November 14, 2011

Promise -4-






BRRRAAAAAKKKK!!!!


BBRRRUUUKKKK!!!!


BBRRRAAAAAKKK!!!


BBBRRRUUUUKKK!!!!


Beberapa kali terdengar suara hantaman benda-benda dari ruangan kerja si pria itu.


Sepertinya dia sedang gelisah dan marah. Hampir semua barang yang ada di atas meja kerjanya, terlempar. Berserakan di lantai ruangannya.


Tidak ada seorang pun yang berani mendekati ruangan tersebut. Semuanya memilih untuk pergi dan mengundur jadwal bertemu dengannya. Itu mungkin lebih baik daripada menambah suasana menjadi lebih kacau lagi.


"Maya....." gumamnya lelah.


Sementara itu di kediaman Maya Kitajima...


BRRRRAAAAAKKKKK!!!!


DAAAAAMMMM!!!


Dari kamar nyonya rumah itu, terdengar pula beberapa kali suara benda terjatuh ke lantai. Beberapa guci dan pigura photo terjatuh dan berserakan di lantai kamar.


Tampak Maya terduduk lemah di tepi tempat tidur besar itu. Wanita tersebut sangat depresi. Matanya sembab, dia selalu saja seperti itu bila mengingat putrinya.


"Selamat ulang tahun, nak. Maafkan ibu...maafkan ibu...." gumam Maya sambil terisak.


Kembali dia mengusap airmata yang mengaliri pipi putihnya. Sambil memegang perut, Maya terus bergumam sedih.


"Seharusnya aku bisa mempertahankanmu! Mengapa aku begitu egois untuk hidup...dan membiarkanmu pergi? Mengapa...." Maya terisak sedih.


Tangannya kemudian mengepal dan memukul tubuhnya sendiri. Hatinya sedang merasa sangat sedih dan putus asa. Kenangan bersama sang suami dan putri kecilnya selalu membayangi setiap langkahnya.


"Bagaimana bisa aku membiarkannya terus begini? Hiikkss..bagaimana aku bisa berjanji kepadanya? Sementara dia sangat egois dan tak peduli dengan perasaanku? Aku begitu bodoh, telah mempercayainya selama ini?" kata Maya lesu.


Aku memang pernah sangat mencintaimu...
Tapi cinta itu telah membunuhku...
Membunuh semua harapanku padamu...


Airmata terus mengalir deras dari matanya. Dunianya memang benar-benar mati sejak beberapa tahun lalu.


Kala itu jauh sebelum pernikahan Maya.....


>>>>>


Hubungan Maya dan Masumi tidak pernah terjalin dengan baik. Walau keduanya saling mencintai namun takdir berkata lain. Maya yang sangat mencintai Masumi, rela menyerahkan segalanya kepada Masumi. Termasuk kehormatan dirinya sebagai seorang wanita. Kejadian itu tepat dua hari sebelum Masumi menikahi Shiory.


Waktu akhirnya membawa Masumi menikahi Shiory! Pernikahan itu begitu meriah dan sangat mewah. Eisuke sangat antusias dengan pernikahan tersebut. Waktu itu Masumi meninggalkan Maya dalam kebingungan dan kehampaan.


"Bagaimana aku harus menghadapi semua ini?" tulis Maya dalam sebuah suratnya kepada Masumi yang dititipkan melalui Hijiri.


"Masumi...kau tahu bahwa aku sangat mencintaimu, hingga rasa benciku semua sirna. Bahkan aku telah merelakan sesuatu yang paling berharga di diriku untukmu"


"Mengapa begitu tega melakukan ini semua padaku? Mengapa kau tidak berani untuk memungkiri dan menghindari pernikahanmu dengan nona Shiory?"


Masumi sempat menangis ketika membaca surat itu, ditemani Hijiri yang sedari tadi mencoba memberikan pendapat dan solusi dalam masalahnya. Hati pria tampan itu sama hancurnya seperti yang dirasakan oleh Maya.


"Hijiri, bagaimana aku harus menjalani semua ini? Akupun merasakan kesedihan seperti yang gadis itu rasakan?" kata Masumi jujur.


Hijiri mengangguk saja dan menatap lekat atasannya...
Dia turut sedih dengan masalah yang melilit Masumi. Dengan sabar dia mendengarkan semua keluhan dan curahan hati Masumi.


Pak Masumiii...saya sangat mengerti posisi anda...
Tapi jika aku menjadi diri anda, maka aku akan melawannya...
Akan aku pertahankan cinta sejatiku sampai kapanpun...
Dan apapun rintangannya...


Satu bulan berganti, hingga akhirnya Maya mulai merasakan ada yang tidak biasa dengan tubuhnya. Maya hamil!!!
Mengetahui itu Maya sangat putus asa. Maya sempat kebingungan dan linglung karena kehamilannya. Maya benar-benar depresi dan mencoba untuk bunuh diri. Beruntung Hijiri berhasil mencegahnya.


