Oktober 08, 2011

Miss You So Much -11-







Dua bulan lebih telah berlalu...


Sejak malam itu, Masumi terus menghubungi dan mengejar kembali wanita yang sangat dia cintai, Maya Kitajima.


Namun sayang tak satupun kesempatan Maya berikan pada nya. Dan sejak itu pula Peter tampak sering menghabiskan waktunya bersama sang ayah.


Mereka sering terlihat bersama walau hanya untuk minum teh dan bermain catur hingga larut malam.


Tapi sayang, Peter selalu menolak jika disuruh menginap di kediaman ayahnya.


"Tidak usah, ayah. Lebih baik aku pulang, kasihan Maya menungguku di apartemen kami" tolak Peter beralasan.


"Hhhmmm, baiklah nak. Bila itu menurutmu baik, aku mengerti" balas Eisuke memaklumi.


Peter pun meninggalkan kediaman Hayami...


Beberapa menit kemudian mobil Peter tiba di apartemennya. Pria itu sempat melihat mobil Masumi terparkir di depan apartemennya. Namun dia tidak menaruh curiga sama sekali.


Dan...


Ting...tong...


CEEKKKLLEEEKK!!!


"Peter...mengapa kau baru pulang? Dan ponselmu mati! Ayo... kita harus segera menyusul Maya di RS" ujar Mrs.Caroline tergesa.


Peter belum sempat berpikir yang bukan-bukan. Dia langsung berkibas menyambar kembali jaketnya dan mengikuti sang ibu yang begitu cepat meninggalkan apartemennya.


BLLLAAAAM!!!


Keduanya sudah tampak di dalam mobil dan siap meluncur menuju RS dimana Maya berada kini.


Sementara itu di RS...


Maya baru saja dibawa oleh beberapa suster memasuki ruang gawat darurat.


Dan...


Masumi terlihat di samping Maya mengiringinya sedari apartemen tadi.
Entah bagaimana ceritanya sehingga Masumi bisa berada di samping wanita yang tengah mengandung tersebut.


Maya pun tak bisa berbuat apa-apa saat Masumi yang membantunya beberapa waktu sebelum ini.


Kembali Maya mengingatnya dengan mata yang terpejam...


>>>>>


Maya baru saja hendak keluar untuk menghilangkan penatnya di malam itu. Entah mengapa tiba-tiba dia sangat ingin menikmati taman di dekat apartemennya tersebut.


Dan entah darimana pria itu muncul dan duduk begitu saja di sebelahnya. Tentu saja Maya kaget luar biasa, seluruh tubuhnya menjadi kikuk dan gemetar.


Maya takut bila Peter jadi salah paham melihatnya. Maya pun langsung berdiri hendak meninggalkan taman, tapi tangan Masumi sudah begitu erat menggenggam lengannya...


"Lepaskan Masumi. Jangan mencari masalah dalam keadaan tenang saat ini!" pinta Maya gugup.


Namun Masumi malah menariknya dan duduk kembali. Saat itu Masumi memegangi pundak Maya untuk berhadapan menatapnya.


Maya menurutinya...


"Mungiiil...aku hanya ingin bicara berdua saja denganmu. Aku mohon beri aku waktu sebentar saja" ujar Masumi memelas.


Maya terdiam kaku dan dingin...


Masih lekat dalam ingatannya bagaimana hatinya sakit oleh pria di hadapannya kini.


"Aku sudah menuruti semua keinginanmu kan Masumi!?" ucap Maya mulai terisak.


"Mungil..." 


"Aku akan selalu mengingatnya. Semua kata-kata indahmu, kenanganku bersamamu masih ada di sini" ucap Maya sembari menepuk dadanya.


Lirih...


Keduanya saling bertatapan...

Tak terasa airmata berderai dari mata Maya dan Masumi...


"Maafkan aku Mungiiill, waktu itu aku..." ucap Masumi terisak.


"Hentikan Masumi, aku tidak ingin mengenang awal mula pupusnya harapanku padamu. Semuanya sudah kukubur, jadi aku mohon tinggalkan aku sekarang juga!" Maya semakin sedih.


"Tidak, aku tidak akan pergi sampai kau mau menerima ku kembali!" ujar Masumi memaksa.


Maya menggelengkan kepalanya...


Kemudian...


Dia menatap Masumi tajam dan berkata:


"Apa kau masih dengan egomu? Gengsimu mengakui bahwa kau mencintaiku pada semua wartawan dan relasimu?"


"Mungil, sudahlah...waktu itu aku tidak bermaksud seperti itu. Sungguuuhh"


Maya menangis tersedu...


"Masumii...aku masih mengingat semua ucapanmu. Konfrensi Pers yang kau lakukan! Setelah kita menghabiskan malam...bersama...kau sangat tega...."


Mungiiill...


"Kau membuatku malu...terpuruk...dan hancur berkeping-keping...di depan temanku...di depan mantan tunanganmu...di depan wartawan, di depan semuanya" kata Maya dengan tubuh dan bibir gemetar. 


