bersama gadis lain.

DEG!

Sekujur tubuhnya serasa lemas dan kaku...

Maya berdiri menatap kebersamaan Masumi dengan gadis itu. Dengan airmata yang mengaliri pipinya, Maya perlahan meninggalkan tempat itu dengan berjalan mundur menjauhi cafe.

Melangkah terus menjauhi cafe tersebut secepat mungkin. Airmata masih membasahi pipinya. Berulang kali gadis mungil itu mengusapnya, namun percuma airmata itu tak mau berhenti.
Malah semakin deras...

Tanpa terasa Maya telah berlari sangat jauh dan kini dia telah berdiri di depan apartemennya sendiri.

Maya terduduk lunglai di tangga apartemen itu...


Wajah gadis mungil itu benar-benar kusut. Dia berusaha menahan tangisnya agar tak terdengar siapapun.


Dengan langkah yang terseret-seret, akhirnya Maya pun tiba di depan pintu apartemennya. Mencari kunci di saku celananya, namun kunci itu terjatuh ke lantai.


Maya semakin kalut. Sekali lagi dia menjatuhkan dirinya di lantai. Matanya mendapati kunci tersebut namun karena airmata begitu menutupi matanya, dia pun kesulitan meraih kunci apartemennya.


Maya pun teriak kesal...


"HAAAAAAAAAAAAWWW!!!" suaranya begitu keras melengking.


Nafasnya terengah-engah...


Hingga seorang penghuni apartemen mendapatinya dan membantunya masuk ke apartemennya. Lalu pergi...


Bllaam...


Maya terduduk lemah di sofa tamunya...
Dan terlelap...


Hingga pagi pun hadir kembali menebarkan cahaya terang benderang hari berikutnya.

*****

Pagi ini Maya harus bersiap akan berlatih untuk drama terbarunya. Namun hatinya begitu berat untuk pergi meninggalkan pembaringannya.

Ponselnya berulang-ulang berbunyi. Namun gadis itu mengabaikannya. Dia beranjak dari tempat tidurnya dan membuat secangkir kopi kental. Tidak biasanya gadis itu meminum kopi.

Dengan membawa cangkir itu, Maya berjalan ke arah balkon dan menghirup udara pagi yang masih terasa segar hari itu.

Tatapannya begitu menerawang melayang ke angkasa. Menyibakkan awan putih yang mulai berwarna kuning terkena sinar mentari...

Aku harus kuat menghadapinya...
Aku yakin...aku bisa...
Masumi...
Aku tahu kau tak membutuhkanku lagi...
Pergilah kejar semua kebahagiaanmu yang tertunda...
Maaf...bila aku telah melukaimu...

Maafkan aku, Masumi...

Maya masih melamun dengan khayalannya sendiri mengenai Masumi.

Tiba-tiba...

Krriinngg...krriinnggg...

Saluran telepon apartemen itu berbunyi...

Dengan langkah yang malas, Maya mengangkatnya...

"Haloo..." sapa Maya lesu.

"Maya...datanglah ke tempat biasa! Ada yang harus aku bicarakan..." perintah seorang pria dari sebrang telepon.

Maya terlihat berpikir siapa yang telah memerintahnya tadi...

Hingga Maya teringat suara khas dari pria tersebut...

"Paman..." desis Maya tak percaya.

"Hhhmmm...aku tunggu kau yaa" ucapnya kembali memastikan.

Telepon pun ditutup...

Wajah Maya sedikit lebih ceria setelah menerima telepon dari 'paman itu'. Dia adalah Eisuke, ayah dari Masumi Hayami!


Maya pun bergegas menuju tempat yang sudah dijanjikan oleh Eisuke.


Kali ini mereka janjian di sebuah restoran di tepi pantai. Ditemani oleh Asa tampak pria tua itu duduk menunggu kehadiran Maya.


Maya baru saja tiba, dan Asa langsung menyuruh Maya duduk di hadapan tuannya.


Terlihat Eisuke menatap dalam pada Maya...
Maya menunduk malu karena Maya bersalah membatalkan semuanya...


"Paman...maafkan...aku..." ucap Maya sedih.


"Maya, aku sangat mengerti kondisimu waktu itu. Namun apakah kau tahu akibat dari tindakanmu itu?" tanya Eisuke lirih.


