Oktober 04, 2011

Miss You So Much -10-



Add caption

Add caption


Add caption










Ruangan Masumi, RS...


Di dalam ruangan tampak Eisuke, Asa dan Mizuki...


Sedang Maya dan Peter masih berada di balik tirai pemisah antara ruang steril dan non-steril.


Maya beberapa kali menelan ludahnya ragu untuk melanjutkan langkahnya.
Namun Eisuke menyadari kehadiran Maya dan Peter.


Eisuke pun menghampiri mereka berdua, kemudian memberi isyarat agar keduanya sedikit membungkuk lalu dia membisikkan sesuatu ke telinga Maya, bergantian dengan Peter...


"Apa? Mengapa harus seperti itu, ayah?" tanya Maya bingung.


Namun Peter menahan ucapan Maya selanjutnya...


"Sayang, ayah benar. Biarkan ini menjadi rahasia di antara kita saja" kata Peter bijaksana.


Maya menatap suaminya semakin pilu...


Tiba-tiba!!


"Mungiiilll...Mungiiilll....." panggil Masumi dari balik tirai.


Serentak Eisuke, Maya dan Peter saling berpandangan kaku...


Walau dengan hati yang penuh api cemburu...
Akhirnya Peter mendorong perlahan Maya untuk segera menghampiri Masumi.


Maya ragu melangkah mendekati pria tersebut. Dia kembali menatap Eisuke dan Peter.


Keduanya langsung menganggukkan kepalanya...


Dari balik tirai, Mizuki dan Asa pun langsung keluar ruangan menyusul Peter dan Eisuke yang baru saja meninggalkan ruangan tersebut.


SSSRRRREEEEKKK!!


Maya membuka tirai itu pelan...


Tentu saja Masumi langsung menatap ke arahnya...


Saat itulah Maya merasakan getaran hebat dalam hatinya dan menjalar keluar ke seluruh tubuhnya.


Hingga membuat tubuh mungil itu menjadi hangat...


Getaran itu masih ada...
Masumi...
Betapa menyedihkannya keadaanmu...
Aku masih merindukanmu...
Sungguh...


Mereka saling bertatapan cukup lama...


Tanpa kata...


Maya menangis melihat kondisi Masumi...


Dengan perban yang menutupi kepalanya, jarum infus dan oksigen yang masih melingkari hidungnya...


Masumiii...


"Masumi...bagaimana...keadaanmu saat ini?"


Masumi tak menjawabnya, dia masih sangat ingin terus memandangi wajah wanita yang sangat dia rindukan selama ini...


Kemudian...


Tanpa sadar, Maya berlari mendekap tubuh pria itu, erat...


Erat...


Dengan berurai airmata keduanya saling menangis tersedu melampiaskan rasa rindu yang selama ini terhalang jarak dan keadaan.


"Mungiiilll...aku rindu" ucap Masumi lemah.


DEG!!DEG!!


Maya melepaskan dekapannya di dada Masumi perlahan...
Ada perasaan bersalah di dalam bathin Maya saat tak sengaja mendekap pria yang bukan suaminya...


Tidak boleh seperti ini...


"Maaf..." ucap Maya malu.


Mungiiill...


Mereka saling bertatapan kembali...


"Mengapa....mungiiill?" tanya Masumi lirih.


Maya menggelengkan kepalanya pelan sembari mengusap airmata yang membasahi pipi dan bibirnya...


"Masumii...saat ini jangan pikirkan yang lain. Aku akan sangat bahagia...bila...melihatmu...sehat kembali" ujar Maya sambil terisak.


Masumi menatap Maya lirih...


"Hanya itu, Mungiil? Benarkah?" tanya Masumi sedih mendengar jawaban Maya.


"Masumi, sudahlah. Kau harus banyak istirahat dahulu. Aku mohon jaga kesehatanmu...kau harus bisa seperti dulu lagi!" terang Maya.


