September 24, 2011

Miss You So Much -8-




Add caption





Ambulan baru saja tiba di pelataran Unit Gawat Darurat RS...






Beberapa perawat dan petugas jaga, berusaha membantu menurunkan Masumi menuju ruang gawat darurat.


Semua nya tampak panik, tak terkecuali Peter yang langsung berlari mendampingi Maya yang sedari tadi terus menggenggam jemari Masumi.


Perasaan haru menyelimuti semua yang ada di sana. Saat jemari Maya harus melepaskan jemari Masumi untuk dibawa ke ruangan darurat.


Maya...kau masih mencintainya...


Wajah Peter begitu pilu memandangi istrinya yang begitu setia mendampingi sang mantan kekasih.


Pria itu terduduk lemah di bangku tak jauh dari sana. Hatinya sangat hancur menghadapi semua kenyataan.


Mrs.Carol dan Asa mencoba menahan Maya agar membiarkan para dokter dan perawat memeriksa keadaan Masumi.


Maya duduk tepat di bangku di depan Peter. Kini mereka saling bertatapan sendu.


Tidak ada sepatah katapun yang terucap. Yang ada hanyalah kebisuan dari tatapan kesedihan dalam hati masing-masing.


Eisuke memandangi keduanya dengan perasaan bersalah. Wajahnya tertunduk lesu sambil menarik beberapa kali nafas panjang.


Ada setitik airmata dari pelupuk mata pria tua itu. Dalam keadaan kalut seperti itu, pria itu terus saja bergumam menyebut nama anak tirinya.


"Masumi...anakku" gumamnya lirih.


"Aku berharap kau akan baik-baik saja, nak"


Pipinya mulai dibasahi linangan airmata yang mulai deras mengalir di wajah keriputnya.


Mrs.Carol pun menghampiri nya untuk membantu menenangkan hati pria tua itu.


Perlahan wanita itu menggengam jemari Eisuke lembut. Eisuke sedikit terkejut dengan genggaman tersebut.


Caroline...


Mereka saling bertatapan...


"Eisuke...biarkan aku membantumu menghilangkan semua rasa gundahmu saat ini" ucapnya setengah berbisik pada Eisuke.


Eisuke terus menatap Mrs.Carol dengan tatapan sedih...


Kemudian Mrs.Carol menepuk dadanya sendiri, dan berkata:


"Di sini, di hati ini masih ada dirimu, Eisuke. Apa kau tahu bagaimana aku dulu membuat keputusan yang salah" ujarnya terisak.


Isakan itu membuat Maya dan Peter heran. Keduanya langsung mendengarkan apa yang dikatakan Mrs.Carol pada Eisuke.


"Ibu...." desis Maya dan Peter serentak.


Mrs.Caroline masih terisak menahan perasaannya...


Eisuke menatapnya dengan dahi yang berkerut...


"Carol, sudah...lupakan itu. Bukan saatnya...anakku sedang sekarat. Aku mohon!" jawab Eisuke lirih.


Mrs.Carol tambah terisak mendengar tanggapan dari Eisuke...


"Apa? Kau bilang, lupakan? Bagaimana bisa Eisuke? Bagaimana bisa aku melupakan semua yang pernah terjadi di antara kita? Bagaimana bisa aku menepis semua bayanganmu dari hidupku?" pertanyaan bertubi-tubi dilontarkan Mrs.Carol tepat di hadapan wajah Eisuke.


"Sudah aku bilang! Hentikan!!" kata Eisuke mulai terpancing emosi karena Mrs.Carol sangat ngotot mengungkit masa lalu di antara keduanya.


Tiba-tiba...


Wanita itu berdiri dan mendekati jejeran bangku yang diduduki Maya dan Peter.


Tangannya menarik tangan Peter dan membawa putranya tersebut berdiri di depan Eisuke.


"Eeehhh...." desis Maya kaget sambil mengusap sisa airmata yang ada di pipinya.


Peter pun kaget setengah mati oleh ulah sang ibu yang menyeretnya berdiri di depan pria tua yang dikenalnya sebagai ayah dari Masumi.


