Agustus 25, 2011

Persaingan Dua Bidadari -part 15-








Apartemen Maya...


Malam ini adalah malam pertama Maya menginap di apartemennya sejak peristiwa kecelakaan tersebut.


Tampak gadis mungil itu sedang melamun di balkon sambil memandangi sejuta bintang di angkasa malam yang begitu indah.


Pikirannya kembali pada saat-saat ketika dirinya masih berada di kediaman Hayami. Ada kesedihan menyelimuti hatinya. Ada rindu yang mulai menganga dalam relung hatinya kini...


Paman...


Pak Masumi...


Kalian benar-benar orang-orang yang hangat...


Trimakasih...trimakasih...telah merawatku...


Perlahan airmata membasahi pipi putihnya...
Maya mengusapnya pelan...


Setelah itu pikirannya melayang pada sosok pria yang pernah mengisi hatinya...KOJI!!
Pria itu akan segera melangsungkan pertunangannya sebentar lagi.


Koji...sedang apa kau saat ini?
Apa kau masih mengingatku?
Aku hanya bisa mendoakanmu..
Semoga kau bahagia bersamanya...


Koji...aku sudah merelakanmu...
Semuanya telah kukubur...
Biarlah waktu yang akan membuktikan..
Membuktikan ketulusan cinta ...


Maya kembali mengusap airmata yang membasahi pipinya. Wajahnya terlihat lebih segar setelah dia menangis malam itu..


Namun setelah itu dia masih saja melamun...
Kali ini Masumi hadir dalam pikirannya. Entah mengapa pipi gadis mungil itu sedikit memerah mengingat pria yang 11 tahun di atasnya tersebut.


Maya mulai tersenyum simpul mengenang Masumi...


Ada kebahagiaan dari sorot matanya...


Pak Masumi...
Aku mulai merindukanmu sekarang...
Padahal baru sore tadi anda mengantarku...
Mengapa aku seperti ini...?


Bagaimana aku mengatasi perasaan ini?
Apa harus aku utarakan padanya?
Bahwa rindu ini bermuara pada dirinya?
Bahwa saat ini aku begitu ingin bertemu..
Ingin bertemu lagi...


Maya semakin merasa dirinya sedang mabuk kepayang. Seluruh angannya semua dipenuhi oleh bayangan Masumi..


Tiba-tiba...


Ting...tong...


Suara bel apartemen Maya berbunyi...


Maya sontak terkejut mendengarnya...


Maya pun segera menuju pintu untuk melihat siapa tamu yang malam-malam begini berani mengunjunginya...


Cekklleeek!!


Gadis mungil itu berdiri kaku tak bergeming...


Pipinya dan sekujur tubuhnya memanas karena kehadiran Masumi!


Pak Masumiii...


"Malam, mungiil...apa aku mengganggumu?" sapa Masumi hangat.


Maya masih diam dan membisu, kemudian...


Tiba-tiba...


Maya berjalan dan MENDEKAP MASUMI!!!


Mungiiilll...


Masumi pun kaget dengan dekapan gadis mungil tersebut...


Dia pun membalas dekapan Maya erat...


Kemudian kata-kata indah itu keluar begitu saja dari bibir kecil Maya:


"Pak Masumiii...aku...merindukanmu" 


Tentu saja Masumi bengong tak percaya dengan apa yang didengarnya...


"Maya..." desis Masumi.


Mereka pun menghabiskan malam di apartemen Maya dengan bersenda gurau sembari menikmati cemilan yang dibawa Masumi di bawah sinar bintang-bintang dan rembulan malam itu..


Gelak tawa menghiasi apartemen Maya. Semuanya serasa damai dan tentram. Cinta di antara keduanya mulai bersemi seiring malam yang bertambah indah dan syahdu.


*****

Beberapa malam telah berlalu...

Pertunangan Koji pun tiba...

Maya dan Masumi janjian untuk pergi bersama. Masumi menjemput Maya di apartemennya. Masumi sangat terpesona melihat gadis mungilnya mengenakan sebuah gaun sederhana berwarna biru namun tampak sangat elegan.

Mungiiill...

Tangannya langsung menjulur pada gadis itu dengan badan yang sedikit dibungkukkan.

Pak Masumii...

"Genggam jemariku!" ucap Masumi setengah berbisik di telinga Maya.


