Agustus 17, 2011

Persaingan Dua Bidadari -part 13-






Tiga minggu telah berlalu...


Masumi baru saja bersiap ke kantor pagi itu...


Tapi sebelumnya dia menuju ke kamar Maya untuk sekedar pamit. Masumi mengetuk pintu kamar tersebut pelan...


Tok...tok...tok...


Tiada jawaban...


Masumi mengulanginya, namun tetap sama tidak terdengar sahutan yang menyuruhnya masuk...


Cekkklleeek...


Masumi membuka pintu dan masuk ke kamar tersebut...


"Mungiill..."


"Mungiill..."


Panggilnya beberapa kali, sambil mengelilingi kamar untuk mencari Maya. Namun sepertinya kamar itu kosong, gadis mungil itu tidak ada...


Masumi pucat!!!


Mungiiiilll.......!!!


Langkahnya langsung menuju ke pintu dan....


Brruuukkk!!!


Masumi menabrak seseorang!


"Aduuhh...." rintih orang tersebut.


Masumi langsung kaget melihat siapa yang ditabraknya...


Mungiiil....


Pria itu langsung mendekap gadis mungil yang baru saja ditabraknya...


"Mungiil....mungilll...kau darimana?" tanya Masumi gugup.


"Pak Masumii...anda kenapa?" tanya Maya heran mengapa Masumi tiba-tiba mendekapnya erat sekali.


Masumi hanya menggeleng dan tambah mengeratkan dekapannya pada gadis itu...


Pak Masumiii...


Setelah merasa tenang, barulah Masumi melepaskan dekapannya dari Maya. Dia meletakkan kedua tangannya di bahu Maya dan menatapnya dalam...


Kemudian berkata:


"Jangan pernah pergi tanpa seizinku, ya Mungiiil....aku takuutt....sangat takuutt!" ucap Masumi lirih dan lembut.


Maya membalas tatapan Masumi tak mengerti...


Tadi dia hanya berjalan-jalan di halaman belakang. Bukan bermaksud pergi dan membuat Masumi khawatir...


Maya pun menganggukkan kepalanya...


Lalu Masumi tersenyum dan mengecup kening Maya...


Kemudian dia berlalu meninggalkan kamar Maya untuk segera ke kantornya...


Bllllaaamm...


*****

Hari itu Maya masih menjalani terapi otot-ototnya. Semuanya berjalan dengan lancar. Saat ini Maya sudah dapat menggerakkan dengan baik semua otot-ototnya. Begitupun bicaranya sudah sangat lancar.

Hingga dokter memutuskan untuk kontrol hanya satu minggu sekali. Maya sangat senang. Begitupun Eisuke begitu gembira mendengar berita yang disampaikan dokter padanya.

"Trimakasih, dok!" ucapnya pada saat dokter itu akan pamit.

Dengan membungkukkan kepalanya, dokter itu pamit dan berlalu dari kediaman Hayami.

Maya dan Eisuke saling bertatapan. Lalu tiba-tiba dalam benak Eisuke muncul pikiran ingin membawa Maya berjalan-jalan mengelilingi kota Tokyo di jam sibuk.

"Apa? Paman, akan mengajakku jalan-jalan?" tanya Maya kaget mendengar usulan dari Eisuke.

Asa dan Eisuke tersenyum sambil mengangguk mengiyakan...

Lalu tanpa sadar Maya berlari memeluk lelaki tua itu...

Eisuke dan Asa cukup terkejut dengan reaksi Maya. Namun mereka memaklumi akan kegembiaraan gadis itu. Mungkin mereka berpikir bahwa Maya sudah cukup jenuh berada di rumah selama ini.

Tak lama dari itu...

Mereka sudah berada di dalam mobil dan siap meninggalkan kediaman Hayami...

"Jalan..." perintah Eisuke pada sang driver.

Dia menoleh ke arah Maya. Tampak wajah Maya berseri-seri sembari memandang ke luar jendela.

Gadis ini...sungguh polos...
Masumi...kau sangat pandai memilihnya...
Gadis yang menyenangkan...
Hhhmmm...

Eisuke begitu senang melihat kegembiraan Maya, begitupun dengan Asa...

Mereka sudah memasuki kawasan kota Tokyo. Maya sangat antusias memandangi setiap sudut kota dan gedung-gedung. Tak henti-hentinya dia menunjukkan jarinya ke beberapa tempat yang pasti pernah dia singgahi setahun yang lalu, sebelum dia kecelakaan.

Tiba-tiba...

Maya terpelongo menyaksikan sepasang pria dan wanita yang sangat dikenalnya sedang bergandengan tangan di pelataran sebuah toko...

Koji...Ayumiii...

"BERHENTIII!!!" teriak Maya tiba-tiba.

KIIIIIIIIIIIITTTTTTT!!

Sang supir menghentikan laju mobil itu mendadak mendengar teriakan dari Maya.

Serentak Eisuke dan Asa menoleh ke arah Maya heran...

"Maya, ada apa? Apa ada yang mengganggumu?" tanya Eisuke khawatir.

