September 06, 2011

Miss You So Much


{IF: Maya akhirnya meninggalkan Tokyo hanya untuk melepas rasa kecewanya karena Masumi. Kala itu, pria tampan tersebut memilih untuk berpisah sementara waktu, entah apa penyebabnya. Padahal sebentar lagi akan dilaksanakan pementasan 'Bidadari Merah'. Dan London...adalah kota pilihan Maya untuk membuang kenangannya bersama Masumi. Goodbye...My Love}





Dua hari sudah Maya bermalam di London. Gadis itu menginap di hotel Jubilee yang hanya membutuhkan waktu 5 menit saja berjalan kaki dari stasiun Victoria.


Dan pagi itu gadis mungil tersebut berniat berjalan-jalan setelah sarapan. Matanya masih terlihat sembab karena semalaman menangisi sosok pria tampan yang masih saja terus terbayang.


Maya ingin menikmati pagi di kota tersebut dengan tenang. Gadis mungil itu mulai menyusuri kota dengan melewati Buckingham Palace Road kembali ke stasiun Victoria. Semuanya hanya membutuhkan waktu singkat 10 menit saja. Pagi itu Maya mencoba menghapus semua kenangannya bersama Masumi. Hampir setiap tempat dia abadikan dengan kamera digitalnya.


Hari mulai senja. Hampir semua tempat wisata dan historis dia kunjungi. Rasa letih mulai menghampirinya. Maya terduduk lemah di pelataran stasiun Victoria. Kakinya begitu kaku ketika turun dari kereta tadi.


"Huuufft...aku lelah sekali. Sebaiknya aku kembali ke hotel" gumam Maya lesu.


Tiba-tiba...


Brrrruuukkkk!!!


"Aww...sorry...i'm sorry" ucap Maya kaget.


Seorang ibu telah dia tabrak karena kecerobohannya.


Dan ibu tersebut langsung menolong Maya...


"Are you okay?" tanyanya khawatir.


Maya menoleh ke arah ibu tadi. Sebuah senyuman manis dia peroleh dari ibu paruh baya yang menolongnya tersebut.


Ibu tadi membopong Maya ke sebuah tempat duduk tak jauh dari trotoar.


Gadis mungil itu berjalan setengah sempoyongan dibantu oleh wanita paruh baya tersebut. Dengan wajah eropanya yang khas, wanita itu mencoba membersihkan pakaian Maya yang sedikit kotor.


Maya merasa tidak enak dengan hal itu. Dia dengan sopan segera menolak usapan ibu tadi...


"Madam, saya baik-baik saja. Trimakasih atas pertolongan anda. Seharusnya saya meminta maaf" ucap Maya grogi.


"Ah tidak apa. Kau tak usah khawatir. Saya tahu kamu pasti sedang bersedih"


Maya tertunduk lesu seperti mengiyakan ucapan wanita itu. Dan sebuah tepukan di bahunya mendarat dari ibu tersebut.


"Sabar ya. Oh iya dimana kau tinggal sekarang? Apa di dekat sini? Mungkin saya bisa membantumu pulang?" tanya ibu itu perhatian.


Maya terkesima sejenak mendengar ajakan ibu itu. Dia tak menyangka akan bertemu seseorang yang sangat ramah di London.


Maya pun berjalan dibantu oleh wanita itu menuju arah hotelnya. Tak lama mereka telah sampai. Maya meraih kunci kamar hotel dari sakunya. 


Cekkklleeek!!!


"Mari masuk Madam. Saya baru dua malam di sini" ucap Maya mempersilahkan ibu tadi memasuki kamarnya.


Mereka duduk bersebelahan di sebuah sofa kamar. Setelah minum dan memakan beberapa cemilan.


"Oh..iya, kita belum berkenalan" ujar ibu itu ramah.


Maya langsung menjulurkan tangannya. Yang segera disambut oleh wanita tersebut.


"Maya Kitajima..." ucap Maya.


"Caroline" sahutnya hangat.


Mereka saling tersenyum ramah. Maya memanggilnya sekali lagi...


"Madam Caroline?!"


"Tidak Maya...kau cukup memanggilku Carol saja ya"


Maya menggangguk setuju...


"Baiklah...Mrs. Carol" kata Maya memastikan.


Hampir 30 menit mereka mengobrol di kamar Maya. Suara ponsel mengejutkan keduanya.


Mrs. Carol segera mengangkat ponselnya...


"Halo...iya, sebentar lagi aku kembali"


"Iya...aku baik-baik saja"


Tuut..tuuut..tuuutt..


Mrs. Carol menutup ponselnya...


Senyuman kecil menghiasi bibirnya...


"Maya, maaf ya, terganggu. Tadi telepon dari rumah, sepertinya mereka mengkhawatirkanku karena terlalu lama meninggalkan rumah" kata Mrs.Carol menjelaskan.


