Mei 28, 2011

My Weakness is My Strength



Rasanya tak sabar menanti kelanjutan manga ini. Maka aku mencoba berkhayal kelanjutannya. Namun tetap dalam kapasitas 'seandainya'.
Mohon pengertiannya...






Masumi berlari menghampiri dan mendapati Shiori yang tergeletak bersimbah darah dengan pergelangan tangan yang terluka. Semua orang berhambur memanggil ambulan dan Masumi terdiam membeku di tempatnya.


Beberapa saat di RS....


Masumi terlihat mondar-mandir sambil sesekali menghampiri jendela ruangan dimana Shiori sedang diberi pertolongan pertama.


Apa yang kau lakukan Shiori? Mengapa jadi seperti ini, apa yang harus kujelaskan pada keluargamu? Kau sangat keterlaluan Shiori?


Tak berapa lama, tuan Takamiya tiba di RS dan langsung menghampiri Masumi yang tampak kebingungan.


"Tuan Takamiya..." sapa Masumi sambil memberi hormat pada lelaki tua itu.


"Ah Masumi...apa yang terjadi sebenarnya?" tanya kakek Shiori.


Namun sebelum Masumi menjawab pertanyaannya, pintu ruangan itu terbuka dan seorang dokter keluar menghampiri mereka.


"Tuan Takamiya...keadaan cucu anda selamat. Dia akan pulih dalam beberapa saat lagi" ucapnya sambil memberi hormat dan berlalu.


"Syukurlah, trimakasih dokter" kata tuan Takamiya.


Tuan Takamiya pun mengajak Masumi untuk masuk ke ruangan Shiori. Masumi terdiam dan mengikutinya dari belakang. Ada rasa bersalah dalam hatinya.


*****


Shiori tampak pucat terbaring, pergelangan tangannya masih di perban. Begitupun jarum infus menusuk salah satu nadi di pergelangan sebelahnya.
Setelah beberapa menit, tuan Takamiya keluar dan meninggalkan Masumi di dalam ruangan itu.


Masumi terus memandangi wajah tunangannya itu. Ada rasa sedih, ada rasa kesal, semuanya bercampur aduk.


Shiori...bangunlah...sadarlah...
Aku ingin menyelesaikan semuanya lebih cepat. Aku tak ingin membuat siapapun menderita. Baik kau maupun Maya...



Cukup lama Masumi menemani Shiori dalam ketidaksadarannya. Tiba-tiba jari tangan Shiori mulai bergerak. Masumipun menghampiri dan memanggil namanya pelan.


"Shiori...Shiori..." panggil Masumi.


"Mmmm...Mmma..su..mi..kkaauu.." ucapnya lemah sambil perlahan membuka matanya.


"Iya Shiori, ini aku Masumi"
"Apa yang kau rasakan saat ini Shiori" tanya Masumi cemas.


Akhirnya Shiori membuka kedua matanya. Dia menoleh ke arah Masumi dan meminta Masumi mendekat.


"Ya ada apa Shiori? Sebaiknya kau istirahat saja"
"Kita bisa bicarakan semuanya setelah kau sembuh" kata Masumi sambil hendak pergi.


Namun Shiori menahan lengannya...


"Masumi...aku mohon maafkan aku" ucapnya sedih.


"Sudahlah...nanti saja" ucap Masumi lagi sambil melepas perlahan genggaman tangan Shiori.


"Masumi...aku akan tetap mempertahankanmu, kau harus ingat itu!" kata Shiori menegaskan dengan suara yang sangat lemah.


Masumi pun meninggalkan ruang perawatan Shiori. Dia tampak kesal dengan perkataan Shiori barusan. Tampak Masumi mengepalkan tangannya dan berhenti lalu menghantamkan kepalannya pada dinding RS.


"Keterlaluan dia! Bisa-bisanya dalam keadaan seperti itu, dia mengancamku" kata Masumi kesal.


Lalu dia menghubungi Mizuki dan menyuruhnya untuk memantau perkembangan Shiori.


* Di Studio Kids *


Maya terduduk lesu saat mengingat bahwa Koji mengacuhkannya. Dia sadar pasti Koji sangat marah padanya. Dia mencoba menenangkan diri dengan mengingat kembali masa-masa bahagianya bersama Koji. Dia yakin Koji pasti sangat mengerti keadaannya, pikir Maya.


