Juli 15, 2011

Honey...Honey...I Miss You...



---- Maya baru saja kembali dari study-nya di Korea, setelah hampir 6 musim meninggalkan Tokyo. Dan saat ini hubungan percintaannya bersama seorang pria sedang dalam masa indah bersemi. Keduanya begitu saling mengasihi. Tentu saja rencana selanjutnya adalah ke jenjang pernikahan ----





Bandara Narita , Tokyo...


Maya melangkah dengan perasaan bahagia. Hari ini akhirnya dia bisa menginjakkan kakinya di Tokyo. Tanah Kelahiran dan tempat pria yang sangat dicintainya.


Baru saja Maya mendorong trolinya, seseorang berteriak memanggil namanya dari kejauhan...


"Maya......" panggilnya.


Maya menoleh ke arah suara itu...


Dan...


Terlihat seorang pria tampan melambaikan tangan padanya dengan senyum termanisnya.


Maya berhenti sejenak dan membalas senyuman itu dengan mesra...


Lalu langkahnya kembali menuju pria tampan itu. Mendorong troli itu semakin mendekatinya...


Dag...Dig...Duug...


Jantung gadis mungil itu berdetak kencang dan semakin kencang. Dia begitu bahagia bahwa orang pertama yang dilihatnya adalah kekasih tercinta.


Mereka saling pandang...


Mata keduanya memancarkan sinar kerinduan yang tak terbendung. Arti tatapan yang dapat dimengerti setiap mata yang melihat perjumpaan mereka kembali.


Perjumpaan yang cukup lama...dinantikan...


Akhirnya...


Maya berlari kecil mendekap kekasih hatinya tersebut. Wajah keduanya begitu bahagia. Hampir semua mata memandang mereka dengan tersenyum seakan turut merasakan apa yang sedang dialami dua sejoli itu.


"Mungil..." panggil Masumi lembut.


Tangan Masumi langsung mengambil alih troli yang didorong Maya dan menyerahkannya pada supir yang telah menunggu di dekatnya. 


Keduanya pun meninggalkan bandara dan menuju suatu tempat untuk merayakan pertemuan yang sangat dinantikan itu.


Sepanjang jalan, Masumi tak berkedip menatap gadis mungil di sisinya. Mereka begitu dekat dengan kerinduan yang sangat dalam. 


Dengan manja Maya menyandarkan kepalanya ke dada Masumi. Dan sekali-sekali dua sejoli itu tampak meradukan bibir mereka. Sangat lembut...


Hhmmm............................................


Dunia serasa milik berdua...


Sang supir pun berulang kali tersipu sendiri melihat kemesraan mereka. Entah apa yang dia pikirkan dalam keadaan seperti itu di depan matanya.


Setelah menempuh perjalanan sekitar 90 menit. Akhirnya mobil itu berhenti di sebuah kawasan pantai yang indah. Dan di depan sana berdiri sebuah bangunan villa 1 lantai. Sang supir menurunkan beberapa tas yang ada di bagasi.


Masumi memandangi wajah Maya yang kala itu tertidur kelelahan dalam perjalanan.


"Mungil...kita sudah sampai..." bisiknya lembut di telinga Maya.


Namun ternyata Maya tertidur pulas. Akhirnya Masumi pun menggendong gadis itu ke villa. Dan membaringkannya di tempat tidur.


Masumi kembali ke mobil dan meminta supir untuk segera pergi dan harus kembali bila ada telepon darinya.


Sang supir pun mengangguk mengerti maksud dari tuannya.


Masumi perlahan memandangi pantai dan deburan ombak yang tak jauh dari villa tersebut.


Wajahnya bertambah tampan terkena bias sinar mentari senja itu.


Menikmati alam pantai membuatnya terlena...
Tanpa sadar Masumi terus melangkah menjauhi villa...


Hingga suara Maya menghentikan langkahnya...


"Masumiii......" panggil gadis mungil itu manja.


Masumi langsung berbalik dan tersenyum padanya...


Maya pun menghampiri Masumi dengan wajah cemberut...


"Mengapa kau meninggalkanku? Aku marah..." ujar Maya dengan nada marahnya.


Masumi langsung menggendong gadis itu dan mengayunkannya beberapa kali ke kanan dan kiri.


Terdengar jeritan kecil dari gadis itu...


