April 27, 2011

Valentine's Day


Saat ini Maya telah menjadi aktris ternama di Jepang, siapapun pasti dapat mengenali sosok mungil yang penuh pesona. Lebih setahun yang lalu sejak peristiwa Kapal Astoria. Semuanya kembali seperti semula, Maya dan Masumi sudah jarang bertemu. Hanya 'Mawar Ungu' dan Hijjiri-lah yang menjadi penghubung mereka.


Tepatnya sehari sebelum Hari Kasih Sayang itu, Maya dan para sahabatnya berencana untuk menikmati pertengahan February itu bersama. Mereka sudah berencana akan bersenang-senang walau hanya sehari saja. Mereka harus menyediakan pakaian tebal lebih, karena biasanya Jepang akan banyak diguyur salju. Semuanya akan memutih akibat salju. Bermain ski atau bermain lemparan gumpalan-gumpalan salju.. Oh betapa nikmatnya pikir para sahabat itu sambil mengatur rencana, sepulang dari studio.


"Maya......maya......" tiba-tiba panggilan Mina mengejutkanku.


"Ah..iiiya, maaf teman-teman, aku ikut saja apa rencana kalian. Jadi ijinkan aku keluar sebentar ya, rasanya aku ingin menghirup udara segar". ucapku


Serentak mereka melotot, karena mereka tau cuaca sangat dingin, dan tidak akan membiarkanku masuk angin. 


"Maya... apa kau sudah gila? Diluar dingin sekali Maya....kau tau itu kan?" kata Rei khawatir.


" Rei....ijinkan aku, sebentar saja....tolonglah Rei, aku membutuhkannya. Aku janji akan segera kembali!" ucapku penuh harap.
Mereka hanya mengangguk dan aku pun berlalu keluar kamar sambil menyambar mantel tebalku.


Aku keluar pintu apartment, ya ampuun dingin sekali siang ini. Aku berjalan menuju taman dan aku duduk di salah satu ayunan, sambil mengayun-ayunkan perlahan dengan kakiku.


Aku tak merasakan dingin atau beku sama sekali, pikiranku melayang pada nya. Pada pak Masumi tentunya.... Ahh....aku rindu sekali padanya....Mengapa harus seperti ini jadinya? Tidak ada kabar, apalagi penjelasan tentang apa yang terjadi di kapal mewah itu. Semuanya hilang oleh waktu, namun tidak begitu dengan perasaanku padanya. Entahlah dengan perasaannya padaku. Karena sejak saat itu, kami hanya diam. Bertemu pun hanya saling berpandang tanpa bicara apa-apa. Rasanya aku ingin berteriak dan memeluknya. Ingin kuutarakan perasaanku sesungguhnya. Semuanya terhenti pabila ku ingat dia tetap melanjutkan pertunangannya bersama Shiori.


"Ah....sudahlah, semuanya tlah usai....." gumamku.


Tiba-tiba.....


"Apa yang tlah usai....mungil?" suara itu dari belakangku.


Dan aku mengenal suara itu, sangat mengenalnya, harum aroma tubuhnya dan desahan nafasnya.....ooohh mungkinkah?


Secepat pikiranku melayang, secepat itu pula dia bersimpuh di kakiku. Wajahnya tampak pucat kedinginan, yang menandakan dia telah berada lama di belakangku dan memperhatikan gerak-gerikku.


"Pak...pak Masumi...? Sedang apa anda disini?" tanyaku.


"Aku ingin meminta maaf padamu...mungil." ucapnya.


"Tidak ada yang harus dimaafkan pak, aku dan anda tidak ada yang salah" jawabku dengan mata berkaca-kaca.


"Mungil....trimakasih kau menemani ku di kapal itu, baru kali itu..aku merasakan bahagia." katanya dan dia mengusap air mataku.


"Pak Masumi...aku ingin berterimakasih padamu." kataku.


Aku merasa inilah saatnya mengatakan isi hatiku, aku tak berharap kasihku kan berbalas, karena aku tau itu tak mungkin. Tapi aku ingin melepaskan semua beban di hatiku karena terlalu berat menyimpan rasa itu terus-menerus.


Dia menatapku tajam dan memelukku. Aku perlahan melepas pelukannya, untuk memberinya pernyataan...


"Pak Masumi....aaku...menyukaimu...sangat.." ucapku.


"Mungil....." ucapnya dengan wajah kagetnya.


Dia memelukku kembali dan perlahan bibirnya menyentuh bibirku sangat lembut. Aku membiarkannya.... Dan untuk beberapa saat kami terbawa hanyut oleh kerinduan yang seakan tidak mengenal cuaca dingin di kala itu.


Perlahan dia melepaskan bibir dan pelukannya dariku.


"Mungil....maukah kau menungguku? Menunggu sampai semuanya bisa kuselesaikan dengan baik. Aku tidak ingin ada yang tersakiti dan kecewa. Aku yakin kau bisa mengerti akan hal itu". pintanya.


"Pak...Masumi....aku hanya ingin melepaskan apa yang kurasakan padamu. Aku tidak ingin membuatmu sulit dan menderita. Hanya itu pak....." ucapku hampa.


"Aku mengerti mungil..., tetaplah seperti itu, jagalah perasaanmu padaku sampai aku datang menjemputmu" katanya.


Dia memelukku kembali lebih erat...
Dan melepaskannya kemudian dia pergi meninggalkanku dalam kebahagian dan kesedihan, karena aku yakin hal itu butuh waktu lama. Sampai kapan dia akan menyelesaikannya? Pertunangannya bersama Shiori....ah....tapi aku akan menunggunya menjemputku. Yaa...seperti pintanya padaku.....seperti janjinya setahun.....dua tahun....tiga tahun.....berapa tahunpun....aku akan menunggunya.


Yaa....di february ini...my valentine's day..


I'll waiting for you.......my love...Masumi Hayami.




***the end***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Frens, pliz comment in here...