Februari 23, 2012

Buku Ini Aku Pinjam -6-








Kediaman Hayami...


Suasana tampak lengang dan sepi. Sepertinya baik Masumi maupun ayahnya sedang tidak berada di rumah besar tersebut.


Beberapa pelayan tampak sibuk seperti biasa membereskan rumah dan lain sebagainya. Tiba-tiba dering telepon mengejutkan suasana tadi. Seorang pelayan bergegas lari ke ruang keluarga untuk mengangkat telepon.


"Halo, kediaman Hayami!" sapanya memulai.


"Halo, aku temannya Masumi! Apa Masumi ada?" tanya seorang dari sebrang sana.


"Oo teman tuan muda, tapi maaf tuan sedang tidak ada. Apa ada pesan?" tanya pelayan sopan.


"Baiklah, tolong sampaikan Hijiri meneleponnya. Terimakasih"


"Baiklah akan saya sampaikan nanti"


Klik!!!


Telepon pun ditutup...


Suasana kembali sunyi senyap...


Berbeda dengan Kediaman Kitajima!


Petugas security baru saja mengantar masuk ketiga gadis remaja yang mencari nona rumahnya. Tak berapa lama security itu keluar kembali menuju posnya di dekat pekarangan depan.


Sementara itu Shiory, Rei dan Mizuki sudah duduk di atas sofa yang sangat empuk di sebuah ruangan cukup luas dengan pemandangan air terjun mini di tengahnya. Suara gemericik air begitu menyejukkan ketiganya, hingga mereka merasa nyaman berada di sana.


Mata Rei menelusuri setiap sudut ruangan di sekitarnya. Dengan wallpaper yang terkesan klasik membuat dirinya tak berkedip sedikitpun.


"Mizuki, apa kau pernah melihat sebelumnya rumah seperti ini?" tanyanya takjub.


Mizuki pun menggeleng, mata dan pikirannya sedari tadi berkata sama, bahwa ruangan yang sedang dia tempati saat ini memang benar-benar sangat menakjubkan. Sama halnya dengan Shiory, gadis  cantik nan kaya itu pun merasakan yang serupa. Dia sangat terkesan dengan keadaan ruangan kediaman Kitajima tersebut.


Ketika ketiganya sedang asyik memperhatikan ruangan itu...


Seseorang dari balik tirai sebuah lorong muncul dan tersenyum ramah, sambil berjalan menghampiri ketiganya!


Sontak mereka sedikit malu dan langsung bersikap kikuk tersenyum...


"Apa kalian teman nona Kitajima?" tanyanya menyapa.


"Iiiya..." jawab Rei gugup.


Orang itu mengangguk mengerti dan berkata kembali:
"Silahkan tunggu, nona baru selesai les piano"


Rei, Mizuki dan Shiory pun hanya mengangguk tanpa bersuara. Sembari memperhatikan kepergian orang tadi dengan bengong.


Les piano?!!!


Tanda tanya besar bertambah dalam benak ketiganya...


Mereka mencoba menenangkan semua pikiran yang hadir. Mereka sudah tak sabar karenanya.


TIBA-TIBA!!!


BLLAMM!!!


Terdengar suara...


"Maaf nona, ada teman yang ingin bertemu dengan nona"


Tak...tuk...tak..tuk!!!
Suara langkah sepatu semakin mendekati ruangan dimana Rei dan kawan-kawan duduk.


"Oooiiyaa?!! Siapa?" jawab suara yang tak asing di telinga ketiganya.


Maya...
Ya...
Itu diaaa...
Maya...


Setelah mendengar suara sahutan tadi, serentak Rei dan Mizuki berdiri menghadap ke arah pintu lorong masuk ruangan. Diikuti Shiory. Ketiganya pun saling bertatapan cemas.


Tak..tuk..tak..tuk...tak!


Langkah sepatu berhenti tepat di depan lorong ruangan tersebut!


DEEGGG!!!


DEEGG!!!


"MAAYYAAA!!!" desis Rei tak percaya melihat siapa yang baru saja datang dan berdiri di sana.


MAYA...KAUKAH ITU????!!!!