"Apa aku masih punya muka....menurutmu?" katanya lkemudian.


"Kau benar-benar membuatku....hancuuurr....!!!"

"Seharusnya sedari dulu aku tidak mempercayaimu. Semua usahamu, kekagumanmu pada aktingku...hanya kamuflase...untuk menunjang sensasi dan kemajuan Daito, iya KAAAANNN?!!!" teriak Maya pilu.


"Mungiiil..." kata Masumi sembari menyentuh jemari Maya.


Namun Maya menepisnya dengan kasar dan berusaha lari...


Tapi kakinya tersandung dan terjatuh tepat di hadapan Masumi...

Dan Masumi terlambat menangkap tubuh Maya...


"MUNGIIILLLL!!!!" Masumi begitu panik melihat Maya tergeletak dan merintih kesakitan.


Dari kakinya terlihat mengalir darah segar...


Masumi langsung menghubungi ambulan...


"Mungill, bertahanlah...."


"Masumiii...tolong aku" ucapan Maya sebelum tak sadarkan diri"


Maya tak ingat apa-apa lagi, yang terdengar hanyalah bunyi sirene dari ambulan yang membawanya ke RS.


<<<<<


BRRRRAAAAAKKK!!!!


Maya baru saja masuk ke dalam ruangan pemeriksaan. Masumi berusaha memohon pada dokter untuk mendampingi sang mantan kekasih. 


Mungiiilll....


Masumiiii....


Dengan berat hati Masumi pun melepaskan genggaman nya di jemari mungil Maya.


Kau akan baik-baik saja...mungiiilll
Juga anak itu...
Anakmu...dan Peter...
Mungiiill...


Masumi terduduk lunglai di beberapa bangku di sana. 


Tak lama kemudian...


Tak...tuk...tak...tuk...


Suara langkah sepatu terburu-buru menghampiri nya...


"KAU..." sebuah suara tiba-tiba...


BRRRUUUKKK!!!


Menghantam tubuh Masumi...dan Masumi pun terjatuh...


"PETER!!!" teriak Mrs.Carol sambil mencegah Peter untuk melayangkan tinju kedua kalinya pada Masumi.

"Aaarrrrgghhh...." erang Masumi kesakitan sambil berusaha berdiri.


Kemudian Mrs.Carol membantunya berdiri...

Peter memandang tajam ke arah Masumi...

Masumi pun membalas tatapan itu lebih tajam sembari mengusap sedikit darah yang ada di ujung bibirnya karena tinjuan Peter tadi.

Peter...awas kau!


"Saat ini aku tidak ingin berdebat denganmu, bung!" kata Masumi sambil berlalu meninggalkan keduanya.

Masumi duduk di sudut yang agak berjauhan dengan Peter dan Mrs.Carol.

Namun Peter penasaran dengan apa yang terjadi. Dia pun mengejar Masumi dan duduk di sebelah pria itu.


"Masumi...maaf, tadi aku khilaf. Aku tidak bermaksud melukaimu" ujar Peter menyesal.


Masumi menoleh dan menatap suami Maya tersebut...


Lalu dia berkata:


"Kau sangat beruntung bisa memilikinya...aku...sangat menyesal... pernah menyakitinya" kata Masumi sedih.


"Masumiii..." gumam Peter bingung dengan perubahan wajah dan tutur kata Masumi yang melemas.


Masumi menghela nafas panjangnya...


"Peter...maukah kau membantuku?" 


"Membantumu? Apa maksudmu, Masumi?"


Masumi menggenggam jemari Peter, semakin lama semakin erat...


"Masumii..."


Masumi menganggukkan kepalanya berulang kali sambil menahan kepiluan hatinya...


"Aku sudah...patah arang...untuk meminta maaf padanya. Jadi aku mohon...kepadamu...Peter. Aku mohon...." Masumi menangis tersedu.

"Maksudmu...aku harus bagaimana?" tanya Peter tak mengerti.

"Tolong mohonkan permintaan maafku padanya...tolong...Peter" ucap Masumi kemudian.


Peter semakin bingung dengan sikap Masumi dan kesedihan yang dialami pria di hadapannya tersebut.


Masumii...ternyata kau sangat mencintainya...
Aku sudah banyak mendengar tentangmu...
Kau bukan orang yang lemah seperti ini...


Aku yakin semua ini karena Maya...
Kau telah melepas topengmu di depanku...
Di depan ku...suami wanita yang kau cintai...
Masumii...kau hebat...

Mereka masih saling tatap dalam keadaan bingung harus bagaimana, ketika dari dalam ruangan Maya terdengar suara tangisan bayi...

Oooaaakk...ooaaaaakk...

Seketika itu juga keduanya berdiri dan menghampiri ruangan tersebut. Bersama Mrs.Carol, mereka berdiri menanti kabar gembira yang akan disampaikan dokter nanti.

CEEEKKLLEEEKK!!!

Ketiganya langsung mendekat ke arah pintu ruangan tersebut...