Maya tersenyum mengerti...


"Iya Mrs.Carol, saya mengerti..." ucap Maya.


"Baiklah, lain waktu saya akan mampir ke tempatmu lagi" ujar Mrs. Carol pamit.


Wanita itu segera menyalami Maya erat...


Maya membalasnya seakan enggan berpisah dengan teman yang telah lama dia kenal.


Pertemuan itu begitu membekas diantara keduanya. Maya memang sangat membutuhkan sosok teman yang akan menemani kesendiriannya di negeri orang.


Trimakasih Tuhan...
Aku masih diberi kesempatan bertemu dengan orang sebaik dia...
Dia wanita yang sangat hangat dan ramah...
Mudah-mudahan ini awal yang baik untukku...
Melupakan segala luka yang masih tersisa...


Begitupun Mrs.Carol tampak senang sekali bisa berkenalan dengan gadis mungil Jepang di negaranya. 


Aku sangat suka gadis Jepang itu...
Aku berharap bisa membantunya melewati kesendiriannya di sini...
Menjadi teman dalam suka dukanya...
Dia gadis yang menyenangkan...


*****

Malam itu Maya termenung sendiri di kamar hotelnya. Pikirannya kembali menerawang pada Masumi. Sejak kepergiannya meninggalkan Tokyo, tak sekalipun pria tampan itu menghubunginya.

Rasa kecewa hadir dalam bathinnya, namun apa boleh buat... semuanya sudah menjadi keputusan antara dirinya dan Masumi.

Kami sudah berpisah...
Aku dan dia benar-benar jauh sekarang...
Jauh dari mu Masumi...

Adakah rindu itu untukku?
Mungkinkah saat ini kau juga sedang memikirkanku?
Masumi...aku tak pernah memahamimu...
Kau tak pernah mencoba memperbaikinya...
Tak pernah...

Hingga ponsel Maya berbunyi...

Maya terkejut bukan main karenanya...

Dengan sedikit gugu Maya mengangkat ponselnya begitu saja...

"Ha...loo..." sapa Maya.

"Mungil..."

DEG!!!

Maya menjauhkan ponsel tersebut dari bibirnya sejenak mendengar suara yang menyapanya dari sebrang sana.

Masumi...

"Mungil...kau dimana? Aku mohon jawab aku!" kata Masumi khawatir.

Maya menarik nafas panjang beberapa kali sebelum menjawabnya..

"Aku di...tempat yang jauh...darimu"

"Mungil...bukan begitu maksudku! Kau salah paham...aku mohon kembalilah!" ujar Masumi memelas.

Maya mencibirkan bibirnya mendengar ucapan Masumi barusan...

Bathinnya masih sangat sakit atas prilaku dan keinginan Masumi beberapa waktu yang lalu.

"Maya..."

"Sudahlah...aku sudah mengerti semua keinginanmu. Aku akan menjauh dari kehidupanmu Masumi"

Tuuutt...tuuutt...tuuut...

Maya menutup ponselnya...

Masumi pun berulang kali menghubungi ponsel Maya, hingga Maya menon-aktifkan ponselnya.

Masih terbayang dalam ingatan gadis mungil itu ketika Masumi mengucapkan segala kata dan alasan untuk berpisah darinya.

>>>

"Mungil...sepertinya hubungan ini tidak bisa diteruskan"
"Apa maksudmu Masumi? Apa aku membuat kesalahan dalam hubungan kita?"
Maya dan Masumi duduk berdampingan di sebuah bangku taman di apartemen Maya. Keduanya begitu serius membicarakan hubungan kasih diantara mereka.
"Mungil...selama ini aku mencoba untuk memahami segalanya, namun itu tak berhasil aku atasi. Jadi aku mohon pengertianmu"
"Pengertian? Maksudnya...menunggumu sampai siap melanjutkan hubungan kita?"
Pria tampan itu menganggukkan kepalanya ragu.
Lagi-lagi Maya menitikkan airmatanya...
"Aku tak pernah mengerti dirimu, Masumi. Tapi bila ini semua yang kau inginkan...maka...aku akan mencoba mengerti lagi tentang keinginan itu"
Maya pun pergi meninggalkan Masumi yang masih duduk merenung di bangku tersebut.
Pria itu tak mencoba untuk mencegah kepergian gadis mungil tersebut. Mereka begitu pasrah akan hubungan yang baru saja mereka akhiri sendiri. Tanpa alasan yang jelas...Maya menerimanya dan berusaha tak menanyakan apa-apa lagi.
Hingga keputusannya meninggalkan segala mimpinya di Tokyo...

<<<

*****

Sementara itu di Tokyo...

Masumi mendesah kesal setelah ponselnya diputus begitu saja oleh Maya.