Dengan susah payah dia berusaha memberi Maya kekuatan dan nasehat. Hanya Hijirilah yang paling dekat dan mengerti akan dirinya saat itu. Hampir setiap waktu Maya mencurahkan kesedihan dan kehancuran hatinya pada Hijiri. Sedang Masumi tidak pernah tahu dengan kehamilan Maya.


"Kak Hijiri, apa aku terlalu bodoh?" tanya Maya lirih. Hijiri mendekatinya dan menggenggam jemari gadis mungil tersebut.


"Tidak Maya, mungkin aku akan melakukan hal yang sama jika dalam posisi sepertimu" jawab Hijiri menguatkan Maya.


Masumi mendengar berita Maya yang begitu putus asa karenanya. Masumi mencoba menghubungi dan meminta maaf beribu kali pada Maya.


Masumi masih sering mencari waktu untuk menemui Maya, namun Maya menghindarinya. Maya sadar akan status Masumi, walau dirinya hamil karena pria itu. Maya ingin mengubur semuanya.
Selain itu Shiory pun tentu dengan sangat hati-hati menjaga Masumi. Sampai mengawasi seluruh gerak-gerik suaminya.


"Sebaiknya kau tidak usah menemuiku lagi, Masumi!" ujar Maya sedih ketika Masumi menemuinya di suatu tempat.


"Mungil, bagaimana kau bisa berkata demikian? Aku masih sangat mencintaimu. Apakah kau tidak pernah mengerti hal itu?" balas Masumi pada Maya.


Tangannya begitu ingin merangkul gadis mungil di hadapannya, namun Maya mengelak dan menolak semua sentuhan dari Masumi.


"Pengertian yang bagaimana yang kau inginkan lagi dariku? Apa selama ini semuanya belum cukup? Mulai sekarang, lupakan semuanya! Jagalah pernikahanmu bersama nona Shiory!" kata Maya terakhir sebelum dia pergi berlari menjauh dari Masumi.


Masumi berusaha mengejarnya, namun Maya terlalu lincah menyelinap di keramaian kota malam itu.


Pertemuan itu semakin membuat Maya sedih. Semua kesedihan itu Maya curahkan pada Hijiri. Hampir setiap hari tatkala perasaannya sedang putus asa, Hijiri datang dan bersedia mendengarkannya. 


Kebersamaan itu membuat Hijiri merasa iba dan menyayangi Maya dengan sepenuh hati. Sampai pada suatu hari Hijiri memberanikan diri untuk meminta ijin pada Masumi. Hijiri ingin menjaga Maya selamanya. Hijiri menyadari bahwa semakin lama, perut Maya akan semakin membesar. Dan itu akan membuat aib bagi nama Maya yang dikenal sebagai aktris drama terkenal.


Mengetahui maksud Hijiri, Masumi tak terima. Mereka pun sempat beradu otot dan bersitegang. 


Masumi melayangkan tinjunya pada Hijiri. Hijiri yang merasa bersalah mencintai Maya, tak membalas tinjuan dari Masumi. Maya mengetahui itu dan segera melerai keduanya. Ketika itu Maya sempat menampar Masumi dan mengatakan bahwa dirinya akan senang hati menjadi kekasih Hijiri.


Masumi sangat marah dan kesal dengan peristiwa itu. Hingga dia menyuruh beberapa anak buahnya untuk menghabisi nyawa Hijiri. 


Tapi sayang rencana itu tak berhasil. Karena takut Hijiri pun mengajak Maya untuk melarikan diri ke negara lain. Maya menyetujuinya sebagai rasa terimakasihnya pada pria yang telah begitu baik kepadanya selama ini. Dan pertimbangan bahwa kehamilannya akan segera tampak.


Maya dan Hijiri melarikan diri ke New York. Di sana mereka hidup serba kekurangan. Seluruh aset dan gaji Hijiri ditarik oleh Masumi. Karena keadaan akhirnya Maya menerima cinta Hijiri. Mereka pun menikah di sebuah gereja kecil di pinggiran kota New York. 


Keduanya harus banting tulang untuk mencukupi kebutuhan mereka. Sementara waktu berjalan, perut Maya semakin membesar. Beban hidup bertambah berat bagi Maya dan Hijiri, mereka kini harus mempersiapkan mental dan materi untuk membiayai calon bayi yang dikandung oleh Maya nanti.


Nasib baik berpihak pada Maya dan Hijiri. Seorang pengusaha ingin mempekerjakan Hijiri di perusahaannya. Belum lagi mereka ditawari untuk tinggal di rumah megah pengusaha tersebut, yang memang belum memiliki istri. Karena kepandaian dan kejujuran Hijiri, pengusaha itu begitu tergantung padanya. Seluruh aset dan dokumen penting perusahaan diserahkan pada Hijiri. Hijiri banyak belajar darinya.


