September 10, 2011

Miss You So Much -4-







Add caption

Masumi sedang menerima telepon, ketika Mizuki masuk untuk menyerahkan beberapa dokumen pagi itu.

"Selamat pagi pak!" sapa Mizuki ketika masuk.

Masumi mengangguk saja dan memberi kode agar sekretarisnya tersebut tetap berada di ruangannya.

Mizuki pun mengerti, kemudian dia duduk di sofa ruangan Masumi, sambil menunggu bos-nya tersebut selesai bicara di telepon.

Mizuki mengamati Masumi yang tampak sangat serius berbicara dengan seseorang di teleponnya. Ada sedikit kecurigaan dalam hati wanita itu. Karena bosan menunggu Mizuki pun menghidupkan televisi di ruangan Masumi.

Dengan volume yang sangat kecil, Mizuki menekan beberapa saluran televisi untuk mendapat tontonan yang bisa membuatnya tak bosan menunggu.

Tiba-tiba...

Tepat pada salah satu tv swasta, sekilas Mizuki melihat sosok wanita yang sangat dia kenal.

Mizuki memperhatikan wanita itu dengan seksama...

"Maya!!!" desisnya kaget.

Ternyata desisan itu terdengar oleh Masumi yang baru saja menutup teleponnya. Seketika itu juga pria tampan itu menoleh dan menatap tepat wajah Maya yang sedang disorot kamera.

"Mungiiiil...." gumamnya lemas.

Jelas terlihat di saluran tersebut, Maya sedang dalam keadaan hamil dan digandeng oleh seorang pria berkebangsaan Inggris yang tak lain adalah Peter, suami Maya.

Jelas pula theme dari acara tersebut adalah:
"Pengusaha Muda Peter menghabiskan waktu liburannya bersama istri tercinta 'Maya Kitajima' di sebuah tempat belanja terbesar di London"

BRRRRUUUKKK!!!!

Masumi terjatuh lemas ke lantai!

Sontak Mizuki mematikan channel tersebut...

BIP!!!

Wanita itu segera berlari menghampiri Masumi yang tengah terkulai lemah di lantai ruangannya.

Mizuki dengan cepat membawanya ke sofa untuk berbaring dan diberikan air putih hangat.

"Pak Masumi..." panggil Mizuki sambil menepuk kedua pipi pria tampan tersebut.

Matanya masih saja terpejam, hingga akhirnya Mizuki memanggil dokter keluarga Hayami untuk segera memeriksa keadaan Masumi.

Tok...tok...tok...

"Iya, masuklah!" sahut Mizuki ketika seseorang mengetuk pintu ruangan Masumi.

Dokter keluarga Hayami telah datang. Setelah memberi salam pada Mizuki, diapun segera memeriksa keadaan Masumi yang belum siuman dari pingsannya.

Mizuki terlihat sangat khawaitr, wanita itu lalu menghubungi Kediaman Hayami dan berbicara langsung kepada Eisuke mengenai keadaan dan kejadian yang menimpa Masumi.

Betapa terkejutnya dia mendengar tanggapan dari lelaki tua itu...

"Iya, sudah kuprediksi hal itu sebelumnya. Kau bawa saja dia kembali ke rumah agar bisa lebih beristirahat, Mizuki!" perintah Eisuke menutup teleponnya pada Mizuki.

Dengan sedikit bimbang Mizuki mengatakan itu pada sang dokter...

"Baiklah, aku akan memanggil beberapa perawat untuk mengangkat tuan Masumi kembali ke rumah" kata dokter itu sopan.

Tak berapa lama sebuah ambulan dan beberapa orang perawat pun segera membawa Masumi ke kediamannya.

*****

Eisuke memandangi wajah Masumi yang tampak pucat terbaring di tempat tidurnya kini. Mizuki dengan setia menanti perintah dari lelaki tua itu di sudut kamar.

Sedangkan dokter masih terus memeriksa denyut nadi Masumi secara teratur setiap 10 menit sekali.

Dan kini hampir enam puluh menit Masumi tak sadarkan diri...

Perlahan jemari pria tampan nan jangkung itu mulai bergerak...

Seisi kamar langsung gembira mengetahui itu...

"Masumi..." panggil Eisuke cemas.

Pak Masumi...

Dokter langsung memeriksa kedua mata Masumi setelahnya. Kini Masumi mulai membuka kelopak matanya perlahan.