Dasar keras kepala...
Selalu saja seperti ini...
Bagaimana aku harus menjelaskan semuanya?
Bila dia menutup diri dariku...

Dimana dia sekarang?

Kriiing...Krringg...

Telepon di ruangannya berbunyi...

"Halo..." sapa Masumi datar.

"Saya Hijiri, tuan" sahut Hijiri dari tempat yang berbeda.

"Yaa...bagaimana? Apa sudah kau temukan lokasinya?"

"Maaf tuan...sampai saat ini...kami tidak bisa temukan nona Maya"

Masumi membanting benda yang ada di dekatnya...

Prraaaanggg!!!

Sebuah cangkir beserta isinya pun berserakan di lantai...

"Cari sampai ketemu!!!" ujar Masumi dingin.

"Baik tuan" jawab Hijiri sigap.

Tuuut...tuutt...ttuuuut...

Kemudian Masumi meremas beberapa lembaran yang ada di depannya.

Bagaimana ini?
Pementasan itu sebentar lagi akan dilangsungkan...
Apa maksudmu...mungiiil...
Apa ini pembalasanmu?
Apa kau tidak mengerti arti pementasan ini bagiku?

Mungiil...
Kau sudah keterlaluan...
Lihat saja...aku pasti menemukanmu...
Dan tidak akan memaafkanmu...
Bila semuanya berantakan...
Yaa...berantakan...

*****


Keesokan harinya Maya mencoba mulai bebenah barang-barangnya. Karena hari ini gadis mungil itu berencana akan pindah ke hotel yang lebih tenang dan jauh dari hiruk pikuk kota.

Dengan sedikit membasuh wajahnya, Maya turun untuk sarapan. Ketika baru saja Maya membuka pintu, sosok seseorang telah berdiri di depan pintu kamar hotelnya.

Dengan memegang dadanya, Maya terlihat kaget dengan kehadiran sosok tersebut..

"Mrs.Carol...anda mengagetkanku" ucap Maya dengan wajah sedikit pucatnya.

"Ah...maafkan aku Maya, kau jadi pucat seperti ini" sahut Mrs.Carol sambil tersenyum.

"Sudah...tidak apa-apa koq" jawab Maya ramah.

"Oiya, apa sekarang kau akan sarapan Maya?" tanya nya ingin tahu.

Maya hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan Mrs.Carol...

"Bagaimana jika kita sarapan bersama pagi ini? Aku akan membawamu ke sebuah restoran kesukaan keluargaku" usul Mrs.Carol berharap.

Maya tersenyum lalu menganggukkan kepalanya...

Selang beberapa menit, keduanya telah keluar dari hotel dan menuju suatu tempat yang diarahkan oleh Mrs.Carol...

Mereka berjalan sekitar 5 menit dari hotel tadi, kemudian berbelok memasuki sebuah lorong lebar. Lalu menyebrangi sebuah jembatan kecil yang dibawahnya dialiri sebuah sungai yang begitu jernih.

Maya sempat berhenti sejenak sebelum Mrs.Carol menarik lengannya dan menggiringnya pergi dari tempat itu.

"Ayo Maya, kau akan melihat yang lebih menakjubkan lagi di sebelah sana" ajak wanita paruh baya tersebut.

Tanpa ragu Maya pun mengikuti kemana wanita itu membawanya...
Dan berhenti tepat di depan sebuah rumah yang cukup megah.

Maya terpelongo menatap betapa besarnya rumah yang ada di depan matanya saat ini. Dia menoleh ke arah Mrs.Carol.

Dan wanita itu hanya menaikkan bahunya sambil tersenyum...

"Mari kita masuk, Maya!" ajaknya kemudian.

Maya sedikit ragu mengikuti ajakan wanita itu. Namun tiba-tiba pintu pagar tinggi itu terbuka. Dan seorang pelayan berpakaian seragam keluar dari sana dan membungkuk hormat pada Mrs.Carol.

Maya pun segera membalas hormat pelayan tersebut. Lalu tangannya ditarik oleh Mrs.Carol masuk melewati pagar tinggi tersebut.

Mereka berjalan menyusuri jalan menuju rumah besar yang Maya merasa takjub dibuatnya.

"Mrs.Carol, apa anda tidak salah membawa ku ke tempat ini untuk sarapan?" tanya Maya ingin tahu.

"Tenang saja Maya, kau pasti akan suka dengan menu di sini" jawab wanita itu.

Dengan meremas jemarinya, Maya merasa sedikit gugup semakin mendekati teras rumah itu.

Akhirnya tiba jua mereka tepat di depan pintu rumah besar itu. Sebelum Mrs.Carol membuka pintu, tiba-tiba pintu itu telah terbuka dan dua orang pelayan datang menyambut mereka.

"Siapkan sarapan kami!" sebuah perintah keluar dari bibir Mrs.Carol.

Maya tercengang mendengarnya...