Maya membalasnya dengan senyuman dan jemari yang segera meraih uluran tangan Masumi.


Keduanya pun berlalu meninggalkan apartemen Maya menuju pesta pertunangan Koji dan Ayumi yang diadakan di sebuah hotel berbintang lima di Tokyo.


*****

Sementara itu di hotel tempat pertunangan Koji...

Semua keluarga sudah berkumpul. Tampak bu Utako dan pak Himekawa sudah siap, begitupun ibunda Koji. Yang belum tampak hanya Ayumi dan Koji. 

Saat ini Ayumi sedang dirias di satu kamar hotel tersebut. Begitupun Koji.

Setelah selesai, Ayumi pun turun ke sebuah aula tempat pertunangannya di dampingi kedua orang tuanya.

Kini semua keluarga telah berkumpul, yang tertinggal hanya Koji. Pemuda tampan itu belum juga turun dan menampakkan batang hidungnya di acara tersebut.

Para tamu undangan sudah mulai berdatangan...

Tak terkecuali Maya dan Masumi...

Mereka baru saja memasuki aula hotel. Namun entah mengapa hampir semua mata tertuju pada mereka. 

Mereka berbisik tentang kebersamaan Maya dan Masumi malam itu yang tampak begitu serasi.

Maya pun sedikit gelisah dengan tatapan dan bisik-bisik mereka. Masumi mencoba menenangkannya...

"Kau tenang saja, mungiil. Aku ada di sampingmu kan?" ucap Masumi santai.

Maya hanya mengangguk terdiam...

Gadis mungil itu menggiring Masumi menuju tempat berdirinya keluarga Himekawa dan ibunda Koji.

Dengan membungkuk hormat Maya dan Masumi memberi salam pada mereka. Bu Utako dan pak Himekawa menyambutnya dengan ramah. Begitupun ibunda Koji.

Tapi berbeda dengan Ayumi, dia hanya tersenyum tipis. Lalu diapun terlihat celingak-celinguk menatap ke arah pintu masuk.

Maya tahu bahwa saat ini, Ayumi sedang resah menanti kehadiran Koji. Dengan meremas jemarinya sendiri dan bibir yang digigit tipis, gadis cantik itu mondar-mandir.

Maya mencoba menghampirinya...

Sedang Masumi mulai asyik mengobrol dengan keluarga Himekawa..

"Ayumi, apa Koji belum datang?" sapa Maya pelan.

Ayumi langsung menatap kehadiran Maya di dekatnya dengan tatapan tajam.

Maya sedikit kaget dibuatnya..

Ayumii...

Kemudian gadis cantik itu mencibirkan bibirnya pada Maya dan berkata:

"Apa sekarang kau bahagia, Maya?" 

Maya bingung dengan pertanyaan Ayumi...

"Bahagia? Apa maksudmu, Ayumi?" Maya bertanya balik.

Maya semakin kaget dengan tatapan Ayumi yang begitu singit padanya. Lalu gadis itu tiba-tiba menarik lengan Maya dan membawanya ke sebuah tempat di luar aula.

Masumi tentu saja memperhatikan kemana Ayumi membawa Maya. Perlahan dia mengikuti mereka.

BUUUKK!!!

Tubuh mungil Maya dihempaskan ke dinding. Maya pun merintih kesakitan...

"Aauuuww...Ayumii...ada apa denganmu?!" bentak Maya heran.

Ayumi masih melihatnya sinis...

Lalu tangan Ayumi mengayun ke arah Maya...

"Kaauuu!!!" desis Ayumi ambil mengayunkan tangannya ke arah wajah Maya.

Hampir saja...

Untung Masumi segera mendapati mereka dan menghalangi tamparan Ayumi tadi...

"AYUMII!!!" bentak Masumi.

Ayumi kaget melihat Masumi berada diantara mereka..

Pak Masumi...

"Ada apa denganmu? HAAHH!!??" teriak Masumi marah.

Ayumi hanya melengos meninggalkan mereka begitu saja tanpa menatap wajah Masumi sedikit pun.

Masumi sempat memandangi kepergiannya. Kemudian dia langsung menatap Maya cemas.

"Mungiil, apa kau baik-baik saja?" 

Maya tertunduk lesu...

Masumi memegang kedua pundak gadis mungil itu untuk membuatnya tenang.