Waktu berjalan hampir 2 tahun, anak Maya dari Masumi telah berumur satu tahun lebih. Putri kecil itu diberi nama Naori. Walau bukan darah dagingnya, Hijiri begitu sayang pada Naori. Begitupun sang pengusaha tersebut. Dia menganggap Naori seperti cucunya sendiri. Hingga akhir hayatnya, dia menyerahkan semua kekayaannya pada Naori. Tentu saja itu membuat kehidupan Maya dan Hijiri berubah 360 derajat.
Harta dan kekayaan yang bergelimang menjadi milik mereka. Hijiri bertambah menyayangi keluarga kecilnya. Dengan kehidupan yang baru, keluarga kecil itu tampak sangat bahagia.


Sedikit demi sedikit Maya mulai memiliki rasa sayang pada Hijiri. Selain itu Hijiri sangat menyayangi Naori, putrinya dari Masumi. Sikap dan kasih sayang Hijiri membuat Maya luluh dan percaya bahwa bersama pria itulah dia akan hidup bahagia selamanya.


Lima tahun pernikahan mereka, barulah Maya menyerahkan dirinya pada Hijiri. Hingga akhirnya Maya mengandung anak dari Hijiri. Naori sangat senang mengetahui bahwa dirinya akan mempunyai adik. Apalagi Hijiri sangat bahagia. 


Setelah merasa siap, Hijiri memutuskan untuk kembali ke Jepang. Bersama Maya dan Naori, Hijiri kembali ke Tokyo. Mereka membeli sebuah rumah megah di tengah kota Yokohama, tempat kelahiran Maya. Hijiri pun memulai membangun cabang dari perusahaannya dari New York di Yokohama hingga Tokyo. Sementara itu waktu berjalan begitu pula dengan usia kehamilan Maya yang memasuki bulan ke tujuh. 


Namun pada saat itu, entah darimana Masumi Hayami mengetahui keberadaan keduanya. Masumi yang masih sangat mencintai Maya masih saja tidak bisa melepaskan wanita itu kepada siapapun. Sementara dia dan Shiory belum juga dikaruniai anak. Hati Masumi sangat cemburu setelah mengetahui kehidupan Maya dan Hijiri yang diluar dugaannya.


"Aku tidak akan membiarkanmu mendapatkannya! Aku sangat yakin jika Maya masih mencintaiku!" gumam Masumi ketika mobilnya berhenti di depan sebuah rumah Maya di Yokohama. 


Mungil...maafkan segala keegoisanku...
Aku meninggalkanmu hanya untuk Daito, bukan karena Shiory atau siapapun...
Aku ingin membahagiakanmu, sangat ingin sayang...
Aku tahu pengorbananmu untukku...


Mungil...ijinkan aku kembali...


Padahal ketika itu Maya sedang benar-benar menikmati rasa sayangnya yang sedang tumbuh pada Hijiri. Dengan kandungannya yang semakin membesar, Maya menjalani harinya bersama Naori dan Hijiri dengan sangat bahagia. 


Sampai di suatu siang...


KKRRIIINNNG!!!


Dering telepon di ruang keluarga mengejutkan Maya yang sedang menikmati televisi.


Maya mengangkatnya!


"Halo...Mungil" sapa suara Masumi dari depan gerbang kediaman Maya.


Maya sempat tertegun mendengar suara yang telah lama tidak dia dengar. Ada rasa bahagia saat itu...


"Masumi...pak Masumi" sahut Maya gugup, sambil memegangi perut besarnya.


"Bagaimana kabarmu? Aku sangat merindukanmu" ucap Masumi tanpa basa-basi.


Pipi Maya merona seketika. Pria yang meneleponnya adalah pria yang selalu ada di hatinya selama ini. Pria yang pertama kali dia serahkan kehormatannya. Pria yang selalu menghalangi rasa cintanya untuk Hijiri.


Bagaimana ini? Mengapa dia tahu keberadaanku dan Hijiri?


Maya tertegun...


"HALO....HALOO....MUNGIIILL!!!" suara Masumi agak keras memanggil Maya karena Maya cukup lama terdiam kaku.


Maya menutup teleponnya!


KKLLLIIKK!!!


Tangannya masih gemetar karena kaget dengan kemunculan Masumi yang tiba-tiba setelah bertahun lamanya.


Maya menutupi hal itu dari Hijiri. Dia tidak ingin suaminya bersedih dan gelisah karena hal itu. Sementara itu Masumi semakin gencar menghubungi Maya. 


Perlahan tapi pasti Masumi berhasil membujuk Maya untuk menemuinya di sebuah tempat. Karena rasa cinta Maya yang begitu besar pada Masumi, akhirnya Maya pun bersedia bertemu secara diam-diam dengan Masumi.


