September 30, 2011

Miss You So Much -9-







Maya duduk termenung di pelataran ruang operasi.

Matanya terlihat sembab karena selama beberapa jam tadi selalu menangis.

Wanita mungil yang sedang hamil muda tersebut sangat terpukul dan depresi mendengar semua penjelasan dari Eisuke tentang penyakit yang menimpa Masumi.

Seluruh raganya seakan kaku dan melayang ke udara kala itu...

Dan kini dia lebih cemas lagi karena kedua pria yang ada di hatinya sedang berjuang melawan maut. 

Masumi...

Peter...

>>>>>

"Apakah itu semua benar, paman? Bagaimana...bagaimana bisa Masumi menderita penyakit Leukemia?" tanya Maya tak percaya.

Pria itu hanya menganggukkan kepalanya lesu...

Dan Peter pun mendekap sang istri yang tampak mulai gemetar dalam sekejap setelah mendengar berita tersebut.

"Maya, duduklah dahulu. Kau harus benar-benar menjaga kehamilan mu" kata Peter khawatir akan keadaan istrinya.

Pria tampan itu mendekap sang istri dengan penuh kasih sayang...

"Paman, apa yang harus kita lakukan untuk menolongnya? Apakah ada? Apakah itu paman? Aku...aku benar-benar ingin dia sembuh... dia harus sembuh......hhuuuuuuuuhuuuuhhuu..." isak Maya tak tertahankan.

Eisuke dan yang lainnya tampak berpikir sejenak. Tiba-tiba!!!

"Ayah, ijinkan aku...membantunya...darahku golongan O. Bukankah ...bukankah tadi dokter mengatakan bahwa mencari cairan sumsum dari golongan darah itu?" ujar Peter serius.

DEG!!!

Sontak semua yang ada di sana langsung terkejut mendengar apa yang diutarakan oleh Peter.

"Peter..." desis Maya tak percaya.

"Anakku..." gumam Mrs.Carol cemas.

Peter...kau....

Eisuke memandangi putra kandungnya tajam. Namun perlahan airmata mengalir dari matanya.

"Anakku...kau sungguh-sungguh? Apa kau tahu segala resiko dan kemungkinan yang akan terjadi setelah kau mendonorkan cairan tersebut?" tanya pria tua itu takut.

Namun sepertinya Peter sudah bertekad bulat untuk membantu Masumi, yang merupakan saudara tirinya.

Pria tampan itu mengangguk perlahan...

Maya...semua ini untukmu...
Untuk anak kita...
Akan aku lakukan agar kau bahagia...
Maya...rasa cintaku terlalu dalam...
Hingga aku menepis semua rasa cemburu yang ada...

Aku tahu...
Bila dia sembuh, maka kau akan bahagia...
Aku tahu itu sayang...
Aku tahu...

Lama Eisuke menatapi putranya tersebut...

Begitupun Mrs.Carol...

Dan juga Maya, sang istri tercinta...

Peter berusaha mengerti arti dari tatapan mereka. Dengan tersenyum dia berjalan ke arah ruangan sang dokter yang menangani Masumi tadi.

Diikuti oleh Eisuke, Asa, Mrs.Carol dan Maya...

Hingga selang berapa waktu, akhirnya Peter pun menjalani beberapa test kesehatan untuk memastikan kondisinya sebelum pendonoran.

Walau Peter hanya menyumbangkan beberapa cc cairan di tulang belakangnya, namun itu bisa menjadi fatal akibat yang ditimbulkan bila terjadi kesalahan dan kondisi pendonor yang tiba-tiba tak stabil.

Maya pun tak henti berdoa untuk keselamatan keduanya...

<<<<<

Mrs.Carol mencoba membawa Maya duduk di deretan bangku untuk menenangkannya.

Tak terasa 3 jam sudah operasi itu dilaksanakan...

Akhirnya...

CEEKKKKLLLEEEKK!!!!

Pintu ruang operasi terbuka...

Dokter keluar dengan wajah yang sedikit menegangkan...

Dokter...

Semuanya langsung menghambur ke arah dokter tersebut...

"Dokter bagaimana operasinya?" tanya Eisuke tak sabar.

DEG!!DEG!!

Dokter itu tersenyum...

Dia menepuk bahu Eisuke beberapa kali...

Lalu berkata:

"Kedua putra anda benar-benar pria yang kuat dan tangguh. Operasinya berjalan lancar. Dan tinggal kita menunggu beberapa jam ke depan dari reaksi kedua tubuh. Selamat!" terang sang dokter itu tenang.