Gadis mungil yang dipanggil Maya tadi pun sempat bengong dengan tiga orang teman yang ditemuinya barusan.


Suasana sangat hening...


"Maya, kau kah itu?" tanya Mizuki membuka keheningan.


Namun pertanyaan tadi tak dijawab olehnya. Gadis mungil itu masih terlihat bengong dan memperhatikan satu persatu gadis-gadis remaja seumurannya itu.



*****


Sementara itu di kediaman Hayami...

Terlihat Hijiri barusan dipersilahkan masuk oleh seorang pelayan rumah tersebut.

"Silahkan duduk, tuan muda baru saja berganti pakaian di kamarnya" katanya santun.

Hijiri hanya tersenyum sembari merebahkan punggungnya bersandar di salah satu kursi ruang tamu kediaman Hayami.

Tak berapa lama dari pintu, tampak Masumi datang dan langsung menyapa temannya tersebut.

"Apa kau sudah lama?" 

Hijiri berdiri dan menjawabnya santai:
"Tidak, aku baru saja tiba"

"Ooiya, tadi kau meneleponku? Ada apa?" tanya Masumi lagi.

Hijiri tampak memperhatikan raut wajah temannya tersebut serius. Masumi heran dibuatnya.

"Ada apa Hijiri? Apa kau sakit?"

"Masumi, ada sesuatu yang ingin aku tanyakan padamu. Sebenarnya pertanyaan ini sudah lama muncul dalam benakku, tapi aku sungkan" terang Hijiri serius.

Masumi sedikit mengangkat alisnya, kemudian duduk di kursi depan Hijiri.

"Katakan saja, Hijiri!"

Hijiri meremas jemarinya...

"Masumi, apa kau tidak merindukan Maya?" tanya Hijiri serius.

DEG!!!

Dan pertanyaan itu membuat Masumi kaget hingga matanya terbelalak tak percaya dengan pertanyaan teman di depannya itu.

Masumi terdiam tak langsung menjawab pertanyaan Hijiri, hingga Hijiri berkata:
"Maaf Masumi, aku tidak ingin membuatmu terkejut. Tetapi hal itulah yang aku rasakan sejak Maya pindah sekolah"

Masumi bertambah terkejut dengan penuturan Hijiri. Dia tak menyangka jika Hijiri berani mengatakan hal yang tabu baginya.

Hijiri...
Kau...menyukai Maya rupanya?!!
Benar-benar menyukainya?

Masumi berkilah mengambilkan minuman hangat untuk Hijiri...

"Minumlah dulu!" ucap Masumi sambil meneguk minuman di tangannya.
Tangannya sedikit gemetar dengan keberanian Hijiri tadi.

Masumi...

"Hijiri, untuk apa kau menanyakan hal itu? Aku pikir itu bukan urusanmu!" kata Masumi menutup diri.

"Masumi, memang itu bukan urusanku, tapi sebagai teman...aku hanya ingin mengatakan bahwa mungkin Maya pun merasakan hal yang sama denganmu!" jelas Hijiri sedih.

Apa???!!!

"Apa maksudmu?" tanya Masumi penasaran.

Hijiri berdiri dan mendekati Masumi!!

"Maya sering menceritakan kekesalannya padamu kepadaku. Untuk pertama mungkin itu aku anggap biasa saja. Tapi...tapi itu selalu dia katakan di saat kami bercerita"

Masumi pun semakin bingung. Wajahnya begitu serius menyimak kata demi kata dari mulut temannya tersebut.

"Aku sering cemburu karenanya. Entahlah! Aku benar-benar menyukai dan menganguminya lebih dari teman lainnya!" ucap Hijiri memelas.

Masumi terdiam dan memperhatikan Hijiri dengan seksama. Dari matanya yang bening, tampak berkaca-kaca menahan kerinduannya pada gadis mungil itu.

Hijiri...
Aku pun merasakan hal yang sama...

Aku...aku...
Menyukai gadis mungil itu lebih dari siapapun!
Benar-benar suka dia!

Suka Maya Kitajima!

Tanpa banyak bicara lagi, Hijiri pun pamit pada Masumi. Entah apa yang membuatnya bicara langsung seperti itu kepada Masumi.

Masumi sendiri pun masih tak mengerti dibuatnya...