Pertemuan itu berlangsung beberapa kali. Hingga suatu malam, Masumi berhasil membuat Maya keluar rumah. Mereka hampir saja menghabiskan malam bersama. Hijiri berhasil memergoki keduanya.  Pria itu sangat terpukul dan marah karenanya. Kedua pria itu pun terlibat adu jotos hingga keduanya mengalami memar dan luka ringan di bagian wajah dan lengan.


Walau demikian Hijiri masih dengan sabar memaafkan Maya. Hijiri terobati dengan kehamilan Maya. Sementara dalam hatinya. Hijiri tahu bahwa rasa cinta Maya pada Masumi tidak pernah pudar selama ini. Selama pernikahannya bersama Maya!


"Sayang, aku tahu...kau sangat bahagia bila berada di dekatnya" kata Hijiri suatu malam di kamarnya dan Maya.


Maya yang terbaring kesusahan karena perutnya yang besar, menutupi wajahnya dengan bantal. Maya merasa malu pada pria di sebelahnya. Dia telah menyakiti hati suami yang telah begitu baik padanya selama ini.


Perlahan Maya menyentuh jemari Hijiri dan mengusapnya lirih...


"Maafkan aku Hijiri, aku...tak bisa menjaga...hatiku" sahut Maya sedih.


Hijiri menggeleng putus asa dan berkata:
"Tidak Maya, aku yang tidak bisa...menjaga hatiku...untuk tidak jatuh cinta pada wanita yang sangat....dicintai oleh atasanku" ujar Hijiri terisak.


Mendengar itu Maya menangis...


Hatinya sangat sedih menyaksikan kehancuran hati suaminya. Dia yang telah menyakiti Hijiri. Merusak rumah tangganya sendiri demi Masumi Hayami, pria yang dia cintai namun meninggalkannya demi perusahaan.


Malam itu Hijiri mendekap erat Maya. Keduanya begitu sedih. Maya merasa bersalah dan Hijiri merasakan hatinya sangat perih. Namun dia menerima semuanya karena begitu banyak budi baik keluarga Hayami pada dirinya.


Sambil mengecup kening istrinya, Hijiri berkata lirih:
"Aku akan selalu menerima apapun keputusanmu, Maya. Jika itu yang membuatmu bahagia dan bisa membalas semua kebaikan keluarga Hayami padaku....aku sanggup menjalaninya"


Maya yang pura-pura tidur, sangat sedih mendengar penuturan suaminya. Airmata menetesi pipinya...


Maafkan aku, Hijiri...
Maafkan aku...
Aku memang istri yang jahat...
Aku memang ibu yang buruk bagi Naori dan calon anak kita...


Kedatangan Masumi ke Yokohama diketahui oleh Shiory. Wanita itu menyusulnya. Namun sayang atas perintah Masumi, Shiory berhasil ditahan oleh Mizuki dan beberapa anak buahnya yang lain. Dengan terpaksa Shiory kembali ke Tokyo. Masumi bisa merajalela menguasai Shiory karena tuan Takamiya telah lama wafat. Sejak beberapa tahun yang lalu, Masumi lah yang menjalankan semua perusahaan besar Takamiya. Begitupun Daito...


Sementara itu Masumi mencoba untuk memulai hubungannya bersama Maya...


Masumi berulang kali meminta maaf pada Maya. Dan memohon agar Maya mau kembali kepadanya. Masumi berjanji akan menikahi Maya bila Maya berpisah dengan Hijiri. 


"Aku berjanji dan bersumpah Mungil, bahwa aku akan menikahimu dan menebus semua kesalahanku meninggalkanmu waktu itu" ucap Masumi sungguh-sungguh sambil berlutut di depan Maya.


Maya hanya bisa menangis. Bathinnya memang masih merindukan sosok Masumi si pengagum rahasianya. 


Beberapa hari setelah itu, Maya merasakan kontraksi pada perutnya. Sepertinya waktu kelahiran anak keduanya akan segera tiba. Dengan semangat Hijiri mengantar Maya ke RS Bersalin.


Ini adalah moment yang paling Hijiri tunggu, kelahiran anak pertamanya dengan Maya.


Masumi pun mengetahui hal tersebut. Dengan sigap pria tampan itu berlalu ke RS bersama Mizuki. Keduanya bertemu dengan Hijiri dan Naori.


Masumi belum mengetahui bahwa Naori adalah putri kandungnya. Sementara Hijiri mendampingi Maya, Naori bersama seorang pelayan menunggu di ruang tunggu. Gadis kecil itu terlihat sangat takut dan gelisah. Dia begitu tak sabar dengan kelahiran adiknya.


TIBA-TIBA!!!


Dari ruang persalinan terdengar bahwa Maya mengalami pendarahan hebat. Hijiri tampak pucat mengikuti dokter ke ruangan lain. Keduanya tampak serius membicarakan sesuatu.


