Oktober 11, 2011

Miss You So Much -12-




Add caption


Apartemen Maya dan Peter...

Maya sudah kembali ke apartemennya..

Hari ini adalah hari ke 40 sejak lahirnya jagoan kecil Maya dan Peter. Keduanya tampak sangat bahagia dengan kehadiran putra pertama mereka.
Begitupun Eisuke yang setiap hari mengunjungi cucu tercinta, dan baru kembali ke kediamannya setelah cucu tercinta terlelap.

Namun hingga sekarang mereka belum juga memberi nama kepada sang cucu. Semuanya ingin memberi nama pada si kecil, sampai membuat bingung Maya dan Peter.

"Aku ingin memberinya nama Kin dan belakangnya harus HAYAMI...hahahaha" tawa Eisuke senang.

"Ah...sudahlah, kalau ibu terserah pada Maya dan kau saja Peter" kata Mrs.Carol sambil memandangi sang cucu lembut.

Maya dan Peter tersenyum geli melihat semangat dan kebahagiaan yang terpancar di wajah sang ayah.

"Ayah...bagaimana jika kita gabungkan saja antara nama Kin dan nama dariku?" usul Peter berharap.

"Hhhhmmm...memang nama apa yang sudah kau persiapkan?" balas Eisuke baik bertanya.

"Pierson Hayami, ayah" jawab Peter bangga.

"Hahahaha...bagus sekali, nak"

"Kin Pierson Hayami"

"Anak lelaki dari Peter dan dari gen Hayami!!" kata Eisuke semangat.

"Hahahahahaha....." tawa Eisuke begitu menggema di ruangan apartemen Peter dan Maya.

Akhirnya semua sepakat dengan nama tersebut. Maya tak pernah mempermasalahkannya.

Mereka merayakan pemberian nama itu dengan sedikit minum sake bersama, kecuali Maya.

Ibu muda itu memandangi mereka dengan senyuman yang begitu terlihat letih.

Raut kelelahan mulai terlihat dari matanya yang sedikit berkantung. Sejak melahirkan beberapa hari yang lalu, dia, Peter dan Mrs.Carol bergantian bangun tengah malam untuk menjaga Kin.

Kin Pierson Hayami...
Nama yang lengkap...
Indah dan sempurna...

Anakku...
Anak kami berdua...
Aku dan Peter...
Hari yang indah akan tiba...
Rasanya tak percaya...
Kini...aku adalah seorang ibu...

Ibuuu...
Yaa...ibuuu...

Tiba-tiba Maya teringat akan ibunya...

Aku rindu padamu, buu...
Andaikan ibu masih ada...
Dia pasti akan sangat senang dan bangga...

Melihat cucunya yang tampan...

Bu...dia anakku...
Cucumu...bu...
Cucumuuu...

Maya mengusap airmatanya dengan cepat, dia tak ingin mengganggu kebahagiaan semuanya bila melihatnya menangis.


***** 

Kediaman Hayami...

Masumi baru saja selesai mandi. Saat ini pria itu masih mengenakan kimono handuknya dan berjalan ke arah balkon kamarnya.

Udara terasa sangat dingin hingga dia masuk kembali dan berganti pakaian hangat. Lalu kembali ke balkon tersebut.

Pria itu memandangi langit yang sedikit agak mendung...

Kemana kau bintang-bintang?
Sepertinya kita punya perasaan yang sama...
Hhhmm...waktu memang begitu cepat berlalu...
Tapi awan mendung masih menyelimuti bintangku...
Dan hatiku tak mungkin berlalu darinya...

Mungiill...
Bagaimana keadaanmu sekarang?
Bagaimana...anakmu?
Apakah dia setampan ayahnya?

Heeeehhh.....
Apa-apaan aku ini?
Apa peduliku dengan anak itu?

Dia anak Peter...
Tapi mengapa aku sangat ingin melihatnya...
Ingin sekali...

Seandainya...
Malam itu dan malam setelahnya...

Aaah...tidak...
Aku sudah menghancurkan benih itu...
Dengan tanganku sendiri...

Mungiill...

Masumi mengepalkan jemarinya kaku. Tatapannya lurus ke depan.

"Setidaknya aku merasa memiliki anak sekarang. Walau aku tahu itu anakmu, Peter. Tapi dia adalah cucu dari ayahku. Itu berarti dia harus memanggilku.......paman" gumam Masumi.

Masumi terlihat sedih...



Mungil...aku sangat ingin menjadi ayah dari anakmu...
Anak-anak kita...

Hhhhhffftthh...
Maafkan segala kekeliruanku...
Maafkan keegoisanku...


Seandainya saja...
Seandainya...


 *****


Seminggu telah berlalu...


Maya sedang termenung di balkon apartemennya di siang itu...


Maya selalu terkenang saat-saat dirinya akan melahirkan...


Malam itu kau datang lagi Masumi...
Mengapa kau tak mengerti jua...
Bahwa semuanya telah lama padam...
Sudah lama sekali...


