September 22, 2011

Miss You So Much -7-




Add caption







Taksi yang membawa Maya dan Peter baru saja tiba di apartemen mereka. Maya bergegas segera berlari keluar dari taksi. Tentu saja itu membuat Peter sangat khawatir dengan kandungan istrinya.


"MAYA, HENTIKAN!!!" teriak Peter tak tahan lagi dengan sikap Maya.


Sontak Maya menghentikan langkahnya. Perlahan Peter pun mendekati Maya.


Pria itu sangat terkejut saat melihat istrinya yang telah berlinangan airmata. Pipinya begitu basah...


"Maya..." ucap Peter sembari mengusap airmata di pipi Maya.


Maya tertunduk lemah...


Peter tak bisa melihat istrinya bersedih seperti itu, dengan lembut dia menarik Maya ke dalam dekapannya yang hangat.


"Maafkan aku sayang, berteriak padamu tadi. Aku takut akan janin yang kau kandung, sayang" ujar Peter pelan.


"Hanya itu saja kah Peter?" sahut Maya.


Mendengar jawaban istrinya, Peter menjadi bingung dengan maksud pertanyaan Maya.


"Tentu saja sayang, aku juga mengkhawatirkan dirimu. Kau dan calon anak kita, sayang" jelas Peter serius.


Peter...
Maafkan aku...


Maya menatap suaminya sendu. Airmatanya begitu membasahi pipinya yang memerah.


Perlahan Peter membawa Maya masuk ke dalam apartemen. Namun tiba di depan pintu...


"TUNGGU MUNGIIL!!" teriak Masumi dari belakang.


Keduanya langsung menoleh ke arah Masumi. Terkejut!!!


Ketiganya saling menatap tajam...


Mereka masih saling terdiam menatap satu sama lain, sampai sebuah mobil mewah berhenti tepat di dekat mereka.


"Masumi..." gumam Eisuke dari dalam mobil.


Begitupun wanita di sampingnya yang tak lain adalah Mrs.Caroline menatap bengong ke luar jendela mobil.


"Peter...Maya...dan...." desisnya sambil melirik ke arah Eisuke.


Eisuke pun langsung mendelik kaget...


"Dialah putraku, Masumi!" kata Eisuke sedih.


Mrs.Carol pun tampak shock. Dia tak menyangka ketiganya akan bertemu secepat ini.


Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan?
Peter anakku...


Mrs.Carol membiarkan ketiganya menyelesaikan masalah mereka sendiri. Cukup menonton saja...


"Aku pikir, sebaiknya kita membiarkan mereka dahulu. Aku tidak ingin semuanya akan menjadi buram karena keberadaan kau dan aku, tuan Eisuke" ujar Mrs.Carol serius.


Eisuke menganggukkan permintaan Mrs.Carol...


"Baiklah, aku setuju denganmu" balas Eisuke.


Akhirnya keduanya hanya duduk menonton dari dalam mobil dengan apa yang akan dibicarakan dan dilakukan oleh Maya, Peter dan Masumi.


*****

Perlahan Masumi mendekati Maya dan Peter. Ketiganya terlihat tegang. Beribu pemikiran masing-masing mulai tergambar dari raut wajah Maya, Peter dan Masumi.

Mau apa dia?

Peter mengeratkan genggamannya pada Maya. Maya pun menelan ludahnya berkali-kali.

Calon ibu muda itu terlihat menahan segala rasa, prasangka dan amarahnya pada Masumi.

Akhirnya Peter mencoba membuka pembicaraan diantara ketiganya.

"Maaf tuan Masumi, sedari tadi kau mengikuti aku dan istriku. Apa ada kepentingan mendesak?" tanya Peter penasaran.

"Sangat mendesak, tuan Peter. Aku hanya ingin meminta ijin darimu, untuk memperbolehkan aku berbicara empat mata saja dengan Maya!" jawab Masumi kaku.

Peter langsung terdiam mendengar jawaban dari Masumi. Dia tak menyangka pria di hadapannya berani untuk mengatakan itu.

"Tuan Masumi, aku rasa setelah pernikahan kami, semua urusan istriku sudah menjadi urusanku juga. Jadi kau bisa mengatakan maksudmu kepada kami berdua" ujar Peter mulai cemburu.

Maya membuang wajahnya ke samping. Dia merasa kesal dengan sikap Masumi yang memaksa. Begitu juga sikap suaminya yang masih sabar menghadapi Masumi.

Kemudian...

"Sudah Peter, kita sebaiknya masuk! Lebih lama berhadapan dengannya malah akan membuat kita jengkel!" ucap Maya sambil menarik lengan suaminya.