Naori menyadari kejadian yang sedang menimpa sang ibu. Tapi apa daya dia hanya bisa menangis dan menyaksikan ayah tirinya mondar-mandir gelisah. 


Ayah...


Masumi yang sedari tadi memperhatikan itu, menawarkan bantuan apapun untuk menyelamatkan Maya. Hijiri hanya bisa pasrah.


Hijiri sudah sangat bingung dengan situasi yang sedang terjadi. Pria itu menyerahkan segala sesuatunya pada pihak RS. 


Ditengah kepanikan, Naori berharap dan berdoa atas keselamatan ibunya...


Tuhan...aku hanya menginginkan keselamatan untuk ibuku dan adikku....
Selamatkan mereka Tuhan...
Biarkan aku bersama ayah, ibu dan adikku hidup bersama lebih lama...
Biarkan kami...


Gadis kecil itu menangis tak henti, Masumi melihat ke arahnya dan menghampiri Naori.


Pria tampan itu membelai lembut kepala Naori...


"Kau harus kuat gadis kecil! Aku yakin ibu dan adikmu kuat menghadapi segalanya!" 


Naori menatap Masumi dalam sambil mengangguk...


"Terimakasih, paman! Aku pun berharap seperti itu" isak Naori sambil mengusap airmata yang mengaliri pipinya.


Masumi sempat menepuk pundak Naori pelan. Pemandangan itu tak luput dari penglihatan Hijiri. Pria itu menatap keduanya lirih...


Satu sisi dia cemburu dengan kedekatan Naori dan ayah kandungnya. Namun di sisi lain, dia senang bila terjalin ikatan bathin antara Masumi dan Naori.


Dia adalah putri anda, pak Masumi!


Karena situasi memburuk Hijiri menyuruh pelayannya untuk membawa pulang Naori. Dia tidak ingin bila ada hal yang tidak bisa dijelaskan pada Naori terjadi. Gadis kecil itu sempat menolak permintaan Hijiri manja.


"Mengapa ayah? Aku ingin melihat adikku pertama kali. Aku mohon ayah...." rengek Naori sedih pada Hijiri.


Dengan lembut Hijiri membelai kepala Naori dan berkata:
"Nanti ayah akan pulang bersama ibu dan adikmu. Jadi sebaiknya kau persiapkan semuanya di rumah ya" ujar Hijiri.


Naori pun akhirnya mengikuti permintaan sang ayah, ditemani oleh seorang pelayan, mereka kembali menunggu di rumah.


Kemudian...


Beberapa menit setelah itu, terdengar suara tangis bayi dari ruang persalinan Maya. Sontak Hijiri berlari menghambur menuju ruangan tersebut.


DAN!!!


Tangisan itu menghilang...!!!
Tak terdengar lagi!


Dokter mengabarkan bahwa bayi tersebut tak bisa bertahan. Begitupun dengan Maya! Hijiri sempat memandangi Maya yang terkulai lemah dengan mata terpejam di ranjang persalinan. Darah masih menggenangi di sekitar ranjang tersebut.


Pria itu menyentuh jemari Maya sambil terus menciumi keningnya.


Pupus sudah harapannya! Hijiri mencoba menggendong anaknya yang masih merah dan tak bernyawa.


Hijiri tersungkur lemas tak berdaya. Pria itu menangis tersedu sambil terus memeluk jenazah sang bayi. Harapan dan kebanggaannya telah  pergi!


Mengapa seperti ini jadinya? 
Tuhan...mengapa? 
MENGAPAAA?!!!


Dalam masa yang begitu genting, Hijiri yang tengah shock terduduk lemah di lantai. Pikirannya seolah terbang melayang bersama bayi mungilnya...


Masumi sempat menghampiri dan memandangi Maya dengan raut sedih. Sambil membelai pipi Maya, Masumi mengamati wajah wanita yang sangat dicintainya. Di sanalah dia mengetahui bahwa Maya ternyata masih bernafas. Maya masih bisa ditolong! Hal itu membuat Masumi mengatakan dan memohon pada dokter untuk merahasiakan itu dari Hijiri.


Dengan gesit Masumi menemui dokter yang membantu persalinan Maya. Berbagai penjelasan dan alasan, Masumi lontarkan untuk membujuk dokter hingga mau mengikuti keinginan Masumi.


Sementara itu kepergian keduanya membuat Hijiri kehilangan keseimbangan. Pria itu sempat tak sadarkan diri dan dirawat beberapa hari di RS. 


Karena itulah, dia tidak pernah tahu bagaimana proses pemakaman Maya dan anaknya berlangsung.


Hingga hari ketujuh setelah itu, Hijiri masih di RS dan mengurung diri. Pria itu tidak menginginkan bertemu dengan siapapun kecuali Naori. Tidak pernah terbersit dalam pikirannya bahwa Maya masih hidup, walau dia merasakan ada yang ganjil dengan keterangan dokter kepadanya.