Yaa...aku yakin pasti Koji akan mengerti dengan perasaanku.....
Koji...maafkan aku...



Mayapun keluar studio dan berjalan menuju pintu keluar. Langkahnya terhenti ketika seseorang memanggil namanya.


"Maya.." pria itu memanggilnya.


Maya pun membalikkan badannya. Ternyata pak Kuronuma telah memperhatikan Maya dari tadi. Dia merasa bingung dengan situasi ini. Pak Kuronuma ingin menanyakan langsung pada Maya.


"Ah anda belum pulang pak Kuronuma?, saya kira tinggal saya sendiri di sini" ucap Maya sedikit kaget.


"Maya..bisa kita bicara sebentar?" tanyanya.


"Tentu pak, bagaimana jika kita ngobrolnya sambil minum susu hangat pak? tanya Maya tersenyum.


Merekapun berjalan menuju ke sebuah warung kecil tak begitu jauh dari studio.
Setelah duduk dan memesan minuman hangat, mereka mulai berbicara serius. Maya menceritakan kejadian sebenarnya pada pak Kuronuma. Pak Kuronuma tampak terkejut mendengar penjelasan Maya. Dia hanya bengong dan menggelengkan kepala tak percaya.


"Pak Kuronuma...saya mohon anda untuk merahasiakan masalah ini dari siapapun" ucap Maya sambil membungkuk.


"Maya...aku tidak peduli ada masalah apa antara kau, Koji dan pak Masumi tentunya. Tapi aku berharap masalah ini tidak mengganggu pementasan uji coba kita nanti" ujar Pak Kuronuma putus asa.


"Saya pun tidak tahu akan begini, saya hanya bisa meminta maaf pada anda" kata Maya haru.


"Maya..apa boleh aku memberi saran" tanyanya lagi.


"Saya senang selama ini anda begitu percaya dengan kemampuan saya, oleh sebab itu saya merasa anda harus tau masalah apa antara aku dan Koji" ucap Maya agak terisak.


"Maya...aku hanya ingin tau, apakah perasaanmu pada tuan Masumi benar? Bukankah..bukankah.." ujar Pak Kuronuma bingung.


"Saya juga tak menyadarinya pak. Saya hanya benar-benar merasakan yang tak kurasakan pada pria lain" ucap Maya pelan.


Mereka pun terdiam cukup lama. Mereka berpikir dengan pikirannya masing-masing.
Akhirnya mereka pun pulang ke rumah masing-masing dengan perasaan yang sama-sama galau.


Maya tiba di apartemen dan Rei telah menantinya. Maya tau pasti Rei sudah mendengar berita mengenai dirinya, pak Masumi dan nona Shiori. Maya merasa tak tau harus menjelaskan dari mana pada sahabatnya itu.


"Rei...aku tau kau pasti ingin menanyakan sesuatu padaku bukan?" tanya Maya.


"Maya...aku hanya ingin kau mengatakan kemana kau dua malam yang lalu? Mengapa kau tak pulang?" tanya Rei tanpa menjawab pertanyaan Maya sebelumnya.


"Oke Rei...aku akan menceritakan semuanya. Asal kau harus janji ini hanya kita yang tau" ujar Maya serius.


Maya pun bercerita pengalaman bermalam di kapal pesiar mewah Astoria dengan semangat. Dan yang membuat Rei terkejut adalah saat Maya menyebut nama pak Masumi. Berarti mereka bermalam bersama di kapal itu, pikir Rei. Maya tak memperdulikan reaksi wajah Rei, dia terus saja menceritakan bagaimana Shiori melihat mereka, sampai akhirnya Koji mengalami kecelakaan itu. Wajah Rei sedikit memelas mendengar peristiwa Koji tersebut. Dia jadi mengerti apa yang dirasakan sobatnya itu. Karena terakhir dia melihat Maya mulai terisak dan menangis.
Rei pun menggenggam jemari Maya.


"Maya...aku sudah paham semuanya. Kau tenang saja pasti semua akan baik-baik saja" ujar Rei menenangkan Maya.


Tapi kemudian dia teringat pak Masumi...


Ah..aku hampir lupa bahwa Maya sangat membenci lelaki itu? Tapi mengapa mereka bisa begitu akrab malam itu ya? Atau jangan-jangan Maya memang menyukainya, begitupun sebaliknya!



Rei menggaruk kepalanya dan ingin menanyakannya langsung pada Maya. Namun dia urungkan niatnya itu karena dia lihat Maya masih shock.


