Oktober 20, 2011

"Promise"


{IF: ....................................................................................................}






there was a man
a lonely man
who lost his love
through his indifference

a heart that kept
that went unchecked
until it died
within his silence

and solitaire's the only game in town
and every road that takes him
takes him down
and by himself it easy to pretend
he'll never love again

and keeping to himself
he plays the game
without her love
it always ends the same
while life goes on around him everywhere
he's playing solitaire

a little hope
goes up in smoke
just how it goes
goes without saying

there was a man
a lonely man
who would command
the hand he's playing



Pria itu masih saja terisak saat lengannya menebarkan kembang-kembang dari keranjang kecil yang dibawanya di sebuah pusara. Dengan berkemeja hitam, dia selalu datang ke area pemakaman itu sejak kepergian sang istri beberapa tahun lalu. 


Bisa berjam-jam lamanya dia duduk termangu di sana. Mengenang dan menerawang khayalan yang tak akan pernah dia rasakan kembali.


Mata itu selalu terlihat sembab. Mata itu begitu menyedihkan. Mata yang tak berjiwa. Hatinya telah lama mati. Hatinya telah pergi seiring kepergian belahan jiwanya.


Pipi mulus itu masih basah oleh linangan airmata, walau lima tahun telah berlalu sejak kepergiannya. Tak pernah seharipun dia lewatkan untuk mengunjungi pusara tempat bersemayam jasad wanita yang sangat dia cintai. 


Seburuk apapun cuaca, dia selalu datang...


Pasti datang...


Aku tak bisa menahan airmata ini, sayang...
Aku masih belum bisa melupakanmu...
Tak bisa....walau kau sudah lama pergi...
Aku....tak...bisa....


Pria itu menangis sejadinya, sambil terus mengusap lembut pusara belahan jiwanya...
Dirinya benar-benar tak kuasa menahan gejolak rindu akan kenangan yang pernah dia lewati bersama sang istri.


Bila aku boleh memilih...
Aku akan ikut bersamamu...
Tapi...tapi...aku tak bisa...
Ada dia...di sisiku kini...


Dia sangat berarti bagiku...
Sama berartinya seperti dirimu...
Sayang, aku janji akan selalu datang...
Mengunjungimu di sini...


Aku janji...


*****


Hari menjelang siang, pria itu tersadar setelah berjam-jam dirinya menangisi pusara istrinya. Tangannya masih kotor karena merenggut tanah yang menutupi jasad sang istri.


Matanya kembali menatap pusara itu sebelum beranjak pergi...


Kau akan selalu ada di sini...


Pria itu menepuk dadanya berkali-kali. Seakan sang istri sedang memandangnya dari pusara tersebut.


Kakinya mulai melangkah menjauh dari pemakaman. Namun hatinya masih ada di sana, di sisi pusara wanita itu...


"Tuan...." sapa supir kepada sang pria. Dengan mata yang sendu, pria itu menganggguk.


"Kita pulang!" sahut sang pria itu lirih. Suaranya terasa getir mengatakan 'pulang' yang artinya akan meninggalkan pemakaman tempat bersemayam istri tercintanya.


Supir itu menunduk seakan merasakan kesepian dan kesedihan yang dialami tuannya. Mendung dan kehancuran hatinya sangat jelas terlihat dari sorot mata itu... 


Tuan...anda masih saja ke sini...
Sampai berapa lama lagi akan begini?
Aku tidak tahan melihat kesedihanmu, tuan...
Seandainya...saja...nyonya....
Aku sangat sedih dengan kepergianmu...
Sangat sedih...


Nyonya....kasihan tuan...
Kasihan sekali...
Aku tidak tega melihatnya...
Benar-benar tidak sanggup...


Nyonya...
Anda adalah cahaya bagi tuan...
Andalah yang selalu menenangkan kegelisahan hatinya...
Kini...cahayanya telah padam...
Kini...penenang itu sudah pergi...
Aku rasa tuan tidak akan bisa menemukan cahaya yang lain...
Selain dirimu, nyonya...


Tidak akan pernah bisa, nyonya....




*****


Keesokan harinya...


Seperti biasa sang pria datang berkunjung ke pemakaman. Dan selalu menjelang siang, dia baru meninggalkan kawasan tersebut. Dengan wajah yang sedih dia kembali ke kediamannnya. Seorang gadis kecil menyapa dan menyambutnya dengan riang.


"Ayah...apa ibu baik-baik saja?" sapanya ceria.


Sang ayah mengangguk sambil membelai rambut anak gadisnya lembut. Dengan hanya tersenyum, sang anak sangat gembira mengetahui bahwa ibunya baik-baik saja di suatu tempat sana.


"Lalu, bagaimana dengan adikku, yah? Apa dia juga baik-baik saja?" tanya anak itu kemudian.


Sang ayah terdiam...


Merenung...


Bingung harus menjawab apa...!


Tapi sepertinya pria itu tidak tahan dengan semua pertanyaan gadis kecilnya tersebut. Dengan tiba-tiba, dia merengkuh gadis kecil itu ke dalam dekapannya.


Kembali airmata membasahi pipinya...


"Ayah..."


Pria itu mengangguk-anggukkan kepalanya beberapa kali untuk menahan segala kesedihannya....


"Iya...iya, nak. Mereka baik-baik saja, kau tidak perlu khawatir ya?!" sahutnya pilu.


