Agustus 12, 2011

Persaingan Dua Bidadari -part 9-








Dokter baru saja tiba di kediaman Hayami. Dia langsung memeriksa keadaan Maya. Menurutnya Maya mengalami kesadaran sensorik melewati telinganya. Walau itu hanya sesaat tapi kemungkinan akan bertambah waktu kesadarannya. Namun bisa juga menurun, tergantung dari apa yang dirasakan Maya di alam bawah sadarnya.


Masumi dan Eisuke menjadi khawatir dengan perjelasan dokter tadi. Mereka diam tak bergeming dari sisi Maya, meski dokter telah pergi sedari tadi.


Eisuke meninggalkan Masumi sendiri di kamar Maya. 


Bllllaaammm...


Masumi duduk lemah di dekat tempat tidur Maya. Wajah tampan itu begitu luyu merenungkan semua penjelasan dokter tadi. Bahwa keadaan Maya bisa membaik atau malah sebaliknya.


Masumi memandangi Maya dengan penuh kasih. Dia tak pernah menyangka bahwa gadis mungil yang punya beribu topeng di setiap pentasnya akan mengalami ini.


Mungiiil...


"Mungiil, apa kau mendengarku? Aku tahu dokter berkata bohong tadi"

"Kau akan membaik setelah ini, iya kan? Apa kau lupa yang kukatakan padamu tadi? Bahwa 'Mawar Ungu' mu sudah menanti pentasmu selanjutnya"


"Maya, sejak penampilan pertamamu, kau sudah mengikat hatiku dan seluruh jiwa ragaku telah kutambatkan di hatimu"


Masumi berhenti sejenak untuk menarik nafas panjang...


Lalu dia memperhatikan peralatan medis yang ada pada Maya. Dari mulai tube untuk menyalurkan makanan dan minuman cair untuk Maya, sampai jarum suntikan dan beberapa cairan insulin yang dibutuhkan Maya.


Ini membuatku benar-benar gila...
Semua itu akan masuk ke tubuh mungilmu Maya...
Bagaimana bisa, cepatlah sembuh sayaaaang...
Aku tidak tahan melihatmu seperti ini...


Masumi berdiri mengecup kening Maya lembut...


Cuuup...!!!


"Aku akan tidur di sisimu. Jadi bermimpilah bertemu dengan Mawar Ungumu" bisik Masumi di telinga gadis mungil itu.


Masumi mengambil sebuah bantal kecil dan meletakkannya di samping Maya. Kemudian perlahan dia membaringkan tubuhnya di sana. Sambil terbaring di samping Maya, Masumi memandanginya penuh kerinduan.


Tangannya membelai pipi Maya dan membisikkan:


"Aku rindu padamu, mungiil..."


Tak lama Masumi tampak terlelap pulas di samping Maya.


Dan tanpa Masumi ketahui hal itu sama terjadi di alam bawah sadar Maya...


Maya tidur berbaring di RS menunggui Masumi yang dirawat di RS karena kecelakaan yang dialaminya...


Perlahan mata Masumi terbuka sedikit, dia kaget melihat Maya ada di sisinya sedang tertidur lelap...


"Mungiil, kau masih di sini?" tanyanya ragu.


Suara Masumi membuat Maya terbangun dan langsung tersenyum...


"Pak Masumi...anda sudah sadar. Aku senang sekali" sapa Maya dengan senyuman yang paling tulus.


Masumi memandangi gadis itu. Maya pun membalas pandangan itu dengan wajah yang sedikit bingung...


"Mungiil, kau tidak terluka kan?" 


Maya menggeleng...


Masumi senang melihatnya, dia tersenyum tapi kemudian matanya terpejam kembali. Melihat itu Maya menjadi gugup dan panik...
Gadis itu takut terjadi sesuatu dengan pria yang telah menolongnya...


"Pak Masumiii...pak Masumi...!!" panggilnya cemas.


Namun tak ada gerakan dari pria itu, matanya tetap terpejam dengan wajah yang sedikit memucat...


Maya bertambah khawatir, dia pun berlari menekan bel darurat...


"DOKTEEEEERRR!!!!" teriaknya ketika seorang dokter dan beberapa perawat tiba di kamar rawat tersebut.


Dengan cepat dokter dan para perawat memeriksa denyut nadi dan tekanan darah Masumi...


Nadinya...


Denyut jantungnya...


Matanya...


Nafasnya...


Maya mengikuti gerakan yang dilakukan dokter itu dari awal sampe akhir. Dan...


Dokter itu menaikkan pundaknya dengan kedua tangan yang menengadah. Pasrah...


Tidak....


"Dokter, apa artinya?" desis Maya ragu.


Dokter menghampirinya dan mengatakan:


"Nona...dia telah pergi. Kami sudah berusaha...."


"Bohong! Anda bohong kan? Tidak....dia tidak boleh pergi begitu saja"


"Nona, mohon bersabarlah...."


"Pak Masumiiii......PAK MASUMIIIII!!!" teriakan Maya begitu menggema.


Dia pun terhenyak....


MAYA TERBANGUN DARI KOMANYA!!!


Matanya terbelalak shock...