Seiring berjalannya waktu, kesehatan Hijiri berangsur membaik. Pria itu setiap harinya mengunjungi pemakaman dimana Maya dan putranya disemayamkan. Dia selalu berharap akan ada keajaiban. Berharap terdengar tangisan bayi di sana. Membayangkan Maya akan menyambutnya disana.


Dan sejak itulah hari-hari Hijiri dan Naori diselimuti awan hitam yang terus membayangi relung hati keduanya. Menjalani hari tanpa ibu bagi Naori dan tanpa istri tercinta bagi Hijiri.


Sementara itu Maya...


Masumi berhasil menyembuhkan Maya. Berbagai cara dan pengobatan dilakukan untuk keselamatan wanita yang sangat dia cintai. Kondisi Maya mulai ada kemajuan setelah beberapa bulan dirawat intensif oleh dokter kepercayaan Masumi.


Pertama kali Maya sadar...


Wanita itu tak mengetahui dengan apa yang terjadi. Yang dia ingat hanyalah putra kecilnya yang sempat menangis sewaktu persalinan itu.


"Di mana anakku?" pertanyaan itulah yang selalu Maya lontarkan kala dia terbangun dari tidurnya.


Dengan penuh kasih sayang Masumi mengurus Maya...


"Mungill...ini aku, apa kau merasa baikan sekarang?" tanya Masumi lirih.


Maya menatap pria di hadapannya bingung...


"Masumi?! Mengapa kau ada di sini? Mana putriku? Dan Hijiri?" tanya Maya kemudian.


Airmata Masumi berlinang mendengar pertanyaan Maya. Dia sangat sedih dengan kondisi Maya. Tubuh wanita itu masih belum bisa bangun dari tidurnya.


Hampir semua sarafnya mengalami kelumpuhan. Maya masih harus menjalani terapi dan pengobatan lainnya. Untuk itu Masumi sempat membawa Maya berobat ke luar negeri.


Apapun akan dilakukan Masumi demi Maya. Dirinya sudah berjanji akan mengurus Maya dan membahagiakannya. Namun Maya merasa semua itu akan menambah bebannya semakin berat.


Di satu pihak, Maya memang masih sangat mencintai Masumi. Namun di pihak lain, hatinya terikat pernikahan bersama Hijiri. Apalagi Masumi tidak pernah tahu bahwa Naori adalah putri kandungnya. Maya tidak ingin Masumi tahu itu!


Karena jika Masumi tahu, dia akan mengambil alih Naori dari Hijiri. Dan tentunya semua harta yang dimiliki Hijiri akan kembali ke tangan Naori yang otomatis akan dikuasai oleh Masumi.


Walau Maya yakin, Masumi tidak akan mempermasalahkan harta apapun dari Naori ataupun Hijiri. Karena dia tidak membutuhkannya! 


Dalam kondisi Maya yang belum pulih benar, dia sempat berjanji akan menjalani harinya dengan pasrah. Hatinya senang bisa berada di sisi Masumi, pria yang sangat dia cintai selama ini.


"Berjanjilah akan selalu bersamaku, Mungiil" ucap Masumi lembut.


Maya terisak mendengar permintaan Masumi. Dengan lemah dia mengangguk dan berkata:


"Sedari dulu, aku sudah berjanji kepadamu Masumi, tapi kau yang pertama mengingkarinya dan meninggalkanku" jawab Maya sedih mengenang kejadian di masa lalu.


Masumi mendekap erat tubuh Maya yang masih lemah...


"Aku sangat mencintaimu, sangat..." desis Masumi pilu.


Keduanya berpelukan!!!


Perlahan Masumi menceritakan kejadian yang sebenarnya. Tentang anak kedua Maya yang tak bertahan dan tentang semua yang terjadi setelah Maya dinyatakan meninggal. Dan tentang semua yang dia lakukan untuk bisa bersama dengan Maya.


Maya menatap Masumi dengan pandangan menerawang kosong...


Sebegitukah dirimu mencintaiku, Masumi...
Aku tak pernah menyangka sebelumnya...
Mengapa tidak sedari dulu kau pertahankan aku?
Masumi...aku masih mencintaimu...


Sejak itulah Maya menjalani harinya bersama Masumi di sebuah rumah di pedalaman kota Yokohama. Tiada seorangpun yang mengetahui hal itu kecuali beberapa orang pelayan dan Mizuki. Maya menganggap, mungkin jalannya sudah harus begini. Seumur hidup dirinya tidak akan menemui dan mengungkit Naori juga Hijiri. Dan mungkin dengan cara ini, dirinya bisa berbahagia bersama Masumi, pria yang sangat dia cintai.


Sedangkan Shiory sendiri pun hanya mengetahui bahwa Maya meninggal dalam ketika usai melahirkan putra keduanya.