Sambil memperhatikan punggung Hijiri yang berjalan terus meninggalkan kediamannya, Masumi menatap lirih padanya.

Untuk apa dia katakan semua itu padaku?
Apa dia merasa tenang karenanya??

Tapi itu semakin membuatku ingin tahu kemana perginya Maya?
Apa benar dia menyukaiku?
Atau hanya perasaan Hijiri saja...
Apa aku harus mencari keberadaannya?

Tapi untuk apa?
Dia pergi karena memang tidak ingin bertemu lagi, kan?

Maya...Maya...
Benarkah kau menyukaiku???!!!


*****



Masumi melamun di kamarnya, tiba-tiba pelayan mengetuk pintu kamarnya.

"Tuan muda, ada tamu untuk anda" katanya sopan dari luar kamar Masumi.

Masumi segera membuka pintu kamarnya...

Klleek!!!

"Iya, sebentar lagi aku turun" jawab Masumi santai.

Tak berapa lama pemuda tampan itu turun dan langsung ke ruang tamu.

Matanya terlihat kaget melihat siapa yang berkunjung menemuinya sore-sore begini.

"Kalian!!! Duduklah!" sapanya.

Rei dan Mizuki...

"Maaf Masumi, apa kami mengganggumu?" tanya Rei datar.

"Tidak, kebetulan tadi Hijiri juga ke sini" sahut Masumi santai.

Hijiri???

Rei dan Mizuki saling tatap kaget...

Mendengar itu Mizuki langsung pada hal yang ingin dia katakan pada ketua kelasnya tersebut.

"Masumi, apa kau bisa ikut kami sekarang ke suatu tempat?" 

"Sekarang? Mau kemana memangnya, Mizuki?" Masumi bertanya balik.

"Ada seseorang yang ingin bertemu denganmu. Nanti..." Mizuki belum selesai mengatakan lanjutan ucapannya, namun Rei sudah menyikut tangannya.

Mizuki pun terdiam, Rei menimpali:
"Kami hanya ingin membantumu saja koq"

Masumi menjadi bingung tak mengerti arti ucapannya keduanya. Dahinya mengernyit bimbang...

"Apa maksudnya 'membantuku'?" tanya Masumi ingin tahu.

"Nanti kau juga akan tahu, Masumi. Bagaimana kau maukan?" Rei mendesak.

Masumi pun akhirnya mengangguk pelan. Kemudian dia memanggil supir dan menyuruh mengantarkan mereka ke suatu tempat.

BLLAAMM!!!

Masumi duduk di depan, sedang Rei dan Mizuki di belakang...

"Baiklah, kemana tujuan kita Rei?" tanya Masumi.

Rei tidak memberi jawaban pada pertanyaan Masumi, tapi gadis tomboy itu langsung memberi perintah pada supirnya Masumi.

"Pak supir, tolong bawa kami ke perumahan elit Kitajima!!" perintah Rei lantang.

Mendengar itu tentu saja Masumi sangat terkejut. Matanya terbelalak tak berkedip...

APPPAAAA????!!!
KITAJIMA???!!!!

"Maksud nona, Kitajima Residence?" tanya supir itu kembali.

"Iiiyayaya!!!" sahut Rei masih dengan lantangnya.

Masumi membalikkan tubuhnya menatap Rei dan Mizuki. Rei dan Mizuki pun hanya mengangguk-angguk saja dengan tatapan itu.

Masumi tampak berpikir, terlihat jelas bahwa pemuda itu sedang bingung luar biasa.

Ingin rasanya aku bertanya apa maksud semua ini? Tapi aku takut jika mereka mengetahui perasaanku yang sesungguhnya pada gadis itu...
Sabar...sabar...sebentar lagi aku juga akan mengetahuinya...

Kitajima Residence...
Maya Kitajima...
Apa ada hubungannya???

Tapi bagaimana bisa?
Maya...dan perumahan elit itu?
Perumahan elit kepunyaan keluarga Kitajima...

Ya...perumahan itu...