Walau masih ada bara kecil dalam hatiku...
Namun aku tak mungkin mengibasnya dengan angin yang ada...
Tak mungkin...
Biarlah waktu membawa kemana akhirnya...


Aku tak akan pernah menyesali apapun...


Tiba-tiba terdengar suara telepon berdering...


Klikk!!! Maya mengangkatnya segera...


"Halo...Maya di sini" sapa Maya ramah.


"Maya, ini ayah, mana ibu mertuamu?" sahut Eisuke dari kediamannya.


"Oooh ayah, ada...sebentar aku panggilkan" Maya membawa wireless phone dan memberikannya pada MrsCarol yang sedang bermain bersama sang cucu.


"Bu...ini tuan Eisuke" 


"Aah...iya, terimakasih sayang" balas sang mertua manis.


Maya kembali ke balkon...


Mrs.Carol pun berbicara dengan Eisuke cukup lama. Entah apa yang mereka bicarakan. Sepertinya sangat penting. Maya enggan mendengarkan obrolan mereka. Sambil sedikit bersenandung ibu muda itu terus saja memandang lurus ke depan menerawang jauh.


Aku bahagia...sangat bahagia...
Aku memiliki Kin, Peter dan mertua yang baik...
Tapi hatiku terasa hampa...
Mengapa?


Aku menyayangimu Peter...
Sangat menghormatinya...
Dia suami dan ayah yang sangat baik...
Benar-benar sempurna...


Tapi mengapa...
Mengapa...?


"Maya!" suara Mrs.Carol membuyarkan lamunannya...


"Eh...ah...iya bu" sahut Maya kembali masuk dan menghampiri Mrs.Carol.


"Mulai besok kita akan tinggal bersama di kediaman Hayami. Apa kau setuju?"


DEEGG!!!


APA? SERUMAH DENGAN MASUMI?


Maya terlihat shock dengan ucapan sang mertua barusan. Dia tak bisa menjawab apapun. Mulut dan kakinya terasa kaku tak bergerak.


Mrs.Carol menepuk pundaknya dan berbisik:


"Aku harap kau dan Peter akan menyetujuinya"


Kemudian wanita itu meninggalkan Maya yang masih berdiri kaget. Dia seperti berada di jurang yang sangat terjal dan mungkin akan segera jatuh.


Maya terduduk lemas di sofa ruang keluarga...


Lututnya bergetar ketakutan...


"Apa maksudnya ini ayah? Apa yang kau rencanakan?"


Aku takut...
Peter....Kin...
Kalian sangat berharga bagiku...
Bagaimana aku harus menolak ini...


Aku yakin ini akan menyakiti Peter...
Peter...


*****


Malam itu Peter mengajak Maya untuk berjalan di taman apartemennya...


Sebelumnya Peter telah mendengar permintaan sang ayah dan ibunya untuk tinggal bersama di kediaman Hayami...


Dengan mesra Peter menggandeng Maya menuruni anak tangga teras apartemen.


Maya...
Aku berat menyetujui itu...
Tapi aku sangat ingin melihat Kin bahagia...
Dan ingin dia mengenal kakeknya...


Aku tidak ingin dia sepertiku...
Lama sekali tanpa sosok seorang ayah...
Maafkan aku Maya...
Terpaksa menyetujui permintaan ayah...


Wajah Maya terlihat murung. Sedari siang dia memikirkan ucapan sang ibu mertua.


Dan Peter menyadari itu...


"Sayang, aku tahu apa yang sedang kau pikirkan" kata Peter lembut.


Peter menggenggam kedua jemari Maya dan menatapnya dalam...


"Peter..." desis Maya sedih.


"Aku percaya padamu" ucap Peter lirih.


DEG!!!


Kata-kata itu terasa sangat berat bagi Maya. Kepercayaan Peter membuatnya semakin dihantam batu besar yang siap menghujam ke arahnya.


"Bukan itu yang kutakutkan, Peter...tapi..."


"Aku tahu Maya, Masumi masih sangat mencintaimu. Dan aku... sangat cemburu akan itu. Apa kau tahu sayang...bahwa...aku juga.. mengetahui jika...sebenarnya...dalam hatimu....masih ada asa...padanya" ujar Peter lirih.


Peter....kau....


Peter menganggukkan kepalanya beberapa kali untuk menahan airmata yang terbendung di pelupuk matanya...


"Peter...apa maksudmu?"


"Maya, katakan sejujurnya padaku! Bahwa itu benar. Aku mohon!"


Maya menatap Peter sedih...


Begitupun sang suami terlihat sangat sedih, tapi malam itu dia harus menumpahkan segala rasa yang dia simpan selama ini...


Maya menggeleng lesu...


Peter mengeratkan genggamannya...


"Katakan sayang...aku tidak akan marah...hanya aku ingin memastikan dengan firasatku selama ini"


"Peter, untuk apa...semua itu...tak ada gunanya...aku...tidak ingin menghancurkan...keluargaku....keluarga kita...." Maya terisak tak kuasa menahan kebenaran dari ucapan Peter.


"Tak apa sayang...aku mengerti....sangat mengerti" kata Peter sambil mendekap Maya...