Perlahan dia menoleh ke samping tempat tidurnya...


Gadis mungil itu kaget luar biasa melihat siapa yang berada di sebelahnya...


"Pak Masumi...anda..." ucapnya tak percaya.


Dia merasa kejadian itu persis seperti yang baru saja dia alami dalam 'tidur'-nya. Namun mereka bertukar posisi saja...


Mendengar ada yang menyebut namanya, Masumi mulai terbangun dari tidurnya. Dengan mata yang masih terbuka sedikit, Masumi mencoba menajamkan tatapannya pada gadis di sampingnya..


Matanya terbuka...
Mungiill...
Kau sadar?


Masumi bangkit ingin memastikan bahwa penglihatannya tidak salah...


"Mungiiil...kau...benarkah...." gumam Masumi sambil menelusuri wajah gadis mungil itu.


Maya menatapnya heran, gadis itu mengelilingi ruangan dimana dia berada dengan kedua matanya...


Spontan Masumi berteriak memanggil ayahnya...


"AYAAAAH....MAYA SADAR!!!"


BRRAAAAKKK!!!


Eisuke tampak datang terburu-buru masuk ke kamar Maya. Asa mendorongnya dekat dengan tempat tidur Maya...


Asa segera menghubungi sang dokter...


Eisuke memandangi gadis mungil itu senang. Akhirnya...


Namun Maya tampak bingung dengan keadaannya saat ini yang dipenuhi tube dan selang infus...


Apa ini?


Mengapa aku ada di sini?


Pak Masumiii...


"Pak Masumi, apa anda...baik...baik...saja...?" tanya Maya ragu.


Masumi dan Eisuke saling pandang bingung dengan apa yang ditanyakan oleh Maya...


Untunglah dokter tiba tepat waktunya...


"Sepertinya nona Maya bermimpi tentang anda, tuan Masumi..." ujar dokter dari depan pintu kamar.


Serentak Masumi dan Eisuke menoleh ke arah suara itu...
Eisuke mempersilahkan dokter untuk masuk...


"Ah dokter, anda tepat sekali. Silahkan masuk!" sapa Eisuke ramah.


Dokter itu mengangguk lalu melangkah mendekati Maya...


"Nona Maya...apa anda merasa baikan?" sapa dokter itu memulai pemeriksaannya.


Maya diam saja...


Perlahan dokter memeriksa denyut nadi dan jantung Maya. Lalu satu persatu mulai melepas beberapa tube yang menempel di tubuh Maya.


Kemudian dia menarik nafas panjang dan memandang ke arah Eisuke dan Masumi sebelum melepaskan tube sambungan mesin di sebelah Maya.


Eisuke dan Masumi mengangguk tanda menyetujuinya...


Tuuuuuuuuuuuutttttttt....


Biiiiiiip...


Mesin telah berhasil dipadamkan...


Sontak mata Masumi dan Eisuke tertuju pada Maya...


MAYA BAIK-BAIK SAJA!!!


"Huuuuffffhhtt...." Masumi mendesah panjang.


Keduanya lega bukan main...


Begitupun Asa tersenyum bahagia melihat gadis mungil itu kini bisa bernafas kembali tanpa mesin atau apapun...


"Keadaannya sudah stabil, tapi infus ini masih saya pasang" kata dokter menjelaskan.


"Dokter...apa dia akan baik-baik saja?" tanya Masumi cemas.


Dokter itu tersenyum sebelum menjawabnya...


"Akan ada sedikit mual dan muntah-muntah, karena selama ini ususnya menerima makanan cair dan kini harus mulai diasupi makanan setengah cair, seperti bubur" ucap dokter lagi.


Eisuke manggut-manggut mengerti semuanya...


Maya masih saja diam menatap langit-langit kamar besar itu. Entah apa yang dia pikirkan. Masumi tak berani mengganggunya, dia hanya memandangi Maya dari kursi di samping tempat tidur itu.


Eisuke dan Asa mengantar dokter tadi pulang...


Blllaaam!!


Kini hanya Maya dan Masumi saja yang berada di kamar tersebut. Sekelabat bayangan menghampiri Masumi. Dia mulai ingin tahu apa saja yang gadis mungil itu rasakan selama tidur panjangnya...


Perlahan tangannya mulai menyentuh jemari Maya. Maya menepisnya lemah. Dia menatap Masumi dengan tatapan bingung..


Mengapa aku bisa di sini?
Mengapa ada pak Masumi di sisiku?
Mengapa mimpiku seperti sama dengan yang ku alami?
Apa yang terjadi sebenarnya?










***continue to -part 10-***

3 komentar:

  1. wah wahh.... makin penasaran akhir ceritanya... untung maya udah sadar.... :))

    BalasHapus
  2. Akhirnya maya sadar dari koma....senang sekali apalagi dia bangun karena masumi...mudah2an habis ini maya totally bisa realize klo dia sebenernya sayang Masumi...lanjuut sista oh MH sabarnya dirimu... :D

    BalasHapus
  3. akhirnyaaa, maya sadar jugaa. salut ma masumi yg sabar nungguin maya.
    masumiiii, makin cinta deeeh....

    BalasHapus

Frens, pliz comment in here...