Maya menunduk seperti seorang yang baru saja melihat hantu. Dia terdiam dengan wajah yang mulai memucat...

Melihat Maya yang pucat, Eisuke tentu sangat takut. Dia segera memerintahkan supir untuk membawa gadis mungil itu ke sebuah RS terdekat.

Namun...Maya berkata:

"Tidak usah...paman" ucapnya lesu.

"Maya, ada apa?" Eisuke penasaran.

"Tolong turunkan aku...di sini" pinta Maya.

Mendengar permintaan Maya, Eisuke tentu saja tidak menurutinya...

"Tidak Maya...aku tidak bisa melakukan itu. Putraku akan marah nanti!!!" balas Eisuke sedih.

Maya terlihat menahan amarahnya. Bibirnya bergetar seperti ingin meledak...

Tiba-tiba...

BRAAKKK!!!

Maya membuka pintu mobil dan berlari secepatnya menjauhi mobil tersebut...

Asa dan sang supir langsung mengejarnya...

Eisuke tampak gelisah dan ketakutan bukan main...

Berkali dia mengusap keringat dingin yang mengaliri keningnya. Tangannya menggenggam ponselnya. Ada rasa ketakutan dari matanya bila dia memberitahukan kaburnya Maya pada Masumi...

Sementara itu supir dan pak Asa masih mengejar Maya...

Eisuke sendiri di mobil dan sudah lemas memikirkan bagaimana jadinya bila...bila Maya tidak bisa dikejar oleh Asa dan sang supir tersebut...

Ohh...ini membuatku gila...
Urusan cinta putraku membuatku gila...
Maya...gadis itu...
Ada apa lagi dengan pikirannya?
Bagaimana jika Asa tidak bisa menemukannya...

Dan Masumi...
Masumi tahu akan hal itu...
Bagaimana ini?


*****


Hari mulai senja...


Sinar mentari jingga begitu menyilaukan jalanan Tokyo. Sebuah mobil masih terparkir di sisi jalan.


Dua orang pria menghampiri mobil tersebut.


Cekkleek!!


"Maaf tuan, kami tidak bisa menemukan nona Maya" ujar salah satu dari pria tersebut, yang tak lain adalah Asa.


Wajah Eisuke kaku di jok mobil itu...


Kemudian dia berkata:


"Jadi? Apa yang harus aku katakan pada putraku?" jawabnya putus asa.


"Tuan, sebaiknya kita kembali. Biarkan saya dan yang lainnya mencari nona Maya" usul Asa berharap.


Pria tua itu tertunduk layu dan menganggukkan kepalanya...


Mereka pun kembali ke kediaman Hayami..


Sementara itu di kediaman Hayami...


"Aku pulang..." kata Masumi ketika baru saja menginjakkan kakinya di kamar Maya.


Matanya langsung berkeliling mencari sosok gadis mungil yang selalu dia rindukan..


Mungil...


Masumi tersu mencari Maya hingga ke balkon, namun dia tak dapat menemukan gadis itu.


Hatinya mulai gelisah. Masumi pun turun ke bawah dan ke tempat parkiran mobil. 


Tampak ayahanda tercinta baru saja sampai...


Wajah Eisuke berubah menjadi pucat ketika bertemu dengan Masumi...


Masumi...

"Ayah...apa Maya bersamamu?" sapa Masumi menyambut kedatangan ayahnya.


Asa dan Eisuke saling bertatapan sejenak. Mereka mulai tampak bingung bagaimana cara menjelaskan kepada Masumi tentang kaburnya Maya.


"Ayah, jangan katakan...bila dia..." ucapan Masumi terputus.


Langkahnya langsung menuju mobil dan segera melajukannya menjauh dari kediaman Hayami.


"Masumiii!!!" panggil Eisuke menahan kepergian putranya.


Namun sayang, mobil itu telah melaju begitu cepat dan hilang dari pandangannya.


*****

Di sebuah lorong kota Tokyo...

Maya terlihat sempoyongan. Gadis mungil itu kini benar-benar dalam keadaan sedih dan depresi...

Dia terduduk di sebuah bangku dekat sebuah taman...

"Tidak, Koji...mengapa kau lakukan ini padaku?" gumam Maya.

Gadis mungil itu mulai bicara sendiri...

"Aku begitu merindukanmu...apa kau tidak tahu itu? Aku tahu..."

"Koji, kini aku tahu...mengapa kau sangat jarang mengunjungiku?"

Maya mulai terisak meratapi cintanya yang tidak bersambut...

"Mengapa seperti ini jadinya? Mengapa Koji?"

Maya mulai melangkahkan kakinya berjalan dari tempat tersebut...

Kini gadis mungil itu berjalan menuju apartemennya sendiri...

Maya berdiri tepat di depan apartemen tersebut. Memandanginya begitu sedih...

Bibirnya gemetar menahan kesedihan hatinya...

Maya terduduk lunglai di trotoar dekat pagar apartemen tersebut...