"Aku tak bisa. Aku tak akan...bisa!" ucap Masumi dingin.


Maya menghela nafasnya...


"Masumi...? Kau harus tetap bertahan....banyak orang yang menyayangimu di luar sana. Ayahmu...Mizuki...Asa....dan..." ucapan Maya terhenti karena teriakan Masumi.


"CUKUUUPPP!!!" suara Masumi sangat keras menggema di ruangan tersebut.


Maya pun semakin terisak menangisi Masumi...


TIBA-TIBA!!!


"MASUMIIII...." teriak Maya saat melihat tubuh Masumi kejang-kejang dan memucat.


Matanya terpejam dan sekujur tubuhnya mengeluarkan keringat dingin.


Maya pun langsung menekan tombol darurat.


Tak berapa lama. dokter dan beberapa orang suster datang tergesa ke ruangan Masumi. 


Maya diminta untuk meninggalkan ruangan tersebut karena mereka akan mengadakan pemeriksaan intensif terhadap Masumi.


Eisuke, Asa, Mrs.Carol, Mizuki dan Peter juga ikut cemas melihat kondisi Masumi.


Semuanya berdiri kaku di depan ruangan tersebut dengan raut wajah yang khawatir, tanpa senyuman.


Maya sedikit menjauhi semuanya. Wanita itu memojok di sebuah sudut berjarak tiga sampai empat meter dari sana.


Peter mencoba hendak menghampirinya, namun Mrs.Carol menahan putranya itu...


"Biarkan dia sendiri dulu, Peter" cegah Mrs.Carol lesu.


Peter berdiri kaku memandangi istrinya yang tengah duduk sendirian di sudut sana.


Bathinnya begitu ingin memberikan rasa damai di samping wanita yang sangat dia cinta tersebut.


Namun apa boleh buat...


Aku mengerti Maya...
Aku sudah paham semuanya...
Terlalu sulit untukmu...
Untuk melupakannya...


Maya...
Pernahkah kau sadari itu?
Semua tingkah lakumu...raut wajahmu...
Begitu mencemaskannya...
Belum pernah aku melihatmu seperti itu...


Salahkah aku tetap mengharapkanmu...
Masih bolehkah aku membahagiakanmu?


Walau itu berat...
Aku akan melakukan apapun untukmu...
Untuk kebahagiaanmu, sayang...




*****

Lebih kurang 45 menit...

Dokter dan tim medis lainnya berada di dalam ruangan Masumi. Mereka tersenyum saat keluar ruangan tersebut.

Dengan senyuman yang membuat semuanya penasaran, dokter itu mengatakan bahwa masa kritis Masumi telah lewat.

Gerakan tadi hanya rasa kaget dan shocknya akan sesuatu yang selalu menjadi beban pikirannya.

Selain itu dokter juga berpesan agar sekeliling Masumi harus bisa membuatnya tenang dan nyaman.

Setelah itu Masumi juga menjalani beberapa terapi dan pemeriksaa rutin seminggu dua kali selama enam bulan ke depan.

"Baiklah dokter. Aku ucapkan banyak terimakasih atas penanganan RS kepada putraku" kata Eisuke hormat.

Setelah memberi salam dan hormat, para dokter dan beberapa suster pun meninggalkan mereka.

Eisuke dan Mrs.Carol pun masuk bersama untuk menemui Masumi. 

Ceeekkllleekkk!!!

Masumi menoleh ke arah pintu ruangannya sejenak, lalu pandangannya dia alihkan ke luar jendela.

Raut wajahnya seperti tidak suka dengan kehadiran Mrs.Carol...

"Masumiii...bagaimana keadaanmu sekarang?" tanya Eisuke perhatian.

Masumi tidak langsung menjawabnya...

Kemudian Mrs.Carol mencoba berbicara dengan Masumi...

"Masumi...aku dan Peter berharap kau akan segera pulih" ucap Mrs.Carol tulus.