"Mungiil...mari kita masuk ke dalam. Karena Koji sudah hadir beberapa menit yang lalu" ucap Masumi.

Mendengar berita kehadiran Koji tadi, Maya langsung melangkah masuk menuju aula tersebut.

Masumi melihatnya lirih...

Mungiiiilll.....

Maya melangkah perlahan, semakin lama semakin mendekati tempat berdirinya Ayumi dan Koji...

Melihat kehadiran Maya, Koji langsung terkesima menghentikan obrolannya bersama Ayumi dan keluarganya.

Maya...

Koji...

Keduanya sempat saling pandang dari jarak yang hanya beberapa meter saja. Tentu itu menjadi pusat perhatian para tamu yang hadir.

Perlahan kaki Koji melangkah menghampiri Maya. Ayumi pun mengikuti Koji khawatir. Tangan gadis cantik itu langsung menggandeng lengan Koji erat.

Maya masih berdiri kaku menatap Koji yang semakin dekat di hadapannya. Masumi pun tak mau membiarkan itu terjadi. Dia pun mendekati Maya dan memegang kedua pundak gadis mungil itu dari belakang.

"Maya" sapa Koji begitu tiba di hadapan Maya.

Maya masih menatapnya kaku...

"Aku senang kau sudah pulih" ucap Koji lagi.

Maya memberanikan diri menjawabnya...

"Ya, aku sudah baik-baik saja seperti yang kau lihat!" balas Maya.

Baik Masumi dan Ayumi hanya mendengarkan percakapan antara Maya dan Koji. Mereka bingung dengan itu...

"Maya, aku senang mendengarnya. Dan...trimakasih...kau...mau..
hadir...di sini" kata Koji dengan tatapan lesu.

Maya mencoba menarik nafas panjangnya...

"Iya...trimakasih juga atas...undanganmu Koji!" jawab Maya.

"Maya...aku...ingin bicara...berdua...saja denganmu" ajak Koji.

Tampak Ayumi mengeratkan gandengan tangannya pada pemuda itu. Dengan wajah kesalnya, dia pun berusaha menggiring Koji menjauh dari tempat Maya berdiri.

Tapi sayang Koji bersikeras tetap di hadapan Maya. Masumi pun tak suka dengan situasi ini. Dia mencoba memberi masukan pada Koji.

"Koji, pertunangan akan segera dimulai, kembalilah!" kata Masumi mencoba bijaksana.

Padahal hati pria tampan itu sudah sangat ingin melayangkan tinjunya pada pemuda tersebut.

DASAR!!!

Koji pun dengan terpaksa mengikuti saran Masumi. Dia membalikkan tubuhnya berjalan menuju tempat semestinya.

Maya hanya memandanginya kasihan...

Koji...aku tahu isi hatimu...
Tapi semuanya sudah terlambat...
Terlambat...

Maya mencoba menahan airmata dari pelupuk matanya. Dia tidak ingin mengenang lebih dalam tentang pemuda itu. Diapun tak ingin menyakiti perasaan Masumi. Pria yang kini mengisi hatinya!

Selang beberapa menit...

Pertunangan pun dimulai...

DEG!!!

Tampak Koji menyematkan cincin indah di jemari Ayumi...

Ayumi terlihat sangat bahagia, sedang Koji hanya tersenyum yang dipaksakan.

Bergantian Ayumi menyematkan cincin yang satunya di jemari Koji.

Serentak para tamu pun bertepuk tangan meriah dan bahagia...

Pertunangan berjalan sukses...

Para tamu dipersilahkan mencicipi hidangan yang telah disediakan...

Masumi pun segera menggandeng lengan Maya menuju ke sebuah tempat untuk mencicipi satu menu.

Masumi dapat merasakan ada sedikit kesedihan dari sorot mata Maya. Dan Masumi pasti cemburu...

"Mungiill, aku tidak suka melihat raut wajah sedihmu" bisik Masumi lembut.

Maya merasa malu bahwa perasaannya diketahui oleh Masumi. Dia pun segera menarik mesra lengan Masumi.

"Pak Masumi...aku...tidak...sedih" balas Maya.

Kemudian Masumi menatap Maya dalam. Kini mereka berdiri berhadapan dan saling pandang.