*Di Gedung Daito*


Masumi sedang membaca beberapa dokumen. Mizuki masuk dan mengabarkan bahwa Shiori akan pulang dari RS hari ini. Masumi pun menanyakan keadaan terakhir Shiori.


"Lalu...bagaimana keadaannya?" tanya Masumi sedikit cemas.


"Saya dengar Shiori sempat banyak kehilangan darah tapi sudah mendapat donor. Dan sebelum saya kesini, nona Shiori sudah dalam keadaan baikan" ujar Mizuki menjelaskan.


Masumi lega mendengarnya, dia mulai bingung harus bagaimana selanjutnya. Dia teringat ancaman Shiori waktu di RS beberapa hari yang lalu. Mizuki menyadari bos-nya sedang memikirkan sesuatu.


"Pak...apa ada yang harus aku kerjakan lagi?" tanya Mizuki pelan.


"Mmmm...tidak, kau boleh pergi" perintah Masumi.


Mizuki pun memberi hormat dan beranjak hendak pergi. Langkahnya terhenti ketika Masumi mengatakan sesuatu yang harus dilakukannya.


"Mizuki...bisa kau membantuku?" pinta Masumi datar.


Mizuki langsung membalikkan badan dan menganggukkan kepala, tanda bahwa dia akan melaksanakan perintah bos-nya itu.


"Ada apa pak? Saya akan berusaha membantu anda" ucapnya tegas.


Masumi pun mulai menceritakan peristiwa di pelabuhan hingga masalah Koji yang kecelakaan. Tampak Masumi terpukul dengan itu, Mizuki menyadari bahwa bos-nya itu sedang dalam posisi yang serba salah.


"Jadi anda menyuruh saya memantau perkembangan Maya, Koji dan latihan nya pak?" tanya Mizuki memastikan.


"Tidak semuanya Mizuki, aku hanya ingin Maya tetap tenang dan bisa sukses dengan uji coba nanti" kata Masumi.


"Baiklah tuan, kalau begitu saya permisi" Mizuki pun pamit dan meninggalkan ruangan Masumi.


*Di Kediaman Takamiya*


Shiori baru saja kembali dari RS. Dia tampak masih lemah, sehingga seorang pelayannya membopong badannya. Tampak tuan Takamiya begitu cemas melihat keadaan cucu nya tersebut. Namun dia tetap tenang di depan Shiori. Dia tau sebenarnya apa yang dirasakan Shiori.


"Shiori....kau harus istirahat untuk beberapa hari ke depan" ucap tuan Takamiya sambil memanggil seorang pelayan untuk mengingatkan hal itu.


"Kakek...aku bukan anak kecil lagi, sebentar lagi aku akan menikahi Masumi kan!" kata Shiori sedikit merayu kakeknya.


"Sudahlah jangan membuat alasan untuk keluar rumah lagi" ujar tn.Takamiya sambil menepuk bahu Shiori dan berlalu meninggalkan Shiori.


Shiori mulai berpikir apa yang harus dia lakukan. Dia tak ingin kehilangan lelaki yang dicintainya. Apalagi hanya untuk ke pelukan gadis itu, pikirnya.
Dia duduk termenung sambil memandang taman di luar jendela.


Masumi...aku tidak akan pernah menyerahkan kau pada gadis itu. Aku sangat mencintaimu Masumi. Akan kuberikan dan lakukan apapun untuk bisa memilikimu...



Shiori pun masuk ke kamarnya dan menangis tersedu-sedu. Tanpa dia ketahui, kakeknya berdiri di balik pintu kamarnya. Tuan Takamiya sangat sedih dengan keadaan cucu kesayangannya tersebut.


Shiori masih menangis ketika Mizuki datang berkunjung. Mizuki membawa sebuket bunga dari Masumi. Seorang pelayan pun mengantarkannya menuju kamar Shiori.


"Nona...ada tamu untuk anda, nona Mizuki" kata pelayan.


Shiori kaget dan langsung mengusap pipinya yang basah. Dia pun mempersilahkan pelayan membawa Mizuki ke ruangannya.


"Selamat siang nona" sapa Mizuki sambil memberi hormat.


"Duduklah Mizuki" ujar Shiori sambil menuangkan teh di gelas untuk Mizuki.