*****

Sepanjang perjalanan, Rei melamunkan pertemuan sebelumnya di kediaman Kitajima tersebut. Semuanya serasa tidak seperti biasanya. Pertemuan itu tidak membuat ketiga sahabat itu enjoy, bahkan terkesan datar seperti bukan pertemuan sahabat atau reuni.

Gadis mungil yang mereka sebut 'Maya Kitajima' lebih banyak diam dan tersenyum tipis.

Tidak ada obrolan yang berarti! Rei dan Mizuki kecewa dengan itu. Hingga mereka ingin mempertemukan Masumi dengan nona Maya Kitajima. Siapa tahu ada sesuatu yang mencairkan suasana kaku di antara mereka.

Melihat Rei melamun, Mizuki menyenggolnya perlahan...

"Reeei, apa yang kau pikirkan?" tanya Mizuki iba.

"Mizuki, aku masih tidak percaya dengan pertemuan kita tadi. Kenapa sepertinya gadis mungil itu angkuh sekali? Tidak seperti Maya yang biasa kita kenal selama ini!" jawabnya memelas.

"Sudahlah, sekarang kita coba cara yang lain. Kau jangan pesimis dulu" ujar Mizuki sambil menepuk pundak sobatnya itu.

Masumi mendengarkan semua pembicaraan keduanya seksama. Rasa penasaran pun semakin membludak berkecamuk dalam bathinnya.

Tanpa terasa mobil telah memasuki perumahan elit itu. Walau senja sudah begitu gelap membalut awan di angkasa. Ketiganya masih semangat untuk segera menemui nona Kitajima tersebut.

Kiiitttt!!!

"Sudah sampai, tuan, nona!" kata supir itu santun.

BBLAAMM!!!

Ketiganya serentak turun dari mobil dan Rei langsung mendekati pos security seperti sebelumnya.

Seorang security pun langsung menyambut mereka hangat...

"Selamat sore, nona. Apa ada yang bisa saya bantu?" tanyanya kemudian.

"Maaf pak, kami sudah ke sini tadi. Kami ingin bertemu dengan nona Kitajima lagi"

Security itu sedikit berpikir dan menyelidik ketiganya dari atas ke bawah.

"Tapi maaf nona-nona, sepertinya nona rumah akan pergi sebentar lagi" jawabnya.

Belum lagi Rei menanyakan lebih lanjut, terlihat sebuah mobil menyinari mereka dari arah rumah itu.

Sinar silau mulai mengaburkan pandangan ketiganya...


Semakin lama sorot lampu mobil itu semakin mendekati mereka...


DAANN!!!


Kaca belakang pun sedikit terbuka, seraut wajah tersenyum kepada ketiganya...
Laju mobil yang begitu lambat, membuat Masumi sempat melihat dan memperhatikan siapa yang ada di dalamnya.


"Mayaa..." desisnya pelan.


Gadis itu begitu tersenyum tulus pada ketiganya. Tak sempat dia mengucapkan kata-kata. Laju mobil kembali cepat meninggalkan Mizuki, Rei dan Masumi.


Tiba-tiba...


"MAYAAAA!!! TUNGGUUUU!!!!!!" teriak Masumi sambil berlari mengejar mobil itu.


Eeeehh....Masumi!!!


Rei dan Mizuki pun berlari kecil mengikuti Masumi yang berusaha mengejar mobil yang ditumpangi nona rumah tersebut.


Akhirnya mobil itu berhenti!!!


KLLEEKK!!!


Pintu mobilpun terbuka perlahan, seorang gadis mungil keluar...


Masumi berdiri kaku berjarak satu meter dari mobil itu. Rei dan Mizuki tepat di belakangnya.


Semuanya terlihat bengong dan kaget...


"Maya..." ucap Masumi pelan.


"Kau....Maya Kitajima, kan?" tanya pemuda itu meyakinkan.


Namun gadis itu hanya tersenyum dan mengangguk saja. Dia tak menjawabnya!


Masumi mendekatinya dan menatap dari dekat gadis mungil yang berada di depannya. Sambil menjulurkan tangannya pada gadis itu.


"Apa kau masih mengingatku, Maya?" tanyanya kemudian.


Gadis itu menyambutnya hangat. Lalu dia mengambil sebuah catatan kecil dari dalam saku kemejanya dan memberikannya pada Masumi.


