September 10, 2011

Miss You So Much -5-




Add caption
Add caption


Kediaman Mrs.Carol, London...


Sejak menerima telepon dari Eisuke, wajah Maya tampak murung. Wanita yang sedang hamil muda itu duduk sendiri di balkon kamarnya. Entah apa yang ada dalam pikirannya saat ini. Namun yang pasti, perbincangannya di ponselnya tadi siang bersama Eisuke sudah membuatnya kembali mengingat pria tampan yang pernah singgah di hatinya...Masumi!


Masumi...apa kau baik-baik saja?
Mengapa paman sampai memohon seperti itu?
Ada apa sebenarnya?


Hati wanita itu mulai galau. Walau bagaimana pun Masumi adalah pria yang pernah mengisi hari-harinya. Namun semuanya memang tak bisa berjalan seperti semestinya.


Maya masih sangat jelas mengenang semua prilaku kasar dan keegoisan Masumi baik sebelum dan setelah menjadi kekasihnya waktu itu.


Lebih dari itu Maya sudah sering mendengar desas-desus bahwa Masumi memang sangat mengagungkan kesempurnaan. Tak jarang Maya selalu mengalah bila dicemooh di depan rekan dan pemain teater lainnya.


Kembali Maya menangisi kenangannya bersama Masumi...


Wanita itu terisak menahan kepedihan yang pernah dia alami...


"Hiikss...hiikkss...hiiikkss" isak Maya malam itu.


"Aku tidak ingin mengingatnya lagi...sudah cukup...bagiku..." gumam Maya tak kuasa menahan tangisnya.


Dia pun tersedu-sedu...


Tiba-tiba...


Ceekkkllleekk!!!


Peter baru saja masuk ke kamar!


Maya langsung menghapus airmata yang membasahi pipinya. Dia tak ingin membuat suaminya khawatir dan curiga yang bukan-bukan.


"Maya...apa kau belum tidur?" sapanya lembut sembari mendekap tubuh istrinya dari belakang.


Maya tersenyum dan bergumam:


"Belum...aku menunggumu" ucapnya mencari alasan.


Kemudian...


Dengan lembut Peter membalikkan tubuh Maya dan kini mereka berhadapan sangat dekat.


Cuuuuppp!!!


Peter mengecup kening Maya pelan...


Maya memejamkan matanya lirih...


Namun sepertinya Peter merasa bahwa saat ini istrinya sedang gelisah, dengan penuh kasih sayang dia bertanya pada Maya:


"Sayang, apa ada yang membuatmu sedih? Matamu seperti baru saja menangis. Hhhmmm...ada apa?" 


Maya menatap Peter sendu...


Dia tidak tega harus menceritakan bahwa saat ini dia sedang memikirkan mantan kekasihnya, pada suami yang begitu sangat baik padanya.


Maya menggeleng sembari tersenyum mesra...


Kemudian tiba-tiba muncul ide mengatakan bahwa dirinya sedang merindukan tanah kelahirannya, Jepang.


"Peter, aku sedang rindu akan negaraku" ucap Maya ragu.


Peter terdiam sesaat, kemudian dia membelai mesra pipi Maya yang terlihat merona.


"Kau ingin kita kesana?" tanyanya ingin tahu.


Maya tercengang mendengar pertanyaan suaminya!


Peter...


"Suamiku, apa arti pertanyaanmu barusan?" Maya penasaran.


Peter tersenyum dan menatap lekat istrinya...


"Aku akan menemanimu berkunjung ke sana, sayang" kata Peter meyakinkan Maya.


Maya diam tak percaya...


Benarkah?


"Peter, maaf merepotkanmu" kata Maya merasa tak enak.


Namun tatapan Peter membuatnya yakin dan percaya dengan ketulusan suaminya yang akan menemaninya kembali ke negeri sakura tersebut.


"Tidak sayang. Aku sangat mengerti. Dan aku ingin tahu juga dimana tempatmu dulu lahir dan besar" aku Peter polos.


Maya tersenyum mendengarnya...


Wanita itu dengan cepat mendekap suaminya...


"Terimakasih Peter. Kau selalu mengerti aku" ujar Maya senang.