"Bagaimana kabar anda nona? Tuan Masumi menyuruhku mengantarkan ini. Dia meminta maaf karena belum sempat menjenguk" ucap Mizuki pelan.


Shiori hanya diam dan memandangi buket bunga yang diberikan Mizuki. Dia meraba dan menciumnya. Tak terasa airmatanya menetes. Dan itu membuat Mizuki serba salah.


"Nona Shiori...apa anda baik-baik saja?" tanya Mizuki melepas kebingungannya.


"Trimakasih kau mau menjengukku dan aku senang Masumi masih menanyakan kabarku" ujarnya terisak.


"Nona..." ucap Mizuki tak mengerti perkataan Shiori.


Namun dia hampir lupa dengan apa yang dikatakan Masumi sebelum dia pergi kesini. Berarti Shiori sudah menyadari "penggemar rahasia" Maya.


"Aku..tidak mengerti Mizuki, apakah yang kulakukan salah. Aku hanya tak ingin siapapun mengambil Masumi dariku" ucapnya lirih.


"Maaf nona Shiori saya tidak mengerti maksud anda?" tanya Mizuki pura-pura tidak tau apa-apa.


Shiori memandangi Mizuki dan menggenggam tangan Mizuki. Dan berkata:


"Mizuki...bagaimana bila tunanganmu menyukai gadis lain? Apakah mereka bisa mencampakkanku begitu saja? Apakah harus aku yang mengerti perasaan mereka?" suara Shiori mulai keras.


"HAAHH...JAWAB MIZUKI! Mengapa bukan gadis itu yang pergi? Bukankah dia mencoba menarik perhatian tunanganku?" ucapnya teriak dan terisak.


Aku merasa kasihan, pikir Mizuki. Dia mencoba menenangkan Shiori dan memberinya teh agar berhenti terisak.


"Nona Shiori...minumlah dulu, agar anda bisa lebih tenang" kata Mizuki sambil memberikan teh pada Shiori.


Setelah lama terdiam, Mizukipun akhirnya mohon pamit karena masih ada tugas lain.
Selama di perjalanan Mizuki mulai memikirkan semua yang diucapkan Shiori tadi. Dia mulai merasa kasihan pada Shiori.


Pak Masumi...bagaimana ini? Anda lah orang yang paling bertanggung jawab akan masalah ini! Ada dua orang gadis yang sedang menanti kepastian dari anda? Namun aku melihat nona Shiori begitu rapuh, sehingga aku berpikir dia pasti akan mati bila anda meninggalkannya.



*Sementara di kediaman Hayami*


Tuan Eisuke memanggil Asa, dia menanyakan kabar terakhir Masumi dan Shiori. Asa hanya mengatakan bahwa nona Shiori telah kembali ke kediamannya karena sudah baikan. Eisuke tampak mengernyitkan dahi-nya.


Ketika mereka asyik berbincang, terdengar suara pelayan menyapa Masumi. Ternyata Masumi sudah datang, Eisuke langsung menyuruh Asa memanggil anaknya tersebut untuk menemuinya di ruang keluarga.


Tak berapa lama, Masumi datang menghampiri ayahnya.


"Ayah...kau memanggilku?" tanya Masumi mengawali pembicaraan.


Tuan Eisuke membalikkan kursi rodanya dan menyuruh Masumi duduk. Dia memandangi Masumi. Namun Masumi berusaha tak melihat ayahnya tersebut.


"Masumi...pandang aku!" pinta Eisuke datar.


"Aku sudah tau apa yang akan kau bicarakan" ucap Masumi.


"Kau harus ingat, perusahaan itu, bukan yang lain!" kata Eisuke tegas.


"Ayah tak perlu khawatir soal itu, aku akan selalu mengingatnya" kata Masumi sedikit kesal.


"BAGUS!!!" ucap Eisuke sambil meninggalkan Masumi di ruangan besar itu.


Masumi geram dengan sikap ayahnya, namun dia tak bisa lakukan apa-apa. Masumi pun masuk ke kamarnya dan duduk dalam kegelapan malam di balkon.
Dia terbayang saat Maya memeluknya dan semua pernyataan Maya membuatnya tersenyum sendiri.


Maya...Maya...aku akan menunggumu sampai kapanpun...
Apapun yang terjadi kau juga harus menungguku...Mungil...
Maya...Maya...Mayaku...



Masumi pun tertidur di kursi malas. Ditemani semilir angin malam itu, sepertinya menambah indah mimpinya tentang wanita yang dicintainya. Masumi tampak bahagia.