Tapi sepertinya gadis kecil itu tidak merasa puas dengan jawaban sang ayah. Tangan dan mulutnya hendak menahan sang ayah yang berlalu meninggalkannya sembari terisak sedih...


Seorang pelayan menahan langkah gadis kecil itu dengan lembut. Perlahan pelayan itu membawanya ke ruangan lain untuk menenangkan rasa penasaran sang anak yang semakin lama semakin menyiksa tuannya.


"Kenapa? kenapa ayah selalu seperti itu bi?"


"Nona, mungkin ayah sedang banyak pekerjaan. Nanti jika sudah senggang, pasti ayah akan menjawab semua pertanyaan nona" jelas pelayan itu lirih.


Gadis kecil itu cemberut kesal karena masih penasaran kemana ibu dan adiknya?


"Bi, ayah berubah ya? Sejak ibu pergi, ayah tidak pernah tertawa seperti dulu. Mengapa, bi? Apa ayah juga sakit seperti ibu?" gadis kecil itu bertanya bertubi-tubi pada sang pelayan.


Pelayan itu bingung tidak tahu harus menjawab apa...


"Oh itu...tidak, bibi rasa ayah nona baik-baik saja. Sudah.... sebaiknya nona istirahat saja di kamar ya!" usul sang pelayan mengalihkan.


Dengan raut wajah terpaksa dan kesal, gadis kecil itu menuruti usulan pelayan tadi.


Namun dalam hatinya, dia masih merasa ada perubahan besar pada diri sang ayah sejak kepergian ibunya, yang sebenarnya dia pun tidak tahu kemana sang ibu pergi.


Ayah...mengapa wajahmu selalu muram?
Aku tidak mengerti, ayaaaah...
Apakah ada sesuatu yang ayah sembunyikan dariku?
Tapi jika ada, kenapa?


Dan ibuu...
Ibu ada dimana?
Mengapa ibu lama sekali pergi meninggalkan kami?
Bagaimana dengan adikku, bu?


Mengapa kalian meninggalkan aku dan ayah...
Mengapa lama sekali?
Ibu ada di mana?
Kasihan ayah, bu...
Sepertinya ayah sedih sekali sejak ibu pergi...


Begitupun aku...
Aku rindu padamu, bu...
Sangat rindu...


Cepat pulang ya bu....
Aku menunggumu...
Selalu...


Selalu, buuu....


Tak terasa gadis kecil itu menitikkan airmata. Dia mengusapnya perlahan. Wajahnya tampak sedih seakan mengerti kesedihan yang dirasakan sang ayah. Pelayan itu terharu melihat gadis kecil di hadapannya. Dengan lembut, pelayan itu mendekapnya...


Kasihan....nona...
Aku akan menjaga nona, nyonya...
Percayalah, apapun yang terjadi...
Aku akan menjaga tuan dan nona...
Untuk anda, nyonya...


Untuk anda...





*****


continue to -2-





15 komentar:

  1. sad beginnin' Rose!

    BalasHapus
  2. Sedih banget sis Rose..Hikhikhik....Ga rela kalo itu Pusara Maya

    BalasHapus
  3. masih ada buah hati mu masumi, jangan sedih2 yah...

    BalasHapus
  4. Hmmmmmm???? Sedihhh...maya meninggalkah????

    BalasHapus
  5. sighhhhh masih kurang ini ga nendang
    beneran ini maya dah mati ? ko gw ga yakin....XD

    BalasHapus
  6. Aiihhhh....sad story nih :( :( maya-nya meninggal ya?! *rini*

    BalasHapus
  7. Wawawaw, knp n aya naon ini? Sedih pisan eeuuuyy
    Siapkeun tisu heula aah..

    BalasHapus
  8. Pagi2 kenapa sedih bgd ci... Ini sapa yg almarhum?? Gimana bs almarhuum? Apa sebabnya,,, huweeeeee ¤jd ikut2an nangis¤

    BalasHapus
  9. Another sad story huaaaaaaaa... Kenapa meninggal??? Siapa yg meninggal???? Maya????? Terus maksudnya ada dia disisiku sama pentingnya itu siapaaaaa??? Anaknya ya???? Jgn2 meninggal sehabis melahirkan *sotttoooooy* :P duh sedihhhhhh...lankutannya asap ya sist...

    BalasHapus
  10. seddiiiiihh baannnggggeeeettt sist,what happen w/ d man? who is it? Masumi? or ?

    BalasHapus
  11. heuheu bikin penasaran dweh mantabs idenya LANJOOOTKAANNN sis...XD

    BalasHapus
  12. sis, masih lanjutkan ceritanya? penasaran siapa si nyonya? tapi klo shiori apa mungkin masumi sesedih itu? btw ditunggu kelanjutannya.

    BalasHapus
  13. Masih lanjutkah sis....sedihhh banget siH storynya.....

    BalasHapus
  14. hwuaaaaa...
    it's so sad
    hwuaaaaaaaaaaa

    BalasHapus
  15. hiks...hiks...hiks... T_T aku ngerti, pasti si maya ninggal, kan?? terus yang katanya "adik" itu siapa? jangan2 maya abis ngelahirin terus bayi dan dia ninggal, apa betul??? T_T hua...gx rela...!

    BalasHapus

Frens, pliz comment in here...