Semua raut wajah berubah menjadi senyuman dan sumringah. Ada secercah harapan yang ada di depan mereka.

Berharap beberapa jam ke depan akan berjalan baik dan semuanya baik-baik saja.

Masumi...Peter....

Peter...terimakasih...
Kau memang orang baik...
Pria terbaik yang pernah kukenal...
Pria yang sangat tulus mencintaiku...
Aku berjanji akan membahagiakanmu...
Aku akan membuatmu bangga...
Bangga menjadi suamiku...
Karena aku begitu bangga...
Bangga menjadi istrimu...

Peter...


*****

Dua jam telah berlalu...

Kini Peter telah dibawa ke ruangan lain, sedang Masumi dipindahkan ke ruang pensterilan.

Mrs.Carol mencoba mengikuti ranjang Peter yang didorong oleh beberapa orang suster menuju ruangan lain tersebut.

Sedangkan Eisuke, Maya dan Asa mengikuti kemana suster membawa Masumi.

Ada tatapan sedih dari Mrs.Carol tatkala Maya lebih memilih mengikuti kemana Masumi akan dibawa...

Betapa malangnya kau, Peter...

Tapi wanita itu mencoba menerima semua kenyataan. Dia hanya ikhlas bila suatu saat nanti menantunya itu kembali memilih ke sisi Masumi.

Dengan menarik nafas panjang, dia melanjutkan langkahnya mengikuti suster yang membawa Peter.

Namun tanpa Mrs.Carol ketahui, Maya menyadari sikapnya yang tidak layak sebagai istri dan menantu.

Dengan langkah lesu, wanita mungil itu membalikkan arahnya untuk mengikuti kemana suster membawa Peter, suaminya.

Eisuke dan Asa hanya menatap kepergian Maya dengan lirih...

Bingung harus bagaimana...

Saat beberapa suster yang membawa Peter baru saja selesai melaksanakan tugasnya, mereka pun keluar ruangan tersebut. Mereka sempat tersenyum dan berpesan pada Mrs.Carol yang ada di belakang mereka:

"Nyonya...kami mohon agar menjaga ketenangan pasien. Dan mohon juga untuk segera menghubungi kami bila ada sesuatu. Nyonya bisa menekan tombol merah di samping ranjang. Terimakasih!" ujar salah satu suster itu.

Mrs. Carol pun mengangguk beberapa kali kepalanya tanda mengerti...

"Baiklah suster. Terimakasih kembali" jawabnya ramah.

Blllllaaammm!!!

Tinggallah Mrs.Carol menemani Peter sendiri...

Jemarinya mulai membelai kening putra tercinta dengan sedih...

"Haruskah kau melakukannya, anakku?" ucap Mrs.Carol pilu.

Kembali dia menjelajahi raut wajah sang anak dengan tatapan sedih dan sedikit terisak.

TIBA-TIBA!!

Mata dan jemari Peter bergerak...

"Peter...anakku, kau sudah sadar?" tanyanya haru.

Peter membalas pertanyaan sang ibu dengan tatapannya yang mulai lebar terbuka walau masih tampak sayu.

"I..buu...ma..na...Ma...yaaa" tanya Peter terbata tentang istrinya.

Mrs.Carol menutupi bibirnya untuk menahan kesedihannya dan kecewanya dengan sikap menantunya itu.

Wanita itu tak mampu untuk menjawabnya...

Padahal tanpa Mrs.Carol ketahui, Maya telah berada di sana sejak ucapan pertamanya pada Peter.

Maya pun sangat sedih dengan ketulusan Peter...

Perlahan kakinya mendekati ranjang dimana Peter terbaring lemah tak berdaya...

"Peter...aku....di sini...." ucap Maya terisak.

Mrs.Carol dan Peter sangat terkejut dengan kemunculan Maya yang tiba-tiba.

"Maya..." gumam Mrs.Carol senang.

Peter menatap lemah ke arah istrinya. Maya membalas tatapan itu dengan penuh harapan.

"Peter...." desisnya sambil menggenggam jemari Peter erat.

"Sayang..." balas Peter lemas.

Mrs.Carol pun keluar ruangan dan membiarkan pasangan suami istri itu melepaskan kebimbangan masing-masing. Menyelesaikan semua perasaan yang mengganjal di antara keduanya.

Sekalian Mrs.Carol berniat untuk memberitahu langsung kepada pada suster jaga bahwa kini Peter telah sadar.