Dekapan yang sangat eraaat...


Memilukan...


"Maafkan aku...Peter....maafkan aku...."


"Aku mengerti, Maya...sudah...jangan menangis lagi" sahut Peter dengan penuh kasih sayang.


"Besok, kita akan tinggal bersama dengan ayahku juga Masumi" kata Peter pasrah.


Maya menganggukkan kepalanya...


"Ingatlah satu hal sayang...aku sangat mencintaimu...dan ingin yang terbaik untuk membahagiakanmu...juga Kin...anak kita" terang Peter lagi.


Maya masih mengangguk tanpa menjawab apapun...


Malam itu terasa sepi, walau suara deru mobil dan aktifitas sekitar masih ramai.


Keheningan hati di tengah hiruk pikuk kota. Mungkin hati keduanya akan semakin sepi dalam beberapa jam ke depan...


Waktu...
Sang waktu yang akan membuktikannya...


Biarlah...
Biarkan dia yang menentukan...


Aku hanya mengikutinya...
Mengikuti jarum-jarum itu berhenti...
Dan bila jarum terhenti...
Itu artinya jantungku pun akan berhenti...


Biarlah...


"Biarkan saja...bergulir...." desis Peter sambil mengeratkan dekapannya pada Maya...


Maya pun semakin mendekap Peter dengan perasaan bersalahnya...


Malam yang panjang...
Sepanjang perasaan bersalah Maya pada Peter...
Bersalah...






***continue to -part 13-***

 






12 komentar:

  1. Oh nooo...mereka akan tinggal bersama, pasti itu sangat ngga mengenakan. Aku kasihan pd Masumi melihat wanita yang dicintainya bersama pria lain dan melihatnya tidur sekamar. Itu pasti sangat menyakitkan bagi Masumi, apa Masumi akan tahan melihat itu semua..>.<

    BalasHapus
  2. OMG...what's going to happen ini sih membuat Maya dan Masumi tambah menderita bukan???Kalau dalam realita adakah story seperti ini???My Gosh....apakah Peter mau mempertaruhkan rumah tangganya sedemikian rupa??Lagipula dia sudah tau Maya masih memendam asa kepada Masumi...Wow...Tq u/ storynya sis..walau sangat berat bobot ceritanya...i salute you for having an idea like this....

    BalasHapus
  3. udah peter, balik aja lagi ke negara mu
    ajak maya and kin
    kepala keluarga harus tegas dwonks...
    *weits pembaca sewot*
    hehehehe..

    BalasHapus
  4. Masih lanjut ya,,,sampe Part berapa sih sis END nya ?
    udah ga sabar nich, tapi harus yang HE ya*Minta dijitak

    BalasHapus
  5. huaaaaaaa, bahaya ini bahaya, siaga 1, bakalan ada perang dunia ke III

    BalasHapus
  6. Apa yg direncanain Eisuke sih sebenernya.....emang mungkin karena dia pengen bisa deket sama cucunya tapi dia juga kan tau ada maslah apa antara Masumi, Peter nMaya......

    Lagian masih bingung deh sama maslah maya n masumi dulu...apa sih yg nyebebin ini semua....apa maksud omongan masumi "klo aku sudah menghancurkan benih itu dengan tangannya sendiri??" bukan berarti maya pernah hamil sama masumi kan.....duh bingung..

    Kasian banget Masumi harus liat kemesraan Maya n Peter....apalagi ayahnya pasti perhatiannya bakalan kesedot sama si Kin terus tuhhhhh...sudahlah masumi cari wanita lain aja.....daripada musti ngejomblo melulu..... :(

    BalasHapus
  7. Seandainya...
    Malam itu dan malam setelahnya...

    Aaah...tidak...
    Aku sudah menghancurkan benih itu...
    Dengan tanganku sendiri...

    pasti ada sesuatu yg tersembunyi dr kata2 diatas
    apa mungkin sebelumnya maya pernah hamil trs masumi nyuruh gugurin ???????? *mkn ngaco komen gw*
    terus yg bener aja di suruh tggl bareng tuh mereka smua
    ya elah Peter baeeekkk bgt sich apa ntu keputusan yg tepat ????
    siiigghhhhhhh...........

    BalasHapus
  8. omg!!! kesian bener kang masumi...gmn niiih lanjutannya? HE plliiss...
    -siti-

    BalasHapus
  9. sista, mau ama peter atwa masumi...
    sy mah satoojooo ajah...
    keduanya baek seeeh..
    ayoo lanjut sista...

    (izza)

    BalasHapus
  10. sepertinya masumi egois bgt!!!
    mgkn dia pernh suruh maya gugurin janinnya ya sist? 'sotoooyy dh gua'

    - lely -

    BalasHapus
  11. kok blum lanjut sista?

    - infah -

    BalasHapus
  12. jangan ada kekacauan lagi, ya... >.< padahal udah damai,,,,jadi kalo mereka udah pindah jangan ada kekacauan lagie....

    BalasHapus

Frens, pliz comment in here...