Maya berdiri membelakangi para tamu undangan lain. Masumi melihat Koji sedang berjalan ke arah mereka. Tentu saja ini dijadikan kesempatan yang baik olehnya untuk membuktikan bahwa gadis mungil di hadapannya saat ini adalah miliknya.

CUUUUPP!!!

Tiba-tiba Masumi mendaratkan kecupannya di bibir Maya...

Maya kaget setengah mati...

Pak Masumi

Begitupun Koji langsung menghentikan langkahnya dan berdiri kaku di depan keduanya.

Maya...pak Masumi...
Kalian...benar-benar...

Seketika itu juga Masumi menyapa Koji...

"Ah Koji, maaf...kami" ujar Masumi pura-pura.

Maya pun langsung berbalik dan melihat wajah sedih Koji..

Hatinya sangat ingin menjelaskan pada pemuda itu, namun dia mengurungkan niatnya tersebut.

Maya hanya diam menatap Koji...

Karena merasa tidak nyaman, akhirnya Koji menjauh dari tempat Maya dan Masumi..

Melihat itu Maya langsung mencubit kecil pinggang Masumi...

"Pak Masumiii..." desis Maya.

Masumi menyurukkan wajahnya pada Maya sambil tersenyum bahagia dan puas.

"Mungiil, aku bahagia sekali" ucapnya santai.

Melihat raut gembira dari wajah Masumi, Maya pun luluh...


"Pak Masumii..." gumam Maya sambil memukul-mukul dada bidang pria itu.


Malam telah larut...


Maya dan Masumi pun pamit meninggalkan acara pertunangan Koji.


Dengan tatapan pilu pemuda yang baru saja bertunangan itu memandangi kepergian keduanya.


Maya...selamat tinggal...
Aku akan tetap mencintaimu...


*****

Mobil Masumi tiba di depan apartemen Maya...

Keduanya langsung berjalan masuk ke apartemen. Selama itu pula tangan Masumi menggenggam erat jemari Maya. Maya merasa sangat bahagia dibuatnya.

Tepat di depan pintu apartemen Maya, Maya mengeluarkan kunci dari tas kecilnya.

Dia membuka pintu itu...

"Pak Masumi, trimakasih sudah mengantarku" ucap Maya tersipu-sipu. Karena sedari tadi Masumi tak berpaling menatapnya.

Perlahan Masumi melangkah masuk dan tentu saja secara tak sengaja membuat Maya melangkah mundur dan...

Buuukk!!!

Maya terduduk di sofa tamu apartemennya...

Masumi pun duduk di sebelah gadis mungil itu...

Matanya begitu dalam menatap Maya. Maya semakin merona karenanya...

"Pak Masumiiii..." desis Maya lembut.

"Mungiilll...." balas Masumi menahan gejolak nya pada Maya.

Kemudian...

Cuuuuppp!!!

Masumi mendaratkan kembali bibirnya di bibir gadis mungil tersebut..

Kali ini Maya membalasnya hangat...

"Hhhmmm..." gumam Maya.

Keduanya pun melepaskan segala hasrat yang selama ini terbentur beberapa rintangan.

Masumi sangat bahagia bisa merasakan kehangatan cinta Maya. Kini dia yakin bahwa perjuangannya mendapatkan cinta gadis itu bersambut.

Masumi pun sangat yakin bahwa kini gadis mungil itu benar-benar mencintainya...

Maka seluruh jiwa raga akan dia pertaruhkan untuk mempertahankan ikatan cintanya bersama Maya.

Begitupun Maya tampak berbunga-bunga menerima uluran cinta sang direktur muda nan tampan tersebut. Merasakan betapa pria di hadapannya sangat mencintai dirinya.

"Pak Masumi...aku...mencintaimu" bisik Maya.

Masumi pun mendekap Maya erat...

"Aku pun...sangat mencintaimu, sayang" balas Masumi lembut.

Trimakasih...mungil...

Pria itu semakin mengeratkan dekapannya pada Maya...

Tak berapa lama sejak pertunangan Koji, akhirnya Masumi pun melamar Maya untuk menikah dengan gadis mungil itu.

Tepat 6 bulan setelah malam itu...





***the end***

1 komentar:

  1. Ooohh...manisnya.....alangkah bahagianya klo aslinya jadi seperti ini...

    BalasHapus

Frens, pliz comment in here...