Apa artinya semua ini? Mengapa wanita ini bisa memerintah seenaknya di sini? Apa dia pemilik restoran megah ini?

Maya masih terkaget-kaget ketika Mrs.Carol menarik lengannya dan membawanya memasuki sebuah ruangan yang begitu besar untuk ukuran ruang tamu.

"Nah duduklah, sebentar lagi sarapan siap disantap. Dan aku harap... kau akan senang" kata Mrs.Carol sumringah.

"Terimakasih, Mrs..." jawab Maya grogi.

Selang beberapa menit, sarapan telah disajikan dengan cepat oleh beberapa orang pelayan. 

Kemudian...

"Selamat pagi, ibu" kata sebuah suara dari pintu samping.

Mrs.Carol dan Maya serentak menoleh ke arah suara tersebut...

Sebuah senyuman manis tersungging dari bibir Mrs.Carol kepada  orang tersebut.

"Anakku, kemarilah..." kata Mrs.Carol sambil mengecup kening orang itu.

Maya menatap keduanya senang, dalam bathinnya mengatakan bahwa orang itu adalah putra dari Mrs.Carol.

"Oiya, Peter...perkenalkan ini teman kecilku dari Jepang" ujar Mrs. Carol sambil merentangkan satu tangannya ke arahku.

Maya pun langsung membungkuk hormat...

Pria itu menghampirinya dan menjulurkan tangannya...

Maya menyambutnya sambil menyebutkan namanya...

"Peter..." ucapnya ramah.

"Maya Kitajima" sahut Maya kemudian.

"Nah, duduklah nak, kita bisa mulai sarapannya sekarang yaa" kata wanita itu pelan.

Ketiganya pun langsung menikmati sarapan di pagi itu. Terdengar obrolan yang hangat diantara mereka. Gelak tawa yang begitu renyah menghiasi ruang makan megah pagi itu.

Nuansa yang begitu menyenangkan di kediaman Mrs.Carol membuat Maya mulai merasa enjoy dan menikmati kesendiriannya di London.

Pertemuan yang mengesankan bagi Maya...

Keluarga yang hangat...

Orang-orang yang sangat ramah...

Sangat bersahaja dan kekeluargaan...

Aku suka kota ini...

Suka sekali...

Kini hari-hari Maya dihiasi dengan keramahan keluarga Caroline. Sejak saat itu gadis mungil tersebut pun tinggal di kediaman megah Mrs.Carol.

Maya mulai melupakan segalanya yang berbau Tokyo. Perlahan tapi pasti Maya diperkenalkan oleh Mrs.Carol dan Peter ke beberapa teater yang ada di London.

Akhirnya Maya memulai karir nya kembali di dunia teater di kota tersebut.

Beberapa bulan pun telah berlalu...




***continue to -part 2-***

9 komentar:

  1. Wah apa kabar sista finally..,ew story from u... Thank you sooo much...like ussuall always a nice story... Cuma kenapa awalnya dah sedih ya? Mudah2an HE ya by the end...Wah apa kabar sista finally..,ew story from u... Thank you sooo much...like ussuall always a nice story... Cuma kenapa awalnya dah sedih ya? Mudah2an HE ya by the end...

    BalasHapus
  2. Ada apa ya kali ini Masumi n maya penasaaraaaaaannnnn lanjutannya jgn lama2 ya sist :DAda apa ya kali ini Masumi n maya penasaaraaaaaannnnn lanjutannya jgn lama2 ya sist :D

    BalasHapus
  3. tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak, lanjut

    BalasHapus
  4. Haduh jangan sampai BM berantakan duooonkkk nanti Maya diputusinn bgmn nih..tq u/ ceritanya sis...ditunggu kelanjutannya....

    Anastasia

    BalasHapus
  5. huaaaaaaaaa siapa ini Mrs CAroollll mudah2an ga jahat ah...LANJUUUTT Thank Sista Rosa

    MINAL AIDIN WALFAIZIN MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN

    BalasHapus
  6. mungkin dgn lbh jauh dari masumi dan ber lama" dinegeri org bisa lebih memperdlm BM buat Maya.....ayo Masumi cari maya lagi jgn ampe peter mencuri hati maya biar sedikit...thank sist White Rose.


    indah~~~

    BalasHapus
  7. sista....blh minta tolong gaakkkk??? backgroundnya bisa diganti???coz mataku agak terganggu N sakit liatnya...gak nyaman gitchuu....tengkyu...
    #nasib bermata minus..

    BalasHapus
  8. boleh mb adirha...kalo yg ini bs kan...(rose), thx yaa udh baca crita2 ku...

    BalasHapus
  9. maya di london, euy...tunggu, jangan2 nanti peter naksir maya? oh, jangan terjadi, ya... :( kasihan masuminya... XD

    BalasHapus

Frens, pliz comment in here...