Semua nya pasti akan baik-baik saja, pikir wanita itu tenang...

Blllllaaaaammm....


*****

Hampir satu jam sudah Maya berada di ruangan Peter...

Hanya berdua...

Tak henti-hentinya Peter menggenggam jemari istrinya. Seolah ingin terus berada di sampingnya.
Walau Peter menyadari bahwa Maya gelisah, yang terlihat jelas dari sorot matanya yang sendu.

"Sayang, apa kau senang berada di sisiku saat ini?" tanya Peter mengejutkan Maya.

DEG!!!

Maya terperanjat mendengar pertanyaan suaminya yang tak terduga. Wanita mungil itu bingung harus menjawab apa.

Maya menelan ludahnya dan menarik nafas panjang sebelum menjawab pertanyaan Peter.

"Hhhmmm...tentu saja, Peter" jawab Maya pilu.

Peter menatapnya dalam...

Mereka saling memandangi beberapa saat...

Maya mencoba menahan airmata yang sepertinya akan menetesi pipi putihnya.
Hati nya sangat tidak ingin sampai membuat Peter sakit hati. Dia harus bisa menahan diri untuk tidak menemui Masumi dahulu.

Masumi...maafkan aku
Peter...adalah suamiku...
Ayah dari anak yang sedang kukandung ini...
Aku tidak sanggup...
Bila harus menyakitinya saat ini...
Tidak bisa...Masumiii...

Namun sepertinya Peter tahu bahwa saat ini istrinya sangat ingin berada di sisi Masumi, bukan dirinya....

Dengan lembut, pria baik itu meremas jemari sang istri berulang kali dan berkata:

"Sayang, bantu aku untuk bisa mengetahui kondisi saudara tiriku!" ucap Peter pelan.

Maya terkesima mendengar permintaan suaminya...

Peter...

"Apa maksudmu, sayang?" jawab Maya cemas.

Peter menggelengkan kepalanya...

"Bawa aku menjenguknya, aku mohon Maya!" ucap Peter lirih.

TIBA-TIBA!!!

Pria tampak itu terisak dan mendekap Maya...

Sepertinya hatinya benar-benar perih karena kegelisahan Maya...

Maya pun mendekapnya erat...

Maafkan aku...Peter
Maafkan aku...
Selalu menyakitimu...
Maafkan...

"Peter...aku mohon jangan seperti ini. Di sana sudah ada ayahmu dan Asa. Aku rasa mereka akan menjaganya" ujar Maya membuang sedih dan rasa bersalahnya.

"Maya, aku sangat mengenalmu. Aku tahu...saat ini...kau...sangat
ingin...berada di...sisinya. Untuk itu...aku memintamu...menemanimu mendampingi Masumi" jelas Peter sambil terisak.

Maya terdiam mendengar ucapan Peter yang memang benar adanya...

Itulah perasaanku...
Aku memang mengkhawatirkannya...
Tapi...aku tak bisa begini terus...
Peter...jangan membuatku bimbang...

Aku pernah berjanji...
Akan tetap menjadi pendampingmu...
Setia akan pernikahan kita...
Setia...

Maya masih terdiam kaku memandangi Peter...

Tiba-tiba, pria tampan itu berusaha bangun dari ranjangnya!

"Eeh...Peter, apa yang kau lakukan? Aku mohon jangan bergerak dulu. Kau masih lemah" cegah Maya.

Namun sepertinya Peter sudah sangat ingin bangun dari ranjangnya dan menemani Maya melihat Masumi.

Maya...aku hanya ingin membuatmu bahagia
Hanya itu saja...

Akhirnya Maya pun menekan tombol merah agar suster membantunya membawa Peter dengan kursi roda menuju ke ruangan dimana Masumi berada.

Maya mendorong kursi roda yang membawa Peter. Dengan wajah yang sedih Maya berusaha menahan semua perasaannya saat ini.

Masumii...
Pengorbanan ini tak akan sia-sia...
Apa kau tahu?
Di relung hatiku?
Masih ada dirimu bersemayam...

Terlalu sulit untuk aku abaikan...
Terlalu sukar untuk aku hapus...
Aku hanya berharap...
Kau baik-baik saja...
Bisa melihatmu tersenyum...
Itu sudah cukup bagiku...

Cukup...Masumi...


*****

Mrs.Carol memandangi lirih saat Maya dan Peter meninggalkan ruangan nya menuju ruangan Masumi. Perlahan wanita itu mengikuti sang anak tercinta dan menantunya tersebut.