Seorang dokter keluar dan sepertinya dia bingung karena ada dua orang pria di hadapannya...


"Maaf...suami nyonya Maya yang mana?" 


"Dia, dokter" kata Masumi sambil menunjuk dan menarik Peter mendekat.


"Aaah anda rupanya. Selamat...anda sudah menjadi ayah" kata dokter dengan tersenyum.


Peter masih bengong tak percaya...


"Peter..." panggil Mrs.Carol menyadarkannya.


"Eeh...aahh...benarkah?" 


"Ya, bayi lelaki yang sangat tampan...seperti ayahnya. Sebentar lagi istri anda akan dibawa ke ruang yang lain. Silahkan menunggu" jelas sang dokter sambil berlalu.


Peter mendekap sang ibu...


"Ibu...aku sudah menjadi ayah"


"Iya nak, aku berdoa semoga kalian bisa menjadi orang tua yang baik" sahut Mrs.Carol terharu.


Mereka berdekapan lama, tak sadar bahwa Masumi telah pergi diam-diam meninggalkan RS.


Pria tampan itu tampak melangkah dengan pelan dan putus harapan. Raut wajahnya sangat memelas setiap orang yang berpapasan dengannya.


Mungiiill...
Selamat...kau sudah menjadi ibu...


Aaahh...bayi lelaki...
Seandainya...saja...


Mungiil...
Aku harus bagaimana sekarang?
Haruskah aku tetap mengejarmu?

Peter...kau hebat...
Suami yang baik...
Lelaki yang penyabar dan penyayang...
Akan lebioh pantas untukmu...


Aku malu berhadapan dengannya...
Mungiil...dia lelaki yang serasi denganmu...
Semoga kau bahagia...


Semoga...


Peter dan Mrs.Carol sadar bahwa Masumi telah pergi beberapa saat lalu.

"Masumiiii..." desis Peter sambil melangkah mencari Masumi di dekat sana.

Namun sayang Masumi telah jauh...

Masumii...aku akan membantumu..
Aku yakin Maya bisa memaafkanmu...
Percayalah...



Peter masih memandang jauh ke depan sana, seolah menatap kepergian Masumi...


Masumii...aku sangat mencintai Maya...
Aku akan menjaganya untukmu...
Iya...untukmu...saudaraku...


Mrs.Carol pun segera mengabarkan kegembiraan ini pada Eisuke. Karena pasti lelaki tua itu sangat senang dengan kehadiran seorang cucu yang telah lama dia nantikan.


Kau telah menjadi seorang kakek, Eisuke...
Dan aku sekarang seorang nenek...
Keluarga yang sempurna...
Trimakasih Tuhan...


Eisuke...
Peter...
Maya...
Cucuku...
Jagoan kecil kita...






***continue to -part 12-***



 















8 komentar:

  1. btw, knapa sih dulu masumi ninggalin maya, pasti ada alasan yang sangat kuat, apa karena masumi udah tau kl dia lg sakit parah..?

    BalasHapus
  2. Wah jadi tambah bingung....sis bisa aja dapet ide ceritanya....liat Peter aku kasian kayaknya ndak rela jg kalau dia serahkan maya ke masumi...tapi di satu pihak maya dan masumi kan tokoh utama TK .....well btw acung jempol deh buat idenya sista....ditunggu kelanjutannya....

    Anastasia

    BalasHapus
  3. lho lho ko dah nyerah aja kyk bukan karakternya masumi....XD tp kasian jg sih klo gini
    btw ini cerita ampe chpt brp tamat ?

    BalasHapus
  4. iihhkk sebel komen ku ilank..grrr intrened madesu..:(

    masumi, jng sedih sayang... chuuby akan sll mendukung mu... >_<

    maslah MM knp ci mbak rosee.... penasaran euy.. knp MM jd begitu.... itu bener anaknya peter??

    BalasHapus
  5. Ngga rela kalo maya dan masumi pisah. Nama Maya harus Maya Hayami itu sudah harga mati.Aku ngga suka masumi disini yang mudah menyerah.

    BalasHapus
  6. Tau banget sih sama tabiat MH yg egois dan suka seenaknya....mulai ngerti awal permasalahan berantemnya Maya....tapi apa iya cuma karena ucapan2 masumi saat konferensi pers maya sampe segitu marahnya...tapi mungkin juga sih mana ada perempuan yg gak sakit hati klo ditolak atau dijelek2in di depan semua orang....

    Sista...kenapa aku feel gak enak sama Masumi ya....mudah2an dia gak nekat dan gak berpikiran pendek buat bikin yg enggak2...
    Seddddiiiiiihhh :(

    Cinta sejati gak akan pernah mati.....lagipula cinta gak harus memiliki kan...tapi gak relaaaaaa

    BalasHapus
  7. Poor Masumiiiii, semoga MM berakhir bahagiaaa...

    BalasHapus
  8. huaaaaaa, masumi pergi, tidaaaaaaaak, hikz *berderai air mata*

    BalasHapus

Frens, pliz comment in here...