Maya hanya mengangguk...


"Ini..." Eisuke menyodorkan sebuah kotak kecil kepada Maya.


"Apa ini, paman?" tanya Maya heran.


"Pakailah itu. Dan raihlah kembali cintamu dari putraku" ujar Eisuke mengejutkan Maya.


Maya sangat ingin menerima kotak kecil itu, namun dia menyadari bahwa dirinya dan Masumi tidak mungkin akan bersama lagi.


Perlahan Maya menolak kotak kecil itu dengan sopan...


"Trimakasih paman, kau masih mempercayaiku" ucap Maya terisak.


"Maya..." sahut Eisuke heran dengan sikap Maya.


"Paman, saat ini Masumi sedang...." jawab Maya ragu, namun terputus karena Eisuke menimpalinya.


"Sedang dekat dengan gadis pendatang baru itu? Haaaahhh? Dia itu tidak bisa membodohiku. Sudahlah Maya, kejar dia. Bukankah sebelum ini, dia yang selalu mengejarmu?" tanya Eisuke bingung.


Maya menatap Eisuke dan menunduk kembali...


"Paman...aku...menyerah...untuk itu. Jadi maafkan aku" balas Maya kemudian.


Wajah Eisuke tampak tidak menyukai jawaban dari Maya.


"Maya...aku memang pernah menentang hubungan kalian. Namun itu dulu sekali. Kini hanya kau lah gadis yang sesuai dengan putraku" jelas Eisuke memelas.


"Tapi paman...." sanggah Maya ragu.


"Aku akan menunggumu besok di kantor Daito. Di ruangan Masumi!" perintah pria tua itu.


Dan tanpa mendengar jawaban Maya, dia langsung menyuruh Asa untuk membawanya pergi.


Maya berusaha mencegahnya...


"Paman, dengarkan aku dulu. Ini....." Maya mengejar Eisuke sambil menyerahkan kotak kecil itu.


Namun Eisuke menepisnya pelan...


"Maya...itu cincin mendiang ibu Masumi yang pernah aku berikan dulu ketika menikahinya. Jadi ini akan menjadi milikmu" ucap Eisuke sambil menaiki mobilnya. Dan...


Bllaam...


Mobil itu pun berlalu dari hadapan Maya. Maya yang masih kebingungan bagaimana harus menghadapi permintaan pria tua itu besok.


Maya masih berdiri kaku memandangi mobil yang membawa pergi Eisuke hingga menghilang menjauh dari pandangannya.


Dengan lesu Maya kembali ke mobilnya dan meminta supir untuk langsung melaju ke gedung Daito. Dia harus berlatih hari ini juga.


Sepanjang perjalanan Maya terdiam memikirkan obrolannya bersama Eisuke. Airmatanya menetes begitu saja. Maya kembali memandangi kotak kecil yang diberikan Eisuke padanya.


Dan membukanya...


Maya tercengang melihat sebuah cincin indah di dalamnya...


"Indah sekali...." desis gadis mungil itu sambil mengusap airmatanya.


Mata indah gadis mungil itu seakan mendapat kekuatan melihat keindahan cincin tersebut. Dia membelai lembut cincin dari emas putih itu. Dengan dua mata berlian di tengahnya.


Apakah masih pantas aku menerimanya?
Setelah aku membatalkan pernikahanku?
Apakah Masumi masih mau menikahi kembali?
Bagaimana ini....?


Maya terisak mengingat semuanya...
Semua kesalahannya pada pria yang sangat dia cintai itu...


Sampai mobil itu terparkir di parkiran Daito, Maya masih berusaha menghapus airmata yang terus saja membasahi pipinya.


Dengan berat Maya turun dari mobilnya. Dan terlihat Mizuki berlari menyambutnya.


Sekretaris itu tersenyum pada Maya. Maya pun membalasnya.


"Kau sudah datang, ayo kita sudah ditunggu yang lainnya" sapa Mizuki sambil merangkul punggung Maya ramah dan membawanya masuk gedung Daito.


Bersamaan dengan itu kala ini Maya pun berpapasan dengan Masumi yang baru saja tiba di gedung yang sama.


Maya sempat berhenti sejenak, menatap Masumi. Masumi pun menatapnya dingin.