Apa yang terjadi?
Mau kemana mereka?
Apakah akan menemui Masumi?

Peter...Peter...
Sedari dulu kau selalu baik dan tulus...
Sikap keras dari ayahmu sama sekali tak menurun padamu...

Terkadang aku bimbang...
Bagaimana nasibmu kelak...
Putraku...
Aku mohon sekali ini...
Pertahankanlah cintamu dan Maya...
Aku hanya berharap itu...

Dengan hati-hati Mrs.Carol duduk tepat di depan ruangan Masumi. Maya dan Peter baru saja masuk ke ruangan tersebut.

DEG!!!

Rasa cemas menghantui wanita itu. Bathinnnya merasa akan terjadi sesuatu yang akan menyakiti anaknya di dalam sana.

Ingin rasanya dia masuk dan mendampingi sang anak, namun rasa segannya pada Eisuke menahan keinginannya itu.

Bagaimana ini?
Peter...
Maya...
Aku mohon jangan membuat keputusan yang salah...

Kalian akan memberiku cucu sebentar lagi...
Oh...Tuhan...bantu mereka...
Satukanlah terus ikatan suci itu...
Jangan pisahkan mereka...
Jangan...Tuhan...




***continue to -part 10-***

5 komentar:

  1. Leukimia....Peter nolong Masumi...really glad n thankfull for that...tapi cinta segitiga ini bagaimana nasibnya nih.....Masumi dan Maya makin terjerat hutang budi.....secara Peter dan nyelamatin nyawa Masumi.....Peter juga berhak buat bahagia....so klo maya balik ke Masumi emang kasian banget tapi aku pengen MM bisa bersatu hikshikshikshiks....dilema....

    BalasHapus
  2. T_______T *sob sob* jadi kasian sm Peter biarpun penginnya MM bersatu tp ttp ga tega sm Peter
    makasih apdetnya

    BalasHapus
  3. apa iya cukup dengan melihat masumi baik2saja itu juga dah cukup buat Maya???? yakin....tapi itu pasti gak berlaku buat /masumi......mana bisa dia diem aja liat maya sama org lain....tapi dengan kejadian belakangan ini...setelah peter donorin sumsum tulang belakangnya utk masumi dia pasti sadar..... pasti akhirnya dia mundur secara teratur deh...walah walah sedih banget liat kondisi Masumi disini...tapi penasaran dengan masalh yg buat maya akhirnya ninggalin masumi dulu..padadahl masumi aja bilang klo maya itu dah jadi milik dia...... MAKSUDNYA apa ya........

    BalasHapus
  4. Geeeeeee sista belum ada clue, sedih nya aku sendiri bingung harus berbuat apa......satu sisi emang maya dah nikah tapi apa iya pernikahan atas dasar kasian akan baik....seharusnya semua dilandasi sama rasa cinta kan....kalo cuma satu sisi doang juga percuma....Maya emang sayang sama Peter secara dia emang baik banget tapi apa itu cinta....klo Masumi egois semua org juga tau dia egois....tapi bukannya cinta itu emang terkadang egois yah....sangking kita terlalu mencintai seseorang sampe2 kita jadi egois tanpa kita sadari..... makanya harus tau dulu nih masalah apa sih yg dihadappi sam maya n masumi dulu itu sampe maya ahirnya ninggalin masumi...lagian kenapa waktu itu masumi bener2 gak bisa nemuin maya ya...padahal biasanya dia paling jago utuk urusan model bgtu....duh penasaraaaaaaan....

    sista chapt. 10 nya jgn lama2 :(

    BalasHapus
  5. Cinta itu buta......Peter emang sayang dan cinta sama maya gak perlu diragukan lagi tapi maya apa yg dirasakannya untuk Peter itu apa cinta juga???? atau hanya kasian or bentuk rasa terima kasihnya dia karena peter yg selama ini selalu ngedampingin dia???? klo cuma karena rasa kasian or terima kasih kan gak baik juga.....sedang Masumi.....dia egois banget semua orang mungkin dah tau...tapi yg namanya cinta terkadang emang egois kan....Rasa itu bisa keluar karena kita gak rela org yg kita sayangin harus dibagi dengan org lain...makanya mustinya kita tahu dulu apa sih akar masalah antara Maya n Masumi dulun sampe2 maya pergi ninggalinmi, padahal dia bilang maya itu dah jadi milik dia...... duh wahai kau chapt. 10 cepatlah datang..... diriku menanti sangaaaaddddddd

    BalasHapus

Frens, pliz comment in here...