"Masumii...lepaskan aku...aku takut...." pinta Maya memohon.


"Kau ingin ikut kan?" goda Masumi yang terus menggendong Maya.


"Iya, tapi aku tidak ingin kau gendong. Ayolah turunkan aku, Masumi..." pinta Maya lagi.


Akhirnya pria tampan itu menuruti keinginan Maya. Dan mengecup kening gadis itu.


Kini keduanya berjalan bergandengan tangan menyusuri pantai. Senja itu sangat menawan dengan sinar berwarna jingganya menyeruak ombak dan dedaunan di tepi pantai.




*****

Setelah sekitar satu jam mengelilingi menyusuri pantai, keduanya pun kembali ke villa.

Seiring itu, senja telah beranjak malam. Udara menjadi lebih dingin dengan angin yang begitu menusuk. Kegelapan pun mulai menyelimuti pantai.

Yang terdengar hanya deburan ombak yang saling berkejaran. Dan suara beberapa hewan melata di batang-batang pohon nyiur yang melambai-lambai tertiup angin.

Terlihat Masumi membuatkan segelas susu hangat untuk gadis mungilnya yang sedang asyik memandangi gelapnya pantai di balkon villa tersebut.

"Minumlah sayang..." ucap Masumi mesra.

Maya pun tersenyum manis dan meraih gelas itu dari tangan Masumi. Lalu Maya meletakkannya di sebuah meja dekatnya.

Tiba-tiba Maya mendekap erat pria itu...

Masumi sedikit terkejut dengan keagresifan gadis mungil di hadapannya itu. Masumi tersenyum geli dan membalas dekapan itu mesra.

Sambil mendekap gadis mungil itu, Masumi sedikit memikirkan keagresifan dari Maya barusan...

Sebelum ini, Maya yang dia kenal adalah seorang gadis mungil yang sangat pemalu dan penakut untuk menyentuhnya.

Namun kini, gadis mungil itu telah berubah...
Dan tumbuh menjadi gadis yang mempesona dan dewasa...

Yaa...dia telah dewasa...
Dia benar-benar berubah sekarang...
Ahh...Mungil...
Tapi aku lebih suka dirimu yang dulu...

Begitu menggemaskan...
Begitu membuatku takut akan kehilanganmu...
Maya...maya...


*****

Udara malam semakin dingin, Maya dan Masumi sedang menikmati secangkir teh bersama. Masumi melingkarkan tangannya di pinggang gadis mungil itu. Keduanya benar-benar menikmati suasana malam di pantai yang begitu indah.


Tiada kata yang terucap. Tatapan keduanya jauh ke depan, menelusuri gelapnya lautan. Sekali-sekali keduanya menoleh dan saling menatap mesra.


Waktu pun semakin larut dan semakin hening. Hingga kepala gadis mungil itu jatuh ke dada Masumi. Dia tertidur...


Masumi mengendong dan membaringkannya di tempat tidur. Menyelimutinya dan mengusap kening Maya sebelum dia meninggalkannya di kamar tersebut.


Masumi keluar kamar dan membaringkan tubuhnya di kursi panjang dekat ruang televisi.


Pikirannya kembali pada sikap kekasihnya yang tidak seperti biasa. Raut wajahnya menggambarkan ketidak sukaan. Entah mengapa pria tampan itu begitu terganggu.


Mungil...mengapa kau berubah...
Mana mungilku yang dulu...
Bagaimana aku harus mengatakannya padamu...
Aku takut membuatmu marah...


Sayang...aku benar-benar sayang padamu...
Aku senang kau telah dewasa sekarang...
Namun...namun...
Bukan dewasa yang seperti ini...
Bukan sayang...




*****


Sementara itu di tempat yang berbeda....

Tengah malam di bandara Narita, Tokyo...

Seorang pria peranakan mendorong trolinya dan keluar dari bandara dengan menggunakan sebuah taksi.

Wajahnya sangat tampan, sepertinya dia terlahir dari orang tua yang berbeda bangsa.
Dengan hidung yang mancung dan dagu terbelah, menambah ketampanannya.

Taksi itu membawanya ke sebuah kawasan perumahan elit Tokyo. Dan menurunkannya di sebuah rumah yang begitu mewah. Tampak seorang security menyambutnya dengan hormat membungkukkan badannya.