*Keesokan harinya..*


Maya dan Rei datang ke RS untuk mengunjungi Koji. Tapi ternyata seorang perawat mengatakan bahwa Koji baru saja di perbolehkan pulang dan menjalani perawatan di rumah. Akhirnya Maya dan Rei langsung bergegas ke kediaman Koji.


Kedatangan mereka disambut dingin oleh Koji. Tapi Maya ngotot tetap berada disana sampai Koji mau berbaikan dan mendengarkan penjelasan darinya.


Rei berusaha membujuk Maya pulang.


"Maya...ayo sebaiknya kita pulang" ajak Rei pada Maya.


Namun Maya bersikukuh tetap disana dan menyuruh Rei pulang duluan. Rei menolaknya. Dia hanya meninggalkan Maya berdua dengan Koji di ruang tamu. Sementara Rei menunggu di teras bersama adik perempuan Koji.


Maya mulai membujuk koji...


"Koji...aku mohon bicaralah padaku" ucap Maya memelas.


Koji hanya diam termenung memandang ke luar jendela. Entah apa yang dirasakannya.


"Koji...maafkan aku membuatmu seperti ini. Aku..aku.." kata Maya lagi mulai terisak.


Koji sangat benci melihat wanita yang dicintainya menangis. Dia tak tega melihat Maya merasa bersalah seperti saat ini. Dia pun mulai luluh...


Maya...Maya...maafkan aku juga, ingin rasanya aku memelukmu saat ini. Tapi semua peristiwa itu begitu membuatku shock...



"Koji...apa saat ini kau benar-benar tak ingin aku disini? Baiklah besok usai latihan, aku akan datang lagi" kata Maya sambil berdiri hendak pergi.


TIBA-TIBA...


Koji membalikkan tubuhnya dan berkata:


"Maya...kumohon jangan pergi!" ujarnya pilu.


Maya pun tersenyum dan langsung menghampiri Koji, mereka saling pandang. Namun tatapan Koji mengisyaratkan kerinduan akan wanita yang dicintainya itu. Berbeda dengan Maya yang merindukan kesembuhan teman terbaiknya tersebut.


Koji meminta Maya mendekati kursi rodanya. Maya senang sekali Koji mau berbicara kembali dengannya.


Maya pun membungkukkan badannya dan memegang tangan Koji. Koji tampak kaget. Wajahnya merah dan ia berusaha melawan hasratnya.


Maya...Maya...aku begitu mencintaimu dan aku marah akan perasaanku sendiri...


"Ah..Koji kau harus banyak istirahat, agar kondisimu cepat pulih" kata Maya lembut.


"Maya..maafkan aku membuatmu bingung" balas Koji.


"Sudahlah...aku sangat mengkhawatirkanmu Koji" ucap Maya yang membuat Koji semakin tak kuasa.


Tiba-tiba dia menarik lengan Maya dan menjatuhkan ciuman di bibir Maya. Maya kaget dan berusaha menjauh dari Koji. Namun tangan Koji begitu kuat merengkuhnya.


"Maya..maafkan atas yang baru saja kulakukan" kata Koji malu.


"Koji...aku ingin kau memahami perasaanku" kata Maya datar.


"Maya...apa slama ini kau memikirkan pak Masumi?" tanya Koji sedih.


Wajah Maya langsung merah karena pertanyaan Koji tersebut. Dia hanya menunduk..


"Ya Koji...semuanya terjadi tanpa aku sadari. Perasaan itu entah sejak kapan datangnya" ucap Maya pelan.


Koji jadi gelisah dan bingung...


"Maya...bukankah kau sangat membencinya?" tanya Koji memastikan.


"Sudahlah Koji...jangan membahasnya lagi. Saat ini yang terpenting adalah kesembuhanmu" ujar Maya menenangkan Koji.


"Baiklah...aku mengerti dan aku juga tak ingin melihatmu sedih Maya" ucap Koji.


Maya pun merasa sudah lega, ia berniat akan pamit. Tapi Koji masih memeluknya.


"Koji...aku harus pulang, besok aku akan menjengukmu usai latihan" pinta Maya sedikit ingin melepaskan pelukan Koji.


Namun Koji semakin mengeratkan dekapannya. Dan berkata:


"Maya...benarkah saat ini kesembuhanku adalah hal terpenting bagimu? tanya Koji.