Lalu keduanya pun melangkah masing-masing. Saat ini Maya berjalan tepat di belakang direktur muda itu.


Mizuki merasa iba dengan Maya, perlahan dia menggenggam jemari mungil Maya dan membawanya mendahului atasannya itu sambil berlari kecil.


"Maaf pak Masumi, kami duluan..." ucap Mizuki menyapa Masumi.


Maya pun mengikuti kemana Mizuki membawanya. Sampai di satu sudut yang aman. Mizuki melepaskan genggamannya. Lalu...


"Maya...aku turut prihatin dengan hubungan kalian. Aku hanya memberi saran, cobalah ceritakan padanya apa yang sebenarnya terjadi" ujar Mizuki memberi saran.


Maya menatap Mizuki pilu...


"Apa yang harus kuceritakan? Selama ini dia pun tidak pernah menanyakannya padaku" balas Maya lesu.


Tampak Mizuki menghela nafasnya dalam-dalam...


"Maya apa aku bisa membantumu?" tanya Mizuki berbaik hati.


Maya menggeleng perlahan...


Lalu dia pun melanjutkan langkahnya ke tempat mereka latihan. Mizuki pun mengikutinya dengan sedih. Menatap punggung gadis mungil itu bathinnya merasa bahwa Maya benar-benar menyesal dan terpuruk saat ini.


Maya...
Kau dan Masumi pasti sakit sekali...
Kalian berdua tersakiti oleh egois kalian sendiri...


Mengalahlah untuk cinta kalian...
Masumi...masumi...
Lihatlah dia sekarang...


Maya...Masumi...








***continue to -part 8-***


7 komentar:

  1. haaaaaaahhhh klo dah begini mau bilang apa....baru nyeselkan Maya suruh siap terlalu mikirin perasaan orang tapi gak pernah mikirin perasaan pacar sendiri.....

    Sedih....lanjut lagi mba.... :) kurang

    BalasHapus
  2. Salahnya maya sendiri. Ya udah, tanggung resiko sendiri deh ... bukan salah masumi lah.

    BalasHapus
  3. iya maya menyesal kemudian tiada guna
    pada gengsian nih maw menghubungi lebih dulu

    -mia-

    BalasHapus
  4. Maya sekarang bisa ngerasain kan gimana sakitnya masumi ngeliat dia sm org lain apalagi smp bilang mau menghabiskan malam bersama gak mikir apa yah dia gimana terluka nya masumi yg sekarang rasain deh. makanya jadi org jgn sok kebaikan. kesal bgt sm maya di FF yg ini....

    Vie

    BalasHapus
  5. Senang sekaliEisuke ada di pihak Maya..... n bener banget tuh kata2 Eisuke, sekarang saatnya Maya buat ngejar Masumi.....

    Ayo MAya klo gak mau bergerak n gak mau ngalah sama ego ya dah siap2 aja kehilangan MH, emang rela MH sam cewek lain????

    Cinta itu butuh pengorbanan, mengalah bukan berarti kalah kan......mengalah malah nunjukin klo kita berjiwa besar, lagian yg buat masalah kan dia sendiri...

    Aduh sista kenapa aku jadi marah2 n curhat disini....wuih mantabsssss tapi boleh minta yg chap 8 lagi gak....gak sabar..... huaaaaa.....

    BalasHapus
  6. Hah! Baru tau dan sadar deh Maya sekrg.
    Sekry mo apa? nasi sdh menjd bubur.
    Terus trg aja, kalo aq jd Masumi aq mah ud lgsh putusin hubungan dr dulu. Mana ada sih laki2 yg mo share pacarnya sama org laen. Ini kan bukan indecent proposal. Nggak realistik kalo Masumi terima gt aja.
    Biarin aja Maya sendiri terus sampe akhir. Biar bikin Masumi fall in love sama org laen yg bener2 care and love him. Buat FF ini, sad ending for Maya is good :) Sadis.com :)
    Tq mbak for storynya. Idenya very interesting.
    Di tunggu lanjutannya dan ide baru buat ff baru.
    -serendipity

    BalasHapus
  7. Sukurin deh Maya... kalopun di FF ini Maya nggak jadi sama Masumi gak papa aku juga gak nyesel... salahnya sendiri gak mikirin perasaan orang yang dicintai...

    BalasHapus

Frens, pliz comment in here...