Kau benar-benar suami yang baik...
Peter...aku tidak akan mengecewakanmu...
Aku hanya ingin menemuinya...sebentar saja...
Memastikan bahwa dia baik-baik saja...
Selama aku tinggalkan...


Maaf atas kebohonganku, Peter...
Maafkan aku...


*****

Pagi harinya setelah malam itu...

Peter mendatangi kamar sang ibu untuk membicarakan keinginan Maya untuk mengunjungi tanah kelahirannya, Jepang.

Tok...took...tok..

"Ibu, boleh aku masuk?" ucap Peter sopan.

Namun tidak ada jawaban dari kamar tersebut...

Peter pun akhirnya membuka pintu kamar sang ibu perlahan..

Ceekklleekk!!

Matanya melongo sedikit ke dalam kamar mencari sosok ibunya, Mrs.Caroline.

"Ahh...ibu" ucapnya lega karena dapat menangkap sosok Mrs.Carol yang sedang menerima telepon di sudut kamarnya.

Peter langsung masuk dan duduk di sofa di samping sang ibu.

Keduanya terlihat melemparkan senyuman manis...

"Baiklah, aku sangat mengerti" kata Mrs.Carol sebelum mengakhiri teleponnya bersama seseorang.

Klliiikk!!!

Wanita itu pun meletakkan telepon ke tempat semula. Kemudian dia menoleh ke arah putra tercintanya.

"Pagi sayang, apa kau ingin mengajakku sarapan sepagi ini?" tanya Mrs.Carol setengah meledek putranya.

Peter langsung tersenyum geli mendengar pertanyaan ibunya yang sudah pasti ingin mengejeknya.

"Ibuuu...jangan seperti itu. Aku hanya ingin berbicara sebentar saja denganmu" jawab pria tampan itu malu.

Mrs.Carol lalu berdiri dan mengajak Peter untuk berbincang di balkon.

"Aku rasa lebih baik berbicara di sana, udara akan lebih segar bukan?" kata Mrs.Carol.

Tak lama kemudian mereka sudah duduk di sofa yang ada di balkon kamar Mrs.Carol.

"Maksudmu, kalian akan ke Jepang?" tanya Mrs.Carol ketika mendengar permintaan Peter sebelumnya.

"Iya bu, aku ingin menemani Maya. Mungkin membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Dan aku sudah memikirkannya bu" jelas Peter sopan.

Mrs.Carol terlihat berpikir sejenak...

Bagaimana ini? 
Apakah aku harus ikut?
Eisuke...
Perkiraanmu benar...

Dan itu artinya...
Aku harus menemani mereka...
Harus...!!!

"Baiklah nak, kita akan menemani Maya pulang. Dan bila perlu, kita akan menetap beberapa tahun di sana. Bagaimana?" terang Mrs.Carol semangat.

Peter sangat senang mendengar perkataan ibunya barusan. Senyumnya begitu lebar membuat sang ibu pun tertawa terbahak-bahak...

"Hahaha...kau senang sekali putraku!" ucapnya meledek lagi.

Peter menganggukkan kepalanya beberapa kali...

"Terimakasih bu, Maya pasti senang mendengarnya" 

Pria tampan nan bersahaja itu pun setengah berlari mengecup kening sang ibu dan kemudian keluar kamar...

Blllaaamm!!

Mrs.Carol tersenyum memandangi tingkah laku Peter yang begitu bahagia...

Putraku...
Kau begitu mencintai wanita itu...
Aku bahagia melihatmu seperti ini...
Maya...adalah wanita yang baik...
Aku berharap dia tidak akan mengecewakanmu...

Setelah itu Mrs.Carol pun turun untuk sarapan bersama Maya dan putranya..

"Pagi bu..." sapa Maya sopan pada Mrs.Carol.

Begitupun Peter...

Mrs.Carol pun membalas keduanya dengan senyuman ramah...

"Kelihatannya kalian berdua segar sekali pagi ini" ucap Mrs.Carol membuka obrolannya di pagi itu.

Peter dan Maya saling berpandangan gembira...

"Ibu..." desis Peter.

