Agustus 02, 2011

Persaingan Dua Bidadari -part 3-






Maya begitu marah dan kesal dengan perkataan Rei padanya tadi. Tanpa memperhatikan langkahnya, gadis mungil itu terus saja berjalan menuju apartemennya. Hingga Maya tersadar tak mendengar suara Rei di belakangnya. Maya pun berbalik...


Dan...


Pak Masumi...
Untuk apa dia mengejarku?
Mana Rei?
Apa lagi yang direncanakannya?
Huuuuh...


Masumi tersenyum manis sekali pada gadis itu. Dengan melambaikan tangannya, dia terlihat polos dan tulus.


Maya menghentikan langkahnya...


Masumi pun kini hanya berjarak 1 meter dari tempatnya berdiri...


"Pak Masumi, untuk apa anda mengejarku?" tanya Maya heran.


Masumi menatap Maya dalam, sebelum menjawabnya...


"Apa kau merasa bahwa aku sedang mengejarmu? Nona Maya Kitajima?" balas Masumi mulai menggoda Mungil-nya.


Tentu saja Maya bertambah kesal dengan raut wajah yang semakin berkerut cemberut.


Gadis mungil itu pun melanjutkan langkahnya, dia merasa tidak ada gunanya bertengkar dengan pria dingin dan kaku tersebut.


"Hei, Mungil...kau mau kemana?" cegah Masumi sambil berusaha mengejar Maya.


Maya terus saja berjalan tanpa menghiraukan panggilan Masumi yang terdengar berkali-kali memanggilnya.
Maya memasuki sebuah taman dan langsung duduk di sebuah bangku panjang.


Matanya menerawang ke setiap sudut taman tersebut. Tergurat rasa kecewa pada apa yang selama ini dia rasakan untuk Koji. Perlahan airmatanya mengaliri kembali pipi putihnya.


Masumi berjalan perlahan mendekati gadis mungil yang dia cintai tersebut. Pria itu merasakan apa yang dirasakan oleh Maya.


Apa yang terjadi, Mungil?
Sepertinya kau sedang patah hati...
Mungiil, apa yang harus aku lakukan...
Apa aku bisa membantumu?


Masumi duduk di samping Maya. Maya sempat melirik ke arah Masumi duduk. Lalu dia bertanya sesuatu pada Masumi...


"Pak Masumi, apa anda pernah mencintai seseorang?" tanya Maya polos.


DEG!


Wajah Masumi langsung merah padam. Dia merasa gadis mungil itu sedang mengetahui isi hatinya.


Karena tak mendapat jawaban dari Masumi, Maya pun menoleh ke arah Masumi yang langsung menutupi wajah merahnya. Maya menjadi bingung dengan sikap pria di sampingnya...


Pak Masumi...
Tadi wajahnya merah sekali, ada apa dengannya?


"Mungil, apa aku harus menjawab pertanyaanmu tadi?" tanya Masumi memastikan.


"Sudahlah, lupakan saja. Maaf aku hanya sedang kesal saja dan sudah tentu ucapanku ngelantur" ujar Maya sedih.


"Mungil, sebelumnya aku tidak pernah memikirkan seorang gadis. Tapi beberapa tahun ini...aku terus saja memikirkannya..." aku Masumi memulai.


Mendengar apa yang diucapkan Masumi, Maya tertegun heran...
Perlahan Maya menoleh ke arah Masumi, memandanginya lama...


Benarkah? Orang sepertimu?
Pernah memikirkan orang lain?
Bahkan mencintai gadis itu?
Siapa dia?
Beruntungnya gadis itu?


Pak Masumi...
Sebenarnya anda orang baik...
Aku yakin itu...
Dalam sikap dinginmu...
Ada kehangatan seperti saat ini...
Kau berada di sampingku...
Membuatku hangat dan nyaman...


Pak Masumi...


"Benarkah?" Maya mulai ingin tahu.


Masumi menatapnya dalam. Maya bingung menghadapi tatapan Masumi yang terasa sangat lembut dan menyentuh.


Maya langsung memalingkan wajahnya dari tatapan Masumi. Entah mengapa Maya merasa bahwa Masumi seperti ingin mengungkapkan sesuatu padanya.


"Maya, apa aku boleh bertanya sesuatu padamu?" Masumi mulai memancing Maya.


"Hhmm...iya" jawab Maya singkat. Karena kali ini dia mulai merasa berbeda berdekatan dengan Masumi.


"Maya, apa kau mau.......menjadi....gadis yang selalu...kupikirkan itu?" tanya Masumi gugup.