Eisuke menghampiri putranya, lelaki tua itu segera menggenggam jemari Masumi. Namun Masumi menepisnya perlahan.

Ada kemarahan dari sorot matanya pada lelaki tua yang dipanggil ayahnya tersebut.

Melihat hal itu, sang dokter mencoba menenangkan Masumi dan memberi isyarat pada Eisuke untuk membiarkan nya berpikir jernih dengan segala beban yang dia sedang pikirkan.

Eisuke pun mundur ke sudut kamar, bersebelahan dengan Mizuki. Keduanya saling tatap tanpa kata-kata. Hening....

Masumi menerawang ke langit-langit kamar megahnya. Tatapannya begitu hampa tanpa ada tanda kehidupan dari dalam hatinya.

Dokter mencoba mengajaknya bicara:

"Tuan Masumi...apakah kepala anda terasa pusing dan berputar-putar?" tanya sang dokter ingin tahu.

Masumi hanya menggeleng...

"Baiklah, untuk sementara ini, anda harus benar-benar istirahat total dari segala aktifitas anda di kantor!" pinta dokter itu memberi peringatan.

Masumi kembali hanya menganggukkan kepalanya saja...

"Saya akan datang besok untuk mengecek dan memberikan hasil lab dari sample darah anda hari ini" ucap dokter itu kemudian.

Dengan sedikit membungkuk dia pun pamit pada Masumi.

Eisuke segera mengikuti dokter tadi keluar kamar Masumi dengan kursi rodanya dibantu oleh Asa.

Sedang Mizuki masih berdiri di sudut yang sama dan terus mengawasi Masumi dari jauh...

Bllllaamm!!!

"Dokter...bisa kita bicara sebentar" ujar Eisuke menahan kepergian sang dokter di pintu masuk.

"Ah...iya, kebetulan ada hal yang harus saya sampaikan pada anda tuan Eisuke!"

Eisuke mengerutkan dahinya curiga dengan apa yang akan disampaikan oleh dokter tersebut..

Apa artinya ini?

"Kalau begitu silahkan duduk dahulu" kata Eisuke sambil mempersilahkan dokter itu duduk di sofa ruang tamu.

"Terimakasih" balas sang dokter sambil mengambil posisi tepat di depan Eisuke dan Asa.

Sang dokter mulai mengatakan pertanyaan-pertanyaan yang membuat Eisuke semakin curiga.

"Tuan Eisuke, apakah putra anda pernah mengalami mimisan setelah merasa pusing?"

"Mimisan? Saya rasa...tidak pernah dokter" ucap Eisuke ragu sambil menoleh ke arah Asa.

"Maafkan saya tuan, tapi saya menemukan beberapa gejala ke arah satu penyakit yang saya takutkan sedang menggerogoti putra anda"

DEG!!!

Eisuke dan Asa saling berpandangan tak percaya..

"Penyakit?!! Apa maksud dokter?" Eisuke mulai khawaitr.

"Tapi saya harap itu salah, besok saya akan datang kembali membawa hasil dari lab, tuan" kata sang dokter menenangkan Eisuke.

"Tunggu dokter, tidak bisakah dokter mengatakan penyakit apa itu yang diperkirakan?" tanya Eisuke.

Dokter itu hanya tersenyum dan berkata:

"Maaf saya tidak bisa berargumen apa-apa sebelum hasil dari sample darah putra anda jelas terdeteksi nanti" jawab sang dokter bijaksana.

Eisuke pun tak bisa berkomentar apa-apa selain mengijinkan sang dokter pergi berlalu pamit.

Dengan sopan dokter itu pamit dan meninggalkan kediaman Hayami.

Eisuke duduk lemas memikirkan hasil sample darah dari Masumi...
Pikirannya diliputi rasa takut akan satu penyakit yang akan membahayakan jiwa putranya.

Tidak...tidak mungkin...

Lelaki tua itu menggelengkan beberapa kali kepalanya sambil terus bergumam....

"Masumi...kau putraku yang sangat kuat! Aku percaya padamu!" gumamnya lirih.

Wajah nya sangat cemas...

Dia tidak bisa membayangkan bila ternyata Masumi menderita satu penyakit seperti yang diperkirakan dokter.

Tiba-tiba...

Lelaki tua itu meminta Asa untuk menekan sebuah nomor ponsel!