"Iya...aku tahu, untuk itu mulai sekarang, kau harus persiapkan bisnismu di sana. Dan kau Maya, juga harus mengadakan perpisahan kecil dengan teman-teman teatermu saat ini, kan?!" usul Mrs.Carol.

Maya dan Peter pun langsung mengangguk menyetujuinya...

"Terimakasih bu" ucap Maya ragu.

"Tidak Maya, ini sudah kewajibanku untuk menyenangkanmu. Kuharap di sana kau bisa lebih bahagia bersama Peter" ujar Mrs.Carol hangat.

DEG!!!

Maya mengecilkan lebar senyumnya mendengar ucapan Mrs.Carol yang barusan.

Entah mengapa hatinya merasa teriris pilu. Wanita muda itu tak tega mendengar perkataan dari sang mertua yang begitu sangat baik terhadapnya.

Oh Tuhan...bagaimana ini?
Berdosakah aku?
Apakah aku harus mengatakan yang sebenarnya?
Alasan kepulanganku ke Jepang?

Apa yang harus aku katakan?
Dan bila semuanya terbongkar, maka...
Ah...tidak...aku tidak boleh...
Aku hanya ingin melihatnya saja...

Yaa...hanya sesaat...
Hanya memastikannya saja...
Setelah itu aku akan kembali lagi...
Menjauh dari kenanganku bersamanya...

Menjauh dari Masumi...


"Maya...Maya...MAYAA!!!" panggil Peter setengah teriak di telingan Maya.


"Ah..eh..iya...maaf aku..." jawab Maya gugup dan kaget.


Peter sudah memanggilnya berkali-kali..


Maya begitu hanyut dengan semua perkiraan dan pikirannya sendiri. Wanita yang tengah hamil muda itu mulai tak sabar ingin menginjakkan kaki dan menghirup udara tanah kelahirannya.


Dalam hati kecilnya, dia masih sangat ingin menetap di sana, walau tidak bersama Masumi. Tak apa...


Aku hanya ingin kembali ke sana...
Ingin sekali...
Aku begitu rindu...Tokyo...
Sangat rindu...


Juga...


Maya segera menghentikan lamunannya ketika Peter menggandeng tangannya dan membawanya ke kamar. Karena pria itu akan segera ke kantor dan mengurus segala sesuatunya untuk keberangkatannya ke Jepang.


Begitupun Mrs.Carol tampak menghubungi beberapa nomor telepon sejak usai sarapan tadi.


Dan tidak satupun Maya dilibatkan dalam pengurusan tersebut. Itu membuat Maya merasa tidak nyaman.


Namun lagi-lagi Mrs.Carol meyakinkan Maya bahwa semua sudah ada yang mengurus. 


"Maya, kau beristirahatlah, besok kita akan ke dokter untuk memastikan kesehatan kandunganmu. Agar selama perjalanan nanti semuanya akan berjalan lancar dan calon cucuku baik-baik saja" terang Mrs.Carol menenangkan kegelisahan Maya.


Maya tertunduk dan tersenyum senang mendengarnya...


Terimakasih bu...
Aku senang bisa menjadi bagian keluarga ini...








***continue to -part 6-***

5 komentar:

  1. Heeeeeeemmmmmm semua bisa jadi kacau nih, terus Maya mau buat apa begitu ketemu Masumi dan ternyata Masumi sakit......malah jangan2 di vonis dokter umurnya tinggal..... oh nooooooo duh sista makin deg2an deh kyknya bakalan HE nih huaaaaa......

    BalasHapus
  2. omg.. gawat ini.... hikzzz..... tidakkk.HE pliss... ga tega liad nyaa...

    BalasHapus
  3. masumi jgn mati dong...inginya sih maya balik ke masumi, tp kasian jg peter kalo maya ninggalin peter dan jg anaknya...HE please....>.<

    BalasHapus
  4. confuse...of course! buat teman2 bisa milih deh siapa kira-kira yg akan dipilih Maya? Yuuuukk maarrreeee...

    BalasHapus
  5. nah lho mrs Carol kyknya dah tau nih maksud dari Maya pgn pulang ke jepang...
    gmana jadinya nih cerita....*_*

    makasih apdetnya

    BalasHapus

Frens, pliz comment in here...