Dengan rapi, Masumi dan Mizuki menutupi rahasia tersebut! Hingga waktu berjalan sampai bertahun lamanya. Bertahun-tahun...


<<<<<


Tok...tok...tok...


Pintu kamar Maya diketuk oleh pelayan setianya. Wanita itu sangat cemas dengan keadaan nyonyanya.


"Nyonya...saya mohon...buka pintunya. Izinkan saya membantu nyonya" ucapnya cemas.


Namun pintu itu tak terbuka jua. Pelayan itu berusaha mendobrak pintu....


DAN!!!


Betapa terkejutnya pelayan itu ketika melihat Maya telah terkapar di lantai. Dari lengannya mengalir banyak darah segar.


Maya mencoba bunuh diri untuk yang kedua kalinya!


"NYONYAAA!!!" teriak pelayan itu shock dan ketakutan.


Secepat kilat pelayan yang lainnya memasuki kamar Maya dan membantu menghentikan darah dari pergelangan Maya.


Pelayan yang lain...


"Halo, tuan Masumi. Nyonya Maya mencoba...." namun suara itu terputus karena Masumi sepertinya segera menghambur menuju kediaman Maya.


Sebuah taksi sudah siap membawa Maya ke RS. Dengan wajah cemas dan ketakutan, para pelayan itu mengantar Maya ke RS.


CIIIITTTTTT!!!!


Dengan kecepatan tinggi taksi yang membawa Maya hampir mendekati RS. 


Beberapa menit kemudian, Maya sudah tampak digotong masuk ke dalam ruangan gawat darurat.


Pelayan tua setia itu meremas jemarinya karena cemas. Dia berusaha masuk ke dalam ruangan namun perawat melarangnya.


"Maaf, silahkan tunggu di sebelah sana. Kami akan memeriksa pasien secara intensif!" kata perawat itu sopan.


BBLLAAAMM!!!


Baru saja pintu tertutup, Masumi terlihat tiba di UGD. Dengan langkahnya yang cepat, dia memasuki ruang tunggu dan bertemu dengan para pelayan yang mengantarkan Maya ke RS.


"Tuuaaann" desis pelayan tua itu lemas.


Wajah Masumi benar-benar pucat pasi. Matanya berkaca-kaca seolah sedang menahan genangan airmata di pelupuk matanya. Masumi tidak dapat berkata apa-apa lagi. Masumi memejamkan dan menarik nafasnya berulang kali.


Sebagian hidupnya kini sedang berjuang antara hidup dan mati. Terbersit dalam pikirannya untuk menghubungi Hijiri, namun rasa cemburu dan takut kehilangan Maya, mengurungkan niatnya.


"Mungiil...." gumamnya sendu.


Pria itu mulai mondar-mandir dengan kaki dan tangan yang gemetar. Masumi benar-benar merasakan hal yang paling dia takutkan selama ini.


Bagaimana sebaiknya sekarang?
Apa yang harus aku perbuat untuk membuatmu bahagia?
Ini salahku....semua ini kesalahanku...


Mungiil...seandainya aku bisa kembali mengulang waktu...
Aku yakin semua ini...tidak akan pernah terjadi...
Sampai saat ini...aku masih sangat bingung harus bersikap...
Aku mohon jangan tinggalkan aku seperti ini...


Bertahanlah sayang...
Bertahanlah...


Mungill, jika dulu kau bertahan demi aku...
Namun kali ini bertahanlah demi putri kecilmu...
Bertahanlah demi dia...


Aku berjanji....
Akan mengembalikan kau ke tempatmu di sisinya...
Di sisi gadis kecilmu dan Hijiri...
Mungkin itu yang terbaik...
Mungkin memang harus begini jalan cinta kita...




*****


Sementara itu di kediaman Naori...

Hijiri baru saja kembali dari kantor, ketika gadis kecil itu duduk ditemani seorang pelayan di taman. Di taman itu Naori biasa bersenda gurau bersama ibunya.

Bllam...

"Ayaah...." panggil Naori manja sambil melangkahkan kakinya menghampiri sang ayah.

Hijiri tersenyum manis padanya. Dengan lembut dia merentangkan tangannya untuk mendekap Naori, anak tirinya.

Dengan semangat Naori berlari ke dekapan Hijiri. Keduanya pun saling berpelukan erat.

Anakku...gadis kecilku....

"Maafkan ayah, sayang..." ucap Hijiri lembut penuh penyesalan.

Hijiri merasa selama ini telah mengabaikan Naori. Hati dan jiwanya sungguh menyayangi gadis kecil itu. Apapun akan dia pertaruhkan untuk Naori. Apapun itu...

Aku sangat menyayangimu, nak...
Kau lah anakku...
Kau lah harapanku...
Kau lah pelipur laraku...
Naori....putri kecilku yang cantik...

Hijiri semakin mengeratkan dekapannya. Begitupun Naori...