Dengan sigap Asa pun menyerahkan ponsel tersebut saat terdengar nada sambungnya...

Tuut...tuut...tuut...

Klliikk!! Ponsel diangkat!

"Halo...ini paman" sapa Eisuke memulai pembicaraannya.

"Iya paman...ada apa?" sahut suara dari sebrang sana.

"Maafkan dia, Maya! Dan bisakah kau kembali sejenak menjenguknya?"


Ternyata Eisuke menghubungi Maya! Lelaki tua itu begitu khawatir akan terjadi sesuatu pada putranya.


Padahal dia pernah berjanji tidak akan mempertemukan dan mengusik kehidupan Maya lagi.


"Paman...apa yang terjadi sebenarnya?" tanya Maya curiga.


"Kembalilah sebentar saja, Maya. Aku memohon padamu!" ucap Eisuke memelas.


Maya terdiam mendengar permohonan Eisuke yang tampak sangat terpaksa.


"Paman, jauh sebelum ini, aku sudah memaafkannya. Dan semua itu aku lakukan karena dirimu, paman"


"Maya..."


"Tapi maaf, aku tidak bisa kembali! Tidak bisa..."


"Maya, aku mohon sekali lagi!" pinta Eisuke memaksa.


"Maafkan aku paman" ucap Maya sebelum menutup ponselnya.


Tuuut....tuuuuut...ttuuuuttttttttt....


Sambungan ponsel pun terputus dari Maya...


Eisuke terdiam dan memandangi ponsel yang ada di tangannya.
Tubuhnya melemas seketika mendengar ucapan Maya barusan.


Maya...maaf telah mengusikmu...
Seandainya kau bisa datang...
Seandainya kau tahu keadaannya...
Semua ini demi putraku...


Lelaki tua itu mulai menitikkan airmata kesedihannya...


Asa pun merasakan betapa galaunya hati sang jendral tertinggi tersebut.


Eisuke menangis tersedu-sedu di ruangan itu...


Tak pernah sebelumnya Asa mendapati kekhawatiran yang begitu besar dari Eisuke selama ini.


Tuan...baru kali ini anda begitu gusar...
Semua itu karena putra yang bukan darah dagingmu...
Sebegitu sayangkah anda padanya?
Mengalahkan segalanya?


Gengsi anda...harga diri anda...
Prinsip anda...selama ini...


Sementara itu Eisuke masih saja terisak. Perlahan dia meminta Asa untuk membawanya kembali ke kamar Masumi.


Asa pun mendorong kursi roda Eisuke menuju kamar Masumi.


Cekklleeek!!!


Asa baru saja membuka pintu kamar tersebut...


Mizuki tampak sedang duduk di kursi tak jauh dari tempat tidur Masumi.


Mizuki menghampiri keduanya di pintu...


"Dia baru saja terlelap" kata Mizuki memberi tahu tentang Masumi.


Eisuke mengangguk lalu menyuruh Asa dan Mizuki untuk meninggalkannya berdua saja dengan putranya di kamar tersebut.


"Kalian keluarlah dahulu. Aku ingin berdua saja dengannya" ujar Eisuke sedih.


Mizuki dan Asa pun keluar meninggalkan kamar Masumi.


Bllaaaam!!!


Eisuke mendorong kursinya mendekati tempat tidur Masumi.


Matanya begitu sedih menatap sang putra tercinta..


Masumi...putraku...
Aku selalu mendoakan yang terbaik untukmu...
Apa kau tahu hal itu?


Selama ini kita selalu bersitegang...
Aku begitu mengharapkan kesempurnaan padamu...
Tapi ternyata aku salah...


Semua itu membuatmu berbeda...
Membuatmu penuh obsesi...
Dan akhirnya obsesi itu...
Obsesi itu menghancurkan dirimu sendiri...


Maafkan aku Masumi...
Maafkan aku...


Lelaki tua itu terus menatapi putranya yang tengah tertidur pulas. Dengan jemari yang menggenggam erat tangan Masumi. Dia berharap bisa menyatukan kembali semua tali yang pernah putus antara dirinya dan putranya.








***continue to -part 5-***



2 komentar:

  1. masumi sudah tdk kuat lagi menanggung beban...

    indah~~

    BalasHapus
  2. kaciaaaaaannnn masumi....sudah jatuh tertimpa tangga pula...!!!!ckckckck...

    BalasHapus

Frens, pliz comment in here...