BBLLAAMMM!!!


Gadis itu kembali ke dalam mobilnya. Mobil itu pun berlalu dari hadapan ketiganya.


Masumi masih terdiam memperhatikan kepergian gadis itu. Catatan kecil itu belum sempat dia baca.


Rei dan Mizuki segera menghampiri Masumi dan menyadarkannya dari lamunan.


"Masumi, apa isi catatan di tanganmu?" tanya Mizuki penasaran.


Masumi masih diam...


"HEEY, MASUMIII!!!" panggil Rei agak keras.


"Eh...oh...iiya. Ini bacalah!" jawab Masumi sembari memberikannya pada Rei dan Mizuki.


Ketiganya mulai membaca catatan kecil tersebut:




Aku sangat senang bisa bertemu kalian
Maaf, aku tak bisa bicara banyak dengan kalian
Maaf, bila aku mengecewakan kalian
Aku harap kalian bisa mengerti keadaanku
Biarkan aku sendiri untuk saat ini...
Suatu hari nanti aku pasti akan kembali
Dan akan menjelaskan semuanya

Terimakasih telah datang mengunjungiku
bye-bye
Ms.Kitajima



Sejak saat itu, baik Rei, Mizuki maupun Masumi tak pernah mendatangi kediaman itu lagi.

Sangat jelas di tulis di dalam catatan kecil itu bahwa gadis mungil yang mereka kenal kini tidak ingin bertemu lagi dengan mereka.

Masumi terlihat sangat sedih, begitupun Rei dan Mizuki. Mereka begitu kecewa dengan isi catatan kecil waktu itu.

DAN...

Kepedihan itu terus melekat di ingatan masing-masing. Tak akan pernah lupa dan hilang begitu saja...

3 tahun sudah berlalu...

Kini anak-anak remaja itu sudah berada di bangku kuliah. Rei dan Mizuki kuliah di universitas yang sama di Tokyo. Sedang Masumi melanjutkan kuliahnya di luar negeri.

Pemuda tampan, sang mantan ketua kelas itu masih selalu mengingat Maya Kitajima dalam hatinya.

Perasaan kagum dan suka yang telah lama ia pendam, masih jelas terukir dan akan selalu dia ukir di relung hati terdalamnya.

Sore itu di apartemennya...

Masumi melamunkan pertemuannya dengan Maya yang diawali kala ia masuk bangku SMA.
Semuanya begitu sangat ajaib baginya. Gadis mungil nan lugu itu begitu menawan hatinya.

Maya Kitajima...
Dimana kau sekarang?

Aku yakin, kau pun sekarang sedang kuliah...
Apa kau sudah benar-benar melupakanku?
Rei dan Mizuki?

Maya...
Ada sesuatu yang belum kau ketahui...
Tentang rasa yang kusimpan selama ini padamu...

Aku hanya berharap bisa mengatakannya...
Apa kau tahu itu??

Entah sampai kapan...

Maya...
Mayaaa...




*****



Beberapa tahun telah berlalu...

Masumi kembali ke Tokyo...

Kini remaja belasan tahun itu telah berubah menjadi seorang pria tampan dan sangat berkharisma. Yang sudah pasti sudah lebih matang dalam berpikir.

Kakinya baru saja menginjak tanah kelahirannya tersebut. Wajahnya begitu sumringah menghirup udara di kala senja hari itu.

"Hhhmmm...aku pulang" gumamnya haru.

Tanpa buang waktu lagi, pemuda tampan itu segera bergegas keluar dari terminal kedatangan. Tak butuh waktu lama, matanya langsung bisa menangkap supir yang sudah diperintah untuk menjemputnya oleh Eisuke, ayah tirinya.

"Selamat datang kembali, tuan muda" sapa supir itu ramah.

Masumi tersenyum tulus padanya...

"Terimakasih, pak" sahut Masumi.

Selang beberapa menit, mereka pun telah berada di mobil...

"Apa tuan muda akan langsung ke rumah?" tanya supir kemudian.

Masumi berpikir sejenak...

"Aku ingin kita ke satu tempat terlebih dulu" kata Masumi.

"Baiklah, kemana tuan muda?