Masumi pun segera mengikuti keduanya yang masuk ke dalam apartemen.

Sampai memasuki lift dan berdiri di depan apartemen mereka...

Masumi masih berdiri di belakang mereka...

Maya bertambah kesal dibuatnya...
Maya pun berterus terang tentang perasaannya malam itu...

"Pergilah Masumi! Di antara kita sudah tidak ada urusan lagi. Aku sudah menemukan kehidupan yang baru" kata Maya lirih.

Hatinya begitu berat mengatakan semuanya di depan Peter, pria yang sangat baik padanya selama ini.

Masumi dan Peter terdiam mendengar perkataan Maya...

Wanita mungil itu mulai terisak...

"Masumi...dulu aku memang pernah mencintaimu, perasaan itu terus mengembang dan bersemayam di hatiku. Namun sekarang semuanya telah berbeda. Rasa itu sudah lama kukubur. Jadi aku mohon padamu, jangan pernah menggalinya kembali." jelas Maya tersedu.

Peter mendekap kedua pundak Maya sedih...

"Maya..." desis Peter terharu.

"Mungiiill...kau...." gumam Masumi tak kuasa menahan tangisnya.

Benarkah itu semua?
Kau sudah melupakannya?
Mungiiil...
Kau bohong kan...
Pasti kau sudah berbohong...

Suasana menjadi sunyi...
Hening...

Tak satupun yang bersuara...

Tiba-tiba!!!

Tak...tuk...tak...tuk...

Terdengar suara sepatu berjalan mengarah ke depan pintu apartemen Maya.

"Apa semuanya sudah selesai?" tanya sebuah suara wanita dari sana.

Tentu saja semuanya menoleh ke arah suara tersebut!!

"Ibu..." 

"Mrs.Carol..."

"Ayah...kalian..."

Semuanya saling berpandangan!!


*****

Cekklllllleeekkk!!!

"Masuklah!" pinta Mrs.Carol pada semua yang telah berada di depan pintu apartemen dirinya.

Eisuke dan Asa masuk terlebih dahulu. Diikuti oleh Masumi. Maya masih berdiri kaku di belakang Peter.

Peter hendak menggiringnya masuk, namun Maya menolak...

"Peter...apa kau sudah siap mendengar semua nya?" tanya Maya getir.

Peter pun melangkah ragu menatap sang istri yang sudah berlinangan airmata.

"Sayang, apa maksud perkataanmu tadi? Satu hal yang harus kau ketahui Maya: apapun kenyataan nanti yang kudengar, aku akan tetap mencintaimu sepanjang hidupku" kata Peter meyakinkan Maya.

Mendengar uraian suaminya, Maya menangis tersedu-sedu menahan kesedihan dan rasa harunya akan ketulusan Peter.

Akhirnya semua telah duduk berkumpul di sofa apartemen Maya dan Peter.

Maya menelan ludah dan menarik nafasnya berulang kali. Ketakutannya semakin menjelma di raut wajahnya yang sendu.
Satu persatu, dia pandangi orang yang berada di dekatnya saat ini...

Paman...

Pak Asa...

Mrs.Caroline...

Dan dia...Masumiii...

Juga kau...suamiku...Peter...

Tanpa terasa airmata Maya mengalir deras. Begitupun Masumi, dan Peter.

Mrs.Carol menatap ketiganya silih berganti. Ada raut kesedihan dari tatapannya.

Wanita itu mencoba bersikap bijaksana dalam hal ini...

"Baiklah, sebenarnya hari ini sudah lama kunantikan. Aku berpikir akan lebih baik jika segera diselesaikan" kata Mrs.Carol tegas.

Peter semakin bingung dengan ucapan sang ibu...

"Apa maksudnya bu? Mengapa kalian sepertinya memahami satu rahasia, sedang aku tidak..." tanya Peter penasaran.

Mrs.Carol menarik nafas panjangnya...

Kemudian Eisuke mencoba menenangkan suasana kaku di dalam ruangan tersebut.

"Caroline, sebaiknya aku yang menanyakan kepada putraku" kata Eisuke tenang.

Mrs.Carol memberi isyarat setuju dengan anggukkan kepalanya...

"Masumi, aku mengetahui semua perjalanan cinta kau dan Maya. Aku sangat hafal dengan semua peristiwa yang terjadi pada hubungan kalian selama ini. Hingga kau berbuat satu bahkan berulang kesalahan yang menyakiti hati Maya. Selama ini aku berpikir itu akan kembali, tapi ternyata tidak" jelas Eisuke sembari menatap Masumi.

Terdengar suara isakan dari Maya. Peter mendekapnya erat.

Peter pun lemas mendengar uraian Eisuke di hadapannya.