DEG!DEG!DEG!


Maya tercengang mendengar kata-kata Masumi barusan. Rasanya seperti diterbangkan oleh seorang peri ke angkasa.


Maya ragu untuk melirik Masumi. Dia bingung harus menjawab apa. Gadis itu belum mengerti apa arti ucapan dari pria yang selama ini terlihat dingin dan selalu menggodanya.


Wajah Maya mulai merona tersipu malu. Masumi masih memandanginya dan berharap gadis mungil itu mengucapkan sesuatu atas pertanyaan nya tadi.


Namun Maya masih saja diam dan menunduk bingung...


Perlahan Masumi menyentuh jemari Maya. Gadis itu terlihat gemetar menahan kebingungannya...
Berkali Maya menelan ludahnya untuk menghilangkan rasa shock yang dia alami saat itu.


"Mungil...aku mohon, jawablah pertanyaanku...." desak Masumi tak sabar.


Maya merasa tidak bisa lagi menghadapi pria jangkung itu, dia berdiri dan langsung berlari melewati Masumi. Maya berlari masuk ke apartemennya.


Masumi mengejarnya...


"Mungil...tunggu...!" panggil Masumi sambil berlari mengejar Maya.


Maya sempat berdiri di depan pintu apartemennya ragu. Masumi sudah ada di belakangnya. Dan masih menunggu jawaban dari gadis mungil itu...


"Mungil..." panggil Masumi lagi.


Maya pun membalikkan tubuhnya....
Dan...


Gadis mungil itu menganggukkan kepalanya...


Masumi langsung berlari mendekap Maya. Sedang Maya tak percaya dengan apa yang baru saja dia lakukan...


Dorongan itu begitu saja datang dari benaknya. Entah apa?
Mengapa dia menganggukkan kepalanya? Gadis mungil itu pun masih bingung menjawabnya...


*****

Blllaaaam...

Pintu apartemennya baru saja tertutup. Dan Pak Masumi pun telah pergi dari sana.

Maya masih menyandarkan tubuhnya di pintu. Sambil memegang pipinya dia terlihat shock dengan apa yang baru saja terjadi antara dirinya dan pak Masumi.

Maya mencoba mengingat semuanya...

Apa yang terjadi tadi?
Mengapa semuanya diluar dugaan ku seperti ini?
Apa arti dari pertanyaannya tadi...
Tunggu...tungguu...


Beberapa tahun ini dia...memikirkan seorang gadis?
Apakah....gadis itu adalah aku?
Ooohhh...tak mungkin...dia memikirkanku?
Oh Tuhan...i don't believe this...


Atau dia hanya iba melihatku tadi?
Karena Koji...?
Mengapa jadi seperti ini?
Aku kan sedang patah hati?


Lalu...dia katakan bahwa kami...mulai pacaran...hari ini?
Menjadi sepasang kekasih?
HAAHHH....PACARAAAN?
Dengan dia? Pak Masumi?


Hadduuuh....


Maya memukul wajahnya berkali-kali, wajahnya masih polos tak percaya dengan semuanya yang begitu tiba-tiba...


"Pak Masumi...pria dingin dan gila kerja itu?" ucap Maya pada dirinya sendiri. Sambil menunjuk dirinya dengan jari tangannya.


"Pria tampan yang digilai banyak gadis?"

"Seorang direktur muda dari sebuah perusahaan terkenal?


"Tidak...tidak...apa ini mimpi?"


"Dia memikirkanku? Gadis kecil dan bodoh ini? Benarkah?"


"Lalu bagaimana dengan Koji? Asa ku padanya? Koji?!"


"Terus apa yang harus aku lakukan bila bertemu dengannya besok? Pak Masumi? Apakah ini serius?"


"Ah pasti dia salah ucap tadi, mungkin besok pun semuanya akan lupa begitu saja"


"Yaaa...dia pasti lupa"


"Dan aku pun akan melupakan yang terjadi hari ini!"


"Mungkin itu akan lebih baik...."


Itu pasti yang terbaik...
Terbaik...
Untuk semuanya...








***continue to -part 4***






2 komentar:

  1. jiaaaaah Masumi nembak Maya nih ye....tumben Maya langsung say Yes gtu dong,,,,, wuih pengen tau mereka pacarannya kyk apa hahahahahahah

    BalasHapus
  2. gituuu dong masumiii, jgn malu2 mulu. kl g buru2 ditembak ntar keburu digaet orang xixixi.
    lanjoooot....

    BalasHapus

Frens, pliz comment in here...