"Selamat datang, tuan..." sapa nya sopan.

Pria itu tersenyum ramah dan menepuk pundak sang penjaga rumah. Lalu masuk ke dalam rumah.

Tak terdengar suara yang menyambutnya di dalam rumah. Sepertinya tidak ada seorangpun disana.

Setelah beberapa saat, terlihat sebuah kamar menjadi terang. Mungkin itulah kamar pria tampan tadi. Tak berapa lama kemudian, lampu kamar itu kembali padam.

Tidak ada kejadian apa-apa...
Berlalu seiring malam yang semakin larut...
Larut...

*****

Sinar matahari sedikit demi sedikit menyinari langit Tokyo dan sekitar.


Maya masih tertidur letih di kamar villa. Sementara Masumi sudah dari tadi terjaga. Dan saat ini pria jangkung nan tampan itu sedang memandangi pantai dari balkon villa. Segurat garis kecewa terlihat dari raut wajahnya.


Entah mengapa bathinnya masih terusik dengan perubahan pada sikap kekasihnya semalam.


Tiba-tiba...


Lamunan Masumi terhenti oleh bunyi ponsel di dekatnya. Ponsel itu milik Maya yang tergeletak di meja ujung balkon tersebut.


Masumi mendapatinya...


Dan...


Masumi menatap sebuah nama yang muncul di layar ponsel tersebut.


"Ken Fernando" gumam Masumi dingin.


Seketika itu juga Masumi cemburu memandangi nama itu. 


Ponsel itu masih berbunyi...


Pagi buta begini, beraninya...dia...menghubungi kekasihku?!
Apa-apaan ini!!!


Masumi pun menarik nafas panjang sebelum mengangkatnya...


"Halo...Mayyaa..." sapa sang penelepon dengan nada peranakannya.


Masumi mengernyitkan dahinya, terdiam sejenak sebelum menyahut sapa pria itu...


"Ya...halo..." sahut Masumi terpotong karena pria itu berkata lagi:


"Maaf...apa bisa saya berbicara dengan Mayya" pintanya santai.


Darah Masumi serasa mendidih. Tangannya terkepal ingin melampiaskan kecemburuannya.


"Dia masih tidur!" jawab Masumi datar.


"Ow...ow...okay...please katakan padanya, nanti siang saya ingin bertemu. Trimakasih..." ujarnya tanpa beban dan langsung menutup telepon.


"Ya....ba..." jawab Masumi terputus karena sambungan telepon tlah diputus pria itu.


Tut..tut..tut..


Masumi berdiri kaku memandangi ponsel Maya.


Siapa dia? Ingin bertemu Maya? 
Ooo...sepertinya akrab sekali!
Mungiiiill......


Dengan langkah tergesa, Masumi bergegas menghampiri Maya di kamar. Dia sangat ingin mendengar penjelasan tentang pria yang bernama 'Ken Fernando' itu. 


Dengan tatapan cemburu Masumi memandangi wajah gadis mungilnya yang masih tertidur pulas. Berniat akan membangunkannya.


Namun saat memandangi Maya, hatinya merasa tidak tega membangunkannya.


Mungill...aku mencintaimu...
Jangan buat aku gila...
Gila karena cemburuku padamu...
Jangan Mungiiill...


Perlahan Masumi mendekati gadis itu. Membelai wajahnya dan mendaratkan kecupan mesra di kening gadis itu.


Lalu Masumi mendekap erat tubuh mungil kekasihnya...


Perlahan tangannya menyusuri lekuk tubuh Maya. Maya pun mulai menggeliat terganggu...


"Mungiill..." bisik Masumi lembut.


"Mmmmm..." sahut Maya dengan mata yang masih berat untuk terbuka.


"Aku merindukanmu, sangat....sayang" bisik Masumi lagi.


"Mmmmm..." balas Maya kemudian.


Entah apa yang merasukinya, Masumi begitu terbawa suasana mendengar gumaman Maya.


Dia mengecup lembut bibir Maya, melumatnya berulang-ulang.


Maya mulai membuka matanya. Dia sangat kaget melihat Masumi berada sangat dekat dengannya.


"Masumiiii....!!!" sontak Maya kaget.


Namun di satu sisi Maya pun sangat senang dengan keadaan itu. Dia membalas ciuman Masumi mesra.