"Ibuuu...ada apa?" tanya Peter penasaran.


"Eisuke, dia...ANAKMU!" kata Mrs.Carol getir.


DEG!! DEG!! DEG!!


Tentu saja mata Eisuke terbelalak mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Mrs.Caroline.


"Omong kosong apa ini? HAAAHH!!!" bentak Eisuke pada Mrs.Caroline.


Seketika Asa mencoba menenangkan tuannya dari belakang...


"Tuan..." katanya prihatin.


Mrs.Caroline menangis sejadinya. Dia berlutut di hadapan Eisuke. Peter melarangnya melakukan itu.


"Ibu...kebohongan apalagi ini? Aku tak mengerti!" ucapnya sedih.


Namun dia terus menatap ke arah Eisuke. Dengan tatapan yang sangat memilukan, Peter menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya.


"Peter, dia adalah ayahmu! Maafkan atas kebohongan ibumu selama ini" kata Mrs.Carol menangis.


Peter berdiri kaku di depan keduanya. Dia bingung harus bagaimana. Seluruh jiwa raganya seperti ingin melayang tak bernyawa.


BRRRUUUUKKK!!!!


Peter terjatuh ke lantai!


"PETER!" teriak Maya, Mrs.Carol serentak.


Maya bergegas menghampiri suaminya yang terduduk lemas di depan Eisuke dan sang ibu.


Maya mencoba menepuk pipi suaminya sedih...


"Peter...." panggil Maya lirih.


Wanita mungil itu mendekap tubuh snag suami dengan erat. Hatinya ikut merasakan apa yang sedang dialami sang suami. Keduanya tampak berderai airmata yang tak terbendung lagi.


Sementara Eisuke masih duduk kaku karena shock dengan apa yang didengarnya.


Dalam hatinya, ada terlintas rasa bahagia karena ternyata dia mempunyai anak kandung.


Benarkah?


Pria tua itu mulai menyadari dan meresapi apa yang dikatakan Mrs.Caroline.
Dia menatap wanita itu dengan rasa iba dan luluh. Kemudian dia bergantian menatap Peter yang masih dalam dekapan Maya.


"Dia...anakku? Carol, apa benar? Malam itu..." kenangnya akan masa lalu yang sangat indah bersama wanita Inggris nan cantik.


Mrs.Carol berdiri untuk duduk di sebelah Eisuke. Dia kembali menggenggam jemari pria tua itu. Hangat....


"Carol, mengapa kau tak pernah cerita sebelumnya. Mengapa kau menanggung beban itu sendiri" kata Eisuke terisak.


Mrs.Carol tampak menggeleng-gelengkan kepalanya...


Dengan bibir yang gemetar, wanita itu mendekap Eisuke erat...


"Eisuke, Peter bukan beban bagiku, walau aku membesarkannya sendirian. Dia adalah buah cintaku dan dirimu...yang akan terus abadi dalam hidupku"


Caroline...


Eisuke pun membalas dekapan Mrs.Carol...


Melihat sang ibu berkapan dengan Eisuke, Peter mencoba mendekati keduanya. 


Telah lama Peter merindukan sosok ayah yang selama ini selalu disembunyikan oleh sang ibu. Mrs.Carol selalu mengatakan bahwa ayahnya telah lama meninggal.


Peter pun mendekap pria tua itu erat. Airmatanya menetes begitu saja.


Ayah...


Dia ayahku...


Mrs.Carol melepas dekapannya pada Eisuke. Dengan lembut dia mempersatukan jemari Peter dan Eisuke sambil tersedu.


"Maafkan ibu, nak" ucapnya terharu.


Peter menganggukkan kepalanya bahagia. Mata nya begitu tampak bercahaya memandangi sang ayah yang kini ada di hadapannya.


Perlahan dia memberanikan diri menyebut:


"Ayah..." ucapnya ragu.


Eisuke pun tersenyum bahagia menatap anak kandungnya. Mrs.Carol, Asa dan Maya sangat terharu melihat keduanya.


"Maafkan ayahmu ini, Peter" kata Eisuke getir.