Maya memandang Koji dan matanya penuh tanda tanya pada Koji.


Koji akhirnya menggenggam tangan Maya. Dia menatap Maya tajam beberapa saat. Hingga Maya menggerakkan genggaman Koji ingin pamit.


"Koji...ada apa? Aku harus pergi, tapi mengapa kau tampak gugup dan pucat?" tanya Maya khawatir.


Sementara Koji ingin sekali memeluk kembali gadis itu. Dia sudah tak kuasa menahannya. Dia merasa bahwa pak Masumi mempermainkan Maya. Dan dia tidak rela!


"Maya...bisa kau bantu aku berdiri?" pinta Koji.


Mayapun membantu Koji berdiri dan membawanya bersandar pada sebuah dinding dekat jendela. Maya pun hendak pergi.
Namun tangan Koji begitu cepat menarik Maya kembali ke dalam dekapannya. Sontak Maya kaget dan coba berontak. Tapi tubuhnya begitu lemah.


"Maya..ijinkan aku memelukmu lagi, tapi ini untuk selamanya" pinta Koji lirih.


Maya terpaku pilu mendengarnya...


"Aku...aku sangat mencintaimu Maya" ucap Koji lagi.


Maya benar-benar sedih dengan apa yang dirasakan Koji. Dia ingin Koji bahagia seperti dulu lagi. Dia mulai merasa bersalah kembali atas kecelakaan yang menimpa Koji.


"Koji...cepatlah sembuh untukku" ucap Maya pelan.


Kata-kata Maya membuat Koji senang dan semakin erat merengkuh wanita yang dicintainya tersebut. Koji mulai lepas kendali, penciumannya mulai mencium wangi rambut Maya, telinga dan bibir.


Maya tampak pucat dengan keadaan ini. Dia pun berontak sekuat tenaga dan memanggil Koji perlahan.
Namun Koji begitu larut dengan cintanya pada Maya. Dia menyentuh lembut bibir Maya. Mengecupnya dan melumatnya sekali.


Wajah Maya merona, ia terus menghindari kecupan itu. Namun semakin menghindar, Koji pun semakin bersemangat melakukannya. Akhirnya Maya diam, dia hanya tak ingin membuat Koji lebih menderita lagi.


Cukup lama Koji menciumi Maya. Hingga Koji terengah-engah. Berulang kali Maya berusaha melepaskan pelukan Koji, tapi lelaki itu tak membiarkannya.


Akhirnya Koji perlahan melepas ciumannya pada bibir mungil Maya. Dia tertunduk malu.


"Maya...maafkan aku" ucapnya lembut.


Maya membawa Koji kembali ke kursi rodanya. Kemudian Maya merapikan rambutnya yang sedikit berantakan karena Koji.


Dia menatap Koji. Koji balas menatapnya dengan senyuman.


"Koji...aku senang bisa membuatmu tersenyum padaku lagi" ujar Maya lesu.


"Iya..saat ini hanya kau bisa membuatku sembuh dan tersenyum kembali" kata Koji tegas.


Maya kaget dengan pernyataan Koji dan memalingkan wajahnya. Koji menatap Maya tajam. Dalam pikiran Koji, dia tidak akan melepaskan gadis ini pada Masumi.


Dia mengepalkan tangannya karena merasa tak berdaya dengan keadaannya. Dia tak bisa berada di sisi wanita yang dicintainya itu.


Akhirnya Maya pun pamit. Sebelum pergi, Koji mengingatkan Maya untuk selalu menjenguknya. Maya mengerti dan mengiyakan kemauan Koji.
Rei dan Maya kembali ke apartemen. Maya menceritakan apa yang dilakukan Koji padanya. Dan Rei kesal, dia menyarankan Maya untuk tidak datang lagi kesana.








*****bersambung*****

3 komentar:

  1. ceritanya bagus-bagus. tapi ko boleh saran nech ya......selesaikan satu atau dua cerita dulu baru buat yang baru. jadi pembaca ga bingung!!!!!

    thanks

    BalasHapus
  2. Iya mba...makasih bgt atas masukannya. Mudah2n sy bisa cepat nyelesein semuanya yah...
    skali lg tq...

    BalasHapus
  3. salam kenal sista....yg ini juga bagus...suka dgn alurnya....makasih ya...selalu ditunggu lanjutannya..

    BalasHapus

Frens, pliz comment in here...