"Kitajima Residence!"

"Haah?! Oh iiya tuan, baiklah" jawab supir itu ragu.

Mobilpun segera meluncur ke arah perumahan elit tersebut. Masumi memandangi keluar jendela. Wajahnya seperti menyimpan sesuatu.

Aku hanya ingin memastikan, apakah benar kejadian waktu itu? 
Rasanya seperti mimpi bertemu gadis itu di sana...
Apakah dia masih di sana?

Maya...

Mobil berhenti karena jalanan Tokyo macet total. Masumi menyandarkan bahunya di jok mobil. Menghilangkan penat dan lelah selama perjalanan jauhnya.

Hhhhmmm...

Matanya mulai terpejam perlahan. Rasa kantuk pun hadir sesaat, hingga tiba-tiba menangkap sesosok yang dia kenal berjalan di bawah payung motif bunga-bunga.

Tunggu...
Bukankah itu...

Masumi menajamkan matanya melihat sosok itu. Dengan pasti dia yakin bahwa dia sangat mengenal sosok tersebut. Meski ada banyak perubahan pada sosoknya, namun Masumi sangat ingat semua tentang sosok tadi.

Maya Kitajima...
Yaa...itu dia!!

Ceekklleekk!!!

BBLLAAM!!!

Masumi segera mengikuti sosok Maya tadi. Jalanan masih macet tak bergerak.

Kemana dia? Mengapa dia berjalan kaki? 

Masumi terus membuntuti kemana perginya gadis itu. Ternyata gadis itu masuk ke sebuah cafe.

Cafe???
Untuk apa dia kesana?

Cafe itu bukan cafe elit?

Masumi semakin penasaran dengan yang dia lihat. Gadis yang dia kejar masuk ke sebuah cafe kecil. Padahal penampilannya sungguh terlihat mengesankan. Penampilan seorang bangsawan tentunya!

Perlahan Masumi pun masuk ke dalam cafe, namun gadis itu tak ada. Masumi bingung, padahal dia sangat yakin kalau gadis itu masuk ke sana. 

Masumi mencoba tenang dan duduk di salah satu kursi di pojok cafe. Matanya mulai memperhatikan satu persatu tamu yang ada.

Tak berapa lama...

Masumi melihat gadis itu keluar dari sebuah ruangan staf cafe. Kini dia berganti pakaian yang sangat sederhana dengan celemek melekat di pakaian tersebut.

Masumi terpelongo tak percaya!

Apa-apaan ini?
Mengapa dia kerja di sini?
Bukankah dia Maya?

Dengan kekayaannya...
Mungkinkah ada yang salah?
Atau apa?

Maya menjadi pelayan?
Pelayan sebuah cafe kecil seperti ini?
Ada apa ini?

Apa yang sebenarnya terjadi denganmu?
Maya Kitajima...




sambung ke -7-


10 komentar:

  1. Kok bengong???....Beatrix

    BalasHapus
  2. kenapa maya?ada temen2nya kok bengong...amnesia?ato ada kembaran maya?....yah berspekulasi dech...lanjuuuut

    BalasHapus
  3. wah, apa yg terjadi dgn maya?

    BalasHapus
  4. Wah sejak kapan Maya menyebut dirinya ms.Kitajima...kemajuan tuhhh....

    BalasHapus
  5. hueeehh...apa keluarga maya jd bangkrut?

    BalasHapus
  6. Kitajima residence....lalu maya kerja di cafe???? ooo lagi ditraining sama ortunya kali yaaaa... sama kayak masumi dulu....sotoy.com beraksi nih.... ditunggu kelanjutannya

    BalasHapus
  7. aduuuh, makin penasaran euy, lanjtkan, lebih cepat lebih baik hehe

    BalasHapus
  8. blm lanjuut lg sis rosa? kyanya bentr lg ada tragedi niih?! (sotoy dah guaa)

    -mala-

    BalasHapus
  9. Aduh semakin bingung dengan keadaan sekali waktu anak orang kaya sekali waktu jadi pelayan cafe? Ada apa ini.....penasaran, hayoooo dilanjut dong sist Rosa kok lama sekali lom di update....

    BalasHapus

Frens, pliz comment in here...