Mereka saling berdekapan kembali...


Mrs.Carol pun tak mau ketinggalan, dia berusaha mendekap keduanya dengan erat.


Anakku...


Eisuke...


Semuanya begitu larut dalam kenangan masa lalu yang pernah Mrs.Carol alami bersama Eisuke. Pandangan haru yang membahagiakan terpancar dari ketiganya. Sunyi...


Hingga....


CEEKKKKLLLEEKKK!!!!


Pintu ruangan gawat darurat pun terbuka!!


Seorang dokter dan dua orang perawatnya keluar dari ruangan tersebut.


Sontak itu membuat semuanya tersadar dengan apa yang sebenarnya mereka tunggu saat itu.


Kembali raut wajah mereka semua berubah menjadi ketakutan...


Maya, Peter, Mrs.Carol dan Eisuke bergegas menghampiri sang dokter. Wajah yang was-was dan khawatir yang mendalam terlihat dari mereka.




*****

Maya dan Peter terlihat mondar-mandir di depan sebuah ruangan yang tak jauh dari Unit Gawat Darurat tersebut.

Sedangkan Mrs.Carol menemani Eisuke untuk mendengarkan beberapa penjelasan dari dokter tentang kesehatan Masumi.

Tak terasa airmata melinangi pipi putih Maya yang tampak sangat khawatir dengan apa yang akan terjadi nanti.

Peter berusaha menenangkan sang istri tercinta, walau di lubuk hatinya terasa diiris sembilu karena cemburu bila melihat Maya memikirkan sang mantan kekasih.

Aku tetap akan bersabar Maya...
Menanti semua yang terbaik untuk kita...
Aku akan tetap mencintaimu...
Walau aku tahu...
Cinta itu masih ada hanya untuknya...

Maya...
Aku berjanji...
Akan melakukan apapun untuk membuatmu tersenyum..
Membuatmu bahagia kembali...
Bersama buah hati kita...
Di depan sana pasti ada pintu...
Pintu terang penuh cahaya...

Maya...cahayaku...
Cintaku...
Apa yang harus kulakukan?
Untuk membuatmu senang?
Wajahmu begitu murung mencemaskannya...

Maya...i love you...
Please, don't make me sad like this...
I really love you...
Forever...
Forever...



***continue to -part 9-***

8 komentar:

  1. kasian sekali masumi, maya dan eisuke 'direbut' sama peter...

    BalasHapus
  2. aku kira cerita ini bakalan SE nih...disini masumi emang kasian banget, sdh mayanya direbut ama peter terkena penyakit pula

    -MH-

    BalasHapus
  3. yaahhh..abiss,,mana lageeee???? seru bgt!! banyak kejutan yg tak terduga :(

    BalasHapus
  4. haah ?? Peter anaknya eisuke ?...trs ko masumi blg klo maya dah jd miliknya trs anak yg dikandung maya anak sapa ??? msh adakah rahasia yg blm terungkap ???

    BalasHapus
  5. hiaaaaaa dikit bgt dah bersambung lagi T_T msh blm ketauan nasib si ganteng ckckckck kasian..

    BalasHapus
  6. OMG, disini Masuminya menderita banget yaaa. Dah penyakitan, Maya nikah sm anak ayah tirinya.
    Poooor Masumiiii, tp mdh2n happy ending deh.

    BalasHapus
  7. OMG kok sitik men toh.....ya ampun Masumi ku piye kabare???? duh sista Rosa....teganya dirimu....chapt.9 jgn lama2 ya.... Masumi cepet sembuh ya....yang kuat ayo maya akuin dong klo emang masih sayang....tapi gimana caranya ya....Maya juga kan dah jadi istri org.... OMG pusinnng

    BalasHapus
  8. o em ji... gimana akhir nie cerita???? happy ending, kan???? tapi,,,, happy ending antara MM or MP???? kalo jadinya MM kasian anak peter n maya-nya... T_T . lanjuttin... biar tau akhir dari kisah "I miss you so much"!

    BalasHapus

Frens, pliz comment in here...