Seketika itu juga Masumi menatap tajam ke arah Mrs.Carol...

Kesal...

Mrs.Carol dan Eisuke pun terkejut dengan reaksi Masumi...

"Apa pedulimu? Jangan berpura-pura! Dasar munafik!" balas Masumi dingin.

DEEEERRRR!!!

"MASUMII!" teriak Eisuke keras.

Mrs.Carol menunduk bingung harus menjawab apa. Tapi wanita itu mengerti bahwa watak Masumi memang sangat keras.

"Tidak apa, Eisuke. Aku akan keluar dulu. Baiklah Masumi..." ujar Mrs.Carol bersabar.

Eisuke ingin mencegah namun tak sempat karena Mrs.Carol telah keluar dengan cepat meninggalkan ruangan tersebut.

"Keterlaluan kau Masumi. Apa yang kau katakan tadi? Apa kau tahu dia itu siapa?" tanya Eisuke kesal.

Mereka saling tatap kaku...

"Aku tak peduli siapa dia! Yang jelas, dia adalah ibu dari pria yang merebut Maya dariku!" terang Masumi datar.

"KAU INI!!!" kata Eisuke sembari mendorong kursi rodanya dan keluar ruangan.

Lelaki tua itu merasa tidak bisa mengendalikan sikap putranya. Dia putus asa.

Masumii...Masumi...
Bagaimana Maya akan kembali padamu...
Sikapmu membuatku malu...
Mengapa kau jadi seperti ini?

Aahhh....
Putraku yang malang...

*****

Ini adalah hari ke lima sejak operasi tersebut...

Kini Masumi sudah diperbolehkan menjalani perawatan di rumah. Begitupun Peter saat ini tinggal di apartemen mereka bersama ibu dan istri tercintanya.

Dan sore itu Maya berencana memeriksakan kandungannya di RS.

Namun sebelum berangkat, Mrs.Carol menerima telepon dari 
Eisuke. Lelaki tua itu mengajak makan malam keluarganya. Dengan senang hati wanita itu menerima ajakan Eisuke.

"Peter, Maya...nanti sepulang dari dokter...kalian langsung saja menuju kediaman Hayami. Kita akan makan malam di sana" pesan Mrs.Carol pada keduanya.

Tanpa membantah keduanya pun mengiyakan pesan sang ibu...

"Baik bu" ucap Maya dan Peter serentak.

Selang beberapa lama...

Maya dan Peter sudah berada di sebuah RS. Dan karena pasien kandungan tidak begitu ramai, akhirnya Maya pun dengan cepat sudah bisa masuk di ruangan dokter untuk diperiksa.

Dokter mengatakan kandungan Maya baik-baik saja. Sehat dan perkembangannya bagus.

Dan saat ini kehamilan Maya sudah memasuki usia 6 bulan...

Wajah Maya dan Peter sangat bahagia mendengar semua penjelasan dari sang dokter.

Dengan raut yang sumringah keduanya meninggalkan RS setelah membeli beberapa resep obat dan vitamin yang harus Maya minum untuk kehamilannya.

Dari RS, mereka pun segera menuju ke kediaman Hayami untuk menuruti pesan sang ibu.

Makan malam di kediaman Hayami...


*****

Brrraaaakk...


Peter baru saja menutup pintu mobilnya. Kemudian pria itu segera berlari kecil untuk membukakan pintu di sebelahnya.


"Ayo sayang, aku harap kita tidak terlambat" kata Peter polos.


Maya keluar dari mobil dengan malas. Beberapa kali wanita yang tengah hamil itu mengusap keringat yang membasahi keningnya.


Peter memperhatikan itu dengan tatapan lirih...


Keduanya pun melangkahkan kakinya bersama menuju teras kediaman Hayami.


Tiba-tiba...


"Silahkan tuan, nyonya. Semua sudah menunggu di ruang tengah" sambut seorang pelayan dengan sopan.