Sambil menangis menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, Maya tersedu-sedu...

Sudah...cukup...aku menunggumu...
Koji...aku mengerti sekarang...
Kau tidak tulus mencintaiku...
Tidak...kau pasti terpaksa..
Melakukan semua ini kan?
Koji...

"KOJIIIII....KAU JAHAT!!!" teriak Maya tiba-tiba.

Orang yang berlalu lalang sempat kaget melihat tingkah laku Maya. Namun mereka mengacuhkannya...

Perlahan Maya berdiri. Tapi sepertinya tubuh gadis mungil itu tak mampu berdiri lagi. Terlalu besar beban yang dia tanggung.

Baru saja tubuh mungil itu akan jatuh...

Tiba-tiba...

Seseorang berhasil menangkapnya...

Maya...

Mata gadis mungil itu terpana melihat siapa sosok yang telah berhasil menangkapnya...


Kojiii...

"Maya...." ucap pemuda itu lembut.


Seketika itu juga Maya berdiri tegak dan menjauhi Koji...


"Maya...kau sudah pulih?" tanya Koji tanpa beban.


Maya mencibir dan menatap tajam ke arah Koji...


Dia mencoba bersabar ingin memaki pemuda itu...


"Maya...mengapa kau diam saja?" tanya Koji sekali lagi.


Maya mulai terbakar kemarahan...


"Apa...katamu? Pulih? HEEEHHH!!!" kata Maya emosi.


Koji pun terkejut dengan sikap kasar Maya padanya...


Dia menatap Maya tak percaya...


Maya...kau...


Koji berjalan perlahan mendekati Maya. Namun dengan cepat Maya meyuruhnya berhenti dengan isyarat kedua tangannya yang menghadang...


"Jangan mendekat Koji! Munafik!" ucap Maya ketus.


"Maya! Apa maksudmu?" Koji bertambah kaget.


"Sudah cukup!" ucap Maya lesu.


"Maya!" Koji semakin mendekati Maya.


Maya pun berjalan mundur menjauhi pemuda itu...


Mereka sama-sama berhenti...


"Koji...semuanya sudah jelas...aku...merelakanmu...bersama Ayumi!" kata Maya putus asa.


Matanya mulai berkaca-kaca menahan kesedihan hatinya...


Kemudian langkah itu bergerak kembali mundur, begitupun Koji terus mendekati Maya...


Hingga...


BRRRUUUKK!!!


Maya menabrak seseorang. Dan kini dia berada tepat di depan dada seorang pria yang dia tabrak. Dan dia adalah Masumi!


Koji kaget...


Maya membalikkan tubuhnya dan...


"Pak Masumi..." gumam Maya terkejut melihat pria itu di depannya..


Masumi menatap Maya dan Koji bergantian. Ada kecemburuan dari sorot mata tersebut. 


Melihat situasi itu, Maya pun ingin membalas kemarahannya pada Koji...


Gadis itu langsung menggandeng tangan Masumi...


"Maya!!" desis Koji tak percaya.


Masumi pun masih tak mengerti dengan sikap Maya yang tiba-tiba menggandengnya.


Maya menatap Koji tajam...


Kemudian dia berkata:


"Kami akan segera menikah!" ucap Maya sambil mengeratkan gandengan tangannya pada Masumi.


Tentu saja kedua pria itu kaget setengah mati...


Koji sangat terpukul mendengar pernyataan Maya. Begitupun Masumi tidak bisa menerima begitu saja pernyataan tersebut...


"Mungiil..." desis Masumi kaget.


"Maya, apa maksudmu?" tanya Koji ingin tahu.


Maya menatap angkuh kepada Koji...


"Kau kira...selama ini...aku begitu...suka padamu? Sombong!" ucap Maya.


"Aku mencintai pak Masumi...dan aku akan menjadi istrinya. Apa kau sudah jelas...tuan Koji?" ujar Maya kemudian.


Kemudian gadis mungil itu membalikkan tubuhnya dan menggiring Masumi menjauh dari Koji yang masih berdiri kaku memandangi keduanya.


BLLLAAAMM!!!


Masumi dan Maya masuk ke dalam mobil. Merekapun berlalu menjauh dari apartemen Maya.


Meninggalkan Koji dalam keadaan shock setelah mendengar pernyataan Maya yang sangat tiba-tiba tersebut.


Pemuda itu mulai diselimuti kegalauan. Hingga beberapa menit dia masih saja tak bergeming dari tempatnya berdiri terakhir bersama Maya dan Masumi.


Maya...
Apakah itu benar?
Kau sungguh mencintainya?
Pak Masumi...
Dia...pria itu...
Maya...aku tak percaya ini...
Aku tak percaya...












***continue to -part 14-***

2 komentar:

  1. haaaahhhh????mana lagi neyyy???dikit bangettsssss!!!!! :'(

    BalasHapus
  2. maaf ya sista semua, mgkn besok br bs apdet, lg byk kerjaan...sabar ya n thx udh ngikutin my story..

    BalasHapus

Frens, pliz comment in here...