"Aku sudah menduganya!" gumamnya lesu.

Masumi menatap Maya sedih. Begitupun Maya...

"Ayah, ijinkan aku berbicara pada Maya" kata Masumi berharap.

"Tidak ada yang perlu kalian bicarakan lagi!" jawab Peter kesal.

Raut wajah pria tampan itu menjadi dingin dan api cemburu begitu membara dari sorot matanya yang tajam.

"Kau..." desis Masumi angkuh.

"DIAM!!!" teriak Eisuke marah.

"Ayah, aku hanya ingin katakan bahwa Maya sudah menjadi milikku sebelum kepergiannya dari Tokyo!" teriak Masumi memaksa.

DEG!!!DEG!!DEG!!!!!!

APA?!!!!

Sontak Peter terkejut mendengar pengakuan Masumi...

Mrs.Carol dan Eisuke hanya menelan ludah perlahan. Karena sebelumnya mereka memang sudah mengetahui itu.

Peter memandangi Maya kaku dan lirih...

"Benarkah sayang?!" tanyanya lembut.

Maya tertunduk lesu. Bibir mungilnya bergetar menahan semua kegundahan yang kini terungkap.

Wanita itu menganggukkan kepalanya lemah...

Airmatanya semakin deras mengalir...

"Maafkan aku Peter, tak berterus terang padamu sebelumnya, tapi... tapi..." Maya kembali terisak.

"Tapi Maya sudah menceritakannya padaku, Peter! Aku sudah mengetahuinya" ujar Mrs.Carol tiba-tiba menyambung uraian Maya.

Peter tentu saja shock menghadapi kenyataan yang tak dia duga sebelumnya.

Pria itu berdiri, kemudian....

BRRRUUUUKKKK!!!

Sebuah tinjuan dia arahkan ke arah Masumi...

"Aaarrrrrrggggghhh....." teriaknya puas.

"Aaaaaaaaauuuu...." jerit Masumi kesakitan.

Tentu saja semuanya kaget dan langsung berdiri melerai keduanya..

"HENTIKAN!!!" teriak Eisuke.

"Peter!!!" panggil Maya tersedu.

"Sudah Peter, jangan tambah lagi bebanmu!" kata Mrs.Carol tenang.

Maya dan Asa langsung menolong Masumi yang tersungkur ke karpet.

Peter menatap tajam ke arah Masumi...

"MASUMIII!!!" jerit Maya tiba-tiba.

Semua mengalihkan pandangan serius ke arah Masumi.

Dari hidung dan mulutnya keluar darah segar!

"Anakku" gumam Eisuke.

Masumi sempat menatap sekeliling sebelum matanya terpejam perlahan.

Brrrruuuukkk!!!!

"MASUMI!!!"

"Masumiiiiiii....." panggil Maya berulang kali.

Semua yang ada langsung sibuk mencari pertolongan. Peter, Asa dan Mrs.Carol langsung bergegas akan membawa Masumi menuju RS terdekat.

Maya menangis tersedu menggenggam jemari Masumi...

Masumiiii...
Bertahanlah...aku mohon...

Eisuke sangat shock. Di dalam mobil semuanya hening. Perjalanan mengikuti mobil ambulan yang membawa Masumi pun semakin hening dan menyedihkan.

Anakku...maafkan aku...
Kuatkanlah dirimu...

Maafkan aku membiarkan semuanya terjadi...
Aku yang bersalah...
Masumi...putraku...

Peter dan Mrs.Carol saling bertatapan sedih...

"Peter...tabahkan hatimu" ucap sang ibu.

Peter tampak tak bersemangat mendengar apapun juga. Hatinya terasa sangat sakit telah dibohongi selama ini.

Apakah aku yang salah?
Maya...
Mengapa kau tak mengatakannya?
Aku tetap akan mencintaimu...

Maya...
Istriku...
Ibu dari anak-anakku...

Mobil Eisuke yang membawa Peter dan Mrs.Carol begitu cepat melaju mengiringi ambulan.


Ngggiiiiiungg....nngggiiuuuunnggg....


Serene ambulan menerobos jalanan Tokyo yang sepi di malam itu. Keheningan malam seakan turut merasakan apa yang akan terjadi selanjutnya. Kesedihan mendalam....


Kehidupan Maya dan Peter. Masumi dan Eisuke, bahkan Mrs.Carol pun akan menjadi taruhannya. Semua berdoa untuk keselamatan dan kesembuhan Masumi.


Waktu seolah lambat bergulir mengilingi mereka semua.


Waktu akan membuktikan semuanya...


Kenyataan yang sebenarnya...








***continue to -part 8-***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Frens, pliz comment in here...