Lalu pelayan itu mengantar keduanya masuk menuju ruang keluarga.


DEG!!!


Jantung Maya berdebar lebih kencang...


Mengapa selalu begini?
Tuhan...tolong aku...


"Ahh...kalian sudah datang. Duduklah, kita mengobrol sebentar" sambut Eisuke senang.


Begitupun Mrs.Carol tersenyum gembira dengan kehadiran putranya..


Namun...


Di sudut sofa tak jauh dari mereka...


Masumi menatap sinis akan kehadiran keduanya...


Dengan bibir yang mendengus dan wajah kesal, pria itu mencoba sedikit tersenyum terpaksa...


Peter membalas nya dengan senyuman ramah. Melihat itu Maya menjadi emosi...


Dengan mesra dia menggandeng lengan suaminya dan duduk di sofa tepat di hadapan Masumi.


Tentu saja Eisuke geli melihat sikap dan tingkah laku kedua putra kesayangannya...


"Hahahahaha...." tawa Eisuke menggema di ruangan tersebut.


Wajah tegang Mrs.Carol sedikit mengendor karenanya. Suasana menjadi agak damai...


"Hari ini aku senang kita semua bisa berkumpul di rumah ini. Dan.." ucapan Eisuke terpotong karena seorang pelayan memberitahukan bahwa hidangan makan malam sudah siap.


"Ahh...baiklah kalau begitu. Carol, Maya, Peter dan kau Masumi... ayo kita santap hidangan bersama" ajak Eisuke tak sabar.


Tanpa ada bantahan, semuanya langsung menuju ke ruang makan.


Suasana sangat tenang sampai makan malam itu usai. Mereka saling bercerita walau terasa sedikit agak kaku.


Selama itu pula, tak hentinya Masumi memandangi Maya. Hingga membuat Peter cemburu. Namun untungnya Mrs.Carol mencoba mengalihkan pembicaraan untuk menenangkan semuanya.


Setelah itu...


Mrs.Carol pun memohon ijin untuk pamit...


Namun Eisuke mencegahnya, karena ada sesuatu yang ingin dia bicarakan dengan semuanya.


Semua pun berkumpul di ruang keluarga...


"Duduklah! Aku hanya ingin mengatakan hal yang sangat penting ini pada kalian semua. Terutama kau, Masumi" kata Eisuke sambil menatap Masumi.


DEG!!


"Eisuke..." gumam Mrs.Carol mulai cemas.


Begitupun Peter dan Maya...


"Apa yang ingin ayah bicarakan?" tanya Peter khawatir.


Mendengar panggilan 'ayah' dari bibir Peter kepada Eisuke, Masumi menjadi penasaran.


"Sebentar, tadi kau panggil ayahku...dengan 'ayah'? Apa maksudmu?" tanya Masumi datar.


"Yayaya...aku lupa...memberitahumu Masumi. Kau sedang sakit waktu itu" kata Eisuke.


"Lalu?" tanya Masumi sinis.


"Masumi, salah satu hal yang ingin aku sampaikan padamu adalah itu. Peter adalah anakku dan Caroline. Aku pun baru mengetahui ketika di RS beberapa waktu lalu" jelas Eisuke.


Mendengar itu, Peter berdiri dan mencoba ingin menyalami Masumi. Pria itu merasa senang bersaudara dengan Masumi walaupun hanya saudara angkat.


Namun Masumi menepis uluran tangan dari Peter...


"Masumi..." desis Eisuke bingung.


"Tidap apa, ayah" kata Peter sembari kembali duduk.


Masumi merasa kesal dengan apa yang di dengarnya. Kemudian dia berkata:


"Peter, apa kau senang menjadi saudaraku? Apa maksudmu datang ke Jepang sebenarnya?"


"MASUMI" cegah Eisuke keras.


"Ayah, ijinkan aku ungkapkan segala isi hatiku!" kata Masumi mulai lirih.


