April 26, 2011

My Secret


Berawal ketika Maya dan Sakurakoji telah menyelesaikan test akting untuk bidadari merah..
Hingga saat itu, perasaan maya dan masumi masih samar-samar bagi mereka berdua. Masih ada keraguan, baik maya, maupun masumi....


Dan di ruang ganti...


Maya sedang merapikan dandanan akoya-nya sebelum jumpa pers. Terdengar seseorang mengetuk pintu.


Toktoktok! Toktoktok!


"Masuklah" balasku sambil tetap duduk di meja riasku


Ahh...ternyata Koji mengajakku untuk segera menemui para wartawan, padahal aku berharap yang datang adalah 'pengagum rahasiaku'. Koji tersenyum dan berkata:


"Maya....semua orang telah menunggu sang Akoya, apakah kau sudah siap?"


"Tentu Koji, trimakasih kau mau menjemputku" jawabku sambil bergegas menghampiri nya dan keluar dari ruangan tersebut.


 Namun tiba-tiba Koji memelukku, aku tak tahu mengapa dia bertindak seperti itu. Namun di sudut ruangan lain....aku melihatnya....yaa aku melihat pak Masumi yang melihat dengan pandangan tajam dan dingin ke arah kami. Aku segera dengan perlahan melepaskan pelukannya....


"Koji...Koji sudah...nanti kita terlambat bukan?!" kataku sebagai alasan agar dia mau melepaskan pelukannya.


"Maafkan aku Maya....maafkan, aku begitu terharu saat pementasan percobaan tadi. Membayangkan kau memang ingin memelukku.....maafkan aku"


Kami pun berjalan melewati lorong dimana pak Masumi berdiri, ketika itu dia hanya tersenyum padaku dan Koji. Entah apa yang dia pikirkan akan kejadian tadi. Tatapannya dingin dan kosong seolah mengatakan bahwa dia membenci adegan itu.


*****


Akhirnya aku sampai di depan apartementku, Koji mengantarku dengan motornya. Sikapnya semakin lembut padaku, entah mengapa terkadang aku masih tersipu bila dia menatapku dan memperlakukanku secara istimewa. Rei dan sahabatku yang lain sangat mendukung hubungan kami. Mereka slalu berharap aku bisa berteman lebih bersamanya. Namun entah mengapa, aku tidak bisa lebih mencintainya dari seorang teman.


"Trimakasih Koji...kau sudah mengantarku pulang, aku masuk dulu yaa" ucapku.


"Maya...besok aku ingin mengajakmu jalan-jalan, kau tak boleh menolaknya yaa. Aku mohon Maya biarkan aku merayakan pementasan tadi hanya berdua denganmu, kau mau kan?" tanyanya dengan berlalu dan meninggalkanku dalam kebimbangan.


Dengan langkah gontai aku menuju pintu apartement, masuk ke lift dan tak berapa lama aku sudah berada di depan kamarku. Namun aku benar-benar terkejut, saat kudapati Pak Masumi tengah berdiri dan melamun di depan pintu kamarku. Kehadiranku sedikit membuatnya menajamkan matanya dan berkata:


"Hallo Mungil....selamat ya pentas percobaan yang mengesankan" dia berkata sambil bertepuk beberapa kali.


"Ttrimakasih pak...oiya sedang apa anda disini? Aku lelah sekali dan ingin istirahat, jadi kumohon pergilah" pintaku untuk menghilangkan kegugupanku di hadapannya.


"Maya....kedatanganku hanya ingin mengajakmu menemaniku sebentar, kau maukan?" pintanya dengan sedikit memelas.


Dia menanti jawabanku sambil terus memandangku, sementara aku hanya diam, entah mengapa bibir ini tak mau mengeluarkan kata-kata apapun. Sehingga mungkin membuatnya geram dan menarik tanganku untuk keluar dari apartement dan masuk ke dlm mobilnya.


"Mungil...ada yang ingin aku katakan padamu" tegasnya padaku


Sambil melajukan mobilnya, dia terlihat sendu, seperti ada kesedihan di matanya. Aku tau dia pasti sedang ada masalah. Mungkin dengan tunangannya atau perusahaannya. Ah sudahlah, akupun tak peduli lagi, tapi yang jelas lelahku sekejap hilang karena berada di sisinya. Bebanku rasanya hilang, yaa aku mungkin bahagia bila di sampingnya.


Akhirnya pak Masumi menghentikan mobilnya tepat di tepi sebuah pantai yang indah. Suasana sudah mulai gelap, sepi sekali. Terlihat langit menguning dan dipenuhi burung-burung yang hendak kembali ke sarangnya masing-masing. Indah sekali pemandangan disini, pikirku. Tiba-tiba dia melepaskan jaketnya dan memasangkannya di bahuku.


"Kau kedinginan mungil? Pakailah...aku tidak ingin kau sakit nantinya". katanya.


"Pak Masumi...ada apa? Jangan membuatku penasaran dengan apa yang akan anda katakan padaku" balasku.


"Baiklah.....aku akan mengatakan apa yang ada dalam hatiku tentangmu...mungil...." ucapnya.


"Sebenarnya sebentar lagi aku akan melangsungkan pernikahan dengan Shiori, namun sebelum itu terjadi, aku harus menyelesaikan rasaku yang ada padamu...mungil!" tegasnya lagi.


Aku hanya tak mengerti rasa apa itu, apakah dia pernah mengatakan sesuatu padaku? Apakah ada hubungan antara kami berdua? Apa maksudnya? Walau dalam hati aku mulai mengerti bahwa rasa yang ada padaku, mungkin ada sedikit dia rasakan juga.


"Aku tidak ingin berbohong lagi Maya, aku tidak sanggup lagi menutupi siapa aku sebenarnya? Kau pasti ingin aku mengucapkannya bukan...mungil? tanyanya dengan mata berkaca-kaca.


Ada apa ini? Aku baru saja hendak menjawab....namun dia menarik dan memelukku. Pelukannya membuatku sedikit sesak tapi aku menikmatinya. Ah...pak Masumi...


"Maya.....aku...akkuu lah 'Mawar Ungu' pengagum rahasiamu" ucapnya dengan terbata-bata, sambil mengkencangkan pelukannya.


"Hhhmmm.....pak Masumi....sebenarnya aaku...aku sudah tau bahwa kau adalah 'DIA', namun aku hanya bisa melihatmu, karena aku tau.......anda sudah bertunangan" ucapku tegas.


Tiba-tiba dia melepaskan pelukannya dan menatapku dengan dalam.


"Maya....apakah itu benar? Kau sudah tau identitas 'pengagummu'? Mengapa....mengapa....kau hanya diam dan tidak mengatakan apa-apa padaku? Bukan kah kau sangat membenciku? Karena hal itulah yang kutakutkan darimu....mungil!" ujarnya penuh arti.


Tanpa kusadari, keberanianku muncul dan menjelaskan perasaanku padanya.


"Iya...itu dulu pak, aku memang pernah membenci anda. Namun entah mengapa, setelah aku tau 'pengagumku' itu adalah anda, aakku....aku merasa bahagia pak.......bahagia sekali.....karena rasa benci itu telah lama pergi sebelum aku mengetahuinya"


"Mungil.......mungilll" ucapnya sambil kembali memelukku dan....mengecup bibirku dengan lembut.


 Ahhhh..........pak Masumi......





                                          *****the end*****

1 komentar:

Frens, pliz comment in here...