"Aku sayang padamu, yah" ucap Naori pelan. 

Mendengar ucapan Naori yang begitu menyentuh hatinya, Hijiri tak kuasa menahan airmatanya...

Begitupun pelayan yang menemani Naori, seketika mengusap airmata yang membasahi pipinya.

Perlahan Hijiri membawa Naori masuk. Naori sangat senang dengan sikap ayah tirinya yang tidak biasa. Sudah lama sekali Hijiri tak mendekapnya...

Ayah...
Aku rindu saat-saat ayah mendekapku seperti ini...
Ayah...aku sangat menyayangimu...

Sore itu Hijiri dan Naori menghabiskan waktu bersama di ruang keluarga. Entah mengapa Hijiri merasa lega setelah melampiaskan kemarahan dan beban yang dia alami tadi pagi.

Namun peristiwa di pemakaman sedikit membangkitkan semua harapannya. Walau masih samar-samar, namun hatinya yakin bahwa Maya masih hidup dan dia telah bertemu dengannya di sana...

Kembalilah sayang...
Kembalilah walau hanya untuk Naori...
Aku akan terus menantimu sampai kapanpun...
Aku berjanji sayang...

Sambil terus berdoa dan berharap, Hijiri tampak menikmati kebersamaannya bersama Naori...

Mereka menonton televisi bersama, terkadang terdengar renyah tawa dari Naori. Disusul oleh Hijiri yang terbahak lebih keras.

Seolah merasakan, para pelayan pun menyempatkan berdiam diri dan mengintip kegiatan keduanya. Dari balik pintu, terlihat Hijiri merangkul Naori sembari mencicipi popcorn yang ada di tangan Naori.

Tuaan...nona...
Aku senang mendengar tawa kalian...
Sudah lama sekali...
Lama sekali...





continue to -part 5-

14 komentar:

  1. oooo jd yg nemenin si masumi itu mizuki toh
    gw kirain si shiory . ya kan ? bener ga ? atw gw salah tangkep lg nih ...

    tp kasian ya hijiri ama naori ... mrk taunya maya sudah meninggal ...huhuhuhu ....

    BalasHapus
  2. hahhh
    kalo Mizuki yang nemanin Masumi kenapa ya Maya cemburu
    huaaa masih penasaran !!!!

    BalasHapus
  3. oh iya juga ya .satu2nya yg mungkin dicemburuin sih emg si shiory .tp ini org kan ga tau .
    atau mungkin akhirnya ketauan ya ?

    tp gila juga ya masumi .
    sampe manipulasi kematian maya .

    gw ampe 2 kali komen gini krn
    suka ama angstynya ^^

    BalasHapus
  4. Kayaknya mah itu Mizuki x yach. Soalnya klo Shiory pasti ga bakal rela klo nemenin Masumi begituan sama Maya.

    Masumi egois juga yach. Kenapa ga diceraikan aja tuh Shiory, trus kawin dah sama Maya.

    Jangan lama2 y sis Rose, penasaran nie endingnya. ^^

    BalasHapus
  5. ow ow ternyatahhh...
    poor hijri
    masumi oh masumi...
    mengapa oh mengapa...

    BalasHapus
  6. oohh begitu tph critanyaa.. duh duh duhh..trus trus gmn nasib hijirii... masih ttp binun..* mli oneng,.*

    BalasHapus
  7. Kasihan sama Hijiri...btw kenapa baik Masumi maupun Maya ndak bisa tegas dan mengambil keputusan...mana bisa dengan 2 pasangan....binun.com.....

    BalasHapus
  8. hmmm apa Masumi rela melihat Maya kembali dengan Hijiri ??? apa mau dia ??? berat tuh .



    * otak nakal * udahhh lahhh maya ...ngapain cape2 milih .dua2nya aja ambil ....wekekekekek

    BalasHapus
  9. kyaaa, masumi~ jangan kembalikan maya

    BalasHapus
  10. jadi masumi blm tahu Naori anaknya ya...

    BalasHapus
  11. Kalau Masumi udah tau klo Naori anaknya, ga bakal dia merelakan Maya balik lagi sama Hijiri, yang ada malah Naori bakalan di rebut dari Hijiri....*nyengir

    BalasHapus
  12. hmhmhmhm beneran rela tuh mo balikin maya ke hijiri ?

    BalasHapus
  13. aduh masumi-sama
    simpen aja maya nyah
    ambil naori nyah
    *kejam.com*

    BalasHapus
  14. masumi kok dicerita ini kejam amat, sih...kasian hijiri... T_T, ngapa, ya, kalo baca cerita tentang masumi ingin merebut maya dari orang saya kesel sama si masumi! >.< tapi, yah...sepertinya saya benci simasumi *loh? ini bertentangan dengan para pendapat penggemar TK lainnya.*

    BalasHapus

Frens, pliz comment in here...