Semuanya menjadi diam...
Suasana tegang kembali...


Kaku...


Maya hanya terdiam dan duduk di sofanya. Wanita itu merasa lelah dengan semua perdebatannya dengan Masumi.


"Baiklaaah....Masumi. Kau boleh bicara sepuasmu sekarang. Aku ingin mendengarkan segala kekeras kepalaan hatimu itu!" balas Eisuke kesal.


"Eisuke..." desis Mrs.Carol cemas.


"Baik ayah" kata Masumi memulai unek-uneknya.


"Aku sudah tidak suka dengan kehadiran mereka dari sejak pertama" kata Masumi sambil mengarahkan pandangannya ke Mrs.Carol dan Peter.


Maya mulai terpancing emosi, dia sudah akan berdiri dan marah. Namun Peter melarangnya.


"Duduklah, sayang" ucap Peter lembut.


Masumi pun menatap tajam ke arah Maya. Tentu saja Maya membalas tatapan itu dengan sebal.


Masumi...
Kau sudah keterlaluan...


Sementara itu Masumi...


Lihat saja Mungill...
Kau akan kembali padaku...


Melihat Masumi yang mulai tak terkendali. Eisuke memberi kode kepada Asa dan pelayan lainnya untuk membawa Masumi pergi.


"Apa-apaan ini AYAAHH!!!!???" teriak Masumi sembari melawan genggaman 5 orang pelayan yang menyeretnya ke luar ruangan.


Melihat Masumi yang diseret begitu, rupanya Maya tidak tega juga. Lalu...


"HENTIKAAN!!! Cukup ayah! Biarkan aku bicara dengannya" usul Maya hati-hati.


Namun sayang Masumi telah keluar ruangan tersebut. Maya pun berusaha mengejarnya.


Eisuke berteriak:


"BERHENTI, MAYA!!!. Kau tak perlu ikut campur. Aku hanya ingin memberinya pelajaran" jelas Eisuke.


Maya membalikkan tubuhnya perlahan, kemudian...


"Bukan begitu caranya, ayah" kata Maya sedih.


Mendengar kegigihan Maya membela Masumi, akhirnya Peter pun bicara:


"Maya...perlukah kau bersikap seperti ini di hadapanku?" tanya Peter sedih.


DEG!!DEG!!


Wajah Maya memucat seketika mendengar pertanyaan suaminya. Wanita itu tak sadar telah bersikap berlebihan di depan Peter.


Peter...
Aku lupa...


Maya pun berjalan perlahan dan duduk kembali di sofanya. Seluruh tubuhnya terasa lemas. Rasa malu begitu dalam dia rasakan saat itu.


Hening...


Karena merasa tidak nyaman, akhirnya Mrs.Carol pun pamit. Namun sekali lagi Eisuke memberi pesan kepada Peter:


"Peter, ini adalah rumahmu juga. Aku harap kau bisa menikmatinya. Dan aku akan selalu menunggumu di sini. Datanglah sesuka hatimu!" ujar Eisuke penuh harap.


"Ayah..." gumam Peter bahagia.


Eisuke...


"Dan kau, Caroline...maafkan sikap Masumi tadi. Dia hanya masih belum stabil dan shock" kata Eisuke memohon.


Mrs.Carol pun meraih jemari lelaki tua itu dan meremasnya erat...


"Aku tidak apa-apa, sayang" balas Mrs.Carol sambil tersenyum manis.


Bllllaaaammm....


Mobil telah membawa ketiganya kembali menuju apartemen mereka...




*****

Kamar Tidur Masumi...

Tampak pria itu duduk melamun di sofa balkonnya...

Raut kesal masih jelas terpancar dari wajahnya yang tampan. Beribu kekecewaan dia alami bertubi-tubi...

Tuhan...mengapa jadi seperti ini?
Apa begitu besar kesalahanku padanya?
Hingga aku harus kehilangan semuanya?
Semuanya...