Masumi sempat terdiam sejenak menyadari balasan dari Maya. Namun rasa cinta dan rindunya mengalahkan semua itu.


Keduanya pun semakin terlena dan lepas kendali akan kerinduan yang lama terpendam tak terbalaskan.


"Mungiill...bolehkah aku memilikimu?" bisik Masumi dengan begitu bernafsu.


Wajah keduanya menjadi merah padam...


"Sayaaaang..." desis Maya lembut.


Mata keduanya begitu membara. Jantung Maya maupun Masumi berdetak sangat kencang. Semuanya begitu menggairahkan...


Mereka saling bertatapan mesra, perlahan Masumi mulai melepaskan kancing piyama Maya...


Tiba-tiba!!!


Suara ponsel menyadarkan keduanya...


"Aaarrrggghh...." gumam Masumi kesal.


Keduanya langsung menjauh...


"Masumi...apa yang sudah kita lakukan?" ucap Maya sambil mengancing kembali kancing piyama yang telah terbuka.


Masumi langsung menghempaskan tubuhnya di samping Maya.


"Hampir saja..." ujar Masumi gugup.


Suara ponsel masih berdering...


"Sayaaaang..." panggil Maya sambil membelai wajah kekasihnya itu dengan kasih.


Masumi menggenggam erat jemari Maya dan berjanji:


"Maafkan aku sayang, aku berjanji tidak akan terjadi lagi seperti tadi sampai kita menikah nanti" janji Masumi sambil mengangkat tangannya.


Maya mengecup bibir Masumi. Masumi pun berusaha menahan keinginannya.


Dan...ponsel itu masih berbunyi...


Maya pun bangkit untuk mengangkatnya. Namun tangan Masumi menahannya dan mendekap erat gadis itu.


"Masumi..." sanggah Maya heran.


"Sayang...aku mohon abaikan saja ponsel itu" pinta Masumi ketakutan dan cemburu.


Pasti dari lelaki itu...
Huuuuuffhh...


Masumi yakin itu dari lelaki tadi. Mayapun menganggukkan kepalanya.


Mereka berdekapan erat kembali. 


"Maya, aku ingin segera...." ucap Masumi terputus...


Maya menatap kekasihnya penasaran...


"Segera apa, honey?" tanya Maya ingin tahu.


"Maya, aku ingin menikahimu besok!" ungkap Masumi dengan wajah memelas dan grogi.


Maya membelalakkan matanya mendengar ucapan Masumi barusan.


"Masumii..." ucap Maya dengan senyum di bibir mungilnya.


Mereka saling bertatapan kembali...







***continue to -part 2-***

9 komentar:

  1. Beuuuuh sista kita yang satu ini emang paling suka buat orang jerit penasaran yach....

    Kok aku ngerasa cowok yg jadi pacarnya Maya bukan Masumi ya....... :( mudah2an salah xixixix Penasaran

    BalasHapus
  2. pinter banget deh mbak kasi prolog and cut ceritanya di bagian yg bikin orang penasaran :-) hayoooo...tebak...tebak....siapakah dia?!? *rini*

    BalasHapus
  3. xixixi...kira2 sapa yaak? masumi, koji, ato satomi, ato yang laen...ato...hayoooh sapa?

    BalasHapus
  4. Masumiiiiiiiiiiiiiii...............!!!!! Hihihhi...ini sih bukan nebak dg benar, tapi karena udah baca update-nya :-D hehehehehe... *rini*

    BalasHapus
  5. aaaahhhhhhhhhhhh romantis bgt mdh2an ga terjadi apa2.....>0< *cross finger*

    BalasHapus
  6. wah sista siapa lagi itu.....itu pria peranakan itu...tampan bener....penasarannnn....apa maya kenal ya???

    BalasHapus
  7. wah lom ada updatenya ya mba......siapa cowok itu ya mau apa dia....ada hubungan apa samaMM ???? hemmmm penasaran

    BalasHapus
  8. o o o o sapa diaaaa?

    BalasHapus
  9. apa hubungan si "ken fernando" dengan maya, ea? siapa ebenarnya si ken fernando itu? lanjut... biar ga penasaran... b^^d
    thank you for this nice and good story, Mrs. White Rose (!)

    BalasHapus

Frens, pliz comment in here...