Dia telah merebutnya dariku...
Dia...
Dia...

Peter...
Pertama...kau telah mengambil Maya dariku...
Kini...kau muncul sebagai anak dari ayahku..
Apa arti semua ini?

Dan nanti apa lagi yang akan kau ambil dariku?
Aku benci padamu...
Benar-benar benci...

Pria tampan itu benar-benar marah dan kesal pada Peter dan Mrs.Carol.

DEG!!

TIBA-TIBA!!!

Dalam benaknya muncul untuk menghubungi Maya. Dia sangat ingin memulai meraih kembali wanita itu dari Peter.

Ya...aku akan memulainya...
Sama seperti dulu...
Kau juga sangat membenciku kala itu...
Namun akhirnya kau pun mencintaiku...

Mungiiil...
Aku akan berjuang seperti dulu...
Untuk meraih rasa cintamu...

Cintamu...Mungiiill...





***continue to -part 11-***














11 komentar:

  1. waaaaa, makan malam, klo begini tegang terus, bisa2 maya melahirkan prematur, akakak

    BalasHapus
  2. ayooo masumiii.... semngattt...>_<

    BalasHapus
  3. penasaran apa rencana masumi bt ngerebut maya lagi hm hm...trs apa mgk bisa berhasil ???
    andaikata berhasil mungkinkah masumi segitu teganya sm peter ??? klo tau apa yg telah dilakuin peter ???
    arrrgggghh njelimet

    BalasHapus
  4. sesalah apa sih MH sama Maya dulu......ya ampun bener2 kasian sama Masumi.....semua bener2 terenggut dari dia....walau Eisuke tetep nganggep dia anak..n sayang sama dia, tapi masumi juga kan manusia biasa, dia pasti punya perasaan sedih...apalagi yg bertanggung jawab ngebentuk Masumi jadi org yg egois dan keras kan Eisuke juga.....terus kenapa dia musti marah.....emang klo MH tau soal peter yg ngedonorin sum2 Masumi pasti bakalan tambah shock karena dia bakalan bener2 ngerasa harga dirinya diinjek sama peter...secar dia dah benci bgt kan .....kasian....klo aku sebenernya kesel sama Maya klo aja dia bisa dewasa dan gak kabur setiap ada masalah mungkin hasilnya gak bakaln begini kli ya..... sist lanjut lagi dong.....

    BalasHapus
  5. lanjoooottt sista..

    BalasHapus
  6. haduuuuh lagunya mendayu2 tuuu, so sweeet, 'just having u by my side', lanjutin donk sista....happy ending yaaaaaaaaaaa, kalo boleh sama peter juga gak papa....coz' mereka kan udah nikah n pernikahan tu sakral, apalagi mo punya baby, n peter sayang bgt ma maya....


    meitha....

    BalasHapus
  7. Kasian MH, kykny menderita banget. Jd ga tega. Tp pasti dia uda buat kesalahan yg besar. Sampe Maya ga mau maafin dia...

    BalasHapus
  8. masumi... masumi... *geleng geleng* knapa dulu putus sm maya sih....
    let her go deh, kasian donk sm baby na juga peter na huhuu...

    BalasHapus
  9. kapan di apdetnya? kasian masumi, juga kasian peter. bs ga ya polyandri ajah? hehe...

    BalasHapus
  10. maasuumii...kamu gak sopan,,,ya,,,baik2 dong sama maya,,,,gak osah maki2,,,,aku gak kasian sama kamu,,,,gak kan,,,,walau orang nentang,,,lebih baik kalo aku buat cerita tk enaknya satukan maya dan koji daripada kamu,,,,, *loh, kok aku malah mengkeritik masumi?*,,,,masumi hayami bahlul,,,, ^^* (maaf ya kalo kata2ku keterlaluan)

    BalasHapus

Frens, pliz comment in here...